17 Contoh Arbitrasi Sosiologi dalam Kehidupan Sehari-hari dan Pengertiannya
17 Contoh Arbitrasi Sosiologi dalam Kehidupan Sehari-hari dan Pengertiannya – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arbitrasi adalah usaha perantara dalam meleraikan sengketa; peradilan wasit.
Sementara itu, pada konteks ilmu sosiologi, arbitrasi merujuk pada proses penyelesaian konflik atau sengketa antara individu, kelompok, atau entitas di dalam masyarakat melalui pihak ketiga yang disebut arbitrer.
Pada artikel kali ini, Mamikos akan mengulas contoh arbitrasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari, lengkap dengan pengertiannya.
Apa Saja Jenis-jenis Arbitrasi?
Sebelum membahas contoh arbitrasi, ada baiknya kamu mengetahui lebih dalam tentang jenis-jenis dalam proses arbitrasi.
Arbitrasi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu arbitrasi ad hoc dan arbitrasi institusional.
1. Arbitrasi Ad Hoc
Arbitrasi ad hoc adalah proses arbitrasi yang diatur dan dikelola oleh pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa tanpa melibatkan lembaga atau organisasi arbitrasi eksternal yang ditunjuk.
Dalam hal ini, pihak-pihak yang bersengketa mengatur sendiri proses arbitrasi dan pemilihan arbitrer. Prosedurnya pun juga sepenuhnya bergantung pada kesepakatan pihak-pihak yang terlibat.
Arbitrasi ad hoc memang cenderung lebih fleksibel, tapi prosesnya jadi kurang terstruktur jika dibandingkan dengan arbitrasi institusional, sehingga menyebabkan kerangka kerja kurang jelas.
Hal di atas dapat memicu potensi konflik dan ketidakpastian dalam prosesnya.
2. Arbitrasi Institusional
Arbitrasi institusional adalah proses arbitrasi yang diatur dan dikelola oleh lembaga atau organisasi arbitrasi independen yang ditunjuk untuk mengawasi dan mengelola kasus arbitrasi.
Lembaga-lembaga tersebut memiliki aturan dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya, sekaligus memiliki daftar arbitrer yang telah disetujui dan berkualifikasi.
Meski tidak sefleksibel arbitrasi ad hoc, arbitrasi institusional memiliki proses yang lebih terstruktur dan lebih jelas karena mengikuti peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hal tersebut memberikan kepastian bagi pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa.
17 Contoh Arbitrasi Sosiologi
Setelah mengetahui arti dan proses arbitrasi, pada poin ini Mamikos akan merangkum 17 contoh arbitrasi sosiologi yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, lengkap dengan pengertiannya.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 1
Pak Bambang sedang bersitegang dengan Pak Jono anjing peliharaan Pak Jono sering masuk pekarangan rumahnya dan buang air besar sembarangan di sana.
Karena tidak ada yang mau mengalah, kedua pihak yang bersitegang pun sepakat meminta bantuan Pak RT untuk mencari solusi terbaik.
Situasi di atas adalah contoh dari penerapan arbitrasi jenis ad hoc, karena Pak Bambang dan Pak Jono sepakat untuk menunjuk Pak RT sebagai arbitrer.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 2
Seorang istri mendapatkan kekerasan dari suaminya hingga mengalami luka di tubuh.
Karena tidak bisa menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, alhasil sang istri melaporkan tindak kekerasan tersebut ke Komnas Perempuan agar bisa menjadi pihak ketiga yang membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Contoh di atas adalah salah satu penerapan arbitrasi institusional, di mana istri menunjuk Komnas Perempuan sebagai arbitrer.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 3
Anna berselisih paham dengan teman sekelasnya yang bernama Suci, karena novel Anna yang hilang ditemukan di laci Suci.
Karena perselisihan semakin memanas, akhirnya mereka sepakat meminta wali kelas menangani kasus mereka agar tidak berlarut-larut.
Situasi di atas adalah salah satu contoh penerapan arbitrasi ad hoc, karena Anna dan Suci menunjuk wali kelas mereka sebagai arbitrer dalam menangani masalah mereka.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 4
Pak Bandi, seorang warga Desa Pucung, menyelenggarakan pesta pernikahan meriah di rumahnya.
Namun, banyak warga yang mengeluh karena pesta tersebut membuat bising lingkungan desa dengan suara-suara lagu yang diputar melalui sound system.
Karena Pak Bandi bersikeras sudah mengantongi izin dari RT dan tidak merasa bersalah, akhirnya dia dan para warga sepakat meminta bantuan Pak RT untuk menangani permasalahan tersebut.
Contoh di atas adalah contoh dari arbitrasi ad hoc, karena Pak Bandi dan warga lainnya meminta Pak RT menjadi arbitrer dalam kasus mereka.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 5
Maudy adalah artis terkenal yang mulai menyadari bahwa ada yang salah dari kontrak kerjanya bersama manajemen.
Selama 5 tahun berkarier, dia belum mendapatkan bayaran dari beberapa film yang dimainkannya.
Alhasil, Maudy menggugat manajemennya karena adanya pelanggaran kontrak tersebut.
Situasi yang dialami Maudy adalah contoh dari arbitrasi institusional, karena Maudy menggugat manajemennya melalui hukum untuk mendapatkan keadilan serta haknya.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 6
Seorang atlet bulu tangkis dituduh menggunakan doping oleh pelatih dari negara lain.
Tak terima atas tuduhan tersebut, atlet dan organisasi bulu tangkis yang menaungi sang atlet pun melaporkan sikap negara penuduh ke BWF atau Federasi Bulu Tangkis Dunia agar bisa ditindaklanjuti.
Hal yang dilakukan atlet di atas adalah contoh dari arbitrasi institusional, karena dia melibatkan BWF, salah satu organisasi independen, untuk membantu menangani permasalahannya.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 7
Cici dan Ciko memutuskan bercerai setelah 5 tahun menikah.
Namun, Cici merasa kalau pembagian harta yang Ciko berikan tidak sesuai dengan perjanjian pranikah yang sudah mereka tulis dan sepakati sebelum menikah.
Alhasil, Cici dan Ciko sepakat menyewa arbitrer independen yang mampu membantu mereka menyelesaikan konflik secara kekeluargaan dengan Ciko.
Tindakan yang dilakukan Cici dan Ciko adalah contoh dari penerapan arbitrasi ad hoc, karena mereka menyelesaikan masalahnya secara kekeluargaan dengan bantuan arbitrer independen.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 8
Betha membeli sebuah baju melalui sebuah e-commerce. Namun, setelah satu minggu menunggu, barang yang dia pesan belum juga sampai.
Betha pun mengajukan keluhan pihak e-commerce. Setelah ditelusuri, ternyata ada kesalahan pada pihak ekspedisi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, akhirnya Betha dan pihak ekspedisi meminta bantuan pihak e-commerce sebagai arbitrer untuk mengatasi dan mengawasi permasalahan tersebut.
Contoh yang dilakukan Betha di atas salah satu penerapan dari arbitrasi ad hoc, karena Betha dan pihak ekspedisi sama-sama menunjuk pihak e-commerce sebagai arbitrer yang mengawasi proses arbitrasi.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 9
Sarah memarahi Murti, salah satu teman kerjanya, yang dia rasa tidak becus dalam melayani pelanggan hingga membuat pelanggan tersebut pergi.
Tak terima dimarahi dan dituduh, Murti pun melawan, hingga adu mulut tidak bisa dihindari.
Karena suasana tempat kerja semakin tak terkendali, mereka sepakat meminta bantuan supervisor mereka untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
Tindakan yang dilakukan Sarah dan Murti adalah contoh dari penerapan arbitrasi ad hoc, karena mereka sama-sama menunjuk supervisor sebagai arbitrer.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 10
Warga Kampung Rambutan mengeluh karena keadaan kampung mereka yang semakin bau dan kotor akibat limbah pabrik yang dibuang sembarangan.
Tak hanya itu, adanya pabrik juga membuat jalanan di sekitar kampung menjadi rusak karena sering dilewati truk.
Untuk mengatasi keluhan mereka, warga Kampung Rambutan setuju menggugat pabrik dan membawanya ke pengadilan.
Tindakan yang dilakukan warga Kampung Rambutan adalah contoh dari arbitrasi institusional karena mereka menunjuk arbitrer dan menggugat pabrik secara hukum.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 11
Bono dan teman-temannya melakukan KKN di sebuah desa terpencil di Pulau Jawa.
Penduduk desa setempat menyambut mereka dan memberi tahu beberapa aturan yang harus mereka patuhi selama KKN di sana.
Namun, salah satu teman Bono melanggar aturan hingga membuat penduduk desa murka.
Alhasil, untuk mencari jalan tengah, Bono dan penduduk desa sepakat meminta bantuan sesepuh desa.
Hal yang dilakukan Bono serta penduduk desa adalah contoh arbitrasi ad hoc, karena kedua belah pihak sepakat meminta bantuan sesepuh desa sebagai arbitrer dalam konflik mereka.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 12
Sinta mengajukan protes ke dosennya karena ujian yang seharusnya lulus justru batal diluluskan karena dia dituduh mencontek.
Padahal, dosen tersebut tidak memiliki bukti apa pun.
Percekcokan pun terjadi antara Sinta dan dosennya.
Agar tidak menimbulkan masalah yang semakin panjang, Sinta dan dosennya pun sepakat untuk meminta ketua prodi Sinta menjadi pihak ketiga yang mampu membantu menyelesaikan kasus mereka.
Sikap yang diambil Sinta dan dosennya adalah contoh dari penerapan arbitrasi ad hoc, karena kedua belah pihak menyetujui ketua prodi sebagai arbitrer dalam sengketa tersebut.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 13
Seorang pengguna media sosial menyebarkan berita hoax tentang salah satu produk dari PT Foodie Indonesia.
Karena proses arbitrasi secara kekeluargaan gagal dilakukan, terlebih berita semakin meluas dan merusak nama baik PT Foodie Indonesia, akhirnya perusahaan itu menggugat pengguna media sosial ke pengadilan.
Tindakan yang dilakukan PT Foodie Indonesia adalah contoh dari penerapan arbitrasi institusional, karena perusahaan tersebut menunjuk pengadilan sebagai arbitrer dalam kasusnya.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 14
Natalia adalah influencer yang memiliki banyak penggemar sekaligus haters di media sosial.
Suatu hari, Natalia menerima pesan ancaman dari haters-nya. Karena tindakan haters tersebut sudah di luar batas, Natalia pun mengumpulkan bukti pesan ancaman lainnya di media sosialnya dan melaporkan mereka semua ke kantor polisi.
Hal yang dilakukan Natalia adalah contoh dari penerapan arbitrasi institusional, karena Natalia menggunakan kepolisian sebagai arbitrer dalam menyelesaikan masalahnya.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 15
Fiki dan Naki berseteru memperebutkan seorang klien potensial. Fiki merasa dia orang pertama yang melayani klien, sedangkan Naki menganggap dialah orang pertama yang menemukan klien tersebut.
Karena cekcok, Fiki dan Naki pun sepakat meminta bantuan supervisor mereka untuk menangani masalah tersebut, dengan harapan mereka mencapai hasil paling adil tentang siapa yang berhak menangani sang klien.
Tindakan di atas adalah contoh dari arbitrasi ad hoc, karena Fiki dan Naki sama-sama menunjuk supervisor sebagai arbitrer untuk masalah mereka.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 16
SMA 1 Sore mengadakan class meeting yang diikuti semua muridnya. Pada lomba lari estafet, kelas 12 IPS 2 bertanding melawan kelas 12 IPA 2.
Namun, di tengah pertandingan, salah satu penonton dari 12 IPS 2 melihat kalau 12 IPA 2 bertindak curang.
Tak terima, pertikaian di antara kubu kedua kelas pun tak terhindarkan.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, ketua kelas 12 IPS 2 dan 12 IPA 2 sepakat meminta bantuan wasit sekaligus guru olahraga SMA 1 Sore untuk menangani masalah mereka.
Tindakan yang dilakukan kedua ketua kelas di atas adalah contoh dari arbitrasi ad hoc, karena mereka sepakat menunjuk wasit sekaligus guru olahraga sebagai arbitrer.
Contoh Arbitrasi Sosiologi Nomor 17
Seorang anak berusia 5 tahun dianiaya oleh kedua orang tuanya. Awalnya tetangga meminta bantuan Pak RT untuk menangani kasus tersebut, tapi kekerasan tetap terjadi.
Alhasil, para tetangga sekitar sepakat mengevakuasi anak 5 tahun itu lebih dulu sebelum melaporkannya ke polisi dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Tindakan yang dilakukan tetangga untuk membantu anak 5 tahun tersebut adalah contoh arbitrasi institusional, karena mereka menggunakan polisi dan KPAI sebagai arbitrernya.
Penutup
Itulah 17 contoh arbitrasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari yang sudah Mamikos rangkum untuk kamu.
Semoga artikel ini bisa memberikanmu pengetahuan dan informasi seputar contoh arbitrasi.
Kunjungi juga website Mamikos untuk mendapatkan informasi menarik lainnya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: