Contoh-Contoh Akulturasi Seni Rupa, Seni Ukir, dan Seni Bangunan di Indonesia

Contoh-Contoh Akulturasi Seni Rupa, Seni Ukir, dan Seni Bangunan di Indonesia – Indonesia adalah negara yang begitu kaya dengan perbedaan budaya-budaya, suku, dan ras.

Kemajemukan tersebut dapat melahirkan akulturasi-akulturasi budaya yang sejatinya juga sangat memperkaya budaya-budaya yang ada di indonesia.

Jika kamu penasaran apa saja contoh akulturasi seni rupa, seni ukir, dan seni bangunan di Indonesia, simak ulasan di bawah ini, ya!

Daftar Contoh Akulturasi Seni Rupa, Seni Ukir, dan Seni Bangunan di Indonesia

https://www.nasirullahsitam.com/

Akulturasi yang diserap dari bahasa latin yaitu acculturate yang memiliki makna tumbuh dan berkembang bersama.

Selain itu, dapat pula didefinisikan suatu fenomena yang meleburkan dua buah kebudayaan yang menghasilkan sebuah budaya baru namun tidak pula menyingkirkan sepenuhnya budaya-budaya dari kedua budaya tersebut.

Akulturasi mempengaruhi dalam berbagai macam bidang, dari seni, spiritualitas, sampai dengan sistem-sistem pemerintahan.

Dalam artikel ini, terdapat pembahasan lebih spesifik ke dalam akulturasi yang terjadi di dalam bidang seni, khususnya seni ukir, seni rupa, dan seni bangunan ataupun arsitektur.

Masuknya India juga jelas membawa pengaruh dan menimbulkan akulturasi di Indonesia dapat terlihat secara spesifik di dalam bidang seni rupa, seni ukir, maupun seni pahat.

Contoh nyatanya dapat disaksikan pada seni ukir maupun relief-relief yang dipahat di dinding-dinding candi.

Berikut ini mari simak juga contoh-contoh dan penjelasan akulturasi yang terjadi di berbagai sektor seni.

1. Seni Bangunan

Seni bangunan adalah seni yang termasuk dalam seni rupa 3 dimensi dan ilmu dalam perancangan bangunan yang mencakup keseluruhan level dari makro seperti perancangan kota sampai dengan level mikro seperti perancangan desain bangunan.

Seni ini pun mengalami banyak akulturasi seiring berjalannya zaman beserta perubahannya. Adapun contoh-contohnya adalah sebagai berikut.

1. Candi Borobudur

pigprox from Getty Images

Bangunan-bangunan candi di indonesia  adalah bentuk akulturasi yang terjadi antara unsur kebudayaan Hindu-Buddha dengan budaya-budaya lokal yang sudah ada di indonesia.

Bangunan-bangunan yang begitu megah disertai ukiran-ukiran patung yang berwujud Buddha ataupun dewa, dan juga bagian-bagian stupa merupakan serapan unsur dari India.

Namun bentuk dari candi di indonesia pun sejatinya adalah punden berundak yang tentunya adalah unsur asli dari kebudayaan lokal di indonesia yang sudah ada.

Maka tidak jelas dapat disebut candi Borobudur itu sendiri adalah salah satu contoh akulturasi yang terjadi di dalam seni bangunan.

2. Masjid dan Menara

https://www.freedomsiana.id/

Dalam era pengaruh Islam terdapat juga bentuk-bentuk akulturasi budaya Islam tersebut dengan kebudayaan sebelum Islam yang sudah ada sebelum Islam masuk di indonesia.

Tentulah seni bangunan juga menjadi salah satu bidang seni yang mengalami akulturasi tersebut. Contoh yang paling menonjolnya adalah bangunan masjidnya sendiri.

Bangunan-bangunan masjid kuno di indonesia memiliki berbagai ciri-ciri, diantaranya adalah atapnya yang berbentuk tumpang yaitu atap yang memiliki susunan-susunan semakin mengecil ke atasnya dan berbentuk limas.

Susunannya pun memiliki angka ganjil seperti tiga tau lima. Dipuncaknya pun diberi kemuncak dengan penekanan atas keruncingan yang biasa disebut juga dengan Mustaka.

Selain itu ada juga ciri-ciri lainnya seperti tidak ada nya Menara. Umumnya masjid di luar indonesia atau masjid modern memiliki Menara yang difungsikan untuk muadzin yang melakukan pemanggilan shalat.

Namun, di era ini mereka justru menggunakan Bedug dan Kentongan untuk melakukan panggilan shalat.

Adapun ciri-ciri lainnya adalah penempatan masjid yang berada tidak jauh dari istana, biasanya berada di barat alun-alun.

Selain itupun, pendiriannya yang berlokasi di tempat-tempat yang diyakini keramat seperti di atas bukit ataupun berdekatan dengan lokasi makam.

3. Makam

https://www.rmollampung.id/

Bangunan makam pun mengalami proses akulturasi seiring bergantinya era. Terlihat juga di dalam era pengaruh Islam, bentuk-bentuk makam yang berakulturasi dengan budaya-budaya pra-Islam.

Dapat diperhatikan juga bahwa makam yang berakulturasi memiliki ciri-ciri yang paling utama penempatannya di atas dataran yang lebih tinggi seperti dibukit ataupun dataran-dataran tinggi lainnya.

Hal ini menunjukan kesinambungan dalam tradisi yang menjadi pengejawantahan dari pendirian-pendirian punden berundak di era megalthik.

Tradisi-tradisi tersebut pun diserap oleh era-era pengaruh Hindu-Buddha ke dalam perwujudan bangunan-bangunan yang dinamakan candi.

Contohnya Candi Dieng yang mempunyai lokasi dengan tinggi 2000 meter diatas permukaan laut.

Selain itu, Candi Gedong Songo, Candi Borobudur, dan percandian prambanan juga memiliki lokasi yang cukup tinggi.

Selain itu, makam-makamnya pun biasanya terbuat dari bangunan batu yang seringkali dinamakan Kijing atau Jirat. Batu pun menjadi bahan pembuatan nisannya.

Bahkan di atas jiratnya itupun didirikan rumah-rumahan tersendiri ataupun yang biasa disebut dengan cungkup atau Kubba.

Tembok dan gapura pun menjadi pelengkap di antara makam maupun kelompok-kelompok makam. Dan seperti yang telah disebut disebut di atas, bahwa biasanya di dekat makam-makam pun didirikan masjid makam.

Ini terjadi pada umumnya untuk makam-makam para raja ataupun wali. Contoh ini terdapat pada masjid ini di Tuban, di pemakaman Sendang Duwur.

2. Seni Ukir

https://www.nasirullahsitam.com/

Seni ukir adalah seni yang cukup tua juga yang pernah eksis di dunia dan hadir di berbagai macam budaya di dunia termasuk di Indonesia.

Bahkan, diyakini bahwa seni ukir ini sudah eksis demenjak era pra sejarah, yaitu di era neolitik.

Seni ukir juga menjadi salah satu seni yang sangat terlihat berakulturasi dari era ke era lainnya. Awalnya Hindu-Buddha jelas membawa perkembangan dalam hal seni ukir ini.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, contoh yang paling gamblang adalah ukiran-ukiran yang tertera pada candi-candi dan juga prasasti yang biasanya menggambarkan sebuah kisah maupun penghormatan raja-raja.

Di dalam era selanjutnya yaitu era perkembangan Islam di zaman madya, terlahir sebuah ajaran yang melarang seni ukir, patung, dan melukis yang dilakukan terhadap makhluk hidup.

Sehingga, perkembangan seni tersebut di zaman madya menjadi tidak terlalu berkembang dan berlanjut perkembangannya setelah zaman madya.

Walaupun seperti itu ternyata seniman-seniman pada saat itu juga mengembangkan sebuah teknik seni hias dan seni ukir.

Selain itu, dengan penyamaran makhluk hidup dengan motif dedaunan dan bunga-bungaan yang memudarkan bentuk dari makhluk hidup tersebut.

Selain itu juga di era Islam, lahir juga perkembangan seni ukir yaitu yang biasa disebut dengan kaligrafi.

Kaligrafi adalah bentuk ukiran-ukiran yang berbahasa Arab. ukiran-ukiran berbahasa arab juga banyak diterapkan kedalam ukiran-ukiran di pintu ataupun tiang-tiang pada masjid dan keraton.

3. Seni Rupa

Wikipedia

Seni rupa mencakup begitu banyak seni-seni lainnya dan memiliki pemahaman yang luas dan tentu saja berakulturasi.

Di sini pula akan dibahas lebih spesifik ke dalam art performance yang termasuk ke dalam seni rupa, sama dengan seni bangunan.

Art performance ataupun seni pertunjukan  adalah salah satu seni yang sudah dikenal di Indonesia dari jaman pra-sejarah. Salah satunya adalah pertunjukan wayang.

Pertunjukan yang yang sudah ada cukup lama ini berakulturasi dari jaman-ke jaman. Seringkali pertunjukan wayang juga dikaitkan dengan hal-hal magis dan mistis, juga dibumbui dengan banyak mitos didalamnya.

Wayang pun dari era ke era memiliki konten yang berbeda-beda dan konten tersebut menjadi salah satu poin yang memperlihatkan bentuk dari akulturasinya.

Ada yang menggambarkan cerita-cerita legenda lokal jawa seperti terbentuknya waktu dalam cerita murwakala.

Bahkan, ada yang mengisahkan kisah-kisah hindu seperti Dewi Sri, Mahabharata, dan Ramayana.

Wayang juga dipakai di era islam sebagai salah satu media penyebaran agama islam itu sendiri.

Begitulah sedikit informasi mengenai contoh-contoh akulturasi seni ukir, seni bangunan, dan seni rupa yang telah terjadi di Indonesia yang begitu kaya dengan budaya ini.

Semoga artikel ini berguna dalam menambah wawasan kamu, ya!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta