5 Contoh Ibadah Ghairu Mahdhah dalam Kehidupan Sehari Hari dan Penjelasannya

5 Contoh Ibadah Ghairu Mahdhah dalam Kehidupan Sehari Hari dan Penjelasannya – Salah satu ibadah yang muncul dalam paradigma keilmuan Islam adalah ibadah ghairu mahdhah.

Ibadah ghairu mahdhah merupakan jenis ibadah yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa pakem yang tetap.

Berikut adalah penjelasan mengenai apa itu ibadah ghairu mahdhah dan contoh ibadah ghairu mahdhah dalam kehidupan sehari-hari.

Penjelasan Mengenai Ibadah Ghairu Mahdhah

Canva/@pixelshot

Sebelum menjelaskan beberapa contoh ibadah ghairu mahdhah, mari pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud ibadah ghairu mahdhah.

Ibadah ghairu mahdhah adalah segala bentuk tindakan atau perbuatan atau pikiran baik yang terlaksana dengan niat ikhlas karena Allah, akan tetapi tidak termasuk dalam kategori ibadah mahdhah. 

Apabila Ibadah mahdhah memiliki aturan yang sangat rigid dan terperinci seperti sholat, puasa, zakat, dan haji, ibadah ghairu mahdhah memiliki sifat yang lebih umum, luwes, kondisional dan fleksibel.

Mengingat pentingnya ibadah ghairu mahdhah dalam menjaga relasi antarmanusia, bisa dibilang badah ghairu mahdhah secara konkret melengkapi ibadah mahdhah dan menunjukkan keimanan seseorang secara utuh. 

Dengan konsiste melakukan ibadah ghairu mahdhah, seseorang tidak hanya menjalankan perintah agama Islam secara formal, tetapi juga mengimplementasikan nilai-nilai Islam yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Ibadah ghairu mahdhah adalah bentuk ibadah yang luas dan fleksibel, yang memberikan ruang bagi setiap individu untuk beribadah sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. 

Bermodalkan tindakan ibadah ghairu mahdhah, seseorang dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah sekaligus menjadi manusia yang lebih baik terhadap sesama.

Membedakan Ibadah Ghairu Mahdhah dengan Ibadah Mahdhah

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa ibadah ghairu mahdhah tidak bisa dilepaskan dari ibadah mahdhah.

Namun, keduanya merupakan kategorisasi yang berbeda. Adapun perbedaan dari ibadah ghairu mahdhah dengan ibadah mahdhah antara lain:

1. Sumber Hukum

Ibadah ghairu mahdhah diambil dari kutipan prinsip-prinsip yang ada di dalam Al-Qur’an dan Hadist, yang selanjutnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk perbuatan baik.

Sementara itu, ibadah mahdhah secara langsung mengutip langsung pedoman-pedoman yang valid dari Al-Qur’an dan Hadist dengan ketentuan serta syarat yang jelas.

2. Tujuan

Ibadah ghairu mahdhah mempunyai tujuan yang luas. Tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah tetapi juga memberi manfaat kepada diri sendiri dan orang lain.

Aktivitas ghairu mahdhah lebih kepada menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Berbeda dengan tujuan ibadah mahdhah yang pada dasarnya adalah untuk memenuhi kewajiban yang ditetapkan oleh Allah SWT.

3. Keterikatan pada Hukum

Ibadah ghairu mahdhah lebih bersifat fleksibel dan kondisional. Artinya situasi yang terjadi dapat menjadi penentu bagaimana sikap yang baik itu.

Hal ini berbeda dengan sifat dari ibadah mahdhah yang sudah valid mempunyai pedoman yang konstan dengan sumber Al-Qur’an dan Hadist.

Beberapa Contoh Ibadah Ghairu Mahdhah

Setelah memahami maksud dari ibadah ghairu mahdhah, maka sampailah kita pada pembahasan utama dari artikel ini, yaitu contoh ibadah ghairu mahdhah.

Sebelum menjelaskan secara rinci terhadap beberapa contoh ibadah ghairu mahdhah, adapun hal-hal yang termasuk dalam ibadah ghairu mahdhah di antaranya adalah menikah, bersedekah, mencari nafkah, menuntut ilmu, memaafkan kesalahan orang lain, dst.

Selanjutnya, untuk contoh dari ibadah ghairu mahdhah yang akan jadi pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia, adalah salah satu kegiatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

Menuntut ilmu termasuk dalam kategori ibadah ghairu mahdhah karena tidak memiliki ketentuan khusus mengenai tata cara dan waktu pelaksanaannya. 

Seseorang dapat menuntut ilmu kapan saja dan di mana saja, selama ilmu yang dipelajarinya membawa manfaat dan dilakukan dengan niat untuk mendapatkan ridha Allah.

Berdasarkan hadist, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah).

Hadis ini menunjukkan bahwa Islam sangat mendorong umatnya untuk belajar dan memperdalam ilmu. 

Menuntut ilmu dianggap sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, karena dengan ilmu, seseorang dapat lebih memahami hakikat kehidupan, hukum-hukum Allah, dan bagaimana seharusnya ia berinteraksi dengan sesama makhluk dan lingkungannya. 

Selain itu, ilmu yang dipelajari dengan niat yang benar dapat memberikan manfaat yang luas, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat.

2. Bekerja Mencari Nafkah

Bekerja merupakan kegiatan mencari nafkah atau penghidupan yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarganya. 

Di dalam perspektif Islam, bekerja bukan hanya dipandang sebagai sarana mendapatkan penghasilan, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab yang mulia. 

Allah memerintahkan manusia untuk berusaha dan mencari rezeki yang halal. 

Rasulullah SAW bahkan menekankan pentingnya mencari nafkah yang halal dan memperingatkan tentang pentingnya tidak bergantung pada orang lain.

Pada Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah.” (QS. Al-Jumu’ah: 10).

Ayat di atas menunjukkan bahwa setelah menunaikan kewajiban shalat, umat Islam dianjurkan untuk bekerja dan mencari rezeki di muka bumi. 

Jika seseorang bekerja dengan niat menafkahi keluarga dan mencari rezeki yang halal untuk memenuhi kebutuhannya, maka pekerjaan tersebut menjadi bentuk ibadah. 

Keikhlasan dalam bekerja serta menjaga etika dan integritas sesuai dengan ajaran Islam juga menambah nilai ibadah dari pekerjaan tersebut.

3. Menjaga Lingkungan

Menjaga lingkungan juga termasuk dalam kategori ibadah ghairu mahdhah.

Menjaga lingkungan merupakan bentuk kegiatan yang bisa menjadi ibadah apabila dilaksanakan dengan landasan niat untuk menjaga ciptaan Allah dan merawat bumi yang telah Allah titipkan kepada manusia. 

Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga alam dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. 

Pada Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.” (QS. Al-A’raf: 56).

Contohnya, apabila seseorang melakukan kegiatan seperti menanam pohon, mengurangi penggunaan plastik, membersihkan sampah di lingkungan sekitar, atau menghemat penggunaan air dengan tujuan menjaga kelestarian alam sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat alam yang diberikan-Nya, maka aktivitas tersebut dapat dinilai sebagai ibadah ghairu mahdhah.

Menjaga lingkungan bukan hanya memiliki manfaat langsung bagi kehidupan di dunia, tetapi juga mencerminkan ketaatan terhadap perintah Allah untuk memelihara alam semesta. 

Perilaku menjaga lingkungan memang tidak terikat dengan aturan khusus dalam agama tentang tata cara dan waktu, tetapi ketika dilaksanakan dengan kesadaran akan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, perbuatan ini menjadi bentuk ibadah yang berharga di sisi Allah SWT.

4. Tolong Menolong dalam Kebaikan

Contoh ibadah ghairu mahdhah selanjutnya adalah perilaku tolong menolong.

Perilaku tolong-menolong merupakan salah satu perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

Tatkala seseorang membantu orang lain dengan niat yang ikhlas dan bertujuan untuk memperoleh ridha Allah, perbuatan tersebut menjadi sebuah bentuk ibadah ghairu mahdhah. 

Tolong-menolong yang dimaksud dapat berupa bantuan dalam bentuk materi, tenaga, waktu, atau sekadar memberikan nasihat yang bermanfaat. 

Allah SWT berfirman, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2).

Contoh dari kegiatan tolong menolong adalah ketika seseorang membantu tetangga yang sedang kesulitan seperti membantu memperbaiki rumah yang rusak atau memberikan makanan kepada yang membutuhkan, maka perbuatan ini bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat membantu sesama karena Allah. 

Meski kegiatan tersebut tidak memiliki tata cara khusus dan bisa dilakukan kapan saja, tolong-menolong yang dilakukan dengan niat untuk kebaikan merupakan bentuk penghambaan kepada Allah dan wujud dari kepedulian sosial yang diakui dalam Islam.

5. Silaturahmi

Contoh ibadah ghairu mahdhah yang menjadi pembahasan dalam artikel ini adalah silaturahmi.

Silaturahmi dengan keluarga, kerabat, tetangga, dan sesama muslim adalah salah satu bentuk ibadah ghairu mahdhah yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

Meski tidak ada aturan tetap dan khusus mengenai tata cara dan waktu melakukannya, silaturahmi memiliki nilai spiritual yang tinggi ketika dilandasi dengan niat untuk menjaga hubungan persaudaraan dan mempererat ukhuwah.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menjalin silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis di atas menunjukkan bahwa silaturahmi tidak hanya memberi manfaat sosial tetapi juga menjadi salah satu sebab keberkahan dalam hidup. 

Misalnya, seseorang yang rutin mengunjungi saudara atau teman yang lama tidak bertemu, menjenguk orang sakit, atau mengucapkan selamat kepada tetangga yang sedang berbahagia, semuanya termasuk dalam aktivitas silaturahmi.

Ketika silaturahmi dilakukan dengan niat untuk menjalankan perintah Allah dan menjaga kebaikan antarsesama, maka hal ini dinilai sebagai ibadah. 

Selain mempererat persaudaraan, silaturahmi juga bisa membantu mengurangi permusuhan, menyelesaikan konflik, serta menciptakan masyarakat yang lebih harmonis.

Demikian ulasan mengenai contoh ibadah ghairu mahdhah dalam kehidupan sehari-hari dan penjelasannya. Semoga bermanfaat.

FAQ

Apa bedanya ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah?

Ibadah ghairu mahdhah lebih bersifat fleksibel dan kondisional. Artinya situasi yang terjadi dapat menjadi penentu bagaimana sikap yang baik itu. Hal ini berbeda dengan sifat dari ibadah mahdhah yang sudah valid mempunyai pedoman yang konstan dengan sumber Al-Qur’an dan Hadist.

Apa saja contoh ibadah ghairu mahdhah?

Adapun hal-hal yang termasuk dalam ibadah ghairu mahdhah di antaranya adalah menikah, bersedekah, mencari nafkah, menuntut ilmu, memaafkan kesalahan orang lain, dst.

Apakah bersedekah termasuk dalam ibadah ghairu mahdhah?

adapun hal-hal yang termasuk dalam ibadah ghairu mahdhah di antaranya adalah menikah, bersedekah, mencari nafkah, menuntut ilmu, memaafkan kesalahan orang lain, dst.

Apa yang dimaksud ibadah ghairu mahdhah?

Ibadah ghairu mahdhah adalah segala bentuk tindakan atau perbuatan atau pikiran baik yang terlaksana dengan niat ikhlas karena Allah, akan tetapi tidak termasuk dalam kategori ibadah mahdhah. 

Apa menikah termasuk ghairu mahdhah?

adapun hal-hal yang termasuk dalam ibadah ghairu mahdhah di antaranya adalah menikah, bersedekah, mencari nafkah, menuntut ilmu, memaafkan kesalahan orang lain, dst.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta