Contoh-contoh Kesenjangan Sosial Budaya (Cultural Lag) beserta Penyebabnya

Tagged: sosiologi

Contoh-contoh Kesenjangan Sosial Budaya (Cultural Lag) beserta Penyebabnya — Mungkin banyak dari kamu yang adalah bagian dari masyarakat modern yang ingin tahu apa saja yang sedang terjadi di dunia.

Informasi terbaru dan paling update jadi hal yang menarik dan biasanya dicari di masa kini. Biasanya, tujuan mengetahui berita juga untuk menambah wawasan atau juga mencari hiburan.

Namun, di tengah pesatnya perkembangan zaman ini, ada beberapa orang yang justru memilih menutup diri.

Mengenai Contoh Kesenjangan Sosial Budaya dan Penyebabnya

freepik.com/Freepik

Pada kesempatan ini, Mamikos punya bahasan menarik perihal contoh-contoh kesenjangan sosial budaya atau culture lag beserta penyebabnya.

Apa yang sudah kamu baca di pembuka artikel menjadi pengantar apa yang akan kamu baca secara keseluruhan dalam artikel kali ini.

Meskipun perkembangan zaman sudah sangat pesat dan maju seperti sekarang, namun justru ada beberapa dari masyarakat kita yang memilih untuk menutup diri, baik dari lingkungan sekitar atau dunia luar.

Hal tersebut dilakukan sebab mereka memilih untuk tidak terlibat atau mengikuti tren yang ada atau tidak ingin jadi pusat perhatian.

Hal tersebut tentu saja memiliki dampak. Dari pilihan tersebut tentu mereka jadi kurang memperoleh info atau berita terbaru tentang apa yang sedang terjadi di dunia atau di lingkungan sekitarnya.

Inilah yang jadi akar adanya kesenjangan sosial budaya atau cultural lag.

Mengenal Definisi Cultural Lag

Dalam bahasa Indonesia cultural lag dikenal juga dengan ketertinggalan budaya atau kesenjangan sosial budaya. Terjadinya kesenjangan sosial budaya ini dikarenakan tidak aktifnya salah satu faktor budaya yang ada.

Cultural lag juga dikenal sebagai ketidakseimbangan faktor budaya untuk mengakomodasikan faktor budaya lain yang telah berganti.

Sementara itu, ada sebuah teori yang menjelaskan bahwa budidaya dan pertumbuhan tidak akan selalu sama.

Secara keseluruhan, ketertinggalan budaya atau kesenjangan sosial budaya akan menjelaskan adanya perbedaan tingkat kemajuan budaya yang berlainan.

Dimana budaya akan tumbuh cepat, sedang budaya lainnya berjalan dengan lambat.

Adanya perbedaan tingkat kemajuan ini jadi bagian dari mobilitas budaya. Konsep kesenjangan atau ketertinggalan tentu memiliki beberapa arti tersendiri.

Misal pada periode waktu munculnya penemuan baru atau penerimaan penemuan tersebut.

Ketertinggalan budaya tersebut jadi bagian dari fenomena sosial yang kerap terjadi di tengah masyarakat.

Adanya perubahan budaya menggambarkan apa yang tengah terjadi dalam suatu sistem sosial saat dihadapkan pada perubahan dan pengaruhnya yang tidak seimbang.

Tak jarang, cultural lag menjadi akibat dari gesekan antara penemuan baru dengan adat istiadat masyarakat yang sudah ada.

Penyebab/Pemicu Munculnya Cultural Lag

Munculnya fenomena sosial cultural lag ini disebabkan adanya ketertinggalan antara ranah pemikiran serta perkembangan teknologi.

Beberapa faktor berikut ini menjadi penyebab perubahan budaya antara lain:

  • Berkurangnya minat pada bidang yang perlu diselaraskan dengan pembangunan sosial
  • Adanya kendala dalam pembangunan secara umum
  • Tidak adanya minat kontak dengan budaya material masyarakat lain
  • Kesatuan masyarakat tertentu di suatu wilayah tertentu
  • Budaya yang ada dalam masyarakat berubah dari waktu ke waktu, baik material maupun immaterial. Seringkali budaya material ini memiliki kecenderungan untuk berubah lebih cepat daripada aspek tidak berwujud. Hal tersebut membuat teknologi rentan terhadap perkembangan sebelum masyarakat dapat atau mampu beradaptasi.

Kesenjangan atau ketertinggalan sosial budaya terjadi saat ada budaya non-material tidak dapat mengimbangi budaya material.

Adanya perubahan budaya diperkirakan terjadi karena adanya nilai, ideologi, dan cara berpikir yang cenderung berkembang lebih lambat daripada teknologi yang ada.

Segala sesuatu selalu berkaitan dengan sebab-akibat. Penyebab kesenjangan atau ketertinggalan budaya tak lain karena budaya material seperti ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah berkembang pesat.

Hanya saja sebagian masyarakat justru memiliki kecenderungan menolak atau menutup diri dari perkembangan yang ada.

Sederhananya, mereka kesulitan saat harus beradaptasi. Beberapa faktor pemicu adanya atau penyebab terjadinya cultural lag antara lain:

1. Kurangnya wawasan dan daya pikir masyarakat

Orang yang budayanya terbelakang mungkin tidak pernah menyadari adanya atau keberadaan budaya baru. Oleh sebab itu, mereka jadi kesulitan untuk memahami sepenuhnya adanya perkembangan ini.

Contohnya, ketika ada orang tua yang dibelikan model ponsel gawai pintar terbaru dan mencoba untuk mengoperasikannya, maka bisa saja harus ada penyesuaian atau bahkan tak bisa menyesuaikan sama sekali

Hal tersebut dikarenakan orang tua itu masih belum mengetahui cara kerja internet dan keaslian informasi dari internet tersebut.

Hal tersebut menjadikan adanya kesenjangan budaya yang terjadi pada orang tua karena mereka tak mampu untuk beradaptasi dengan budaya baru gawai pintar tersebut.

2. Kurangnya kontak dengan budaya berbeda

Jadi terobsesi atau antusias dengan satu budaya juga bisa berdampak negatif.

Saat orang memilih untuk menutup diri dan tidak bersosialisasi dengan orang dari budaya berbeda, atau tidak memiliki akses sosialisasi, maka mereka akan jadi sulit untuk berhubungan dengan budaya di luar dirinya.

Jadi saat ada budaya baru, mereka memiliki kecenderungan kurang paham adanya pembaruan serta keterlambatan dalam memahami.

Oleh karenanya, sangat penting untuk mempelajari budaya lain agar wawasan kita dan pikiran kita lebih berkembang.

3. Tingginya heterogenitas masyarakat

Masyarakat dari latar belakang berbeda-beda atau beragam harus lebih mampu untuk menerima atau beradaptasi dengan berbagai perubahan baik dari budaya maupun sosial.

Sayangnya, heterogenitas tersebut menyebabkan beberapa kelompok orang cepat menerima perubahan, dan beberapa lagi lambat menerimanya.

Contoh sederhananya adadi Indonesia. Negara ini memiliki banyak suku, bahasa dan budaya.

Dalam keragaman tersebut, masyarakat dari daerah lokal dan kota pasti memiliki perbedaan. Termasuk perbedaan pada pola pikir.

Heterogenitas tersebut menyebabkan adanya perubahan budaya. Ada yang cepat menerima dan ada juga yang lambat beradaptasi dengan perubahan budaya yang ada.

Contoh-Contoh Kesenjangan Sosial Budaya (Cultural Lag)

Ada beberapa contoh kesenjangan sosial budaya yang nyata dan mungkin terjadi di sekitar kamu. Di bawah ini Mamikos sudah menghimpun beberapa contoh kesenjangan sosial budaya yang bisa kamu pahami.

1. Pelanggaran lalu lintas biasanya dilakukan orang yang kurang disiplin

Contoh kesenjangan sosial budaya yang pertama adalah berpartisipasi dalam berlalu lintas, menjadi contoh perilaku yang kurang pantas.

Sebab, hal tersebut jadi penyebab terjadinya peningkatan pembelian mobil dan sepeda motor.

Adanya kemacetan di beberapa ruas jalan sehingga sering terjadi pelanggaran lalu lintas oleh pengguna jalan. Mobil dan sepeda motor jadi seenaknya melanggar peraturan lalu lintas sehingga dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan lain.

2. Dalam penggunaan Internet

Internet memiliki manfaat dan kegunaan jika dipakai dengan bijaksana. Hal tersebut berguna untuk menjadi media untuk seseorang dapat terhubung dengan banyak hal dalam jaringan global.

Ada banyak informasi yang diperoleh dengan mudah melalui internet. Di sisi lain, internet juga memiliki dampak negatif pada masyarakat secara luas.

Munculnya banyak berita bohong dan kesimpangsiuran berita dapat menimbulkan provokasi di sana sini.

Internet juga menyebabkan banyak kelompok atau individu saling berebut informasi yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3. Saat menggunakan teknologi

Di beberapa daerah masih mengalami yang namanya kesulitan mengakses peralatan listrik hingga elektronik.

Akan tetapi, dalam beberapa kasus, orang-orang juga masih belum bisa menguasai teknologi yang semakin canggih.

Seperti yang mungkin sudah kamu tahu, pesatnya perkembangan teknologi setiap hari membuat kita kadang kewalahan. Ada saja pembaruan dari teknologi yang ada.

Meski begitu, perkembangan tersebut mungkin hanya dapat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan perkotaan.

Sementara, mereka yang tinggal di daerah agak terpencil, pengembangan inovasi serta teknologi baru cenderung memakan waktu lebih lama untuk sampai pada mereka.

Oleh karenanya, akan terasa lebih sulit bagi mereka yang tinggal di sana untuk mengakses kemajuan atau teknologi yang sedang berkembang.

Bisa jadi mereka akan berjuang untuk memahami serta mengikuti perjalanan teknologi yang ada secara maksimal. Perkembangan teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memudahkan aktivitas manusia.

Namun kenyataannya masih ada saja masyarakat yang kurang bijak dalam menggunakannya. Misalnya saja, ada banyak orang yang menyebarkan informasi yang menyesatkan.

4. Fenomena penemuan vaksin HPV

Contoh kesenjangan sosial budaya versi Mamikos berikutnya adalah adanya fenomena penemuan vaksi HPV.

Vaksin HPV adalah penemuan untuk mencegah tumbuhnya kanker serviks yang disebabkan human papillomavirus (HPV).

Vaksin tersebut sudah dapat diberikan mulai dari remaja atau bayi. Akan tetapi, penemuan vaksin ini tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan etis.

Perubahan budaya justru menimbulkan asumsi bahwa vaksin HPV mendorong anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas seksual sejak dini.

Pertanyaan tersebut muncul sebab adanya fakta bahwa kanker serviks yang disebabkan virus HPV ini hanya bisa ditularkan melalui aktivitas seksual.

Jadi, seorang perempuan akan lebih mungkin terkena kanker apabila dia sudah aktif secara seksual.

5. Adanya rekayasa genetika

Rekayasa genetika akan melibatkan modifikasi DNA atau materi genetik organisme seluler untuk kemudian dimodifikasi atau menambahkan sifat baru.

Contohnya saja, calon orang tua dapat menggunakan rekayasa genetika untuk memilih warna mata atau jenis kelamin pada calon anak mereka yang belum lahir.

Meski begitu, banyak orang yang menganggap jenis rekayasa genetika ini sangat tidak etis. Mereka bahkan percaya bahwa hal itu dapat menyebabkan konsekuensi sosial yang tidak diinginkan di kemudiann hari.

6. Penggunaan Gawai Pintar

Contoh kesenjangan sosial budaya berikutnya adalah penggunaan gawai pintar atau smartphone.

Kamu pasti sudah sering menjumpai adanya pengemudi yang tidak sadar bahayanga penggunaan ponsel saat berkendara.

Meski tahu itu cukup berbahaya, mereka tetap nekat menggunakan ponsel di jalanan. Baik saat sedang mengendarai motor ataupun mobil.

Ini jadi salah satu bukti nyata dari pelanggaran lalu lintas yang sangat tidak pantas secara budaya.

Hal tersebut terjadi karena masyarakat memiliki kecenderungan kurang kesadaran, kedewasaan serta kesadaran diri untuk menggunakan ponsel secara bijak.

Ponsel memang berfungsi untuk membantu aktivitas manusia. Namun ponsel juga sangat berpotensi menjadi alat yang dapat membahayakan keselamatan jika tidak digunakan dengan tepat.

Penutup

Demikian bahasan contoh-contoh kesenjangan sosial budaya (cultural lag) yang bisa Mamikos sampaikan di artikel kali ini.

Mamikos harap apa yang sudah kamu baca dan simak pada bahasan contoh-contoh kesenjangan sosial budaya kali ini dapat memberikan pencerahan atau wawasan baru.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta