Contoh Instrumen Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif yang Baik dan Benar

Dalam proses penyusunan skripsi, penggunaan instrumen penelitian yang tepat adalah fondasi utama sehingga banyak mahasiswa sebagai peneliti membutuhkan contoh instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Hal ini karena banyak mahasiswa mengalami kesulitan ketika memasuki tahap penyusunan instrumen penelitian, terutama dalam membedakan karakteristik instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Oleh karena itu, artikel Mamikos ini akan membahas contoh instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif yang baik dan benar untuk menjadi referensi dalam penyusunan skripsi. Yuk, simak selengkapnya! 📚🎓✨

Pengertian Instrumen Penelitian dalam Skripsi Mahasiswa

Foto: Freepik

Sebelum masuk ke contoh, penting memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan instrumen penelitian. Menurut Purwanto (2008), instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran.

Berdasarkan jurnal yang berjudul Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Ilmiah Pendidikan Pada Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif oleh Ardiansyah, dkk., instrumen penelitian kualitatif meliputi panduan wawancara, daftar periksa observasi, dan pedoman dokumentasi, sedangkan dalam kuantitatif meliputi angket/kuesioner, daftar periksa observasi terstruktur, dan instrumen pengukuran dalam eksperimen.

Karakteristik Instrumen Penelitian

Secara umum instrumen penelitian memiliki beberapa karakteristik penting agar layak digunakan dalam penelitian:

1. Relevan dengan tujuan penelitian
Instrumen harus dirancang berdasarkan kebutuhan data yang ingin dikumpulkan sesuai dengan tujuan atau rumusan masalah penelitian.

2. Valid dan reliabel
Valid berarti instrumen benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabel berarti menghasilkan data yang konsisten jika digunakan dalam kondisi yang sama. Ini penting agar hasil penelitian dapat dipercaya. 

3. Disusun secara sistematis
Baik dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif, instrumen harus tersusun rapi dengan poin-poin atau panduan yang jelas agar proses pengambilan data tidak bias atau membingungkan.

4. Mudah dipahami oleh responden atau partisipan penelitian
Hal ini penting agar responden dapat menjawab sesuai kapasitas mereka tanpa interpretasi yang berbeda-beda.

Contoh Instrumen Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif menekankan pemahaman mendalam tentang fenomena sosial, pandangan responden, dan konteks alami di mana fenomena tersebut terjadi. Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian bukan sekadar alat, tetapi juga menjadi bagian dari proses interpretasi data. 

Berikut adalah beberapa contoh instrumen penelitian kualitatif yang baik dan benar:

1. Panduan Wawancara (Interview Guide)

Panduan wawancara adalah sekumpulan pertanyaan terbuka yang dirancang untuk mengarahkan diskusi antara peneliti dan partisipan. Instrumen ini biasanya digunakan untuk menggali pengalaman, persepsi, atau pendapat seseorang secara mendalam.

Contoh panduan wawancara:

  • Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi perubahan sistem pembelajaran online selama pandemi Covid-19?
  • Apa tantangan utama yang Anda rasakan dalam interaksi dengan siswa saat pembelajaran berlangsung?
  • Menurut Anda, apa solusi terbaik untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran jarak jauh di masa depan?

Wawancara semacam ini memfokuskan pada narasi partisipan sehingga data yang diperoleh kaya akan makna dan konteks.

2. Daftar Periksa Observasi (Observation Checklist)

Observasi terfokus digunakan untuk mengamati perilaku atau kejadian secara langsung di lapangan. Peneliti merancang daftar aspek yang akan diamati sebagai instrumen untuk mencatat fenomena dengan sistematis.

Contoh daftar observasi:

  • Apakah guru melakukan interaksi aktif dengan siswa?
  • Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran?
  • Seberapa sering siswa bertanya selama pelajaran berlangsung?

Daftar observasi membantu peneliti mencatat fenomena nyata sesuai dengan variabel yang diteliti.

3. Studi Dokumen atau Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif, dokumen juga termasuk instrumen penelitian yang bisa berupa artikel, foto, surat, atau arsip organisasi yang relevan dengan topik penelitian.

Contoh penggunaan dokumen:

  • Catatan rapat sekolah tentang pembelajaran jarak jauh.
  • Surat kebijakan kepala sekolah terkait evaluasi pembelajaran.
  • Foto kegiatan pembelajaran di kelas.

Instrumen dokumen ini membantu peneliti dalam menguatkan temuan dari wawancara dan observasi.

Instrumen penelitian kualitatif yang baik biasanya fleksibel dan adaptif terhadap konteks lapangan karena tujuannya adalah mendapatkan pemahaman yang mendalam, bukan hanya angka statistik.

Contoh Instrumen Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif menekankan pada pengukuran data numerik, hubungan antar variabel, dan analisis statistik. Dalam pendekatan ini, instrumen penelitian biasanya berupa alat ukur yang sudah distandarisasi agar data yang dikumpulkan valid dan dapat dianalisis secara statistik.

Berikut adalah beberapa contoh instrumen yang umum digunakan dalam penelitian kuantitatif:

1. Kuesioner (Questionnaire)

Kuesioner adalah instrumen yang terdiri dari daftar pertanyaan tertutup atau kombinasi tertutup dan terbuka yang diberikan kepada responden untuk diisi. Dalam penelitian kuantitatif, kuesioner sering kali menggunakan skala pengukuran seperti skala Likert (misalnya skala 1–5).

Contoh bagian kuesioner:

Skala Likert untuk Kepuasan Pelayanan Publik

  • Saya puas dengan layanan yang diberikan (1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)
  • Petugas memberikan informasi yang jelas tentang prosedur layanan
  • Proses layanan dilakukan secara cepat dan responsif

Kuesioner harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya untuk memastikan pertanyaan yang dibuat dapat mengukur apa yang seharusnya diukur secara konsisten.

2. Observasi Terstruktur

Di penelitian kuantitatif, observasi terstruktur menggunakan daftar variabel yang sudah ditentukan dengan indikator numerik yang terukur. Misalnya:

  • Jumlah siswa yang aktif bertanya dalam 1 jam pelajaran.
  • Frekuensi guru menggunakan alat peraga selama proses pembelajaran.

Data observasi terstruktur digunakan untuk menghitung frekuensi atau skor untuk dianalisis dalam bentuk angka.

3. Tes Terstandar (Instrumen Pengukuran dalam Eksperimen)

Dalam penelitian pendidikan atau psikologi, instrumen berupa tes terstandar digunakan untuk mengukur kemampuan atau pengetahuan responden secara objektif.

Contoh instrumen tes:

  • Ujian akhir semester untuk mengukur kompetensi siswa
  • Tes kemampuan matematika standar nasional
  • Tes psikometri untuk mengukur kecerdasan atau kepribadian

Instrumen tes harus melalui uji praktik dan standar pengukuran yang jelas agar hasilnya dapat dianalisis secara statistik.

Cara Menyusun dan Menguji Instrumen Penelitian yang Baik

Agar instrumen penelitian dapat digunakan dalam penelitian yang baik dan benar, berikut ini beberapa langkah penting yang harus dilakukan saat menyusunnya:

1. Mengidentifikasi Variabel dan Indikator Penelitian

Langkah pertama dalam menyusun instrumen penelitian adalah mengidentifikasi variabel yang akan diteliti berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Variabel tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator yang lebih spesifik agar dapat diukur atau diamati secara sistematis.

Indikator berfungsi sebagai batasan yang jelas mengenai aspek apa saja yang akan dikumpulkan datanya melalui instrumen penelitian. Dalam penelitian kualitatif indikator lebih bersifat deskriptif dan kontekstual, sedangkan dalam penelitian kuantitatif indikator biasanya bersifat terukur dan dapat dinyatakan dalam bentuk angka.

Proses ini penting agar instrumen yang disusun benar-benar relevan dengan tujuan penelitian dan tidak keluar dari fokus kajian.

2. Menyusun Butir Instrumen Berdasarkan Indikator

Setelah indikator ditetapkan, peneliti menyusun butir instrumen berupa pertanyaan, pernyataan, atau panduan observasi sesuai dengan metode pengumpulan data yang digunakan. 

Dalam penelitian kualitatif, butir instrumen disusun dalam bentuk pertanyaan terbuka yang bersifat fleksibel sehingga memungkinkan peneliti menggali informasi secara lebih mendalam sesuai dengan kondisi lapangan dan pengalaman informan.

Sementara itu, pada penelitian kuantitatif, butir instrumen umumnya disusun dalam bentuk pernyataan tertutup yang menggunakan skala pengukuran tertentu seperti skala Likert. Bahasa yang digunakan harus jelas, sederhana, dan mudah dipahami oleh responden agar tidak menimbulkan penafsiran ganda. 

3. Melakukan Uji Validitas Instrumen Penelitian

Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa instrumen penelitian mampu mengukur variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid akan menghasilkan data yang sesuai dengan konsep atau konstruk yang ingin diteliti. 

Uji validitas dapat dilakukan melalui validitas isi dengan meminta penilaian ahli, validitas konstruk dengan melihat keterkaitan antar indikator, maupun validitas empiris melalui uji statistik. 

Dengan adanya uji validitas, peneliti dapat memastikan bahwa setiap butir instrumen benar-benar memiliki kontribusi dalam mengukur variabel penelitian secara akurat.

4. Melakukan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Selain valid, instrumen penelitian juga harus reliabel. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi instrumen apabila digunakan lebih dari satu kali pada kondisi yang relatif sama. Instrumen yang reliabel akan memberikan hasil yang stabil dan tidak berubah secara signifikan apabila pengukuran diulang. 

Dalam penelitian kualitatif reliabilitas dapat dijaga melalui konsistensi teknik pengumpulan data dan ketelitian peneliti dalam proses pengamatan serta pencatatan data. Sementara itu, dalam penelitian kuantitatif, uji reliabilitas sering dilakukan dengan bantuan analisis statistik.

5. Melakukan Revisi dan Penyempurnaan Instrumen

Tahap terakhir dalam penyusunan instrumen penelitian adalah melakukan revisi berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas. Butir instrumen yang dinilai kurang relevan, ambigu, atau tidak konsisten perlu diperbaiki atau dihilangkan agar kualitas instrumen semakin baik.

Revisi ini bertujuan untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan benar-benar layak diterapkan dalam pengumpulan data utama.

Dengan instrumen yang telah direvisi dan disempurnakan, peneliti dapat memperoleh data yang lebih akurat, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Kesimpulan

Instrumen penelitian merupakan komponen penting dalam penyusunan skripsi karena berfungsi sebagai alat utama untuk mengumpulkan data secara sistematis dan ilmiah. 

Dengan memahami contoh instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif, mahasiswa dapat memilih metode pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan dan pendekatan penelitian yang digunakan. 

Instrumen penelitian yang disusun dengan baik akan membantu menghasilkan data yang valid, relevan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen seperti panduan wawancara, observasi, dan dokumentasi memungkinkan peneliti menggali informasi secara mendalam. Sementara itu, penelitian kuantitatif mengandalkan kuesioner, tes terstandar, dan observasi terstruktur untuk memperoleh data numerik yang dapat dianalisis secara statistik. 

Pemilihan dan penyusunan instrumen yang tepat akan sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Untuk kamu yang sedang skripsian, tetap semangat dan jangan ragu untuk terus belajar.

Dengan persiapan yang matang dan langkah yang konsisten, skripsi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kamu pasti bisa! 📚🎓✨

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta