Contoh Kalimat Kompleks dalam Teks Debat Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Contoh Kalimat Kompleks dalam Teks Debat Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar – Kalimat kompleks pada dasarnya sama dengan kalimat majemuk.
Dalam teks debat, biasanya memang menggunakan kalimat kompleks dengan lebih dari satu struktur serta kata kerja.
Agar kamu dapat lebih memahami lagi, simak informasi terkait contoh kalimat kompleks dalam teks debat bahasa Indonesia berikut ini.
Berikut Contoh Kalimat Kompleks dalam Teks Debat bahasa Indonesia
Daftar Isi
Daftar Isi
Pernahkah
kamu menonton kegiatan debat, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung?
Atau, apa kamu sendiri pernah mengikuti lomba debat yang diadakan di sekolah?
Berbicara soal debat, tahukah kamu bahwa debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing pihak.
Untuk mengikuti kegiatan debat, tentu ada yang namanya teks debat di mana teks ini sudah disusun berdasarkan kegiatan debat yang berlangsung.
Dalam teks debat umumnya menggunakan kalimat yang baku serta menggunakan kalimat komplek. Untuk informasi lebih jelasnya bisa kamu simak informasinya di bawah ini.
Apa
itu Kalimat Kompleks?
Kalimat kompleks adalah kalimat yang punya dua klausa atau lebih. Sering disebut sebagai kalimat majemuk, kalimat kompleks terdiri dari kalimat utama (induk kalimat) dan anak kalimat.
Fungsi dari anak kalimat itu sendiri adalah sebagai pelengkap kalimat sehingga saling berhubungan.
Klausa
utama pada kalimat kompleks bisa berdiri sendiri sebagai kalimat, sedangkan
anak kalimat bergantung dari kalimat utama. Kalimat kompleks sendiri memiliki
ciri-cirinya tersendiri, yakni:
- Pada satu kalimat memiliki
dua peristiwa atau kejadian. - Memiliki 2 subjek dan
predikat di dalam satu kalimat - Menggunakan tanda koma
antara klausa utama dan klausa subordinatif. - Struktur di dalam kalimat
kompleks dipisahkan menggunakan tanda koma maupun konjungsi (kata penghubung)
Adapun beberapa ciri kalimat kompleks antara lain adalah memiliki fungsi kalimat yang lebih dari satu, ada konjungsi, dan ada tanda koma.
Konjungsi dalam kalimat kompleks nantinya berguna sebagai penghubung antarklausa.
Apa
itu Teks Debat?
Ketika mengikuti kegiatan debat, teks debat menjadi teks penting yang paling dibutuhkan.
Teks debat dapat diartikan sebagai naskah yang berisi tentang pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal untuk mempertahankan pendapat tersebut.
Teks debat juga bisa dimaknai sebagai suatu teks yang berisi adu argumentasi antara dua pihak atau lebih baik itu perseorangan atau kelompok dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah serta perbedaan.
Teks
debat umumnya memiliki ciri-ciri tersendiri yang berfungsi agar dapat dengan
mudah dikenali. Nah, berikut ini adalah ciri-ciri dari teks debat:
- Memiliki dua sudut pandang atau kelompok, yaitu afirmasi (pihak pro dengan topik) dan oposisi (pihak yang kontra dengan topik).
- Memiliki bagian saling mempertahankan pendapat antara kedua pihak.
- Memiliki adu argumen yang bertujuan untuk mempertahankan pendapat dan memperoleh kemenangan.
Kaidah
Kebahasaan Teks Debat
Teks
debat juga punya kaidah kebahasaan tersendiri sehingga berbeda dengan teks
lainnya. Berikut ini adalah kaidah kebahasaan teks debat:
- Menggunakan kalimat komplek yang memiliki lebih dari satu struktur atau lebih dari satu kata kerja.
- Menggunakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan kata-kata atau kalimat.
- Menggunakan kata rujukan yang berguna untuk menjelaskan pemilik atau pemberi informasi, data, dan fakta yang digunakan dalam argumentasi. Misalnya, beliau, dia, di sana, di sini, ini, itu, dan lain sebagainya.
Contoh
Kalimat Kompleks dalam Teks Debat
Teks
Debat 1
Untuk
lebih memahami kalimat kompleks dalam teks debat, berikut adalah contoh teks
debat dikutip dari buku Cermat Berbahasa Indonesia oleh Sutarno, S.Pd.
Mosi: Penetapan Full Day School
Moderator: Penetapan ketetapan pemerintah bertanya sudah tersebar di mana mana mengenai penerapan full day lagi sekolah telah memunculkan dan mengejutkan banyak pihak terutama orang tua siswa.
Ada yang mendukung dan menanggapi secara positif, dan ada juga komentar negatif yang menolak.
Sehingga, hal tersebut tentunya membuat kita berpikir, apakah Indonesia sudah tepat menerapkan full day school untuk semua tingkat pendidikan?
Tim Afirmasi: Kami sebagai pihak yang afirmasi yang menyetujui keputusan pemerintah mengenai penerapan full day di sekolah beranggapan bahwa hal tersebut dinilai sebagai hal yang baik.
Adanya penerapan full day school dirasa mampu membuat siswa-siswa belajar secara optimal, tentu dengan diawasi langsung oleh guru pembimbing mata pelajarannya.
Tim Oposisi: Menurut tim kami sebagai tim oposisi yang menolak ketetapan tersebut, penerapan full day school perlu dipikirkan secara matang.
Sebagai anak-anak, mereka juga membutuhkan waktu untuk mengembangkan diri sendiri dan bersosialisasi dengan keluarga maupun di lingkungan masyarakat di luar jam sekolah.
Tim Netral: Siswa memang masih sangat butuh bimbingan dari pihak sekolah maupun keluarga.
Ilmu yang dipelajari di sekolahan memang menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi siswa.
Tidak hanya sekedar ilmu di sekolah, tetapi begitu pula dengan kegiatan bersosialisasi di dalam keluarga dan lingkungan masyarakatnya.
Jadi, kami juga harus pintar-pintar membagi waktu, ilmu dan pengalaman di masa muda tidak hanya didapatkan hanya di sekolah saja.
Kesimpulan: Berdasarkan argumen yang telah dikemukakan oleh tim afirmasi, tim posisi, dan tim netral, kesimpulan yang bisa kita ambil dari penerapan full day school untuk semua tingkat pendidikan bisa mengoptimalkan belajar siswa.
Semakin banyak siswa menghabiskan waktu di sekolah, maka akan membuat waktu untuk mengembangkan diri baik itu dalam keluarga dan lingkungan masyarakatnya semakin sedikit.
Sehingga, apabila full day school diterapkan maka siswa harus mampu untuk membagi dan mengatur waktunya.
(Sumber: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5855180/contoh-teks-debat-lengkap-dengan-unsur-unsurnya)
Kalimat
Kompleksnya:
- Kami
sebagai pihak yang afirmasi yang menyetujui keputusan pemerintah mengenai
penerapan full day di sekolah beranggapan bahwa hal tersebut dinilai sebagai
hal yang baik. - Menurut
tim kami sebagai tim oposisi yang menolak ketetapan tersebut, penerapan full
day school perlu dipikirkan secara matang.
Teks
Debat 2
Mosi: Dibukanya sekolah tatap muka pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2000/2021 di masa pandemi COVID-19.
Moderator: Pada tanggal 20 November 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengumumkan bahwa pemerintah sudah mencabut aturan larangan sekolah tatap muka di masa pandemi COVID-19.
Berdasarkan SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021, Mendikbud menjelaskan bahwa pemerintah akan mengizinkan sekolah tatap muka dan memberikan kewenangan sepenuhnya kepada pemerintah daerah.
Bagaimana menurut kalian? Apakah Indonesia sudah siap membuka sekolah-sekolahnya dan menyelenggarakan sekolah tatap muka lagi?
Tim Pro: Kami sangat setuju pemerintah membuka kembali sekolah-sekolah dan menyelenggarakan sekolah tatap muka lagi karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kami nilai kurang efisien dalam proses belajar mengajar.
Apalagi, selama ini PJJ terbukti tidak dapat dilakukan di seluruh Indonesia.
Masih banyak guru dan pelajar di desa yang tidak dapat menyelenggarakan PJJ karena kendala tidak memiliki peralatan yang memadai, seperti laptop atau smartphone.
Selain itu, internet di daerah-daerah masih belum stabil sehingga membuat para siswa di daerah semakin berpotensi mengalami ketertinggalan pendidikan.
Dampak-dampak negatif yang dikemukakan oleh Kemendikbud juga sangat beralasan.
Oleh karena itu, kami mendukung dibukanya kembali sekolah-sekolah dan diadakannya kembali pembelajaran tatap muka.
Tim Kontra: Kami menolak dibukanya kembali sekolah-sekolah dan diadakannya kembali pembelajaran tatap muka.
Dalam kondisi pandemi yang semakin memprihatinkan saat ini di Indonesia, lebih baik rencana pemerintah ini ditunda dulu.
Kami khawatir bila pemerintah masih bersikeras membuka sekolah dan mengadakan pembelajaran tatap muka, akan ada banyak klaster baru COVID-19.
Memang PJJ tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan di seluruh Indonesia, tapi kami pikir, kesehatan dan keselamatan masyarakat Indonesia jauh lebih penting dibandingkan memaksakan diri untuk membuka kembali sekolah-sekolah.
Apalagi, data menunjukkan pada tanggal 8 Januari 2021, ada lonjakan kasus baru positif COVID-19 sampai 10.617 kasus.
Tim Netral: Sebagai tim netral, kami bisa memahami masing-masing argumen dari tim pro dan tim kontra.
Kami setuju PJJ yang tidak dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia membuat banyak siswa di daerah yang mengalami ketertinggalan, tapi kami juga setuju kalau dengan memaksakan dibukanya sekolah-sekolah pada masa pandemi yang semakin mengkhawatirkan ini dapat menimbulkan banyaknya klaster baru di sekolah-sekolah yang dipaksakan dibuka.
Sekalipun demikian, mungkin kita dapat menekan penyebaran dan penambahan kasus baru COVID-19 dengan mengetatkan protokol kesehatan di sekolah-sekolah yang akan dibuka kembali, serta mengikuti peraturan pemerintah mengenai penyelenggaraan pembelajaran tatap muka.
Adanya kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak sekolah, pihak rumah sakit, orang tua, dan masyarakat, tentu bisa membuat pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini berjalan optimal.
Namun, bila memang nantinya terbukti kebijakan pemerintah ini menimbulkan klaster-klaster COVID-19 baru di sekolah-sekolah yang dibuka kembali, sebaiknya pemerintah menghentikan kebijakan pembukaan kembali sekolah-sekolah ini dan kembali menerapkan PJJ.
Moderator: Baik, setelah mendengarkan argumen dari masing-masing tim, kita bisa menarik kesimpulan bahwa dibukanya sekolah tatap muka pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2000/2021 di masa pandemi COVID-19 bisa dilakukan dengan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak sekolah, pihak rumah sakit, dan masyarakat.
Pelaksanaan tersebut wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan mematuhi peraturan pemerintah mengenai penyelenggaraan sekolah tatap muka.
Namun, bila kebijakan sekolah tatap muka ini menimbulkan klaster-klaster baru, maka pemerintah harus menghentikan kebijakan pembukaan kembali sekolah-sekolah ini.
Pemerintah harus berfokus pada penerapan PJJ yang jauh lebih baik dari sebelumnya, terutama untuk para guru dan siswa yang ada di daerah-daerah.
(Sumber: https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-bahasa/struktur-teks-dan-jenis-jenis-debat/)
Kalimat
Majemuknya:
- Kami sangat setuju
pemerintah membuka kembali sekolah-sekolah dan menyelenggarakan sekolah tatap
muka lagi karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kami nilai kurang efisien dalam
proses belajar mengajar. - Kami menolak dibukanya
kembali sekolah-sekolah dan diadakannya kembali pembelajaran tatap muka. - Kami setuju PJJ yang
tidak dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia membuat banyak siswa di daerah
yang mengalami ketertinggalan, tapi kami juga setuju kalau dengan memaksakan
dibukanya sekolah-sekolah pada masa pandemi yang semakin mengkhawatirkan ini
dapat menimbulkan banyaknya klaster baru di sekolah-sekolah yang dipaksakan
dibuka.
Itulah informasi yang bisa Mamikos share kepada kamu terkait contoh kalimat kompleks dalam teks debat bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Semoga informasi di atas dapat memudahkan kamu dalam memahami kalimat kompleks dan teks debat, ya! Jika kamu ingin mencari informasi terbaru dan edukatif lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: