Contoh Cerita Perilaku Jujur, Amanah dan Istiqomah Dalam Kehidupan Sehari-hari
Ada banyak cerita maupun dongeng yang mengandung pesan moral tentang perilaku jujur, amanah serta istiqomah yang bisa kamu kisahkan kepada si kecil.
Contoh Cerita Perilaku Jujur, Amanah dan Istiqomah Dalam Kehidupan Sehari-hari – Setiap insan manusia wajib memiliki perilaku jujur, amanah serta istiqomah.
Meski begitu, menjadi seseorang yang berperilaku demikian tentu banyak tantangannya.
Oleh karena itu, kali ini Mamikos akan bagikan contoh cerita perilaku jujur, amanah serta istiqomah di dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membuat kita semua lebih semangat dalam berbuat baik.
Berikut Contoh Cerita Perilaku Jujur, Amanah dan Istiqomah Terbaru
Daftar Isi [hide]

Kejujuran menjadi salah satu sikap yang wajib dibekali sedari kita kecil. Jika kita berusaha untuk jujur, maka kebaikan pun akan datang kepada kita.
Selain lewat contoh kecil di dalam kehidupan sehari-hari, sifat baik ini dapat kamu ajarkan kepada adik kecilmu atau anakmu kelak lewat cerita tentang kejujuran.
Nyatanya, ada banyak cerita rakyat maupun dongeng yang mengandung pesan moral tentang perilaku jujur, amanah serta istiqomah yang bisa kamu kisahkan kepada adik kecilmu atau anakmu.

Advertisement
Dengan bereerita akan memberikan pemahaman yang lebih efektif kepada anak-anak tentang nilai moral.
Di bawah ini Mamikos bagikan beberapa pilihan cerita tentang perilaku jujur, amanah serta istiqomah yang bisa kamu bacakan kepada si kecil.
Contoh Cerita 1
Judul: Penebang Kayu dan Kapaknya
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang penebang kayu di sebuah desa kecil. Dia sangat menyukai pekerjaan dan sangat jujur. Setiap hari, Si Penebang Kayu pergi ke hutan terdekat untuk menebang pohon.
Dia membawa kayu hasil menebangkan kembali ke desa, lalu menjualnya kepada para pedagang. Penghasilannya cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari, dan bahagia dengan kehidupannya yang sederhana.
Suatu hari, saat menebang pohon di dekat sungai, kapaknya terlepas dari tangan, dan jatuh ke sungai. Sungai itu begitu dalam sehingga sulit mengambil kapaknya kembali. Dia sangat khawatir dan sedih karena hanya memiliki satu kapak dan sudah terjatuh ke sungai.
Di dalam kesedihannya itu, dia berdoa kepada Dewi. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh sehingga Dewi muncul di depannya dan bertanya, “Ada apa, anakku?” Penebang kayu kemudian menceritakan tentang kapaknya yang jatuh ke sungai, dan meminta tolong agar Dewi membantunya mengambilnya kembali.
Sang Dewi memasukkan tangannya jauh ke dalam sungai dan mengambil kapak perak, lalu bertanya, “Apakah ini kapakmu?” Si Penebang Kayu melihat kapak dan berkata “Tidak”.
Dewi memasukkan kembaki tangannya ke sungai, dan menunjukkan kapak emas dan bertanya, “Apakah ini kapakmu?”
Penebang kayu melihat kapak itu dan berkata “Tidak”. Dewi berkata, “Coba lihat lagi, ini adalah kapak emas yang sangat berharga, apakah kamu yakin ini bukan milikmu?” Penebang kayu berkata, “Tidak, itu bukan milikku. Saya tidak bisa menebang pohon dengan kapak emas. Itu tidak berguna bagiku”.
Sang Dewi tersenyum dan akhirnya memasukkan tangannya ke dalam air lagi dan mengeluarkan sebuah kapak besin. Kemudian bertanya, “Apakah ini kapakmu?” Kali ini penebang kayu berkata, “Ya! Ini adalah milikku! Terima kasih!” Dewi sangat terkesan dengan kejujurannya sehingga dia memberinya kapak besi, juga kapak emas dan perak sebagai hadiah atas kejujurannya.