55 Contoh Kalimat Bahasa Sunda Sehari-hari dan Artinya Lengkap

Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia yang memiliki kekayaan linguistik yang unik. Mengapa disebut demikian?

Rupanya hal tersebut dikarenakan adanya sistem tingkatan bahasa atau undak-usuk basa yang menjadi pembeda cara bicara sopan (Lemes) dan cara bicara akrab (Loma).

Mempelajari Contoh Kalimat Bahasa Sunda Sehari-hari dan Artinya Lengkap

pixabay.com/Deeezy

Mempelajari frasa-frasa umum menjadi salah satu kunci untuk bisa berinteraksi secara efektif dengan masyarakat Jawa Barat dalam bahasa Sunda.

Mulai dari mengucapkan selamat pagi yang santun, meminta tolong dengan ramah, hingga mengekspresikan kekaguman atau rasa lelah, semua ada tatanan dan tingkatannya.

Oleh karenanya Mamikos merangkum dengan saksama contoh-contoh kalimat bahasa sunda sehari hari dan artinya lengkap di sini.

Daftar Contoh Kalimat Bahasa Sunda Sehari-hari

Mamikos sudah menghimpun beberapa contoh kalimat bahasa Sunda sehari-hari yang pastinya mudah untuk diikuti dan dipahami.

Selain itu Mamikos juga sudah mencantumkan contoh kalimatnya berikut dengan arti yang dapat kamu pelajari lebih dalam pada uraian berikut.

A. Kalimat Sapaan dan Dasar (Sopan)

Di kategori ini berisi kalimat-kalimat yang menggunakan ragam bahasa Lemes atau Halus.

Pada awal artikel Mamikos sudah menyinggung sedikit bahwa Bahasa Sunda memiliki tingkatan kesopanan (undak-usuk basa) yang sangat diperhatikan.

Dan, kalimat dalam kategori ini biasanya digunakan untuk situasi formal, berbicara dengan orang yang lebih tua, orang yang dihormati, atau orang yang baru dikenal.

  • Fokus dalam kalimat menunjukkan rasa hormat, sopan santun, dan keramah tamahan.
  • Contoh Ciri Khasnya adalah penggunaan kata seperti damang (sehat/baik), neda dihapunten (mohon dimaafkan), dongkap (datang), leueut (minum), dan sapaan formal seperti Bapak/Ibu.
  1. Wilujeng enjing, kumaha damang, Teh/Á? (Artinya: Selamat pagi, bagaimana kabarnya?)
  2. Neda dihapunten, pun bojo teu tiasa dongkap. (Artinya: Mohon dimaafkan, istri saya tidak bisa datang.)
  3. Mangga dileueut heula cikopi na. (Artinya: Silakan diminum dulu kopinya.)
  4. Hatur nuhun kana kasaéanana. (Artinya: Terima kasih ya atas kebaikannya.)
  5. Badé angkat ka mana Bapak/Ibu? (Artinya: Mau pergi ke mana Bapak/Ibu?)
  6. Punten, badé naros, rorompok Neng Risna téh di palih mana? (Artinya: Maaf, mau bertanya, rumahnya Neng Risna ada di sebelah mana?)
  7. Abdi badé wangsul tabuh opat sonten. (Artinya: Saya mau pulang jam empat sore.)
  8. Naha Ibu téh teu acan tuang? (Artinya: Kenapa Ibu belum makan?)
  9. Dupi padamelan anjeun téh naon? (Artinya: Kalau pekerjaan Anda itu apa?)
  10. Engké sonten urang tepang deui, nya. (Artinya: Nanti sore kita bertemu lagi, ya.)
  11. Mangga calik heula di dieu, badé abdi candakkeun cai keur ngaleeut. (Artinya: Silakan duduk dulu di sini, mau saya ambilkan air minum.)

B. Kalimat Kegiatan Sehari-hari (Loma/Akrab)

Untuk kategori ini akan menggunakan ragam bahasa Loma atau Akrab/Kasar. Kalimat-kalimat dalam kategori ini dipakai dalam percakapan informal, yaitu saat sedang berbicara dengan teman sebaya, kerabat dekat, atau orang yang memang sudah sangat akrab/kenal lama.

  • Fokus dalam kalimatnya adalah sebuah komunikasi yang santai, lugas, dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
  • Contoh Ciri Khasnya adalah penggunaan kata seperti dahār (makan), saré (tidur), kuring (saya), manéh (kamu/engkau), dan kata keterangan waktu umum misalnya saja isukan (besok) dan kamari (kemarin).
  1. Hayu atuh urang dahar bareng! (Artinya: Ayo dong kita makan bersama!)
  2. Si Ujang keur saré di kamar. (Artinya: Si Ujang sedang tidur di kamar.)
  3. Kuring rék indit ka Bandung isukan. (Artinya: Saya mau pergi ke Bandung besok.)
  4. Ulah poho mawa payung, bisi hujan. (Artinya: Jangan lupa bawa payung, takut hujan.)
  5. Manéh geus manggihan konci motor? (Artinya: Kamu sudah menemukan kunci motor?)
  6. Tadi di jalan loba pisan macétna. (Artinya: Tadi di jalan banyak sekali macetnya.)
  7. Pék candak buku nu éta di méja! (Artinya: Silakan ambil buku yang itu di meja!)
  8. Geura mandi atuh, geus soré kieu! (Artinya: Cepat mandi dong, sudah sore begini!)
  9. Kamari mah panas pisan cuaca téh. (Artinya: Kemarin itu panas sekali cuacanya.)
  10. Déngékeun, aya sora anjing ngagogog! (Artinya: Dengarkan, ada suara anjing menggonggong!)
  11. Maneh mah ti kamari teu daék cicing, ka ditu ka dieu waé. (Artinya: Kamu itu dari kemarin tidak mau diam, ya, ke sana ke sini saja.)

C. Kalimat Perintah dan Ajakan (Campuran)

Kategori ini mencakup kalimat yang fungsinya untuk memberikan instruksi, permintaan tolong, atau mengajak seseorang untuk melakukan/bertindak sesuatu.

Kalimatnya akan cenderung fleksibel dan sering mencampurkan unsur Lemes (untuk permintaan lebih sopan) dan Loma (untuk memberi perintah kepada yang lebih muda/akrab).

  • Fokus kalimatnya adalah mengarahkan tindakan atau perilaku seseorang.
  • Contoh Ciri Khas akan menggunakan kata kunci perintah seperti Gentos (ganti), Pang meserkeun (tolong belikan), Tong hilap (jangan lupa), Cik atuh (coba dong), dan kata ajakan seperti Hayu (ayo).
  1. Gentos heula acukna, bilih tiris. (Artinya: Ganti dulu bajunya, takut dingin.)
  2. Pang meserkeun uyah sakedik di warung. (Artinya: Tolong belikan garam sedikit di warung.)
  3. Tong hilap énjing mah ulangan. (Artinya: Jangan lupa besok ada ulangan.)
  4. Cing atuh candakkeun baskom anu di dapur. (Artinya: Coba tolong ambilkan baskom yang di dapur.)
  5. Geura tutup panto, loba nyamuk! (Artinya: Cepat tutup pintu, banyak nyamuk!)
  6. Cik atuh ulah ngahésékeun batur waé. (Artinya: Coba dong jangan menyusahkan orang lain terus.)
  7. Hayu urang milarian inuman anu seger. (Artinya: Ayo kita mencari minuman yang segar.)
  8. Sok atuh cobi ku anjeun dibaca heula. (Artinya: Silakan coba oleh Anda dibaca dulu.)
  9. Ulah ngomong tarik teuing, bisi kadéngéun. (Artinya: Jangan bicara terlalu keras, takut kedengaran.)
  10. Punten, tolong pang ngadamelkeun téh manis. (Artinya: Maaf, tolong buatkan teh manis.)
  11. Awas, ulah nepi ka poho mareuman kompor saméméh engke indit! (Artinya: Awas, ya, jangan sampai lupa mematikan kompor sebelum pergi nanti!

D. Kalimat Ekspresi dan Keterangan (Campuran)

Kalimat-kalimat dalam kategori ini biasanya digunakan untuk menyatakan perasaan, emosi, kekaguman, kejutan, atau memberikan deskripsi dan keterangan tambahan tentang suatu keadaan atau peristiwa tertentu.

  • Fokus kalimatnya adalah menyampaikan perasaan atau memberi tahu keadaan (ekspresif dan deskriptif).
  • Contoh Ciri Khas: Penggunaan interjeksi/kata seru seperti Adéuh (aduh), Ah, atau frasa sejenis yang menunjukkan kekaguman seperti “meni saé pisan” (bagus sekali) atau “meni waas” (indah/terkesan sekali), serta kalimat pertanyaan retoris seperti “Naha bet kieu…” (Kenapa kok begini…).
  1. Haruuuuh, nyeri pisan suku téh ti kamari. (Artinya: Aduh, sakit sekali kaki ini dari kemarin.)
  2. Matak reuwas ningali si éta téh. (Artinya: Bikin kaget melihat dia itu.)
  3. Éta baju téh meni saé pisan warnana! (Artinya: Baju itu warnanya bagus sekali!)
  4. Alhamdulillah, parantos réngsé tugas téh. (Artinya: Alhamdulillah, sudah selesai tugasnya.)
  5. Ah, mani capé pisan gawé sapoé ieu! (Artinya: Ah, capek sekali bekerja hari ini!)
  6. Kumaha upami urang nonton waé di bumi? (Artinya: Bagaimana kalau kita nonton saja di rumah?)
  7. Teu sangka, geus lila urang teu panggih. (Artinya Tidak menyangka, sudah lama kita tidak bertemu.)
  8. Mani waas ningali pamandangan di dieu. (Artinya Indah/terkesan sekali melihat pemandangan di sini.)
  9. Naha bet kieu jadi na hasilna? (Artinya: Kenapa kok begini jadinya hasilnya?)
  10. Enya wé, bener ceuk bapa ogé. (Artinya: Iya benar, benar kata bapak juga.)
  11. Aduh, mani reuwas ningali harga beas téh naék deui! (Artinya: Aduh, kaget sekali melihat harga beras sekarang naik lagi!)

E. Kalimat Tanya dan Kepastian (Campuran)

Kategori dalam kalimat tanya dan kepastian ini berisi pertanyaan yang fungsinya untuk menggali informasi, menanyakan kepemilikan, waktu, tempat, harga, atau mengonfirmasi suatu kebenaran atau kepastian.

  • Fokus kalimatnya adalah mendapatkan informasi atau klarifikasi.
  • Contoh Ciri Khas: Menggunakan kata tanya dasar yaitu Saha (Siapa), Iraha (Kapan), Di mana (Di mana), Sabaraha (Berapa), Naha/Naha bener (Kenapa/Apakah benar), dan Kumaha upami (Bagaimana kalau).
  1. Saha anu badé ngiring ka pasar? (Artinya: Siapa yang mau ikut ke pasar?)
  2. Ieu téh kagungan saha motorna? (Artinya: Ini motor punya siapa?)
  3. Iraha anjeun badé sumping deui ka dieu? (Artinya: Kapan Anda mau datang lagi ke sini?)
  4. Naha bet telat pisan datang téh? (Artinya: Kenapa kok terlambat sekali datangnya?)
  5. Sabaraha harga sapédah anu éta téh? (Artinya: Berapa harga sepeda yang itu?)
  6. Naha bener rék pindah imah anjeun téh? (Artinya: Apakah benar kamu mau pindah rumah?)
  7. Geus nepi ka mana ari pagawéan anjeun? (Artinya: Sudah sampai di mana pekerjaan Anda?)
  8. Di mana toko buku anu panggedéna? (Artinya: Di mana toko buku yang paling besar?)
  9. Kumaha upami urang ngopi di warung énjing? (Artinya: Bagaimana kalau kita ngopi di warung besok pagi?)
  10. Tiasa nyarios basa Sunda Ibu téh? (Artinya: Apakah Ibu bisa bicara bahasa Sunda?)
  11. Sabaraha jam deui urang bakal nepi ka tempat eta? (Artinya: Berapa jam lagi kita akan sampai ke tempat itu?

Penutup

Dari contoh kalimat bahasa Sunda sehari-hari yang sudah Mamikos himpun di atas menunjukkan bahwa komunikasi dalam bahasa Sunda sangat dipengaruhi oleh sistem tingkatan bahasa atau undak-usuk basa. 💬🗣️✨

Sistem tingkatan tersebut yang membagi penggunaannya menjadi ragam Lemes (Halus/Sopan) untuk diucapkan dalam konteks formal dan penghormatan, serta ragam Loma (Kasar/Akrab) untuk percakapan santai/sehari-hari.

Contoh-contoh kalimat di atas secara komprehensif mencakup berbagai fungsi komunikasi esensial—mulai dari sapaan dasar, ekspresi emosi dan deskripsi, ajakan dan perintah, hingga pertanyaan untuk mencari informasi.

Contoh kalimat tersebut juga menunjukkan bahwa penutur Sunda harus senantiasa memilih kosakata yang tepat supaya sesuai dengan situasi, topik, dan terutama, hubungan sosial antara pembicara dan lawan bicaranya.

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta