Contoh Biografi Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Hingga Sayuti Melik Singkat Beserta Strukturnya
Contoh Biografi Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Hingga Sayuti Melik Singkat Beserta Strukturnya – Ada banyak pahlawan yang berjasa untuk kemerdekaan Republik Indonesia dan salah satunya adalah bapak proklamasi kita Ir. Soekarno yang merupakan presiden pertama RI.
Beliau adalah pahlawan yang mempromolakiskan kemerdekaan Republik Indonesia pada hari Jumat, 17 Agustus 1945
Peristiwa proklamasi pada 17 Agustus 1945 dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dan disaksikan oleh tokoh proklamasi lainnya untuk menyukseskan perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Proklamasi menjadi peristiwa tak terlupakan bagi bangsa Indonesia karena proklamasi merupakan ujung tombak dari segala pengorbanan dan perjuangan yang telah di curangkan selama bertahun-tahun oleh para pejuang Indonesia.
Contoh Biografi Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Hingga Sayuti Melik
Daftar Isi
Daftar Isi
Untuk mengenang perjuangan yang telah dilakukan oleh pejuang-pejuang bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Kita bisa melakukannya dengan mengetahui biografi dari tokoh-tokoh pahlawan ini. Berikut beberapa contoh biografi para tokoh pahlawan Indonesia.
1. Contoh Biografi Ir. Soekarno
Ir. Soekarno adalah seorang tokoh proklamator dan presiden pertama Indonesia yang lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur.
Beliau adalah anak dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru sekolah dasar, dan Ida Ayu Nyoman Rai, seorang wanita keturunan Bali.
Sebagai anak priayi, Soekarno mengenyam pendidikan tinggi di Technische Hoogeschool te Bandoeng atau yang kini berubah nama menjadi Institut Teknologi Bandung pada tahun 1922. Soekarno lulus pada 25 Mei 1926 dengan meraih gelar Insinyur.
Pendidikan Soekarno dimulai dari IS (Indische School) yang berlokasi di Tulungagung, Jawa Timur.
Pada tahun 1911, beliau mengikuti orang tuanya yang pindah ke Mojokerto, ia sekolah di Eerste Inlande School.
Lalu beliau dipindahkan ke sekolah Europeesche Lagere School, ini supaya Soekarno dapat masuk di Hogere Burger School. Kemudian Soekarno melanjutkan pendidikana di Hogere Burger School di Surabaya pada tahun 1915.
Setelah lulus, Soekarno melanjutkan pendidikan tinggi di Technische Hoogeschool te Bandoeng atau sekarang dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1922.
Dan pada tahun 1926 Soekarno lulus dari Technische Hoogeschool te Bandoeng dengan meraih gelar Insinyur Arsitektur.
Soekarno muda memiliki minat di bidang arsitektur, salah satu karya yang paling populer dari Soekarno adalah Hotel Priangan Bandung.
Setelah lulus, beliau memuatkan ide-ide politiknya memelalaui media massa dengan judul “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme”.
Dalam ide-ide politik yang diutarakan ini menekankan pentingnya persatuan antarkelompok. Dari sinilah menandai pemikiran politik sepanjang karirnya.
Selain itu, beliau juga aktif dalam pergerakan nasionalis dan menjadi anggota Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) atau Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927.
Pada 17 Agustus 1945, Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan menjadi presiden pertama.
Beliau adalah seorang tokoh nasional Indonesia yang menjadi Presiden pertama Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945. Soekarno memimpin Indonesia hingga tahun 1967.
2. Contoh Biografi Drs. Mohammad Hatta
Drs. Mohammad Hatta atau Muhammad Athar lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi), Sumatera Barat, Indonesia dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha yang merupakan orang Minangkabau.
Ayah dari Drs. Mohammad Hatta adalah seorang keturunan ulama tarekat di Batuhampar yang dengan dekat Payakumbuh, Sumatra Barat. Sedangkan ibunya berasal dari keluarga pedagang di Bukittinggi, Sumatra Barat, Indonesia.
Hatta merupakan tokoh nasional Indonesia yang sangat berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Mohammad Hatta dikenal sebagai salah satu Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang menyusun teks proklamasi, memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia serta menandatangani teks proklamasi bersama dengan Ir. Soekarno.
Selain menjadi tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia bersama Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.
Drs. Mohammad Hatta juga menjadi Wakil Presiden pertama Indonesia dan memimpin Indonesia dalam berbagai posisi penting hingga tahun 1956.
Pendidikan Mohammad Hatta dimulai dari Sekolah Rakyat di tanah kelahirannya, kemudian ia melanjutkan pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) satat ini SMA Negeri 1 Padang pada tahun 1913 dan melanjutkannya lagi ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Padang pada tahun 1917.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Prins Hendrik School di Batavia sekarang Jakarta pada tahun 1919.
Mohammad Hatta juga sempat belajar di Belanda yaitu di Nederland Handelschogeschool saat ini Universitas Erasmus pada 1921.
Dan beliau juga meraih gelar kehormatan akademik Doktor Honoris Clausa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang hukum.
Hatta adalah murid yang cerdas dan mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah kolonial Belanda, hingga akhirnya memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Sekolah Ekonomi Belanda di Rotterdam.
Di masa remajanya, Mohammad Hatta sangat tertarik dengan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Dia sangat terlibat dalam politik dan aktivisme sosial sepanjang hidupnya, mengadvokasi kemerdekaan Indonesia dan bekerja melawan kolonialisme.
Pada tahun 1927, Hatta ikut mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) bersama Sukarno, tokoh penting lainnya dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.
Keduanya bekerja sama secara erat untuk menyatukan kelompok etnis dan budaya yang beragam di bawah tujuan bersama untuk merdeka dari kekuasaan Belanda.
Selama Perang Dunia II, Hatta dipenjarakan oleh Jepang karena aktivitas anti kolonialnya.
Setelah perang berakhir, ia memainkan peran kunci dalam negosiasi kemerdekaan Indonesia dari Belanda, yang akhirnya tercapai pada 17 Agustus 1945.
Setelah kemerdekaan, Hatta menjabat sebagai wakil presiden pertama Indonesia dibawah Soekarno dari tahun 1945 hingga 1959.
Ia dikenal karena menganjurkan reformasi ekonomi dan sosial, dan upayanya untuk mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia.
Hatta juga seorang penulis yang produktif, menerbitkan beberapa buku dan artikel tentang ekonomi, politik, dan masalah sosial.
Ia meninggal dunia pada 14 Maret 1980, namun warisannya terus menginspirasi masyarakat Indonesia hingga saat ini.
3. Contoh Biografi Mohamad Ibnu Sayuti
Mohamad Ibnu Sayuti, atau lebih dikenal dengan nama Sayuti Melik, lahir pada tanggal 22 November 1908 di Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Ia adalah putra dari pasangan Abdul Muin alias Partoprawito dan Sumilah.
Sayuti Melik dikenal dalam sejarah Indonesia sebagai juru ketik naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Ia menikah dengan Soerastri Karma Trimurti, seorang aktivis perempuan dan jurnalis pada masa pergerakan dan pasca kemerdekaan.
Selain menjadi juru ketik teks proklamasi, beliau juga dikenal sebagai sosok yang telah mengubah kalimat “Wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi kalimat “Atas nama bangsa Indonesia” pada naskah proklamasi.
Pendidikan dasar Sayuti Melik ditempuh di Sekolah Ongko Loro yang merupkan setingkat SD di Desa Srowolan hanya sampai kelas IV lalu beliau meneruskannya di Yogyakarta sampai mendapatkan ijazah.
Sejak kecil Sayuti Melik telah ditanam nasionalisme oleh orang tuanya khususnya sang ayah untuk menantang Belanda dengan menggunakan sawahnya untuk ditanami tembakau.
Saat beliau belajar di sekolah guru di Solo pada tahun 1920, Sayuti Melik belajar nasonilaisme dari sang guru sejarah H.A. Zurink yang merupakan pria berkebangsaan Belanda.
Sayuti Melik bergabung dengan kelompok Menteng 31 yang berperan dalam penculikan Soekarno dan Mohammad Hatta pada 16 Agustus 1945.
Dan dia dan para anggota lainnya membawa Soekarno, Fatmawati, Guntur yang pada waktu itu masih berusia sembilan bulan dan juga Mohammad Hatta ke Rengasdengklok. Tujuan dari penculikan ini yaitu supaya mereka tidak terpengaruh oleh Jepang.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Sayuti Melik menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan dikenal sebagai pendukung Soekarno sekaligus menjadi orang yang berani menentang gagasan Nasionalisme, Agama, Komunisme (Naskom).
Sayuti Melik mengusulkan supaya gagasan Naskom diubah menjadi Nasionalisme, Agama, Sosialisme (Nasasos).
Tidak hanya itu, beliau juga menentang keras pengangkatan Soekarno menjadi presiden seumur hidup oleh MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara).
Beliau menerima Bintang Mahaputra Tingkat V pada tahun 1961 dari Ir. Soekarno, dan pada tahun 1973, beliau juga menerima Bintang Mahaputra Adipradana II dari presiden Soeharto.
Sayuti Melik meninggal pada 27 Februari 1989 yaitu pada usia 80 tahun di Jakarta dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Penutup
Berkat perjuangan para pahlawan yang rela berkorban jiwa dan raga, kini Indonesia sudah merdeka dan masyarakatnya dapat hidup dengan layak dan bahagia.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita patut bangga memiliki para pahlawan seperti mereka yang cerdas dan nasionalisme.
Nah itulah penjelasan contoh biografi dari 3 tokoh proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Semoga setelah membaca tulisan ini, wawasan kita semakin luas dan semakin mencintai dan menghormati perjuangan para pahlawan Indonesia.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: