Contoh Cerita Inspiratif tentang Indahnya Kebersamaan dan Keberagaman

Contoh Cerita Inspiratif tentang Indahnya Kebersamaan dan Keberagaman – Indonesia memiliki banyak sekali suku bangsa yang tersebar di setiap pulau.

Maka, nilai-nilai
kebersamaan dan keberagaman selalu ditanamkan dalam diri setiap anak bangsa
sejak dini.

Mamikos kali ini akan
memberikan beberapa contoh cerita inspiratif tentang indahnya kebersamaan dan
keberagaman agar tali persahabatanmu semakin kuat.

Definisi Kebersamaan dan Keberagaman

freepik.com/Freepik/

Sebelum kita masuk ke dalam cerita inspiratif, ada baiknya jika kita membahas sedikit tentang kebersamaan dan keberagaman.

Kebersamaan
diambil dari kata “bersama” yang artinya suatu hal yang dilakukan secara
bersama-sama.

Biasanya,
kebersamaan tercipta ketika sekelompok orang dalam suatu wilayah merasa sepenanggungan
dan seperjuangan.

Sementara itu, keberagaman diambil dari kata “ragam” yang artinya macam-macam jenis. Jadi, keberagaman adalah sesuatu yang terdiri dari bermacam-macam jenis.

Nah, sekarang,
mari kita menyimak beberapa contoh cerita inspiratif tentang indahnya
kebersamaan dan keberagaman berikut ini.

Contoh Cerita Inspiratif tentang Indahnya Kebersamaan dan Keberagaman 1

freepik.com/Freepik

“Ayah, hari ini
pulang malam lagi?” tanya Siska pada Andi saat mereka sedang sarapan.

“Ya, Sayang.”

Siska dan adiknya,
Farel, tampak kecewa. Tapi Siska segera tersenyum dan berkata lagi, “Kalau
begitu, kita menunggu di rumah Opung Ami saja ya, Yah?”

Andi mengerutkan
kening tanda tidak suka. “Buat apa? Kalian tunggu saja di rumah.”

“Kita takut
sendirian di rumah, Yah,” gumam Farel. “Lagi pula, Opung Ami sering bikin kue yang
enak, Yah!”

“Tidak,” larang
Andi tegas. “Jangan ke rumah orang tua itu. Nanti kalian akan dicekoki ajaran-ajaran
agamanya yang sesat!”

“Tapi, Yah—”

“Tunggu di rumah.”

Siska dan Farel
tidak berani membantah lagi. Walau begitu, mereka tampak murung sampai Andi
akhirnya berangkat kerja.

Sejak bercerai,
Andi memang sering sekali kerja hingga tengah malam. Alasannya tentu saja demi
mendapatkan uang lebih untuk memenuhi keperluan anak-anaknya yang masih kecil.

Tapi, akhir-akhir ini,
Andi mulai sadar bahwa ia terlalu tidak acuh pada anak-anaknya. Mereka sering
kali menunggu Andi pulang di rumah, hanya berdua.

Sampai beberapa
minggu yang lalu seorang wanita tua pindah ke rumah di samping mereka. Namanya Ami,
tapi anak-anak memanggilnya Opung yang berarti Nenek.

Dari cerita Siska,
mereka sering menginap di rumah Opung jika Andi bekerja lembur. Opung Ami
sangat baik dan merawat mereka layaknya cucu sendiri.

Walau begitu, Andi
justru merasa kesal dan waswas. Pasalnya, Ami memiliki keyakinan dan
kepercayaan yang berbeda dengan mereka.

Andi takut anak-anaknya akan dicekoki hal-hal yang tidak berguna, atau lebih parah lagi, dicuci otaknya oleh Ami.

Memikirkan hal
itu, Andi pun memutuskan untuk tidak lembur hingga larut malam. Ia buru-buru
pulang karena tidak ingin anak-anaknya pergi ke rumah Ami.

Betapa terkejutnya
Andi saat melihat banyak polisi dan petugas pemadam kebakaran di sekitar rumahnya.
Banyak pula orang-orang yang berkerumun, penuh rasa ingin tahu.

“Ada apa ini?!”
seru Andi panik. “Pak Polisi, itu rumah saya! Ada apa?!”

“Gas meledak, Pak,”
sahut seorang Polisi yang sedang sibuk mengatur kerumunan. “Sepertinya Anda lupa
mematikan kompor dengan benar.”

“Anak-anak saya!” pekik
Andi sambil berusaha menerobos masuk. Tapi ia segera ditahan oleh para petugas
pemadam kebakaran dan polisi. “Anak-anak saya masih di dalam, Pak!”

“Ayah!”

“Ayah!”

Di tengah kekalutannya,
Andi menoleh saat mendengar suara Siska dan Farel. Kedua anaknya itu tampak
berdiri di balkon rumah Ami.

“Ayah! Kita di
sini!”

Seketika itu juga
hati Andi terasa lega. Buru-buru ia berlari menuju rumah Ami.

“Anak-anakmu baik-baik
saja, Di,” kata Ami saat membukakan pintu bagi pria itu. “Mereka sedang
berkunjung saat rumahmu meledak.”

“Terima kasih,
Opung,” ucap Andi dengan suara tercekat. “Terima kasih banyak.”

“Bukan masalah.
Siska dan Farel sudah seperti cucuku sendiri.” Ami tersenyum ramah, membuat
kerutan di wajahnya semakin banyak. “Tapi, jika aku boleh memberimu nasihat,
jangan pulang larut malam lagi ya? Kasihan anak-anakmu, Di.”

Andi mengangguk.
Matanya berkaca-kaca saat ia melihat Siska dan Farel berlari menghampiri.

Ia memeluk kedua
anaknya itu erat-erat sambil mengucapkan rasa syukur berkali-kali.

Jika mereka tidak
sedang berkunjung ke rumah Ami … jika Ami tidak menerima mereka dengan tangan
terbuka … entah apa yang akan terjadi.

Sejak itu, Andi tidak
lagi bersikap diskriminatif terhadap Ami. Ia mulai berteman dengan Ami dan turut
memberikan perhatian pada wanita tua yang hidup seorang diri itu.

Contoh Cerita Inspiratif tentang Indahnya Kebersamaan dan Keberagaman 2

unsplash.com/@tap5a

Tony sangat terkejut saat melihat bahwa salah seorang teman satu regunya berasal dari Afrika dan berkulit hitam.

Hal itu menambah kesan misterius dan menakutkan, sehingga tanpa sadar, Tony pun memasang sikap permusuhan pada teman dari Afrika itu.

Namanya adalah Diallo
dan ia baru berusia 23 tahun. Mengetahui hal tersebut, Tony semakin tidak suka dengannya.

Dalam benak Tony, latar belakangnya yang berasal dari Afrika saja sudah membuatnya menakutkan, apa lagi usianya yang masih sangat muda, berbeda tujuh tahun dengan Tony.

Pastilah si Diallo ini tidak akan mau menurut dan terus membangkang.

Sebagai pemimpin
regu, Tony pun bersikap tegas. Tapi, sikap tegasnya itu meningkat berkali-kali
lipat saat berhadapan dengan Diallo.

Tak jarang Diallo
harus melakukan push up dan sit up dua kali lebih banyak dari
teman-temannya yang lain. Namun, alih-alih kesal, Diallo menjalani semua itu
tanpa banyak protes.

Hal ini membuat
Tony semakin kesal. Ia pun mulai melontarkan berbagai macam jenis umpatan dan
sumpah serapah untuk Diallo.

Lagi-lagi pemuda
itu tetap tenang. Pandangannya selalu lurus dan suaranya selalu lantang dan
mantap saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Tony.

Suatu hari, regu
Tony mendapatkan tugas untuk menyelinap masuk ke sarang teroris. Mereka harus
menyelamatkan para sandera lalu menangkap para teroris hidup-hidup.

Tony dan regunya
pun bersiap. Mereka menyusun rencana yang matang dan mulai melaksanakannya.

Butuh waktu cukup
lama bagi regu Tony untuk menyelamatkan seluruh sandera. Mereka berhasil
melakukannya secara diam-diam.

Akan tetapi, saat Tony hendak menyelinap keluar setelah memastikan seluruh sandera dan rekannya selamat, tiba-tiba seorang teroris muncul dan menodongkan senjata.

Tony hendak
berkelit, tapi seorang teroris muncul dan hendak memukulnya dari belakang.
Tiba-tiba, seseorang menembak dari kejauhan.

Bidikannya sangat tepat
dan akurat, menghantam kaki dan tangan dua teroris tersebut. Seketika itu juga mereka
terkapar ke lantai.

Tony terkejut dan
memandang berkeliling, berusaha mencari asal tembakan tersebut.

“Anda baik-baik
saja, Kapten?” tanya Diallo yang tiba-tiba muncul di samping Tony bersama beberapa
tentara lainnya.

Mereka segera
membekuk para teroris yang terluka dan membawa mereka pergi. Sementara Diallo
membantu Tony keluar dari gedung.

“Anda baik-baik
saja, Kapten?” tanya Diallo lagi saat mereka sudah berhasil keluar.

“Kau …. Mengapa
kau membantuku?”

“Tentu saja saya
akan membantu Anda, Kapten. Anda adalah kapten regu ini. Tanpa Anda, kami akan
kacau balau.”

Diallo mengatakan
itu sambil menyeringai. Wajahnya yang berkulit cokelat gelap jadi tampak
berseri-seri.

Mendengar jawaban
itu, Tony menjadi tertegun. Diam-diam ia mulai menyesal karena sudah bersikap
tidak adil pada Diallo.

“Bersama itu lebih
baik daripada sendiri, Kapten.” Seorang tentara datang menghampiri dan menepuk
pundak Tony. “Syukurlah Diallo berhasil menyelamatkan Anda.”

Tony sekarang
benar-benar menyesal karena sudah membenci Diallo tanpa alasan.

“Maafkan sikapku
selama ini, Diallo,” ucap Tony akhirnya.

“Tidak masalah,
Kapten.” Diallo menyeringai lagi.

Contoh Cerita Inspiratif tentang Indahnya Kebersamaan dan Keberagaman 3

freepik.com/Freepik

Ada seorang pria
tua bernama Haris yang tinggal seorang diri di sebuah rumah reyot di Kompleks
Garuda. Tidak ada yang berani mendekati rumah tersebut karena Pak Haris sangat
galak.

Beberapa hari yang
lalu, ia melempari anak-anak yang sedang bermain di depan rumahnya dengan batu
kerikil.

Beberapa minggu
yang lalu, ia mengusir Pak Pos yang datang mengirimkan surat-surat tagihan.

Dan beberapa bulan
yang lalu, ia memukul wajah Pak RT yang datang berkunjung untuk menanyakan
kabar.

Sejak itu, tidak
ada lagi yang berani mencoba mendekati rumah Pak Haris. Warga Kompleks Garuda
akhirnya membiarkan saja pria tua itu dengan kesendiriannya.

“Sudah seminggu
ini Pak Haris tidak terlihat,” kata Bu Seno saat sedang berkumpul di acara
Arisan Para Istri Kompleks Garuda. “Biasanya ia akan menyiram tanaman di pagi
hari dan memberi makan ayam-ayamnya.”

“Apakah ia sakit?”
tanya Bu Wira.

“Mungkin saja,”
sahut Bu Susan. “Tapi, segan sekali rasanya jika kita harus berkunjung ke
rumahnya.”

“Betul. Karena ia
pasti akan mengusir kita sambil marah-marah!”

Ibu-ibu yang lain
pun setuju. Tidak ada yang mau berkunjung ke rumah Pak Haris untuk sekadar
menanyakan kabarnya.

“Tapi, malang
sekali kalau ternyata ia benar-benar jatuh sakit,” kata Bu Seno lagi. “Ia tidak
punya sanak saudara yang bisa mengurusnya.”

“Kalau ia sampai meninggal,
kita juga yang repot,” sahut Bu Wisnu.

“Hush, Bu! Jangan
bicara sembarangan!”

“Yang penting,
kita harus menengok keadaannya terlebih dahulu!” kata Bu Seno dengan tegas.

Akhirnya, para ibu
setuju. Mereka pun menyusun rencana dan bergegas pulang untuk memberi tahu
suami masing-masing.

Keesokan harinya,
Bu Seno dan Pak Seno yang masuk ke halaman rumah Pak Haris untuk mengetuk pintu
depan. Sementara para suami-istri yang lain menunggu di luar pagar.

Halaman rumah Pak
Haris tampak tidak terurus. Rumputnya sudah sangat tinggi dan dipenuhi kotoran
ayam.

Pak Seno dan Bu
Seno mengetuk pintu sambil berseru memanggil Pak Haris. Tapi tidak ada yang
menyahut.

Mereka lalu
mencoba mengetuk pintu belakang. Saat masih tidak ada sahutan, Pak Seno pun
mencoba membuka pintu. Ternyata tidak terkunci! Pak Seno dan Bu Seno bergegas
masuk.

Keadaan dalam
rumah juga sangat berantakan. Pakaian kotor dan sampah berserakan, piring-piring
kotor menumpuk di tempat cuci, dan Pak Haris tampak tergeletak tak sadarkan
diri ruang tamu.

Pak Seno dan Bu
Seno buru-buru menelepon ambulans dan membawa Pak Haris yang malang ke rumah
sakit.

Sementara itu,
para ibu dan bapak yang tetap tinggal di Kompleks Garuda segera bergotong
royong merapikan rumah Pak Haris.

Saat Pak Haris
membuka mata, ia terkejut melihat Pak Seno dan Bu Seno yang duduk berjaga di
sampingnya.

“Apa yang terjadi?”
tanya Pak Haris dengan suara serak.

“Anda pingsan
karena anemia, Pak. Kata dokter, sudah beberapa hari Anda kurang asupan gizi.”

“Jangan khawatir,
Pak. Para ibu dan bapak di Kompleks Garuda sedang mengurus rumah Anda. Nanti
setelah Anda boleh pulang, kita akan makan siang bersama,” sambung Bu Seno
sambil tersenyum.

Pak Haris tidak
bisa menahan air matanya. Pria tua malang itu menangis tersedu-sedu. Pak Seno
dan Bu Seno menepuk-nepuk lengan Pak Haris.

“Jangan khawatir,
Pak. Ayam-ayam Anda sudah dirawat dengan baik oleh warga Kompleks Garuda,” kata
Pak Seno sambil menyeringai.

Mau tidak mau, Pak
Haris ikut tertawa mendengar seloroh tersebut.

Itulah beberapa contoh cerita inspiratif tentang kebersamaan dan keberagaman yang mungkin pernah terjadi di sekitarmu.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta