14 Ciri Bioteknologi Konvensional dan Modern beserta Perbedaannya
Mengetahui perbedaan bioteknologi konvensional dan modern ternyata dapat dilakukan melalui pengenalan ciri-cirinya. Simak penjelasannya di artikel ini!
14 Ciri Bioteknologi Konvensional dan Modern beserta Perbedaannya – Bioteknologi konvensional dan modern tidak hanya dapat dibedakan melalui metode produksinya saja.
Beberapa ciri-ciri bioteknologi konvensional ternyata juga menjadi pembeda yang signifikan dari bioteknologi modern.
Artikel kali ini akan membahas tentang apa saja ciri-ciri bioteknologi konvensional dan modern yang mudah untuk kamu pahami.
Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern
Daftar Isi [hide]

Perbedaan bioteknologi konvensional dan modern menunjukkan adanya evolusi dan kemajuan dari yang tadinya masih tradisional menuju modern.
Terdapat beberapa perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern yang terbagi dalam:
1. Metode Produksi
- Bioteknologi Konvensional: Menggunakan metode tradisional dan alamiah, seperti fermentasi dengan mikroorganisme tertentu tanpa melibatkan modifikasi genetik.
- Bioteknologi Modern: Melibatkan rekayasa genetika untuk mengubah secara khusus sifat-sifat organisme atau menghasilkan produk dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan.
2. Penggunaan Teknologi
- Bioteknologi Konvensional: Menggunakan peralatan sederhana dan metode tradisional, tidak terlalu bergantung pada teknologi tinggi.
- Bioteknologi Modern: Menggunakan teknologi canggih seperti PCR, kloning gen, dan bioinformatika untuk analisis dan manipulasi DNA.

Advertisement
3. Modifikasi Genetik
- Bioteknologi Konvensional: Tidak melibatkan modifikasi genetik atau manipulasi gen secara langsung.
- Bioteknologi Modern: Melibatkan modifikasi genetik untuk mencapai sifat-sifat tertentu pada organisme atau menghasilkan produk dengan kualitas yang diinginkan.
4. Fokus Aplikasi
- Bioteknologi Konvensional: Umumnya fokus pada produksi makanan dan minuman tradisional, seperti tempe, kecap, dan tahu.
- Bioteknologi Modern: Aplikasinya lebih luas, mencakup pengembangan obat-obatan, vaksin, tanaman transgenik, dan produk-produk bioteknologi tingkat tinggi.
5. Keberlanjutan
- Bioteknologi Konvensional: Prosesnya cenderung sederhana dan dapat diimplementasikan secara lokal, dengan lebih sedikit dampak lingkungan.
- Bioteknologi Modern: Dapat melibatkan produksi massal dan penggunaan teknologi tinggi, yang dapat memiliki dampak lingkungan yang lebih besar tergantung pada aplikasinya.
6. Sumber Daya Biologi
- Bioteknologi Konvensional: Memanfaatkan sumber daya biologi yang tidak dapat diproduksi dalam jumlah besar, seringkali dilakukan secara sederhana.
- Bioteknologi Modern: Bisa melibatkan produksi dalam skala besar dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika untuk meningkatkan hasil dan efisiensi produksi.
7. Integrasi Pengetahuan
- Bioteknologi Konvensional: Melibatkan pengetahuan dan metode tradisional dalam proses pengembangan produk.
- Bioteknologi Modern: Lebih tergantung pada pengetahuan ilmiah dan teknologi tinggi dalam pengembangan dan produksi produk.