7 Contoh Gejala Sosial Budaya, Moral, dan Lingkungan Alam dalam Ilmu Sosiologi

7 Contoh Gejala Sosial Budaya, Moral, dan Lingkungan Alam dalam Ilmu Sosiologi – Dalam ilmu sosiologi, selalu ada perubahan yang muncul di tengah masyarakat.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut tidak serta merta muncul, namun ada tanda-tanda atau gejala yang mengiringi.

Berikut adalah 7 contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan alam dalam ilmu sosiologi. Simak sampai tuntas.

Apa itu Gejala Sosial Budaya, Moral, dan Lingkungan Alam dalam Ilmu Sosiologi?

Canva/@halfpoint

Kehidupan sosial, tidak akan pernah lepas dari permasalahan sosial, itulah yang disebut dengan gejala sosial. 

Adapun pengertian dari gejala sosial adalah permasalahan atau masalah sosial yang dialami oleh masyarakat yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat sendiri dalam kehidupannya.

Gejala sosial juga lazim disebut dengan fenomena sosial, karena memicu munculnya kontradiksi pandangan terhadap suatu hal atau sikap yang berbeda di tengah masyarakat.

Setiap masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun modern, tidak akan pernah bisa menghindari yang namanya gejala sosial, sebab gejala sosial menandakan adanya perubahan sosial.

Konteks yang Lebih Luas dalam Gejala Sosial

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa gejala sosial adalah permasalahan sosial. Pada titik ini perlu digaris bawahi bahwa gejala sosial dapat menjalar ke berbagai aspek kehidupan seperti budaya, moral, dan lingkungan alam.

Oleh karenanya, bersamaan dengan gejala sosial akan muncul gejala budaya, gejala moral, dan gejala lingkungan alam akibat terjadinya perubahan atau pergeseran persepsi masyarakat.

Menurut Norman Blaikie, ada tiga tingkatan di dalam gejala sosial, yaitu:

  1. Gejala sosial mikro, yang dialami oleh individu atau di lingkup lingkungan yang kecil
  2. Gejala sosial meso, biasa terjadi pada komunitas, organisasi massa atau kelompok sosial tertentu
  3. Gejala sosial makro, terjadi pada skala yang lebih besar dan melibatkan entitas yang lebih luas seperti persoalan penggundulan hutan, human trafficking, dst.

Untuk memudahkanmu memahami gejala sosial lebih konkret, berikut terdapat 7 contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan alam dalam ilmu sosiologi yang bisa kamu pelajari.

7 Contoh Gejala Sosial Budaya, Moral, dan Lingkungan Alam

1. Pengangguran

Contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan alam dalam ilmu sosiologi yang pertama adalah pengangguran.

Saat ini begitu banyak pengangguran yang ada di Indonesia, sehingga dapat disebut sebagai salah satu gejala sosial yang penting untuk diperhatikan.

Daya serap tenaga kerja yang sebelumnya berada di ranah padat karya, kini mulai beralih ke padat modal, sehingga menyisakan jutaan ruang pengangguran akibat kurangnya pengalaman maupun kompetensi di sektor industri padat modal.

Salah satu contoh nyatanya adalah, industri-industri sudah mulai menerapkan mesin otomatis yang menggunakan sistem Artificial Intelligence (AI). Akibatnya, permintaan terhadap tenaga kerja manusia berkurang.

Di sisi lain, karena sistem pekerjaan yang beralih lebih banyak ke arah soft skill, banyak lulusan baru yang belum siap menyesuaikan diri sehingga tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk pekerjaan yang sifatnya soft skill atau berbasis teknologi.

Untuk menyikapi hal ini, diperlukan adanya pelatihan-pelatihan gratis yang diakomodir negara agar lulusan-lulusan baru tidak menjadi pengangguran dalam jangka waktu lebih dari satu tahun setelah kelulusan.

Selain itu, kebijakan dalam mengentaskan pengangguran dapat diimplementasikan dengan diturunkannya uang UKT, sehingga lebih banyak masyarakat Indonesia yang mengantongi ijazah Sarjana.

2. Perang

Contoh berikutnya dalam contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan alam dalam ilmu sosiologi adalah perang.

Pecahnya perang di Timur Tengah antara Israel melawan Palestina tentu adalah urusan dua negara itu sendiri.

Namun, karena banyaknya pihak-pihak yang terlibat, serta adanya dasar religius yang mengisi motivasi, maka perang kedua negara tersebut menjadi perhatian masyarakat internasional.

Selain itu, Israel melawan Palestina tidak cocok apabila disebut dengan perang, sebab kekuatan militer Palestina yang tidak mampu bersaing dengan Israel. Sehingga lebih tepat disebut pembantaian Israel pada Palestina

Salah satu dampak dari perang Israel dan Palestina adalah munculnya sikap moral berlatar belakang agama dengan memboikot berbagai produk-produk yang diduga mendukung tindakan barbar Israel.

Contoh produk yang diboikot antara lain Starbucks, McDonalds, dan masih banyak lagi.

Meski terjadi di Timur Tengah, perlawanan Palestina atas penjajahan Israel ternyata memunculkan reaksi dunia, sehingga bisa dikatakan bahwa gejala sosial perang Palestina melawan Israel berlangsung dalam skala luas.

3. Pergeseran Fashion

Pergeseran fashion adalah salah satu contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan dalam ilmu sosiologi.

Gejala sosial pergeseran fashion memengaruhi beragam aspek, mulai dari gejala sosial budaya, moral, hingga lingkungan alam.

Dalam konteks budaya, pergeseran fashion telah bergeser dari yang awalnya masyarakat hanya memandang pakaian sebagai penutup aurat lalu menjadi salah satu penanda identitas.

Belum lagi dengan mempertimbangkan brand-brand fashion terkait. Bagi beberapa orang, brand fashion menunjukkan tingkat ekonomi dan apresiasi diri mereka.

Meski demikian, tidak sedikit masyarakat yang tetap menganggap bahwa fashion bertujuan untuk menutup aurat, hal ini terlihat pada pengikut-pengikut agama yang taat dan mensyaratkan menutup aurat.

Uniknya, pada pengikut agama yang taat, beberapa elemen fashion seperti kerudung pun tidak lepas dari penunjukkan identitas, misalnya dengan gaya hijab tertentu atau merk hijab tertentu.

Dalam konteks lingkungan, ada beberapa brand-brand yang secara kreatif menggunakan bahan daur ulang dalam pembuatan produknya sebagai upaya mengurangi pencemaran lingkungan.

Tindakan untuk memfokuskan pada produk berbahan dasar daur ulang tentu patut diapresiasi, dan layak untuk dikampanyekan.

4. Politik Uang

Contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan alam dalam ilmu sosiologi berikutnya adalah politik uang atau money politics.

Beberapa saat yang lalu, isu politik uang begitu santer digaungkan, bahwa sebelum memilih jangan pernah memilih atas dasar uang. 

Untuk calon pemimpin pun diimbau tidak melakukan politik uang karena melanggar konstitusi dan mencederai demokrasi.

Namun nyatanya, secara praktik, politik uang masih terus ada dan berlangsung. Mulai dari tingkat nasional, provinsi, hingga daerah, politik uang selalu ada.

Munculnya politik uang secara massif dan sporadis dalam tradisi perpolitikan Indonesia menumbuhkan semacam ‘pemakluman’ di tengah masyarakat.

Bahwa, politik uang adalah hal yang wajar. Padahal pandangan tersebut jelas salah dan tidak boleh diteruskan.

Gejala sosial politik uang pada titik tertentu akhirnya mengakibatkan pergeseran nilai atau moral demokrasi yang tidak lagi menjunjung tinggi kejujuran dan sportivitas.

Hal yang paling menakutkan dari politik uang adalah apabila calon yang terpilih memimpin dengan dorongan motif ‘balik modal’ karena sudah menghabiskan banyak uang.

Akibatnya, muncul bermacam-macam kebijakan yang bukannya menguntungkan rakyat tapi malah menyengsarakan rakyat.

Lebih parah lagi apabila politik uang diteruskan oleh generasi-generasi Indonesia di masa mendatang.

5. Klitih

Klitih bisa juga disebut sebagai contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan dalam ilmu sosiologi.

Menurut bahasa Jawa, klitih sebenarnya memiliki makna netral, yakni kegiatan berkeliling pada malam hari.

Akan tetapi, munculnya pembacokan-pembacokan tanpa motif di Yogyakarta, lalu disebut klitih, akhirnya menggeser makna yang sebenarnya dari klitih.

Fenomena klitih bisa disebut sebagai gejala sosial karena menggerakkan masyarakat regional Yogyakarta untuk memberantas tindakan-tindakan jahat tersebut.

Sebab, klitih dilakukan murni untuk melukai orang sekadar demi pengakuan dari kelompok tertentu atau geng tertentu, sehingga mengesahkan keanggotaannya.

Adapun yang menjadi korban tidak kehilangan harta bendanya, namun lebih banyak yang kehilangan nyawa.

Belum ada tindakan atau solusi untuk menghilangkan praktik klitih di Yogyakarta, bahkan seorang kepala daerah di salah satu Provinsi Yogyakarta menyatakan bahwa klitih adalah bagian dari ekspresi kaum muda.

Di sisi lain, pelaku-pelaku yang kebanyakan masih pelajar menggunakan dalih ‘di bawah umur’ sebagai tameng hukum apabila mereka tertangkap.

Sebab belum ada payung hukum yang tegas pada anak-anak pelajar, yang sudah mampu berpikir, untuk menghukum berat pelaku klitih, apalagi sampai membuat seseorang kehilangan nyawanya.

6. Politik Dinasti

Praktik politik dinasti yang saat ini terjadi di Indonesia juga termasuk dalam contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan alam dalam ilmu sosiologi.

Memanfaatkan relasi keluarga, banyak posisi-posisi strategis di Indonesia yang ditempati oleh keluarga besar dari seorang politikus.

Hal ini tidak hanya berlaku secara nasional, tapi juga hingga ke tingkat provinsi dan regional, sehingga menyebabkan kurangnya dinamika politik di Indonesia.

Selain itu, politik dinasti berpotensi memunculkan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) seperti yang dilakukan oleh Presiden Indonesia ke-2.

Banyak yang bersuara atas praktik politik dinasti, namun karena sumber daya yang kalah jauh dengan pelaku politik dinasti, maka pihak-pihak yang melawan politik dinasti tidak memiliki daya tawar kekuatan apapun.

Di sisi lain, praktik politik dinasti dapat juga memunculkan praktik-praktik feodalisme yang akan diikuti oleh seluruh manusia di Indonesia.

Satu-satunya cara membendung politik dinasti adalah dengan memunculkan oposisi, namun hal ini sekadar penyeimbang, bukan serta merta menghilangkan praktik politik dinasti.

7. Pembalakan Hutan atau Illegal Logging

Praktik pembalakan hutan atau illegal logging juga termasuk dalam contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan alam dalam ilmu sosiologi.

Pembalakan hutan atau illegal logging sangat merugikan masyarakat banyak, bahkan merugikan negara.

Sebab, praktik pembalakan hutan atau illegal logging akan merusak ekosistem hutan, sehingga menyebabkan mudahnya bencana menerpa.

Selain itu, negara dapat kehilangan kekayaan alamnya yang bernilai hingga triliunan rupiah. Maka dari itu, illegal logging menjadi perhatian utama dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan di Indonesia.

Belum lagi Indonesia juga salah satu paru-paru dunia. Hilangnya hutan di Indonesia tentu berdampak bagi status Indonesia yang memiliki predikat paru-paru dunia.

Mengingat cadangan oksigennya telah ditebang bebas secara ilegal.

Nah, demikian contoh gejala sosial budaya, moral, dan lingkungan alam dalam ilmu sosiologi. Semoga bermanfaat.

FAQ

Apa saja contoh gejala sosial?

1. Pengangguran
2. Perang
3. Pergeseran fashion
4. Politik uang
5. Klitih
6. Politik dinasti
7. Pembalakan hutan atau illegal logging

Gejala sosial maksudnya apa?

gejala sosial adalah permasalahan atau masalah sosial yang dialami oleh masyarakat yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat sendiri dalam kehidupannya.

Apa penyebab gejala sosial?

Gejala sosial juga lazim disebut dengan fenomena sosial, karena memicu munculnya kontradiksi pandangan terhadap suatu hal atau sikap yang berbeda di tengah masyarakat.

Apa contoh gejala sosial politik?

Salah satu contoh gejala sosial politik adalah adanya pejabat pemerintahan yang melakukan korupsi.

Apa saja contoh gejala sosial religius?

Beberapa contoh gejala sosial religius adalah fanatisme beragama, diskriminasi agama, hingga intoleransi agama.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta