Contoh Gambar Poster Siklus Air Kelas 5 beserta Proses dan Penjelasannya

Contoh Gambar Poster Siklus Air Kelas 5 beserta Proses dan Penjelasannya – Siklus air merupakan tahapan atau rangkaian yang dilalui air di bumi yang kemudian naik ke atmosfer dan kemudian kembali lagi ke bumi.

Proses siklus air atau yang disebut juga dengan siklus hidrologi merupakan gambaran pergerakan yang terjadi terus menerus air yang ada di bumi.

Konsep mengenai daur air ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Yuk, simak terus artikel ini agar lebih paham mengenai daur air!

Sekilas tentang Proses Daur Air

Canva/@pikepicture

Singkatnya, contoh dari proses daur air yaitu saat air laut mengalami evaporasi atau tumbuhan melakukan transpirasi terkena panas matahari sehingga mengalami proses penguapan.

Proses ini kemudian akan berujung pada terbentuknya awan. Sesudah itu, awan akan ditiup oleh angin sampai terkumpul di atmosfer.

Ketika titik air naik ke awan, suhu awan akan menjadi dingin. Pada waktu awan ini sampai pada daerah yang suhunya lebih dingin akan berkondensi menjadi titik air.

Proses kondensasi adalah perubahan fase dari gas menjadi cairan. Proses ini terjadi ketika partikel gas kehilangan energi termal dan saling menarik satu sama lain sehingga mereka berkumpul dan membentuk cairan.

Proses ini biasanya terjadi ketika gas didinginkan atau tekanannya meningkat hingga titik embunnya tercapai.

Nah, jika kamu ingin mengetahui bagaimana siklus air yang dilengkapi dengan penjelasannya, yuk, baca artikel berikut!

Contoh Gambar Poster Siklus Air Kelas 5 beserta Proses dan Penjelasannya

Contoh Gambar Poster Siklus Air 1

Canva/@blueringmedia

Contoh Gambar Poster Siklus Air 2

@RumbelSameruCreativa

Contoh Gambar Poster Siklus Air 3

Ana Suci Rahmani/SD N 1 Baturetno

Contoh Gambar Poster Siklus Air 4

tirto.id

Contoh Gambar Poster Siklus Air 5

Freepik

Contoh Gambar Poster Siklus Air 6

Canva/@carleeguzman

Contoh Gambar Poster Siklus Air 7

Canva/@hayrastudio

Berikut ini adalah siklus air yang disertai dengan proses dan penjelasannya.

Proses Penguapan Siklus Air

Dalam konteks siklus air, proses penguapan mengacu pada perubahan fase dari air cair ke uap air di permukaan tanah dan perairan.

Proses ini adalah tahap pertama dalam siklus air di mana air dari permukaan bumi mengalami penguapan ke atmosfer.

Proses ini sangat dipengaruhi oleh energi matahari yang menghangatkan permukaan tanah dan perairan, memberikan energi termal yang cukup untuk mengubah air cair menjadi uap air.

Selama proses penguapan, air cair di permukaan tanah, seperti sungai, danau, dan lautan, juga menguap ke atmosfer.

Air juga menguap dari tanaman melalui proses transpirasi, di mana air diserap oleh akar tanaman dan kemudian dilepaskan melalui stomata di daun dalam bentuk uap.

Penguapan adalah tahap kunci dalam siklus air karena membawa air dari permukaan tanah kembali ke atmosfer.

Proses Kondensasi Siklus Air

Dalam konteks siklus air, proses kondensasi mengacu pada perubahan fase dari uap air menjadi air cair atau bentuk presipitasi lainnya, seperti hujan, embun, atau salju.

Proses ini terjadi ketika uap air di atmosfer kehilangan energi termal dan mendingin sehingga molekul-molekul uap saling menarik dan bergabung bersama-sama membentuk tetesan air.

Kondensasi biasanya terjadi ketika udara di atmosfer mendingin, baik karena penurunan suhu atau peningkatan tekanan.

Hal ini menyebabkan uap air dalam udara menjadi lebih padat dan mengalami kondensasi menjadi tetesan air atau kristal es.

Proses ini sering terjadi di sekitar partikel-partikel debu, asap, atau inti yang berfungsi sebagai titik awal untuk pembentukan tetesan air.

Proses kondensasi merupakan langkah penting dalam siklus air karena membantu dalam pembentukan awan dan presipitasi.

Awan terbentuk melalui proses kondensasi ketika uap air di atmosfer mengembun dan membentuk tetesan air yang terkumpul menjadi awan.

Kemudian, ketika kondisi atmosfer menciptakan titik embun yang lebih rendah.

Tetesan air dalam awan dapat berkondensasi lebih lanjut menjadi tetesan yang lebih besar dan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai hujan.

Proses Presipitasi Siklus Air

Dalam siklus air, proses presipitasi mengacu pada penurunan air dari atmosfer ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan, salju, embun beku, hujan es, atau jenis presipitasi lainnya.

Proses ini adalah tahap ketiga dalam siklus air, proses ini terjadi setelah proses penguapan dan kondensasi.

Presipitasi terjadi ketika tetesan air atau kristal es yang terbentuk dalam awan menjadi cukup besar sehingga gaya gravitasi mengaturnya jatuh ke permukaan bumi.

Hal ini dapat terjadi ketika tetesan air dalam awan berkumpul bersama-sama, menjadi terlalu berat untuk dijaga di udara oleh angin, atau ketika kondisi atmosfer menciptakan titik embun yang lebih rendah sehingga terjadi lebih banyak kondensasi dalam awan.

Proses presipitasi sangat penting dalam siklus air karena membawa air kembali ke permukaan Bumi setelah terjadi penguapan dan kondensasi.

Proses ini menyediakan air yang diperlukan untuk kehidupan tanaman, hewan, dan manusia, serta berkontribusi pada sirkulasi air di bumi dan pengelolaan sumber daya air.

Proses Infiltrasi Siklus Air

Proses infiltrasi dalam siklus air mengacu pada pergerakan air dari permukaan tanah menuju kedalaman tanah atau akuifer.

Proses ini terjadi ketika air hujan atau air permukaan meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah, rekahan, atau lapisan permeabel lainnya.

Selama proses infiltrasi, air dapat menyerap ke dalam tanah secara vertikal atau horizontal, tergantung pada karakteristik tanah dan topografi.

Air yang meresap ke dalam tanah dapat disimpan di dalam tanah dalam lapisan air tanah (akuifer) atau bergerak melalui lapisan tanah di bawah tanah menuju sumber air seperti sungai, danau, atau sumur.

Proses infiltrasi sangat penting dalam siklus air karena berkontribusi pada penyediaan air untuk tanaman dan kebutuhan air bawah tanah.

Selain itu, infiltrasi berperan dalam mengatur aliran permukaan dan menjaga keseimbangan air dalam suatu daerah.

Jenis Siklus Air

Berdasarkan jalur yang dilaluinya siklus air dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni siklus air pendek, siklus air sedang, dan siklus air panjang. Berikut penjelasannya

Siklus Air Pendek

Siklus air pendek secara ringkas adalah proses di mana air menguap dari permukaan laut, membentuk awan, dan kemudian turun kembali sebagai hujan di wilayah laut juga.

Proses ini merupakan siklus air yang berlangsung dalam jangka waktu singkat dan terkonsentrasi di sekitar wilayah laut, di mana air yang menguap kembali jatuh sebagai hujan di laut tersebut.

Siklus Air Sedang

Siklus air sedang secara ringkas adalah proses di mana air menguap dari laut atau daratan, membentuk awan yang terbawa angin ke daratan, dan kemudian turun sebagai hujan di daratan atau dataran rendah.

Air yang turun sebagai hujan tersebut kemudian mengalir kembali ke laut melalui sungai atau kanal, membentuk siklus yang melibatkan pergerakan air antara daratan dan lautan.

Siklus Air Panjang

Siklus air panjang secara ringkas adalah proses di mana air menguap dari laut, membentuk awan yang terbawa angin ke tempat tinggi di daratan, dan kemudian turun sebagai hujan salju atau es di pegunungan.

Salju atau es yang mencair kemudian mengalir dari ketinggian ke dataran rendah sebagai air, dan air tersebut mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.

Siklus ini adalah siklus yang melibatkan pergerakan air dari laut ke daratan tinggi dan kembali lagi ke laut melalui sungai-sungai.

Aktivitas yang Dapat Merusak Siklus Air

1. Deforestasi Hutan

Deforestasi hutan atau penebangan hutan secara besar-besaran dapat mengurangi evapotranspirasi (penguapan dari tanaman) yang merupakan salah satu komponen penting dalam siklus air.

Hal ini dapat memberikan gangguan keseimbangan siklus air dan menyebabkan penurunan kadar air di lingkungan.

2. Pencemaran Air

Pencemaran air oleh limbah industri, pertanian, atau domestik dapat mengkontaminasi sumber air dan mengganggu proses infiltrasi ke dalam tanah.

Akibatnya, air tanah dan permukaan menjadi tidak sehat untuk digunakan dan menyebabkan gangguan dalam siklus air alami.

3. Perubahan Penggunaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan seperti urbanisasi, pertanian intensif, atau pembangunan infrastruktur dapat mengubah aliran permukaan air dan merusak aliran alami siklus air.

Tanah yang tertutup oleh beton atau aspal mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air, sehingga meningkatkan risiko banjir dan merusak siklus air.

4. Penggunaan Air yang Berlebihan

Penggunaan air yang berlebihan untuk kebutuhan industri, pertanian, dan konsumsi manusia dapat mengurangi volume air dalam siklus, mengganggu keseimbangan air, dan menyebabkan penurunan kualitas air di lingkungan.

5. Perubahan Iklim

Perubahan iklim global dapat memengaruhi pola dan intensitas presipitasi, penguapan, dan pola aliran air di seluruh dunia.

Perubahan ini dapat merusak siklus air alami dan menyebabkan ketidakstabilan dalam distribusi air di berbagai wilayah.

Akibat Rusaknya Siklus Air

1. Kekeringan

Rusaknya siklus air dapat mengakibatkan penurunan ketersediaan air di berbagai wilayah, terutama di daerah yang rentan terhadap kekeringan.

Hal ini dapat mengganggu pasokan air untuk irigasi pertanian, konsumsi manusia, industri, dan kebutuhan ekosistem.

2. Banjir

Gangguan dalam siklus air, seperti perubahan pola presipitasi dan perubahan aliran sungai akibat perubahan penggunaan lahan, dapat meningkatkan risiko banjir di daerah-daerah tertentu.

Banjir tentu sangat merugikan karena dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur, kerugian ekonomi, dan bahkan kehilangan nyawa.

3. Penurunan Kualitas Air

Gangguan dalam siklus air dapat mengakibatkan pencemaran air oleh limbah industri, pertanian, atau domestik.

Pencemaran ini dapat merusak ekosistem perairan, mengancam kehidupan akuatik, dan menyebabkan air menjadi tidak layak untuk konsumsi manusia.

4. Kerusakan Ekosistem

Perubahan dalam siklus air dapat mengganggu keberlangsungan ekosistem perairan, termasuk hutan hujan, rawa-rawa, dan zona basah lainnya.

Gangguan ini dapat menyebabkan kehilangan habitat bagi spesies-spesies tertentu, mengurangi keanekaragaman hayati, dan merusak rantai makanan.

5. Perubahan Iklim Regional

Perubahan dalam siklus air dapat berkontribusi pada perubahan iklim regional, seperti peningkatan suhu rata-rata, perubahan pola hujan, dan intensitas bencana alam.

Hal ini dapat memiliki dampak serius pada kehidupan manusia, pertanian, dan ekosistem di wilayah-wilayah yang terpengaruh.

6. Kerusakan Pertanian

Gangguan dalam siklus air dapat menyebabkan ketidakpastian dalam pasokan air untuk pertanian, yang dapat mengganggu produksi tanaman dan menurunkan hasil panen.

Hal ini dapat mengakibatkan kerugian ekonomi bagi petani dan meningkatkan risiko kelaparan di daerah-daerah tertentu.

Demikian informasi yang bisa diberikan mengenai siklus air yang dapat diberikan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. 


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta