7 Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contohnya Bahasa Indonesia

7 Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contohnya Bahasa Indonesia – Pernahkah Anda belajar tentang kalimat efektif? Tentu Anda pernah belajar tentang kalimat efektif di sekolah dasar bukan? Sejak masa sekolah dasar, pelajaran terkait kalimat efektif dalam bahasa Indonesia sudah ditanamkan, termasuk ciri-ciri kalimat efektif dan contohnya. 

Kerap kali orang merasa bingung dengan pengolahan kalimat efektif secara luas. Jika hanya secara dasar saja, mungkin Anda sudah sangat paham. Tak perlu khawatir lagi, sebenarnya belajar kalimat efektif sangatlah mudah. Asalkan Anda mengerti ciri-ciri dan ketentuan dalam kalimat efektif. 

Mengenal Lebih Dekat Kalimat Efektif

unsplash.com

Sebelum merambah pembahasan tentang ciri-ciri kalimat efektif dan contohnya, ada baiknya Anda mengenal lebih baik tentang makna kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat baku yang tata bahasanya sesuai dengan kaidah EYD dan punya struktur yang rinci. 

Selain strukturnya yang rinci, unsur dalam kalimat efektif juga harus tertata sesuai kaidah kebahasaan. Kalimat efektif tidak memerlukan banyak kosa kata yang bertele-tele. Kalimat ini akan langsung menjelaskan maksud dari kalimat itu sendiri. Bahasanya logis dan sistematis, serta mudah dipahami. 

Ragam Ciri-ciri Kalimat Efektif dan Contohnya

Setelah mengenal tentang pengertian kalimat efektif, selanjutnya Anda perlu belajar ciri-ciri kalimat efektif secara umum. 

Dari ciri-ciri kalimat efektif dan contohnya, Anda akan lebih paham dan bisa mengaplikasikan kalimat ini. Langsung saja, berikut ini beberapa ciri-ciri kalimat efektif yang perlu Anda ketahui:

1. Punya Bentuk yang Sejajar

Ciri pertama kalimat efektif adalah punya bentuk kalimat yang sejajar. Apa maksud bentuk yang sejajar? Dalam bahasa Indonesia, Anda mengenal berbagai macam kosa kata. Anda juga tentu mengenal kata imbuhan. 

Ketika imbuhan ini dilekatkan pada satu kata, maka akan menjadi bentuk kata berimbuhan dan punya makna yang berbeda dari kosa kata awal. Bentuk kalimat berimbuh inilah yang dikatakan harus sejajar. 

Saat Anda meletakkan satu kata berimbuhan me- maka kata yang sejajar dengannya juga harus punya imbuhan me-. Hal ini berlaku untuk semua bentuk imbuhan. Agar lebih paham, berikut ini contohnya:

Ani membuat kue lalu meletakkannya di atas piring dan dimakannya sampai habis. (Contoh kalimat tidak efektif) 

Maka seharusnya menjadi:

Ani membuat kue lalu meletakkannya di atas piring dan memakannya sampai habis. 

Pada kalimat pertama, jelas itu bukan kalimat efektif. Mengapa? Karena pada kalimat tersebut terdapat bentuk kata yang tidak sama. Terdapat kata berimbuhan me-, namun di akhir kalimat kata kerjanya berimbuhan di-. 

Tentu ini tidak sesuai dengan ciri kalimat efektif, maka yang benar adalah kalimat kedua. Semua kata verba dalam kalimat tersebut bentuknya harus sama, yakni berimbuhan me- sesuai dengan ciri kalimat efektif. 

2. Struktur Kalimatnya Sepadan dan Lengkap

Ciri kalimat efektif yang kedua adalah terkait strukturnya. Struktur kalimat efektif disusun secara sepadan dan unsurnya lengkap. Agar lebih jelas, berikut ini ada poin yang perlu Anda catat beserta contohnya:

Struktur kalimat efektif, punya minimal dua unsur utama. Nah, yang dimaksud unsur utama adalah subyek dan predikat. Adanya dua unsur inilah yang akan dinamakan sebuah kalimat. Tanpa dua unsur utama ini, maka tidak bisa dinamakan kalimat efektif. 

Contohnya: Budi sedang membaca. (Kalimat ini sudah bisa dikatakan kiamat efektif karena mengandung dua unsur utama dan penyampaiannya tidak berbelit-belit)

Subyek kalimat, selalu berada di awal. Tidak ada preposisi atau unsur yang melekat pada subyek dan terletak di awal kalimat. Bentuk subyek harus benar-benar murni subyek itu sendiri. 

Contohnya: 

Para siswa siswi diperintahkan untuk masuk kelas. (Kalimat tidak efektif)

Siswa siswi diperintahkan untuk masuk kelas. (Kalimat efektif)

Bisa Anda lihat dan bandingkan kedua kalimat di atas. Kalimat pertama menggunakan preposisi dalam kata ‘para’ yang menempel pada kata siswa siswi. 

Struktur kalimat tidak memiliki konjungsi setelah subyek. Sama halnya dengan kasus preposisi, subyek pada kalimat efektif tidak mengandung keterangan apapun yang menempel padanya. 

Contohnya: 

Ani yang itu duduk di bangku depan. (Tidak efektif)

Ani duduk di bangku depan. (Efektif)

Dari contoh di atas, kalimat pertama memiliki subyek yang diikuti keterangan atau penghubung yang menjelaskan tentang Ani. 

Dalam kalimat efektif seharusnya subyek berdiri sendiri tanpa penghubung ataupun keterangan, maka kalimat yang benar adalah contoh kedua. 

Tidak ada double subyek dalam satu kalimat. Dalam satu kalimat memang terkadang mengharuskan adanya dua subyek. Namun, subyek utama biasanya diganti dengan kata ganti orang. Agar lebih jelas, berikut contoh kalimatnya:

Ahmad menulis satu buku sehingga Ahmad kelelahan. (Tidak efektif)

Ahmad menulis satu buku sampai lelah. (Efektif)

Kedua kalimat di atas menunjukkan perbedaan dalam penggunaan subyek. Kalimat pertama menggunakan dua subyek, yang menyebabkannya tidak efektif. 

Sedangkan kalimat kedua menggunakan kata ganti orang untuk menyempurnakan kalimatnya, sehingga kalimat kedua lebih efektif dibandingkan kalimat pertama. 

3. Makna Kalimat Jelas

Kalimat yang efektif, selalu mudah dipahami maksudnya. Untuk menjadikannya jelas, Anda harus menyusun struktur kalimat dengan baik, sehingga pembaca bisa paham maksud kalimat dalam sekali baca saja. 

Meskipun secara umum subyek terletak di awal, namun dalam kalimat efektif ada juga yang subyeknya diletakkan di tengah atau akhir. Hal ini bisa saja terjadi asalkan struktur Kalimatnya benar dan jelas. 

Contoh kalimat: 

Kamu bacalah buku hingga paham. (Tidak efektif)

Bacalah bukumu hingga paham. (Efektif)

Saat membaca kalimat pertama, tentu Anda akan merasa bingung dengan maksudnya. Hal ini karena subyek yang diletakkan di awal tidak tepat dengan struktur kalimat yang ada. Sedangkan kalimat kedua bisa dipahami dengan jelas.

Inilah yang dikatakan sebagai struktur kalimat efektif dengan subyek di akhir. Walaupun letak subyeknya di akhir, namun susunan kalimatnya tetap bisa dipahami dengan jelas dan tidak bertele-tele. Dengan begitu, maka kalimat seperti ini masih digolongkan sebagai kalimat efektif.

4. Kalimatnya Efisien

Dalam beberapa bacaan, Anda mungkin sering menjumpai dua kata yang punya makna sama namun dalam satu kalimat. Kalimat seperti ini tentu sangat tidak efisien alias pemborosan kata, sedangkan kalimat efektif punya ciri-ciri yang efisien. 

Penggunaan katanya jelas dan langsung pada poinnya. Ciri yang satu ini mudah dikenali dengan susunan kalimat yang singkat padat jelas. Simak contohnya di bawah ini:

Para hadirin sekalian yang hadir di acara ini. (Tidak efektif)

Hadirin di acara ini. (Efektif)

Kalimat pertama di atas mungkin seringkali Anda dengar pada sebuah pidato. Namun, sebenarnya kalimat tersebut sangat tidak efektif dan efisien. Kalimat pertama memiliki beberapa kata yang punya makna yang sama dan diletakkan dalam satu kalimat sekaligus. 

Kata yang dimaksud adalah ‘para’, ‘sekalian’, ‘yang hadir’. Kata para sudah menunjukkan sifat jamak atau banyak, begitu pula dengan kata ‘sekalian’. Maka kedua kata tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan dalam kalimat di atas. 

Ditambah lagi dengan adanya kata ‘hadiri’ yang sudah menunjukkan kata jamak atau banyak, maka pembenarannya bisa Anda baca pada kalimat kedua. 

Kalimat kedua hanya menggunakan satu subyek yang sudah menunjukkan sifat banyak. Kalimat tersebut disusun secara singkat, padat, dan jelas. 

5. Kalimat Logis

Salah satu ciri khas kalimat efektif adalah jelas dan logis. Artinya, dalam kalimat ini tidak ada kata yang makanya ambigu atau janggal. Struktur dan pemilihan katanya jelas. Agar lebih paham, berikut ini contoh kalimatnya:

Dia adalah lelaki buaya. (Tidak efektif)

Dia adalah lelaki yang suka memainkan wanita. (Efektif)

Jika dibaca sekilas, mungkin Anda sudah paham dengan makna kata buaya. Namun, kata buaya di sini bukan kata logis untuk ditempelkan pada kata lelaki. Orang yang tidak tahu maknanya akan bingung saat mendapati kata buaya di sini. 

Sehingga kalimat pertama tidak menggambarkan kalimat efektif. Sebaliknya, kalimat kedua sudah menggambarkan kalimat efektif karena menggunakan kata-kata yang lebih logis. 

6. Penulisan Kalimatnya Sesuai EYD

EYD merupakan singkatan dari Ejaan Yang Dibenarkan. Dalam hal ini, ejaan kalimat harus sesuai standar bahasa Indonesia, sehingga kalimat bisa dikatakan efektif. Kalimat efektif harus menggunakan kata yang baku. 

Selain ejaan katanya, ejaan tanda baca juga harus sesuai. Jika kalimat tanya, maka tanda bacanya harus memakai tanda tanya. Sedangkan kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru. Begitu pula dengan kalimat lainnya, tanda bacanya juga disesuaikan dengan jenis kalimat. 

Contoh:

Aku butuh pegawai berkwalitas. (Tidak efektif)

Saya membutuhkan pegawai yang berkualitas. (Efektif)

Kalimat pertama tidak dikatakan efektif karena menggunakan kata aku (tidak baku), dan kata kwalitas (tidak baku). Pembenarannya ada pada kalimat kedua yang memakai kata-kata baku. Aku diganti dengan kata saya, dan kwalitas diganti dengan kualitas.  

Contoh lain:

Bukalah buku sejarahmu. (Tidak efektif)

Bukalah buku sejarahmu! (Efektif)

Dua kalimat di atas, sudah jelas perbedaannya. Kalimat pertama tidak menggunakan tanda baca yang benar, padahal kalimat tersebut adalah perintah. Sedangkan kalimat kedua sudah menggunakan tanda baca yang benar, yakni tanda seru. 

7. Sistematis

Ciri-cirinya kalimat efektif selanjutnya adalah sistematis. Sistematis artinya, susunan kalimatnya berurutan dan menghasilkan makna kalimat yang mudah dipahami. Secara umum, susunan kalimat yang sistematis adalah SPOK. 

Namun, susunan tersebut dikecualikan untuk kalimat perintah dan tanya. Pada kalimat tanya, subyek biasanya ada di tengah. Sedangkan pada kalimat perintah, subyek biasanya ada di akhir kalimat. Untuk lebih jelasnya, berikut ini contoh kalimatnya:

Di dapur, memasak nasi goreng Andin. (Tidak efektif)

Andin memasak nasi goreng di dapur. (Efektif)

Siapapun yang membaca kalimat pertama, pasti akan merasa bingung dengan maknanya. Kalimat tersebut tidak disusun secara sistematis, sehingga susah dipahami. Sedangkan kalimat kedua sudah sistematis dan sangat mudah dipahami. Contoh lainnya adalah:

Tidurlah kamu di kamarmu! (Tidak efektif)

Tidurlah di kamarmu! (Efektif)

Kedua kalimat di atas sekilas terlihat sistematis. Namun, kalimat pertama tidak efektif karena ada pemborosan subyek, ada kata ‘kamu’ dan ‘-mu’. Kalimat yang benar dan sistematis adalah yang kedua. Hanya ada kata ‘mu’ untuk menunjukkan makna kalimat di atas. 

Berbagai ciri-ciri kalimat efektif dan contohnya tersebut, bisa menjadi wawasan pembelajaran untuk Anda yang kurang paham tentang penyusunan kalimat efektif. 

Ciri-ciri di atas juga akan memudahkan Anda untuk menyusun kalimat yang baik dan benar. Poin terpentingnya adalah kalimat yang tersusun punya makna dan susunan yang jelas. 


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah