Contoh Akulturasi di Lingkungan Masyarakat Indonesia yang Ada Sampai Sekarang
Contoh Akulturasi di Lingkungan Masyarakat Indonesia yang Ada Sampai Sekarang – Sejak ribuan tahun yang lalu bangsa Indonesia telah menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain di seluruh penjuru dunia.
Maka tidak mengherankan apabila kemudian terjadi sebuah akulturasi budaya.
Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa akulturasi merupakan pertemuan beberapa budaya yang kemudian menghasilkan suatu budaya baru yang saling mempengaruhi.
Terjadinya Akulturasi di Indonesia
Daftar Isi
Daftar Isi
Proses akulturasi di Indonesia telah terjadi sejak kedatangan bangsa-bangsa Austronesia sejak ribuan tahun yang lalu.
Selain itu datangnya pedagang-pedagang India yang datang pada awal milenium pertama turut memberi warna terhadap akulturasi budaya yang ada di nusantara.
Bukan itu saja masuknya agama islam dan kedatangan bangsa-bangsa eropa di nusantara juga turut memberi warna baru dalam budaya yang ada di Indonesia.
Melihat fakta yang demikian dapat disimpulkan sangat sulit untuk mencari sesuatu yang benar-benar asli budaya yang ada di Indonesia.
Sebab, budaya apapun yang ada di Indonesia saat ini, bila boleh jujur merupakan hasil akulturasi dengan budaya dari bangsa lain.
Selain di bidang budaya, akulturasi yang terjadi di Indonesia terjadi dalam berbagai lini kehidupan.
Mulai dari sistem kepercayaan, bahasa, sampai dengan makanan dan pakaian.
Seiring dengan berjalannya waktu, beberapa hasil akulturasi yang pernah terjadi di Indonesia sudah banyak yang ditinggalkan.
Tetapi, beberapa hasil dari akulturasi ini masih ada yang lestari hingga sekarang.
Apabila kamu ingin mengetahui apa saja hasil akulturasi di Indonesia yang masih ada sampai sekarang, baca terus artikel ini sampai selesai.
Contoh Akulturasi di Lingkungan Masyarakat Indonesia
Di bawah ini adalah contoh-contoh akulturasi di lingkungan masyarakat Indonesia yang terlihat hingga saat ini.
1. Nasi Goreng
Contoh akulturasi di lingkungan masyarakat Indonesia pertama adalah kuliner.
Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti sudah mengenal salah satu makanan paling populer di Indonesia ini.
Makanan yang pernah dinobatkan sebagai salah satu makanan paling lezat di dunia yang berasal dari Indonesia ini bisa disantap di segala suasana baik di waktu pagi, siang, maupun malam.
Namun, siapa sangka makanan yang juga sering disebut makanan rakyat ini aslinya bukan berasal dari Indonesia melainkan dari Tiongkok.
Dahulu, makanan ini hanya dinikmati oleh masyarakat keturunan Tiongkok saja. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu makanan ini telah bisa dinikmati oleh semua masyarakat.
Dalam perjalannya nasi goreng telah mengalami banyak perubahan baik dari tekstur maupun bumbu yang digunakan.
Nasi goreng yang kita kenal sekarang sudah jauh berbeda dengan nasi goreng yang disantap para pedagang Tiongkok pada ratusan tahun silam.
Hal ini dikarenakan bumbu yang digunakan telah memakai bumbu yang mudah ditemui di nusantara.
Keberadaan nasi goreng merupakan bukti bahwa akulturasi juga bisa terjadi dalam makanan.
2. Selat Solo
Jika kamu sedang berwisata ke Solo ada satu hidangan wajib yang kamu santap.
Hidangan itu bernama Selat Solo atau yang juga sering disebut dengan Bistik Jawa.
Salah satu contoh akulturasi di lingkungan masyarakat Indonesia bidang kuliner yang masih terjaga hingga sekarang.
Siapa sangka apabila makanan yang telah menjadi makanan khas dari kota bengawan ini merupakan hasil akulturasi antara budaya Jawa dengan budaya Eropa.
Makanan ini tercipta karena di masa lalu penguasa Solo memerintahkan kepada ahli masaknya untuk membuat makanan yang belum pernah ada.
Setelah melakukan sejumlah percobaan, sang ahli masak pun membuat inovasi dengan memadukan cara memasak eropa dengan menggunakan bumbu-bumbu dari Jawa. sehingga kemudian terciptalah Selat Solo.
3. Lumpia
Lumpia adalah salah satu makanan yang sangat populer di Indonesia dan merupakan salah satu contoh makanan hasil akulturasi budaya. Lumpia berasal dari Tiongkok dan diadaptasi oleh masyarakat Indonesia.
Lumpia terdiri dari kulit lumpia yang diisi dengan sayuran, daging, atau udang, dan kemudian digoreng dalam minyak panas.
Di daerah asalnya lumpia isian lumpia terkadang menggunakan daging babi dan memakai arah.
Namun, karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut agama islam. Maka isiannya diubah dengan daging yang boleh dikonsumsi umat muslim dan tidak lagi menggunakan arak.
4. Kecap Manis
Kecap manis yang kita kenal sekarang merupakan hasil akulturasi budaya antara Indonesia dan Tionghoa.
Kecap manis memiliki rasa yang lebih manis dan kental dibandingkan kecap asin. Kecap manis dibuat dengan menambahkan gula merah pada kecap asin.
Proses pembuatan kecap manis ini kemudian diadaptasi oleh masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu bumbu yang sangat penting dalam masakan Indonesia.
Melalui proses akulturasi budaya, kecap manis telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia dan menjadi warisan budaya yang kaya dan beragam.
Akulturasi budaya di Indonesia menunjukkan bahwa keragaman budaya dapat menjadi kekuatan dalam memperkaya kebudayaan suatu bangsa.
5. Baju Koko
Bagi umat muslim di Indonesia baju koko identik dengan pakaian orang muslim laki-laki yang hendak akan mengikuti atau melaksanakan kegiatan keagamaan.
Saking identiknya pakaian ini untuk urusan keagamaan. Sampai-sampai muncul suatu pandangan bahwa siapa saja yang memakai baju koko merupakan orang muslim.
Namun, siapa sangka apabila sebenarnya pakaian yang populer disebut dengan baju koko ini mendapat pengaruh sangat besar dari budaya tionghoa.
Nama ‘koko’ yang disematkan pada baju ini menjadi tanda bahwa dulu baju ini hanya dipakai oleh pria tionghoa saja.
Berdasarkan sejumlah catatan dikatakan bahwa baju koko merupakan baju peranakan tionghoa. Namun, dengan seiring berjalannya waktu. Kini baju koko telah memiliki perubahan yang sangat besar.
Baju yang semula dipakai keturunan Tionghoa kini telah menjadi suatu baju yang identik digunakan umat islam dalam kegiatan atau ritual keagamaan.
6. Atap Masjid
Jika dilihat dari catatan sejarah, bentuk atap masjid di Indonesia terus mengalami perubahan. Masjid yang dibangun di masa awal penyebaran agama islam banyak yang berbentuk seperti tumpeng yang bersusun.
Bentuk bangunan atap masjid yang seperti ini merupakan akulturasi budaya dengan bentuk bangunan punden berundak yang merupakan bagi penganut kepercayaan lama di nusantara.
Selanjutnya seiring dengan berjalannya waktu, banyak masjid di Indonesia yang mengganti bentuk atapnya dengan kubah.
Bentuk atap masjid berbentuk kubah ini apabila ditelusuri memiliki kemiripan dengan bentuk kubah kuil bangsa Romawi yang diadaptasi oleh Kesultanan Turki Usmani.
Ketika kesultanan Turki Usmani menyebarkan pengaruhnya ke Asia Tenggara, bentuk atap masjid di berbagai daerah di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia turut mengalami perubahan.
Mulai dari atap yang berbentuk limas berubah menjadi kubang yang melengkung.
7. Bahasa Jawa
Selain dalam seni bangunan, pakaian dan makanan akulturasi juga terjadi di dalam bahasa.
Banyak yang tidak sadar bahwa bahasa Jawa yang dipakai masyarakat Jawa saat ini merupakan hasil akulturasi dengan berbagai suku bangsa.
Sehingga tidak mengherankan apabila kosa kata yang ada di dalam bahasa Jawa saat ini memiliki kemiripan dengan bahasa daerah lain yang masyarakatnya masih keturunan bangsa austronesia.
8. Selamatan
Bagi masyarakat Indonesia selamatan merupakan salah satu bentuk budaya yang masih lestari sampai sekarang.
Tradisi selamatan sendiri telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Beberapa ahli menyatakan bahwa selamatan merupakan salah satu budaya asli masyarakat nusantara.
Meski keyakinan masyarakat asli nusantara telah lenyap dan telah berganti dengan keyakinan baru, tetapi selamatan tidak turut lenyap.
Selamatan telah melebur ke dalam keyakinan yang dipeluk masyarakat Indonesia sekarang.
9. Pesta Ulang Tahun
Pesta ulang tahun yang dikenal masyarakat Indonesia sekarang ini sebenarnya merupakan pengaruh dari budaya bangsa Eropa.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu budaya yang dahulu hanya dilakukan oleh bangsa Eropa saat ini telah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Dalam tata pelaksanaannya pun sudah tidak sama persis dengan yang dilakukan oleh bangsa Eropa. Hal ini dikarenakan telah terjadi akulturasi di dalam kebiasaan pesta ulang tahun yang ada di Indonesia.
Demikian contoh akulturasi yang masih ada di Indonesia. Semoga artikel ini dapat membuat kamu semakin mengenal budaya bangsa sendiri.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: