10 Contoh Judul Cerita Fabel Terpopuler di Masyarakat Indonesia
10 Contoh Judul Cerita Fabel Terpopuler di Masyarakat
Indonesia – Saat kecil kamu pasti suka mendengar cerita fabel bukan?
Cerita fabel adalah cerita yang karakternya adalah hewan-hewan. Cerita-cerita semacam ini biasanya sarat dengan amanat dan menjadi salah satu metode belajar bagi anak-anak.
Kali ini, Mamikos akan memberikan 20 contoh judul cerita fabel yang populer
di masyarakat Indonesia.
1. Kancil dan Buaya
Daftar Isi
Daftar Isi
Contoh judul cerita fabel yang pertama adalah Kancil dan Buaya. Kamu pasti
sudah sering
mendengar kisah tentang kecerdasan di Kancil kan?
Saat itu, Kancil sedang kebingungan di tepi sungai. Ia ingin menyeberang
tapi arus sungai terlalu kuat dan jaraknya terlalu jauh.
Saat ia sibuk berpikir, tiba-tiba muncullah seekor buaya yang hendak menerkamnya.
Tapi Kancil berhasil berkelit dan justru menipu buaya.
Ia mengatakan bahwa Singa memerintahkannya untuk menghitung jumlah buaya karena akan ada pembagian makanan.
Seketika itu juga Buaya menjadi bersemangat dan memanggil teman-temannya.
Kancil lalu menyuruh mereka berbaris rapi supaya ia bisa menghitung.
Setelah semua buaya berbaris, Kancil pun melompat ke punggung mereka satu
per satu sambil berhitung.
Hingga ia tiba di seberang sungai dan saat itulah Kancil langsung kabur,
meninggalkan para buaya yang marah dan kelaparan.
2. Kura-kura dan Kelinci yang
Sombong
Di dalam hutan, habitat alami bagi banyak hewan, hiduplah seekor kura-kura
penyendiri.
Hewan-hewan lain selalu menertawakan dan mengejek Kura-kura yang berjalan sangat lambat dan
tidak mampu berjalan jauh.
Salah satu yang kerap mengejek Kura-kura adalah Kelinci. Hewan itu terkenal
dengan kecepatan larinya yang dapat mengimbangi singa dan harimau. Banyak hewan
yang merasa kagum pada Kelinci dan memujanya.
Suatu hari, Kelinci melihat Kura-kura dan menantangnya lomba lari. Tanpa
gentar, Kura-kura menerima tantangan tersebut.
Di awal pertandingan, tentu saja Kelinci meleset jauh lebih dulu. Para penonton
bersorak sorai menyemangatinya.
Tapi, di tengah jalan, tiba-tiba Kelinci merasa lelah dan memutuskan untuk
beristirahat. Toh, Kura-kura berjalan dengan sangat lambat dan tidak akan
mungkin menyusulnya.
Saat Kelinci terbangun dari tidur siang, betapa kagetnya ia saat melihat
Kura-kura ternyata sudah memenangkan perlombaan! Seluruh warga hutan bersorak
sorai dan mereka tidak lagi mengolok-olok Kura-kura yang tekun.
3. Semut dan Belalang
Contoh judul cerita fabel selanjutnya adalah tentang Semut yang tekun dan Belalang yang pemalas.
Suatu hari, Semut sedang sibuk mengumpulkan makanan.
Tiba-tiba
ia bertemu dengan Belalang yang asyik bernyanyi sambil memainkan biolanya.
Saat melihat Semut, si Belalang tertawa terbahak-bahak dan mengejeknya. Belalang
mengatakan bahwa Semut sangat bodoh karena bekerja keras di musim panas yang
cerah.
Belalang lalu mengajak Semut untuk bermain-main dan bergembira, tapi Semut
segera menolak. Ia berkata bahwa pekerjaannya masih banyak dan harus
diselesaikan.
Belalang tertawa tapi tidak mengganggu Semut lagi. Ia hanya memainkan
biolanya lalu bernyanyi sambil menari berputar-putar.
Saat musim berganti
menjadi lebih dingin dan bersalju,
Belalang tidak bisa lagi memainkan biola atau bernyanyi atau
menyanyi.
Selain itu, ia tidak punya persediaan makanan atau tempat tinggal yang
hangat. Jadi ia terpaksa berjalan tanpa arah di sekeliling hutan sambil
menggigil kedinginan.
Akhirnya, Belalang tiba di rumah Semut. Merasa tidak punya pilihan lain, ia
pun mengetuk pintu dan meminta bantuan Semut.
Semut memberikan Belalang makanan dan selimut yang hangat. Tapi ia berkata
bahwa saat musim semi nanti, Belalang harus bekerja bersamanya.
Belalang tentu saja menurut. Ia tidak mau mati kedinginan di musim dingin
selanjutnya!
4. Pertunjukan Tari Kaki Seribu
Ada satu pertunjukan yang sangat digemari penghuni hutan. Yaitu pertunjukan tari Kaki Seribu.
Walau hewan itu memiliki kaki yang banyak, tapi ia mampu menari dengan
lincah dan indah. Tariannya selalu bisa memukau penghuni hutan dan menuai decak
kagum.
Akan tetapi, ada satu hewan yang tidak menyukai tarian Kaki Seribu, yaitu Ayam
Hutan. Ia tidak suka melihat Kaki Seribu mendapatkan banyak perhatian dari
penghuni hutan hanya dengan menari.
Suatu hari, Ayam Hutan pun mengirim surat kepada Kaki Seribu. Dalam surat
tersebut, ia memuji-muji Kaki Seribu dan bertanya, “Saat kau menari, kaki
mana yang terlebih dahulu digerakkan? Apakah kaki ke-79? Atau kaki ke-23?”
Kaki Seribu seketika merasa bingung setengah mati. Ia lalu mencoba menari
sambil menghitung gerakan kakinya. Namun, hal itu justru berakibat fatal.
Kaki Seribu terjatuh berkali-kali karena kakinya saling menyandung. Ia lalu
menangis tersedu-sedu dan akhirnya tidak bisa menari lagi.
Pertunjukan Tari Kaki Seribu pun ditiadakan dan Ayam Hutan merasa puas.
5. Katak yang Tuli
Suatu hari, ada sebuah perlombaan memanjat pohon tertinggi di hutan. Para
warga hutan berkumpul untuk menyaksikan perlombaan ini.
Pesertanya adalah Monyet, Kucing Hutan, Ular, Semut, Katak dan masih banyak
lagi. Para penonton bersorak sorai mendukung para peserta.
Perlombaan dimulai dan hewan-hewan itu pun mulai memanjat. Awalnya, semua
baik-baik saja. Tapi kemudian, satu per satu para peserta jatuh karena
kelelahan.
Mereka pun tidak bisa melanjutkan perlombaan dan para peserta mulai
pesimis. Tidak mungkin ada yang berhasil memanjat pohon tertinggi itu!
Saat Ular—yang terkenal jago memanjat—akhirnya juga jatuh, tersisa satu
peserta saja. Yaitu Katak.
Para penonton mulai berseru-seru, menyuruhnya untuk menyerah saja. Tidak
akan mungkin ia mencapai puncak karena hewan-hewan lain saja sudah gugur.
Namun, Katak tetap memanjat dengan lincah dan cepat. Ia tidak memedulikan
teriakan para penonton. Hingga akhirnya ia berhasil mencapai puncak.
Para penonton terkejut sekaligus bahagia. Mereka menunggu Katak hingga
turun dan bergegas mendekat untuk memberi selamat.
Lagi-lagi, para penonton terkejut saat menyadari bahwa si Katak ternyata
tuli!
6. Domba dan Serigala
Nah, kalau contoh judul cerita fabel yang ini pasti kamu sudah tahu, kan?
Di antara kawanan domba milik Petani, ada satu domba bernama si Usil.
Namanya begitu sebab ia memang suka usil kepada domba lain.
Suatu hari, si Usil ingin berbuat usil lagi. Jadi ia bersembunyi di balik
batu dan berteriak-teriak bahwa ada seekor serigala yang datang.
Domba-domba lain pun panik dan berusaha menyelamatkan diri. Tapi ternyata,
itu hanya kebohongan belaka!
Si Usil tertawa terbahak-bahak dan tidak mengindahkan peringatan dari
domba-domba lain.
Keesokan harinya, ia melakukan keusilan itu lagi. Ia berteriak-teriak minta
tolong karena ada seekor serigala yang hendak menerkam. Padahal itu hanya
kebohongan.
Domba-domba lain semakin merasa muak dengan si Usil dan bertekad untuk
tidak memercayainya lagi.
Keesokan harinya, saat si Usil bersiap-siap untuk berbuat usil lagi,
tiba-tiba muncul seekor serigala besar dengan gigi-gigi yang tajam.
Si Usil menjerit-jerit minta tolong, tapi tidak ada yang memercayainya.
Domba-domba lain pun pergi meninggalkan si Usil.
Si Usil menyesal karena sudah berbohong. Tapi semua sudah terlambat.
Akhirnya, ia ditelan bulat-bulat oleh serigala itu dan tidak pernah bisa
berbuat usil lagi.
7. Bangau dan Rubah
Bangau dan Rubah tinggal saling bertetangga. Suatu hari, Rubah mengundang
Bangau untuk makan siang di rumahnya.
Bangau tentu saja menerima dengan senang hati. Tapi, ia harus merasa kecewa
saat melihat bahwa Rubah menyediakan sup di dua piring datar.
Bangau tidak bisa menyantap sup itu sama sekali. Paruhnya terlalu panjang
dan tidak cocok untuk piring datar. Sementara Rubah dengan asyik menyantap
supnya, tanpa memedulikan kesulitan Bangau.
Beberapa minggu kemudian, giliran Bangau yang mengundang Rubah untuk makan siang bersama,
sebagai balas budi. Rubah yang
tidak tahu malu tentu saja menerima undangan tersebut.
Tapi kali ini, ia harus terkejut dan kecewa, karena Bangau menyediakan sup
di dalam dua botol berleher panjang.
Bangau dengan mudah menyantap supnya, karena paruh panjangnya dapat masuk
ke dalam mulut dan leher botol.
Tapi Rubah merasa kesulitan. Moncong dan lidahnya yang pendek tidak bisa
mencapai sup sama sekali. Saat itulah Rubah menyadari sikap kasarnya pada
Bangau kemarin. Ia pun segera meminta maaf.
Untung Bangau adalah teman yang baik. Ia memaafkan Rubah dan menukar botol
tersebut dengan piring datar sehingga Rubah bisa menyantap supnya.
8. Semut dan Merpati
Saat Merpati sedang terbang melintasi sungai, tiba-tiba ia melihat seekor
Semut yang sedang berjuang melawan arus.
Semua itu berteriak-teriak minta tolong tapi tidak ada hewan yang
mendengarnya.
Merpati segera mengambil sehelai daun dan melemparkannya
kepada Semut. Ia lalu menyuruh Semut
untuk naik ke atas daun itu agar ia bisa membawanya ke tepi sungai yang aman.
Setelah
selamat, semut berterima kasih
kepada Merpati dan berjanji akan membalas budi suatu hari nanti.
Beberapa hari kemudian, saat Semut sedang berjalan mencari makanan,
tiba-tiba ia melihat seorang pemburu sedang membidik senapannya.
Semut terkejut dan melihat ke arah bidikan senapan itu. Ternyata, si
pemburu sedang mengincar Merpati yang bertengger di atas dahan pohon!
Buru-buru Semut berlari mendekat dan menggigit kaki si Pemburu kuat-kuat.
Si Pemburu menjerit kesakitan dan kehilangan konsentrasi.
Mendengar teriakan si Pemburu, Merpati menoleh dan buru-buru terbang
menjauh.
9. Rubah dan Gagak
Gagak merasa senang karena ia berhasil mencuri sepotong dendeng dari rumah
warga di tepi hutan. Ia lalu terbang ke atas pohon dan berniat menyantap
dendeng itu.
Tiba-tiba, muncullah Rubah yang menyanjung-nyanjungnya. Rubah mengatakan
bahwa bulu Gagak sangat indah dan berkilat.
Merasa bahagia karena pujian itu, Gagak pun membusungkan dada. Rubah lalu
mengatakan bahwa Gagak juga terkenal dengan suaranya yang indah melebihi suara
burung Bulbul.
Semakin sombong, Gagak pun membuka mulut dan menjerit sekuat tenaga.
Alhasil, dendeng dalam gigitan paruhnya terjatuh.
Secepat kilat, Rubah menyambar dendeng tersebut dan berlari pergi,
meninggalkan Gagak yang terkejut, menyesal, malu dan marah.
10. Kancil Menipu Anjing
Petani merasa sangat bahagia karena ia berhasil menangkap Kancil. Sudah
beberapa hari ini, Kancil nakal itu merusak kebun mentimunnya.
Petani lalu mengurung Kancil dalam sebuah kandang dan berniat akan
menyembelihnya esok pagi.
Kancil duduk dengan tenang di dalam kandang. Tiba-tiba, datanglah Anjing
milik si Petani. Anjing itu mencemooh Kancil dan menyebutnya bodoh karena
berhasil tertangkap.
Dengan tenang, Kancil mengatakan bahwa ia tidak tertangkap. Justru ia
sengaja diundang Petani karena akan dijadikan raja.
Anjing tidak percaya dan mengatakan bahwa Kancil tertangkap dan itu
sebabnya ia berada di dalam kandang. Tapi Kancil mengatakan bahwa kandang itu
justru kandang paling mewah di seluruh dunia.
Penasaran, Anjing pun menyuruh Kancil keluar dan membiarkannya merasakan sendiri
kemewahan kandang tersebut.
Kancil berjalan keluar kandang, dan saat Anjing duduk di dalamnya,
buru-buru ia menutup pintu dan menguncinya. Lalu Kancil segera berlari secepat
kilat, kembali ke dalam hutan.
Nah, itulah 10 contoh judul cerita fabel terpopuler di masyarakat Indonesia. Kira-kira, yang mana favoritmu?
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: