Contoh Gurindam Berangkai dan Berkait Beserta Pengertian dan Perbedaannya

Contoh Gurindam Berangkai dan Berkait Beserta Pengertian dan Perbedaannya – Ada banyak contoh gurindam berangkai dan berkait bisa dijadikan bahan referensi pembuatan.

Tapi tidak semuanya cocok dijadikan acuan dengan beragam alasan. Salah satu alasannya jenis temanya tidak sesuai dengan yang sedang dicari.

Sebelum membuat gurindam tentu kamu harus paham jenisnya terlebih dahulu. Jadi, nantinya ketika membuat benar-benar paham struktur kalimatnya akan disusun seperti apa. Gurindam terbagi menjadi dua jenis yaitu berangkai dan berkait.

Supaya lebih paham kedua jenis ini, kamu bisa menyimak beberapa contohnya sebagaimana akan dibahas pada uraian berikut. Tapi, sebelum itu, pahami terlebih dahulu pengertian dan beda keduanya. 

Memahami Pengertian serta Beda Gurindam Berangkai dan Berkait

https://muhammadiyah.or.id/

Sebelum menuju pembahasan contoh gurindam berangkai dan berkait, apakah kamu sudah tahu pengertian serta beda kedua jenis ini?

Jenis berangkai merupakan gurindam yang memiliki karakteristik adanya kata sama pada baris pertama di setiap baitnya.

Sedangkan jenis berkait merupakan gurindam yang memiliki karakteristik adanya keterkaitan antara bait pertama dengan selanjutnya. Secara sekilas tampak mirip seperti pantun, tapi sebenarnya berbeda.

Dari segi bait, pantun tidak berkaitan antara bait satu dengan lainnya. Sedangkan gurindam jenis ini lebih menekankan terhadap keterkaitan. Jadi, pesan atau nasehat yang ingin disampaikan bisa lebih mendalam.

Bisa dikatakan gurindam itu rimanya tampak seperti puisi, sedangkan strukturnya mirip pantun. Hanya mirip, tetapi tidak sama. Sudah terlihat beda kedua jenis ini yaitu dari segi penyusunan kalimat.

Di mana jenis berangkai mengandung kata sama pada baris pertama setiap bait, sedangkan berkait tidak harus.

Bila dibayangkan saya sepertinya sulit, tapi dengan mencermati contoh gurindam berangkai dan berkait, kamu akan lebih mudah memahami beda keduanya.

Beberapa Nilai yang Terkandung dalam Gurindam

Gurindam dibuat bukan tanpa sebab. Karya sastra klasik ini memiliki beberapa nilai yang terkandung, sehingga cocok dijadikan petuah dalam menjalani hidup.

Inilah beberapa nilai moral yang bisa kamu temukan dalam gurindam:

  1. Nilai moral kehidupan dengan diri sendiri mencakup kesederhanaan, keberanian dalam hidup, kearifan atau kebijaksanaan, kejujuran serta kewaspadaan atau kehati-hatian.
  2. Nila moral kehidupan dengan orang lain mencakup kebersamaan dalam menjalani hidup, kesetiaan serta penghormatan.
  3. Nilai moral kehidupan dengan Tuhan mencakup keistiqomahan dalam beribadah dan kepercayaan terhadap Tuhan.

Mengenai nilai moral apa saja yang nantinya bisa diperoleh tergantung isinya bertema apa.

Ketika melihat contoh gurindam berangkai dan berkait akan kamu temukan beragam nilai moral. Dalam satu karya sastra bukan hanya satu, kamu bisa menemukan dua atau lebih nilai moral. 

Berdampak atau tidaknya karya sastra tersebut terhadap perubahan perilaku seseorang juga kembali lagi kepada setiap individu.

Bagaimanapun juga bila membahas tentang karya sastra menyesuaikan dengan selera.

Inilah Cara Memahamkan Isi dari Karya Sastra Gurindam kepada Pendengar

Terkadang pemilihan diksi atau kata dalam gurindam itu sulit dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Supaya pembaca atau pendengar lebih paham isinya, kamu bisa melisankannya dengan baik seperti saat berbalas pantun. Beberapa cara yang bisa coba dilakukan antara lain:

1. Memperhatikan Pelafalan

Caranya bisa dengan memperhatikan pelafalan saat pengucapan contoh gurindam berangkai dan berkait maupun karya sendiri. Lafal adalah cara dalam mengucapkan bunyi bahasa.

Sebaiknya pelafalan diusahakan jelas serta lugas supaya mudah dipahami bukan hanya oleh orang lain, tapi juga kamu sendiri.

Ketika yang dilafalkan tidak jelas, akan diterima juga demikian halnya oleh orang lain.

2. Memperhatikan Intonasi

Intonasi merupakan lagu bicara dalam mengucapkan bunyi bahasa. Dengan intonasi baik, kamu akan terlatih dalam menguasai rendah dan tingginya setiap pengucapan bunyi bahasa.

3. Memperhatikan Ekspresi

Terakhir, saat membaca contoh gurindam berangkai dan berkait perlu adanya ekspresi mendukung. Dengan ekspresi akan menambah pemahamanan orang lain terhadap ide atau gagasan yang ingin kamu sampaikan.

Hanya akan menjadi sekadar naskah tanpa makna bila tanpa adanya jiwa dan perasaan saat pembuatan maupun penyampaian.

Ketika pembaca atau pendengar paham dengan apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan, ada peluang untuk menarik perhatian.

Apalagi bila ternyata isi yang kamu sampaikan relevan dengan kehidupan mereka. Tapi memang tidak semua karya yang sudah dibuat harus mampu memenuhi ekspektasi banyak orang.

Ketika contoh gurindam berangkai dan berkait yang dibuat sudah disampaikan dengan sejelas mungkin tapi tetap tidak dipahami oleh pembaca atau pendengar, itu tidak masalah.

Artinya memang karya sastra tersebut sasarannya bukan mereka, melainkan yang lain.

Setiap karya sastra itu memiliki penikmatnya masing-masing. Bila membahas tentang selera dan pemahaman dalam mencerna sebuah karya sastra itu akan berbeda-beda untuk setiap orang. Ada yang mudah memahami ketika karya tersebut memiliki diksi lugas.

Tapi tidak semua penulis atau pembuat karya menggemari diksi yang demikian.

Ada penulis lebih menyukai pemilihan kata yang sedikit sulit dipahami. Biasanya karya seperti ini tetap bisa dipahami oleh pembaca walaupun tidak semuanya.

Contoh Gurindam Berangkai dan Berkait Bagian 1 Beserta Pengertiannya

Untuk contoh gurindam berangkai dan berkait bagian 1, keduanya memiliki tema berbeda. Contoh jenis berangkai bertemakan percintaan atau asmara. Berikut ini contoh jenis berangkai yang terdiri atas dua bait:

Jika tidak ada rasa saling suka
Menjalin hubungan hanya akan menjadi neraka

Jika tidak ada rasa saling cinta
Menjalin hubungan hanya akan terasa nestapa

Berdasarkan contoh tersebut, bisa diambil pengertian bahwa ketika tidak ada perasaan saling suka dan memutuskan menjalin hubungan asmara, yang nantinya terjadi malah hanya akan terasa seperti neraka. Sebab, keduanya hanya dilandasi keterpaksaan.

Ketika menjalin hubungan tidak ada perasaan saling cinta, kalaupun menjalin hubungan, bukan bahagia yang dirasa, melainkan nestapa atau kesusahan hati.

Pada intinya, hubungan asmara yang dipaksa itu tidak baik, apalagi keduanya sama sekali tidak memiliki perasaan suka.

Berikutnya adalah contoh gurindam berangkai dan berkait bagian 1, tepatnya berkait.

Pada contoh ini temanya tentang tidak ada gunanya menumpuk uang bila tidak memperdulikan kesengsaraan orang lain.

Apa guna menumpuk banyak uang
Bila acuh terhadap kesengsaraan orang

Semua akan ditinggalkan saat dijemput ajal
Jangan sampai nantinya berakhir menyesal

Sudah sedikit dijelaskan mengenai pengertian dari contoh tersebut, yaitu apa gunanya mengumpulkan dan menumpuk banyak uang bila tidak perduli dan acuh terhadap kesakitan maupun kesengsaraan orang lain.

Pada akhirnya semua yang ada di dunia, termasuk uang akan ditinggalkan dan tidak akan dibawa mati.

Jangan sampai nantinya menyesal karena selama hidup di dunia yang dipikirkan hanya bagaimana cara mengumpulkan banyak uang tanpa memperdulikan orang sekitar.

Contoh Gurindam Berangkai serta Berkait Bagian 2 Beserta Pengertiannya

Berikutnya adalah contoh gurindam berangkai dan berkait bagian 2. Tema contoh kali ini tentang dusta dan jujur.

Dimana keduanya memiliki dampaknya masing-masing. Contoh pertama untuk jenis gurindam berangkai sebagai berikut:

Jika dusta menjadi sebuah kebiasaan
Jangan salahkan bila nantinya karma melawan

Jika membual kau anggap hal biasa
Jangan salahkan bila orang tidak lagi percaya

Berdasarkan contoh tersebut, kamu bisa mengambil pengertian bahwa ketika dusta sudah dijadikan sebuah kebiasaan, jangan menyalahkan bila nantinya karma melawan. Seperti kita tahu bahwa hidup itu menerapkan hukum tanam tunai.

Apa yang nantinya akan kita tuai berasal dari yang kita tanam sebelumnya. Sama halnya dengan keburukan, ketika kita menanamnya, di kemudian hari akan ada kemungkinan besar terjadi hal buruk. Baik itu hal buruk dalam bentuk serupa maupun berbeda.

Pengertian selanjutnya dari contoh gurindam berangkai dan berkait bagian 2, tepatnya jenis berangkai di atas yaitu bila membuat kamu anggap sebagai hal biasa, jangan salahkan bila orang tidak lagi percaya.

Kebiasaan membual tidak akan baik untuk hubungan kamu dengan orang lain. Sebab, hal tersebut akan mengurangi tingkat kepercayaan orang lain terhadap apa yang kamu katakan.

Selanjutnya adalah contoh untuk jenis berkait:

Menjadi insan yang jujur
Tidak akan membuat hidupmu hancur

Tapi malah akan menjadikanmu insan luhur
Dan menjadikan hidup lebih makmur

Dari contoh tersebut, bisa ditarik pengertian bahwa menjadi insan atau pribadi jujur itu tidak akan membuat hidup menjadi hancur.

Sebab, dalam hidup tidak sedikit orang merasa bahwa kejujuran hanya akan membawa kehancuran.

Pengertian lanjutan dari contoh gurindam berangkai dan berkait bagian 2, tepatnya jenis berkait tersebut, menjadi insan jujur malah akan menjadikan kamu insan luhur. Selain itu juga menjadikan hidup lebih makmur.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ketika hidup dengan ketidakjujuran, walaupun memiliki banyak harta, seringkali tidak membuat hidup merasa bahagia.

Jadi, makmur dalam hal ini bukan selalu tentang memiliki banyak uang, melainkan ketenangan hati.

Contoh Gurindam Berangkai serta Berkait Bagian 3 Beserta Pengertiannya

Contoh terakhir bagian 3, jenis berangkai memiliki tema tentang tidak perlu mencari pembenaran bila memang salah.

Sedangkan jenis berkait temanya tentang kekayaan yang penting dalam hidup bukan selalu tentang materi. Untuk yang pertama adalah contoh berangkai:

Tidaklah perlu mencari pembenaran
Bila memang diri melakukan kesalahan

Tidaklah perlu takut tampak salah
Bila memang diri sedang lengah

Berdasarkan contoh gurindam berangkai dan berkait bagian 3, tepatnya jenis berangkai tersebut memiliki pengertian bahwa bila memang kamu sedang melakukan kesalahan, tidak perlu mencari pembenaran.

Tidak perlu juga takut tampak salah di mata orang lain bila memang diri sedang mengalami lengah.

Setiap manusia memiliki titik salah dan lengahnya masing-masing. Menerima segala apa yang menjadi kekurangan kita itu lebih baik daripada berpura-pura sempurna.

Jujur terhadap diri sendiri jauh lebih menenangkan. Sebuah hal wajar melakukan kesalahan, malah bisa dijadikan motivasi untuk menjadi lebih baik lagi, bukan sebaliknya. Selanjutnya adalah contoh gurindam berkait:

Kaya itu bukan melulu tentang materi
Tapi juga kaya perihal hati

Terhadap sesama selalu mengasihi
Saling bantu bukan malah menghakimi

Sesuai contoh gurindam berangkai dan berkait bagian 3, tepatnya jenis berkait tersebut, bisa diambil pengertian bahwa kaya dalam hidup itu tidak selalu tentang materi. Tapi paling penting adalah kaya perihal hati.

Salah satunya selalu mengasihi terhadap sesama dan saling bantu ketika ada orang lain yang memerlukan, bukan malah menghakimi.

Percuma juga bila memiliki banyak materi tapi terhadap sesama tidak mengasihi.

Itu artinya kamu tidak memberikan manfaat terhadap orang lain. Apalagi bila orang lain tersebut situasinya sedang sangat membutuhkan bantuan.

Posisinya kamu bisa membantu tapi enggan, itu adalah sikap yang sangat buruk dan tidak patut ditiru.

Sebenarnya masih banyak lagi contoh gurindam jenis berangkai serta berkait yang bisa kamu jadikan referensi dengan beragam tema.

Beberapa contoh gurindam berangkai dan berkait di atas adalah varian dua bait, kamu bisa membuatnya lebih banyak.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta