Contoh Cerita Hikayat Putri Hijau Lengkap dengan Strukturnya dalam Bahasa Indonesia

Contoh Cerita Hikayat Putri Hijau Lengkap dengan strukturnya Dalam Bahasa Indonesia – Contoh cerita Hikayat Putri Hijau merupakan cerita legendaris yang sangat terkenal karena disampaikan secara turun-temurun.

Hikayat Putri Hijau merupakan salah satu dari sekian banyak kisah hikayat yang perlu untuk diketahui. Hikayat-hikayat tersebut dapat berasal dari Indonesia maupun manca negara.

Tetapi, dalam kesempatan ini, sebaiknya kita kenali seluk beluk cerita Hikayat Putri Hijau supaya semakin mengerti dengan struktur, unsur intrinsik, serta ekstrinsiknya.

Mengenal Cerita Hikayat

Canva/@zuzanna-images

Hikayat termasuk
dalam sastra klasik yang menceritakan tentang keajaiban, kesaktian, dan
mirakel. Naskah hikayat sendiri disusun dengan menggabungkan berbagai unsur
seperti plot, sudut pandang, tema, dan lain-lain.

Isi cerita hikayat
dibangun dengan menggabungkan beberapa unsur. Terkait contoh cerita hikayat
Putri Hijau dengan strukturnya adalah sebagai berikut:

1.
Abstraksi

Abstraksi adalah
pikiran utama dalam cerita yang dapat dikembangkan ke dalam berbagai jenis
adegan atau kejadian.

Biasanya penulisan
abstraksi dilakukan pada awal cerita, penulisannya harus semenarik mungkin
supaya mampu menarik keinginan pembaca untuk membacanya.

2.
Orientasi

Orientasi adalah
struktur
pada teks hikayat yang isinya menjelaskan tentang keterangan latar,
baik itu latar suasana, waktu maupun
tempat
di dalam hikayat tersebut.

3.
Komplikasi

Komplikasi merupakan suatu
bagian dari hikayat yang berusaha menjelaskan hubungan sebab dan akibat karena
adanya suatu peristiwa yang saling terhubung.

4.
Evaluasi

Pada tahapan ini,
konflik sudah mulai mereda. Sosok yang menjadi tokoh utama telah mampu
mengatasi masalah yang terjadi di dalam kehidupannya.

Setelah melewati
evaluasi, artinya cerita segera usai dan akan memasuki ke tahapan selanjutnya
yakni struktur resolusi.

5.
Resolusi

Resolusi
merupakan bagian dari contoh hikayat Putri Hijau yang menjelaskan mengenai
berbagai solusi dari bermacam-macam masalah yang terjadi dalam kehidupan tokoh
cerita.

6.
Koda

Koda bagian
paling akhir dari hikayat yang mengandung kesimpulan dan pesan moral. Selain itu
pada bagian ini dapat dijelaskan pula mengenai poin-poin penting dari ringkasan
cerita.

Contoh
Cerita Hikayat
Putri Hijau Lengkap Dengan Strukturnya

Di bawah ini adalah contoh hikayat Putri Hijau singkat yang bisa kamu pakai untuk hiburan sekaligus penambah wawasan.

Abstraksi

Contoh cerita Hikayat Si Putri Hijau pada dasarnya dijelaskan dalam berbagai pengisahan yang berbeda-beda oleh setiap orang.

Pada zaman dahulu Kesultanan Deli dipimpin oleh seorang sultan yang mempunyai tiga orang anak yakni Mambang Yazid, Mambang Khayali, dan Putri Hijau.

Orientasi

Sultan Deli dikenal sebagai seorang pemimpin yang adil, arif, dan bijaksana. Ketika memasuki usia senja. Sultan Deli sering menderita sakit-sakitan. Meski telah diobati dengan berbagai cara. Tetapi, sakit yang diderita Sultan Deli tak juga kunjung sembuh. Hal ini membuat Sultan Deli merasa jika hidupnya sudah tak akan lama lagi.

Sebelum wafat Sultan Deli mengumpulkan ketiga anaknya untuk memberitahukan pesan terakhir kepada anak-anaknya. Saat-saat perpisahan yang terasa semakin dekat membuat Putri Hijau sangat terpukul dan sedih.

Dalam kesempatan itu Sultan Deli berpesan kepada ketiga anaknya agar mereka selalu rukun dan saling menjaga satu sama lain. Beberapa saat setelah Sultan Deli mengucapkan wasiatnya. Beliau pun akhirnya wafat.

Komplikasi

Setelah sultan wafat, Mambang Yazid yang merupakan anak tertua menggantikan posisi ayahnya memimpin Kasultanan Deli. Meski usianya masih sangat muda. Namun, Mambang Yazid mampu mengemban amanah yang ditimpakan padanya dengan sangat baik.

Kegigihannya dalam belajar dan kemauannya menerima petuah dari para penasehat Kesultanan membuat dirinya menjadi seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Rakyat Kasultanan Deli sangat bangga memiliki pemimpin muda seperti dirinya.

Selain menjalankan tugasnya sebagai pemimpin kesultanan. Mambang Yazid tak melupakan tugasnya sebagai kakak yang harus menjaga dan menyayangi adik-adiknya. Berkat rasa sayang dan perhatian yang diberikannya. Mambang Yazid mampu meredakan kesedihan yang dirasakan kesedihan adik-adiknya.

Kehilangan sosok seorang ayah membuat Putri Hijau sangat terpukul. Walau merasa sangat sedih karena telah kehilangan sosok ayah untuk selama-lamanya. Putri Hijau sadar bahwa perpisahan merupakan suatu kepastian yang tidak bisa dihindari.

Maka dari itu, sebisa mungkin Putri Hijau mengikhlaskan kepergian ayahnya. Seiring berjalannya waktu Putri Hijau tumbuh menjadi seorang putri yang sangat cantik. Selain cantik secara fisik. Putri Hijau juga memiliki hati yang luar biasa cantik.

Putri Hijau sering memberikan bantuan kepada rakyatnya yang mengalami kesusahan. Tak hanya itu, Putri Hijau sering pula membantu menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi kakaknya yang kini menjadi pemimpin di Kesultanan Deli.

Kecantikan, kepandaian, dan kebaikan yang ada pada diri Putri Hijau membuatnya menjadi pujaan bagi seluruh rakyatnya. Ada satu keunikan yang dimiliki Putri Hijau. Jika sedang menjelang senja, Putri Hijau sering sekali merenung di kaputren.

Pada saat merenung inilah seperti ada cahaya berwarna hijau yang keluar dari tubuh Putri Hijau. Cahaya berwarna hijau ini memancar menjulang ke angkasa. Bagi warga Kasultanan Deli pemandangan semacam ini bisa dikatakan lumrah.

Namun, tidak bagi seorang raja dari Aceh yang kebetulan pada saat itu sedang melintas wilayah Kasultanan Deli. Sultan Aceh yang baru melihat cahaya aneh berwarna hijau itu ingin tahu dari mana cahaya hijau yang dilihatnya itu berasal.

Ia pun kemudian mengirim beberapa pasukannya untuk mencari informasi mengenai cahaya berwarna hijau tadi. Singkat cerita, setelah dilakukan penelusuran oleh prajuritnya. Barulah diketahui jika cahaya berwarna hijau tadi keluar dari tubuh Putri Hijau.

Setelah mengetahui jika Kesultanan Deli memiliki seorang putri bernama Putri Hijau yang memiliki paras cantik dan hati yang sangat baik, serta memiliki kemampuan mengeluarkan cahaya berwarna hijau dari tubuhnya. Sultan Aceh menginginkan Putri Hijau untuk menjadi pendamping hidupnya.

Demi memuluskan keinginannya untuk menjadikan Putri Hijau sebagai istrinya. Sultan Aceh datang ke Kasultanan Deli untuk meminang Putri Hijau. Sultan Aceh beserta rombongan datang dengan membawa berbagai jenis perhiasan yang jumlahnya banyak sekali.

Begitu sampai di Kesultanan Deli kedatangan Sultan Aceh disambut dengan hangat. Setelah percakapan singkat Sultan Aceh mengutarakan maksud dan tujuannyan datang ke Kesultanan Deli. Kebetulan pada saat itu Putri Hijau turut menyambut kedatangan Sultan Aceh beserta rombongan.

Setelah mengetahui maksud dan tujuan Sultan Aceh datang ke Kesultanan Deli. Mambang yazid lalu bertanya langsung kepada adiknya. Saat ditanya sang kakak, Putri Hijau mengatakan bahwa dirinya belum berkenan untuk menikah.

Penolakan ini membuat Sultan Aceh sangat marah. Merasa telah dipermalukan karena cintanya ditolak. Sultan Aceh lalu menyatakan perang terhadap Kesultanan Deli. Putri Hijau merasa sangat sedih karena penolakan yang dilakukannya telah menyebabkan perang.

Evaluasi

Mambang Yazid sebisa mungkin menghibur adiknya. Ia mengatakan bahwa perang yang akan terjadi bukan sepenuhnya kesalahan adiknya. Dalam kesempatan itu Mambang Yazid berjanji bahwa dirinya akan melindungi adiknya semampunya.

Beberapa hari setelah penolakan itu terjadi. Perang pun pecah. Sultan Aceh mengerahkan seluruh pasukannya untuk menggempur Kesultanan Deli. Walau sudah melakukan perlawanan sekuat tenaga. Namun, karena kalah dalam jumlah. Pasukan Sultan Aceh mampu melumpuhkan perlawanan yang dilakukan oleh pasukan Kesultanan Deli.

Saat Sultan Aceh dan pasukannya merangsek masuk ke garis pertahanan akhir dari Kesultanan Deli. Mambang Yazid segera menemui Putri Hijau yang diminta sembunyi di sebuah ruang rahasia. Dalam kesempatan itu Mambang Yazid mengatakan beberapa hal penting untuk adiknya.

Resolusi

Sementara itu untuk memperlambat Sultan Aceh dan pasukannya yang akan memasuki kawasan istana. Mambang Khayali berubah wujud menjadi meriam yang mampu menembakkan ratusan peluru ke arah musuh. Serangan tak terduga ini berhasil memaksa Sultan Aceh untuk menghentikan langkahnya untuk beberapa saat.

Di dalam ruang persembunyian Mambang Yazid berpesan kepada Putri Hijau. Adinda, jika nanti Sultan Aceh berhasil menemukanmu dan berniat membawamu ke Kesultanan Aceh. Mintalah padanya untuk disediakan keranda yang terbuat dari kaca. Selama perjalanan masuklah kamu ke dalam keranda kaca itu.

Dan ketika kamu sampai di Kesultanan Aceh. Sesaat sebelum kamu diturunkan dari kapal. Mintalah kepada Sultan Aceh untuk seluruh warganya melemparkan sebutir telur ke laut dan menyebar segenggam beras ke laut.

Usai mengatakan pesan ini kepada Putri Hijau. Mambang Yazid kembali maju ke medan pertempuran. Walau sudah ditembaki dengan meriam yang merupakan perwujudan dari Mambang Khayali. Pasukan Kesultanan Aceh terus berdatangan.

Pada waktu itu, Mambang Khayali sudah sampai pada batas kemampuannya. Tiba-tiba moncong meriam patah dan terpelanting ke udara. Mambang Khayali yang tinggal seorang diri merasa tak mampu lagi menghadapi pasukan Kesultanan Aceh. Ia pun kemudian menceburkan diri ke laut dan tak pernah muncul lagi.

Sementara itu, setelah merasa tidak ada lagi yang menghalanginya. Sultan Aceh segera mencari persembunyian Putri Hijau. Akhirnya Sultan Aceh berhasil menemukan Putri Hijau. Walau sebenarnya sudah sangat ingin memeluk Putri Hijau. Namun, Sultan Aceh masih tahu akan batasan-batasan yang tidak boleh dilakukan dalam peperangan.

Sultan Aceh lalu menawan Putri Hijau. Sama seperti yang dipesankan padanya. Putri Hijau mau menjadi tawanan asalkan keinginannya dipenuhi. Sultan Aceh berjanji akan mengabulkan semua keinginan Putri Hijau. Pada kesempatan itu Putri Hijau mengatakan seperti yang dipesankan kakaknya pada dirinya.

Singkat cerita, Putri Hijau dibawa Sultan Aceh pulang ke Kesultanan Aceh dengan dimasukkan ke dalam keranda yang terbuat dari kaca. Sultan Aceh sangat bahagia dapat membawa Putri Hijau pulang sebagai tawanan perang.

Koda

Saat Sultan Aceh tiba di pelabuhan di wilayah kesultanannya. Sultan Aceh segera mengumpulkan rakyatnya. Kepada rakyatnya Sultan Aceh meminta agar mereka melemparkan sebutir telur dan segenggam beras ke laut.

Permintaan Sultan Aceh pun dituruti oleh rakyatnya. Lalu tiba-tiba sebuah keanehan terjadi. Laut yang tiba-tiba tenang menjadi bergelombang. Tanpa ada yang pernah menduga. Dari dalam laut muncul seekor naga yang sangat besar.

Naga yang mengamuk dan membuat Sultan Aceh beserta rombongan dan rakyatnya melarikan diri dari amukannya. Setelah kepergian Sultan Aceh dan seluruh warga dan pasukannya. Tinggalah Putri Hijau yang terbaring di dalam keranda kaca.

Perasaan takut yang dirasakan Putri Hijau seketika sirna setelah sang naga memberitahukan jati dirinya. Setelah mengatakan bahwa dirinya merupakan perwujudan dari Mambang Yazid. Naga segera menggigit keranda kaca dan membawanya ke dalam laut.

Setibanya di dasar laut, Mambang Yazid meminta Putri Hijau untuk menjadi ratu di dasar laut hingga hari akhir tiba.  Dalam kesempatan itu Mambang Yazid berjanji akan sering-sering menemui adiknya. Selepas itu Mambang Yazid pergi. Konon, Mambang Yazid memiliki kerajaan sendiri di Selat Malaka.

Unsur
Intrinsik Hikayat
Putri Hijau

Contoh cerita Hikayat Putri Hijau memiliki unsur intrinsik dan
ekstrinsik sebagai bahan utama
pembangun cerita. Adapun
unsur
intrinsik dari cerita hikayat tersebut adalah:

Tema

Tema merupakan
gagasan utama dari sebuah cerita. Berawal dari sebuah tema, maka sebuah hikayat
dapat disajikan dan dirangkai dengan baik.

Tema pada contoh cerita Hikayat Putri Hijau adalah sepasang pengorbanan seorang kakak bagi adiknya.

Tokoh

Tokoh adalah
figur atau
pemain dalam sebuah cerita. Adapun tokoh cerita dalam
contoh Hikayat Putri Hijau adalah
Sultan Deli, Sultan Aceh, Mambang yazid, Mambang Khayali,
Putri Hijau, pasukan Kesultanan Deli, dan pasukan Kesultanan Aceh.

Penokohan

Penokohan adalah
penggambaran perangai atau watak yang dimiliki para tokoh cerita.

Penokohan Sultan Deli
adalah baik, arif, bijaksana, sayang pada anaknya.

Penokohan Sultan Aceh
adalah keras kepala, tidak mau mengalah, gampang terpancing emosinya.

Penokohan Putri Hijau
adalah baik hati, penyayang, teguh pada pendiriannya.

Penokohan Mambang Yazid
adalah tegar, penyayang, bijaksana, berani berkorban untuk adiknya.

Penokohan Mambang
Khayali adalah baik, pemberani, rela berorban untuk adiknya,

Latar

Latar dari
cerita Hikayat Putri Hijau ini terdiri dari tiga macam, yaitu latar tempat, suasana, dan waktu. Latar tempat di dalam hikayat Putri Hijau adalah istana, pelabuhan, dan dasar laut.

Latar suasananya
adalah sedih dan menegangkan karena peristiwa yang dialami tokohnya.

Sedangkan latar waktunya adalah kurang
disampaikan dengan jelas.

Sudut
pandang

Sudut pandang adalah cara pengisahan yang dipakai pengisah ketika menuliskan ide dan
gagasan ceritanya.

Pengisah menggunakan
sudut
pandang orang ketiga saat
mengisahkan hikayat Putri
Hijau sebab pengisah berada di luar cerita.

Hal ini diperkuat
dengan kata ganti ia, dia, mereka, dan lainnya dalam hikayat yang dibuatnya.

Alur

Alur adalah
jalinan peristiwa atau urutan kejadian yang ada pada cerita hikayat. Alur ada
tiga jenis yaitu alur maju, alur mundur, dan alur maju-mundur.

Mengenai alur
yang dipakai dalam
cerita hikayat Putri Hijau dalam
Bahasa Indonesia merupakan alur
maju karena ceritanya berfokus pada
masa yang akan datang.

Amanat

Amanat adalah
pesan penting yang ingin disampaikan penulis lewat cerita yang dibuatnya. Mengenai amanat yang ada di
dalam hikayat Putri Hijau adalah
sebagai berikut:

Seorang pemimpin
harus mampu memegang janjinya.

Tidak semua keinginan
harus dipenuhi.

Tidak semua cinta
bisa dimiliki.

Seorang pemimpin
harus bisa membagi waktu untuk keluarga dan negaranya.

Unsur Ekstrinsik Hikayat Putri Hijau

Unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun sebuah cerita dari luar. Meski
memiliki keterkaitan terhadap bangunan cerita, tetapi unsur ini tidak
berpengaruh secara langsung terhadap suatu karya sastra.

Unsur ekstrinsik pada hikayat Putri Hijau memiliki kaitan dengan
nilai moral atau amanat.
Amanatnya yaitu:

Kakak dan adik sudah
seharusnya untuk saling menjaga dan melindungi.

Jika sudah berjanji
wajib hukumnya untuk ditepati.

Harus menerima
kenyataan walau penolakan itu sakit rasanya.

Contoh cerita Hikayat Putri Hijau beserta struktur dan
unsur-unsur penting lainnya dapat
digunakan sebagai bahan renungan yang berharga.

Jadi, dapat dikatakan kalau contoh cerita Hikayat Putri Hijau adalah sebuah cerita yang tidak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan nilai-nilai pembelajaran untuk pembacanya.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta