72 Contoh Industri Padat Karya di Indonesia beserta Pengertiannya
Tahukah kamu bahwa sentra batik yang ada di Pekalongan, atau mebel jati khas Jepara adalah contoh industri padat karya di Indonesia?
Di Indonesia, keberadaan industri padat karya bukan hanya membantu mengurangi pengangguran, tetapi juga berperan dalam mendorong ekonomi lokal, hingga memperkenalkan produk-produk khas daerah ke pasar nasional maupun internasional. 🧵✈️
Lalu, apa sih yang dimaksud dengan industri padat karya itu? Yuk, simak penjelasan berikut tentang pengertian dan contoh dari industri padat karya lainnya. 👨🏻🏭
Daftar Isi
Daftar Isi
Mengenal Industri Padat Karya
Industri padat karya adalah kelompok industri yang proses produksinya masih banyak mengandalkan tenaga manusia daripada mesin.
Biasanya, jumlah karyawan yang terlibat cukup besar, bahkan bisa lebih dari 200 orang. Itulah sebabnya, porsi biaya untuk tenaga kerja juga cukup dominan, sekitar belasan persen dari total pengeluaran perusahaan.
Di Indonesia sendiri keberadaan industri ini memiliki peran penting karena mampu menyerap tenaga kerja dalam skala luas, lho. Tidak heran kalau sektor padat karya sering dikaitkan dengan upaya mengurangi pengangguran.
Contoh industri padat karya di Indonesia yang paling mudah ditemui adalah sektor kerajianan tekstil dan produk ekspor lain yang banyak melibatkan pekerja langsung di lapangan.
Oleh karena itulah, industri padat karya kerap dijadikan salah satu strategi pemerintah dalam memperluas kesempatan kerja sekaligus menggerakkan kegiatan produksi nasional. Khususnya pada bidang yang masih membutuhkan sentuhan keterampilan manusia.
Manfaat Industri Padat Karya
Selain itu, kehadiran industri padat karya memiliki sejumlah manfaat yang langsung dirasakan baik oleh pekerja maupun perekonomian nasional secara lebih luas.
Berikut adalah penjelasan lebih lengkap tentang beberapa manfaat indusri padat karya:
1. Menyerap Tenaga Kerja Lebih Banyak
Dikarenakan proses produksinya masih banyak mengandalkan tenaga manusia, sektor ini mampu menyerap ribuan pekerja dalam satu wilayah. Sehingga, adanya idustri padat karya dapat mengatasi persoalan pengangguran, terutama di daerah yang belum banyak tersentuh industri besar.
2. Mendukung Pemerataan Ekonomi Daerah
Di Indonesia, industri padat karya banyak berkembang di luar kota besar, seperti Jepara, Pekalongan, Garut, hingga Cirebon. Penyebaran lokasi tersebut tentu membantu pemerataan kegiatan ekonomi sehingga pembangunan tidak hanya berfokus pada kota-kota utama saja.
3. Membuka Peluang Ekonomi untuk Masyarakat Lokal
Tidak sedikit pekerja rumahan, ibu rumah tangga, atau pekerja informal yang terlibat dalam industri padat karya. Artinya, sektor ini membuka kesempatan penghasilan tambahan di luar pekerjaan formal.
4. Meningkatkan Daya Saing Produk Indonesia
Banyak industri padat karya menghasilkan produk berorientasi ekspor, seperti tekstil, kulit, furnitur, hingga alas kaki. Dengan meningkatnya ekspor, maka produk Indonesia semakin dikenal di pasar mancanegara.
5. Mendukung Pertumbuhan Industri Kreatif
Selain itu, sektor padat karya tidak hanya menghasilkan produk massal, tetapi juga karya kreatif seperti batik, kerajinan kulit, furnitur ukiran, hingga produk fashion. Perkembangan inilah yang mendorong lahirnya UMKM kreatif yang mengangkat budaya lokal.
6. Mendorong Tumbuhnya UMKM dan Wirausaha Baru
Banyaknya proses produksi yang dapat dilakukan secara manual, maka industri padat karya menjadi sektor yang relatif mudah dimulai oleh wirausaha baru, lho. Bahkan tidak jarang industri besar berawal dari usaha rumahan skala kecil.
Jenis Industri Padat Karya
Berdasarkan ketentuan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2013 mengenai kebijakan penetapan upah minimum, pemerintah membagi industri padat karya ke dalam beberapa kelompok tertentu.
Pada Pasal 2 disebutkan bahwa industri yang termasuk kategori ini berjumlah enam sektor utama. Pembagian tersebut dibuat untuk memberikan perlindungan upah bagi pekerja sekaligus menjadi acuan bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksinya.
Adapun keenam jenis industri padat karya tersebut meliputi:
1. Industri makanan, minuman, dan hasil tembakau
Sektor ini memiliki banyak proses produksi yang membutuhkan tenaga kerja manusia, terutama dalam pengolahan dan pengepakan produk.
2. Industri tekstil serta pakaian jadi
Mulai dari proses pemintalan, penjahitan, hingga finishing produk, mayoritas kegiatan di sektor ini masih sangat melibatkan tenaga kerja dalam jumlah besar.
3. Industri kulit dan barang-barang kulit
Termasuk kegiatan mengolah kulit mentah menjadi barang jadi seperti tas, dompet, hingga produk fashion lainnya.
4. Industri pembuatan alas kaki
Proses perakitan sepatu, sandal, dan sejenisnya sebagian besar masih mengandalkan keterampilan manual pekerja, terutama pada tahap perakitan hingga finishing.
5. Industri mainan anak
Untuk menghasilkan produk mainan yang aman sekaligus memenuhi standar kualitas, sektor ini tetap membutuhkan tenaga kerja manual dalam proses produksi maupun pengecekan kualitas.
6. Industri furnitur
Produksi furnitur kayu atau bahan lainnya memerlukan keterampilan teknis pekerja, mulai dari tahap perakitan, penghalusan, hingga pengecatan produk akhir.
Contoh Industri Padat Karya di Indonesia
Di Indonesia industri-industri ini tersebar di berbagai daerah, mulai dari pengolahan pangan, tekstil, pakaian, kulit, alas kaki, hingga furnitur, dan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mendorong ekspor, lho.
Nah, berikut ini adalah 72 contoh industri padat karya di Indonesia dan daerah penghasilnya:
- Industri berbasis daging lumatan dan surimi, seperti di Jawa Timur atau Lampung.
- Industri pengolahan dan pengawetan ikan dan biota air (bukan udang) dalam kaleng, misalnya di Banyuwangi atau Bitung.
- Industri pengolahan dan pengawetan udang dalam kaleng, seperti di Lampung atau Makassar.
- Industri pembekuan biota air lainnya, contohnya di Tarakan atau Medan.
- Industri pengolahan dan pengawetan biota air lainnya, seperti di Sulawesi Selatan atau Bali.
- Industri pengolahan dan pengawetan buah-buahan dan sayuran dalam kaleng, misalnya di Malang atau Lampung.
- Industri pengolahan susu segar dan krim, seperti di Boyolali atau Lembang.
- Industri makanan sereal, contohnya di Karawang.
- Industri produk roti dan kue, seperti di Tangerang atau Bekasi.
- Industri makanan dari cokelat dan kembang gula, misalnya di Garut atau Bali.
- Industri pengolahan kopi, seperti kopi Gayo di Aceh atau kopi Toraja di Sulawesi.
- Industri produk masak dari kelapa, contohnya di Sulawesi Utara atau Riau.
- Industri pemintalan benang, seperti di Bandung atau Majalengka.
- Industri pemintalan benang jahit, misalnya di Sukoharjo.
- Industri pertenunan (bukan karung goni dan karung lainnya), seperti di Jepara.
- Industri kain tenun ikat, contohnya di Bali atau Sumba.
- Industri bulu tiruan tenunan, seperti di Bandung.
- Industri penyempurnaan benang, misalnya di Bandung.
- Industri pencetakan kain, contohnya di Pekalongan.
- Industri batik, seperti di Solo, Pekalongan, atau Lasem.
- Industri kain rajutan, misalnya di Bandung.
- Industri kain sulaman, seperti di Yogyakarta.
- Industri bulu tiruan rajutan, contohnya di Bandung.
- Industri barang jadi tekstil untuk keperluan rumah tangga, seperti di Tangerang.
- Industri barang jadi tekstil sulaman, misalnya di Bandung.
- Industri bantal dan sejenisnya, contohnya di Surabaya.
- Industri barang jadi rajutan dan sulaman, seperti di Bandung.
- Industri karung goni, misalnya di Semarang.
- Industri karung bukan goni, seperti di Gresik.
- Industri barang jadi tekstil lainnya, contohnya di Bandung.
- Industri karpet dan permadani, seperti di Jepara.
- Industri tali, misalnya di Bogor.
- Industri barang dari tali, contohnya di Tangerang.
- Industri kain pita (narrow fabric), seperti di Bandung.
- Industri yang menghasilkan kain untuk keperluan industri, misalnya di Surakarta.
- Industri non-woven (bukan tenunan), contohnya di Tangerang.
- Industri kain ban, seperti di Bandung.
- Industri kapuk, misalnya di Lampung.
- Industri kain tulle dan kain jaring, contohnya di Bandung.
- Industri tekstil lainnya, seperti di Bandung.
- Industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil, misalnya di Bandung atau Sukoharjo.
- Industri pakaian jadi (konveksi) dari kulit, seperti di Garut.
- Industri penjahitan dan pembuatan pakaian sesuai pesanan, contohnya di Jakarta.
- Industri perlengkapan pakaian dari tekstil, seperti di Bandung.
- Industri perlengkapan pakaian dari kulit, misalnya di Garut.
- Industri pakaian jadi dan barang dari kulit berbulu, contohnya di Bandung.
- Industri pakaian jadi rajutan, seperti di Bandung.
- Industri pakaian jadi sulaman/bordir, misalnya di Yogyakarta.
- Industri rajutan kaos kaki dan sejenisnya, seperti di Bandung.
- Industri pengawetan kulit, contohnya di Garut.
- Industri penyamakan kulit, seperti di Garut.
- Industri pencelupan kulit bulu, misalnya di Yogyakarta.
- Industri kulit komposisi, seperti di Garut.
- Industri barang dari kulit dan kulit komposisi untuk keperluan pribadi, contohnya di Yogyakarta.
- Industri barang dari kulit dan kulit komposisi untuk keperluan teknik/industri, seperti di Surabaya.
- Industri barang dari kulit dan kulit komposisi untuk keperluan hewan, misalnya di Bandung.
- Industri barang dari kulit dan kulit komposisi untuk keperluan lainnya, seperti di Garut.
- Industri alas kaki untuk keperluan sehari-hari, contohnya di Bogor.
- Industri sepatu olahraga, seperti di Tangerang.
- Industri sepatu teknis lapangan/keperluan industri, misalnya di Surabaya.
- Industri alas kaki lainnya, contohnya di Tangerang.
- Industri furnitur dari kayu, seperti di Jepara.
- Industri furnitur dari rotan dan/atau bambu, misalnya di Cirebon.
- Industri furnitur dari plastik, seperti di Tangerang.
- Industri furnitur dari logam, contohnya di Surabaya.
- Industri furnitur lainnya, seperti di Jakarta.
- Industri barang dari karet dan plastik untuk bangunan, misalnya di Banten, Bekasi, Cikarang, atau Gresik.
- Industri peralatan logam (makan, dapur, paku/mur/baut, kompor, pompa, kompresor, kran, katup), seperti di Semarang, Surabaya, Bandung, atau Bekasi.
- Industri peralatan elektronik dan komputer (televisi, audio-video, transformator, pengontrol listrik, peralatan rumah tangga), contohnya di Batam, Cikarang, Tangerang, atau Surabaya.
- Industri mesin pertanian dan kehutanan, misalnya di Surabaya.
- Industri mainan anak, seperti di Bekasi atau Karawang.
- Industri perhiasan logam mulia, contohnya di Jakarta atau Surabaya.
Penutup
Bagaimana? Mudah untuk dimengerti bukan? Yuk, mulai bantu berputarnya perekonomian dengan mengonsumsi atau membeli produk yang dihasilkan oleh berbagai contoh industri padat karya di Indonesia.
Selanjutnya, kalau kamu ingin tahu lebih banyak informasi menarik seputar ekonomi, industri, dan hunian murah berkualitas, jangan lupa kunjungi blog Mamikos, ya. 🌞
Referensi:
Simak Rincian 56 Industri Padat Karya yang Karyawannya Dapat Insentif PPh Pasal 21 DTP [Daring]. Tautan: https://money.kompas.com/read/2025/02/18/204330826/simak-rincian-56-industri-padat-karya-yang-karyawannya-dapat-insentif-pph
Ini 45 daftar industri padat karya yang dapat insentif investment allowance [Daring]. Tautan: https://nasional.kontan.co.id/news/ini-45-daftar-industri-padat-karya-yang-dapat-insentif-investment-allowance
Menperin Tentukan Klasifikasi Jenis Industri Padat Karya [Daring]. Tautan: https://ekonomi.bisnis.com/read/20131007/257/167578/menperin-tentukan-klasifikasi-jenis-industri-padat-karya
Mengenal Istilah Industri Padat Karya Lengkap dengan Contohnya di Indonesia [Daring]. Tautan: https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/mengenal-istilah-industri-padat-karya-lengkap-dengan-contohnya-di-indonesia
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: