Contoh Interaksi Sosial dan Penjelasannya Secara Lengkap
Contoh Interaksi Sosial dan Penjelasannya Secara Lengkap – Dalam kehidupan sehari-hari, contoh interaksi sosial bisa ditemukan kapan saja dan dimana saja. Hidup bermasyarakat memang membutuhkan hubungan satu dengan yang lain. Terutama jika masih ingin eksis dalam masyarakat.
Interaksi Sosial
Daftar Isi
- Interaksi Sosial
- Memahami Arti dari Interaksi Sosial
- Syarat-syarat Interaksi Sosial yang Harus Dipenuhi
- Ciri-ciri yang Utama Interaksi Sosial
- Pola Interaksi Sosial yang Perlu Dipahami
- Faktor Interaksi Sosial dari Beberapa Ahli
- Bentuk Interaksi Sosial Membangun atau Asosiatif
- Contoh Interaksi Sosial Disosiatif yang Sering Muncul
Daftar Isi
- Interaksi Sosial
- Memahami Arti dari Interaksi Sosial
- Syarat-syarat Interaksi Sosial yang Harus Dipenuhi
- Ciri-ciri yang Utama Interaksi Sosial
- Pola Interaksi Sosial yang Perlu Dipahami
- Faktor Interaksi Sosial dari Beberapa Ahli
- Bentuk Interaksi Sosial Membangun atau Asosiatif
- Contoh Interaksi Sosial Disosiatif yang Sering Muncul
Dalam ilmu sosiologi, hubungan antar entitas jadi salah satu bagian penting perubahan masyarakat. Eksistensi masyarakat juga perlu dipertahankan di tengah perubahan zaman. Terutama dengan persaingan masyarakat yang semakin ketat.
Hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan hubungan antar kelompok jadi kunci dalam interaksi sosial. Baik itu membangun atau merusak, hubungan sosial perlu diperhatikan oleh setiap entitas dalam masyarakat.
Namun, sebelum lebih jauh, kamu perlu memahami interaksi sosial dengan lebih jelas. Kamu akan belajar tentang apa itu interaksi sosial, jenis-jenisnya, ciri-cirinya, hingga berbagai contohnya.
Memahami Arti dari Interaksi Sosial
Secara umum, interaksi sosial merupakan sebuah hubungan yang dilakukan oleh antar entitas. Hubungan ini bisa dari individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau bahkan kelompok dengan kelompok.
Ada banyak ahli yang sudah memberikan pendapatnya tentang pengertian interaksi sosial. Namun, semua pendapat tersebut bisa disimpulkan dengan hubungan aksi reaksi yang dilandasi oleh kesadaran individu atau kesadaran kolektif.
Hubungan tersebut akan dilakukan entitas tersebut sepanjang hidupnya. Bahkan, saat bayi yang baru lahir sekalipun, mereka sudah melakukan interaksi sosial dengan orang tuanya, misalnya dalam bentuk gerakan tangan.
Artinya, tidak ada Batasan usia untuk bisa melakukan sebuah interaksi. Seorang bayi yang baru lahir bisa melakukan interaksi dengan cara tertentu. Meskipun orang tuanya belum tentu bisa memahami apa maksudnya.
Tidak semua hubungan akan mendapatkan respons yang sama. Ada beberapa interaksi yang justru akan membawa hal buruk. Hal ini biasanya terjadi karena interaksi tersebut bersifat disosiatif atau merusak.
Terlepas dari hubungan tersebut membangun atau tidak, interaksi sosial tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Hal inilah yang akan membangun sebuah masyarakat untuk dapat mengikuti perubahan zaman.
Tidak ada Batasan dalam melakukan hubungan sosial. Justru akan jadi pertanyaan besar jika sebuah entitas tidak mampu menjalin sebuah hubungan. Hal tersebut bisa jadi ada perlakuan khusus kepada entitas tersebut.
Syarat-syarat Interaksi Sosial yang Harus Dipenuhi
Dalam ilmu sosiologi, interaksi atau hubungan tidak bisa terjadi begitu saja. Ada beberapa persyaratan yang harus terpenuhi. Hal ini juga berkaitan dengan pengertian dari ahli sosiologi.
1. Kontak sosial
Kontak sosial bisa diartikan sebagai sebuah hubungan dimana ada aksi dan reaksi dari entitas, aksi reaksi tersebut bisa berupa sentuhan fisik atau verbal. Artinya, kontak sosial adalah cara dari entitas.
Kontak primer
Kontak primer merupakan hubungan aksi reaksi secara langsung dari dua entitas atau lebih. Aksi reaksi dilakukan dengan cara tatap muka. Contohnya adalah saat kamu menyapa teman kerja di kantor.
Kontak sekunder langsung
Kontak sekunder langsung merupakan hubungan aksi reaksi dengan membutuhkan adanya perantara (channel) secara langsung. Contoh interaksi sosial ini misalnya ayah menghubungi anaknya yang kerja di luar kota melalui panggilan telepon.
Kontak sekunder tidak langsung
Terakhir, hubungan yang dilakukan dengan menggunakan perantara (channel), tapi tidak langsung. Biasanya, syarat ini terpenuhi dengan bantuan pihak ketiga. Misalnya kepala sekolah menyampaikan pesan kepada murid lewat guru.
2. Komunikasi
Jika kontak sosial adalah cara entitas menjalin sebuah hubungan atau interaksi, maka komunikasi adalah bentuk dari interaksi tersebut. Komunikasi akan muncul Ketika entitas lain melakukan reaksi.
Namun, dalam komunikasi juga dibedakan dalam beberapa komponen. Semua contoh interaksi sosial memiliki komponen ini. Komponen ini juga berkaitan dengan tingkat kesempurnaan komunikasi dari dua entitas atau lebih.
- Pengirim atau sender (pihak yang mengirim pesan).
- Penerima atau receiver (pihak yang menerima pesan).
- Media/perantara atau channel (alat untuk menyampaikan pesan).
- Pesan atau message (tujuan atau maksud dari pengirim).
- Umpan balik atau feedback (balasan dari penerima pesan).
Ciri-ciri yang Utama Interaksi Sosial
Hubungan atau interaksi memiliki beberapa ciri-ciri. Ini berkaitan dengan tingkat kesempurnaan dari interaksi tersebut. Namun, jika melihat dari pendapatnya Charles P. Loomis, interaksi memiliki 3 ciri utama interaksi sosial.
1. Jumlah entitas
Hubungan atau interaksi tidak akan terjadi jika hanya ada satu entitas. Semua contoh interaksi sosial pasti berkaitan dengan 2 entitas atau lebih. Artinya, jumlah entitas adalah ciri-ciri paling umum interaksi.
2. Adanya komunikasi
Karena hubungan ini melibatkan 2 interaksi atau lebih, maka pasti akan terjadi komunikasi. Perlu diketahui bahwa komunikasi tidak selalu berbentuk verbal. Gerakan tubuh atau gestur juga dikategorikan sebagai komunikasi.
3. Adanya tujuan tertentu
Interaksi pasti menyimpan tujuan tertentu. Sebuah entitas bisa menunjukkan tujuannya secara langsung atau tidak. Contoh interaksi sosial ini misalnya ketika kamu menanyakan kabar kepada teman kelasmu.
Pola Interaksi Sosial yang Perlu Dipahami
Dalam perkembangannya, interaksi juga memiliki polanya sendiri. Beberapa contoh interaksi sosial juga menunjukkan kebiasaan tertentu. Itulah mengapa hubungan antar entitas akan berjalan dengan dinamis atau bisa berubah kapan saja.
1. Berdasarkan status dan peranannya
Hubungan dari entitas akan dipengaruhi oleh status dari entitas tersebut. Semakin tinggi status satu entitas, maka entitas lainnya akan memberikan reaksi bereda. Itulah mengapa hubungan antar entitas cenderung tidak sama.
Contohnya, hubungan antara guru dan murid. Status dari guru jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan status murid. Oleh sebab itu, reaksi dari murid juga akan berbeda terhadap gurunya.
2. Akan terus berlanjut
Interaksi akan terus berlanjut sampai menemukan titik tujuan tertentu. Dalam hal ini, entitas bisa saja melakukan interaksi hanya karena ingin mencapai tujuannya. Namun, hal ini bisa tetap dibenarkan.
Misalnya, interaksi antara sales perusahaan dengan toko. Keduanya menjalin hubungan untuk mencapai sebuah kesepakan kerjasama. Bisa jadi kesepakatan tersebut berisi peningkatan penjualan atau kesepakatan lainnya.
3. Dapat terjadi kepada siapapun
Hubungan ini bisa terjadi kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun tanpa mengenal batasan. Namun, hubungan ini juga dipengaruhi oleh penilaian masyarakat terhadap entitas tersebut karena mencerminkan suatu hal.
Contoh interasi sosial ini adalah saat masyarakat mempercayai polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Namun, kepercayaan tersebut hilang karena ada beberapa oknum melakukan penilangan secara ilegal.
Faktor Interaksi Sosial dari Beberapa Ahli
Hubungan antara entitas tidak bisa terjadi tanpa adanya sebab atau faktor. Beberapa ahli telah menemukan apa saja faktor yang menjadikan entitas menjalin sebuah hubungan tertentu.
1. Imitasi
Imitasi bisa diartikan sebagai proses untuk meniru orang lain. Biasanya ini dilakukan karena kecenderungan tertentu. Contoh interaksi sosial ini adalah saat kamu mengagumi pola hidup seseorang sehingga meniru gaya hidupnya.
2. Sugesti
Sugesti dapat diartikan sebagai pengaruh atau dorongan dari orang lain melalui berbagai cara. Sugesti bisa diberikan baik secara langsung atau tidak. Ini membuat penerima mulai berpikir ulang tentang suatu hal.
3. Simpati
Simpati berawal dari rasa ketertarikan terhadap sesuatu. Dari ketertarikan ini, nantinya akan menimbulkan perasaan lainnya. Bisa jadi salah satu reaksi yang ditimbulkan dari simpati adalah perasaan iba kepada orang lain.
4. Identifikasi
Identifikasi adalah proses lebih jauh dari imitasi. Identifikasi menjadikan seseorang mulai kehilangan jati dirinya karena terlalu jauh meniru orang lain. Biasanya, ini terjadi karena rasa kekaguman yang melewati batas.
5. Empati
Empati dapat diartikan sebagai mampu merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati bisa berupa kebahagiaan atau bahkan kesedihan. Contoh interaksi sosial dari empati adalah perayaan orang tua atas prestasi anaknya.
Bentuk Interaksi Sosial Membangun atau Asosiatif
Interaksi sosial bisa berbentuk membangun atau merusak. Interaksi yang membangun adalah interaksi dengan maksud dan tujuan baik. Berikut beberapa bagian dari interaksi sosial yang membangun atau asosiatif.
1. Kerjasama
Kerjasama adalah upaya untuk mencapai suatu hal secara bersama-sama. Ini juga merupakan tindakan yang baik karena bisa menyatukan beberapa entitas sekaligus. Contoh interaksi sosial ini adalah adalah gotong royong.
2. Akomodasi
Akomodasi pada dasarnya adalah cara yang dipakai untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Artinya, akomodasi bisa dipakai untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Akomodasi juga dibagi dalam beberapa bentuk.
3. Konsiliasi
Konsiliasi merupakan akomodasi untuk menyelesaikan konflik melalui pihak ketiga. Namun, pihak ketiga tersebut harus netral. Contoh interaksi sosial ini adalah peran pemerintah menyelesaikan konflik perusahaan dengan buruh.
4. Kompromi
Jenis akomodasi untuk menyelesaikan sebuah masalah tertentu tanpa mengurangi kepentingan masing-masing. Artinya, kompromi merupakan sebuah negosiasi untuk mencari titik tengah dari kepentingan kedua belah pihak.
5. Arbitrase
Arbitrasi merupakan akomodasi yang meminta bantuan pihak ketiga dan pihak tersebut memiliki legalitas hukum. Keputusan dalam akomodasi ini bersifat mengikat dan harus dipatuhi kedua belah pihak.
6. Stalemate
Ini merupakan bentuk akomodasi dimana kedua belah pihak berhenti dengan sendirinya karena alasan tertentu. Contoh interaksi sosial ini adalah berakhirnya perang dingin antara AS dan Uni Soviet.
7. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai meskipun memiliki pandangan berbeda-beda. Toleransi bisa terjadi dalam masyarakat homogen maupun heterogen. Namun, tingkat toleransinya juga akan berbeda-beda pada sebuah masyarakat.
8. Akulturasi
Akulturasi adalah semua bentuk penerimaan kebudayaan baru tanpa menghilangkan budaya lama dan bisa menciptakan kebudayaan baru. Contohnya adalah wayang yang merupakan budaya lokal dengan unsur cerita asing.
Contoh Interaksi Sosial Disosiatif yang Sering Muncul
Selain interaksi yang membangun, interaksi juga bisa merusak. Biasanya, interaksi ini muncul karena alasan tertentu dari satu entitas atau entitas lainnya. Setidaknya, ada 3 hubungan sosial yang bisa merusak.
1. Kompetisi
Kompetisi merupakan Tindakan untuk saling bersaing satu sama lain demi tujuan tertentu. Pada dasarnya, kompetisi bisa berupa hal baik, tapi bisa juga jadi hal buruk.
Kompetisi yang tidak sehat akan menimbulkan perpecahan dari kedua belah pihak. Contoh interaksi sosial dalam bentuk kompetisi adalah pertandingan sepak bola. Pertandingan ini mejadi perpecahan jika salah satu pihak kalah.
2. Kontravensi
Ini adalah tindakan yang dilakukan untuk menentang suatu hal dengan cara diam-diam. Tindakan ini dilakukan supaya tidak menyebabkan konflik secara langsung. Bisa juga hal ini terjadi karena masih ada keraguan.
Namun, bisa juga kontracensi terjadi karena adanya perbedaan pendapat dari kedua belah pihak. Contohnya adalah penyebaran hoaks, penyebaran identitas pribadi orang lain, atau pembocoran rahasia.
3. Pertentangan
Kompetisi dan kontravensi yang lebih jauh akan menimbulkan adanya konflik skala besar. Konflik cenderung berbentuk fisik sehingga dampaknya juga besar. Salah satu contoh konflik adalah adanya demonstrasi anarkis.
Hubungan antar entitas, baik individu dengan individu, invidu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok pada dasarnya sangat penting. Itulah mengapa ada beragam contoh interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: