8 Contoh Kasus Pelanggaran HAM Berat di Masyarakat Indonesia beserta Penyebabnya
8 Contoh Kasus Pelanggaran HAM Berat di Masyarakat Indonesia beserta Penyebabnya — Banyak sekali kasus pelanggaran HAM Berat yang terjadi di tengah Masyarakat Indonesia yang belum terselesaikan.
Padahal sebagai warga negara dan manusia, kita memiliki hak-hak asasi yang wajib dilindungi oleh negara.
Ketahui yuk, pengertian pelanggaran HAM, bentuk pelanggaran HAM serta contoh kasus pelanggaran HAM berat di masyarakat Indonesia lewat uraian Mamikos berikut!
Pengertian HAM
Daftar Isi
Daftar Isi
Kita awali pembahasan tentang contoh kasus pelanggaran HAM berat di masyarakat Indonesia dengan belajar lebih dahulu mengenai pengertian HAM, yuk!
Seperti yang sudah kita sama-sama ketahui, kalau sebagai manusia, kita punya hak serta kewajiban yang melekat pada diri kita.
Hak ialah segala kewenangan atau kekuasaan yang kita miliki setelah kita menjalankan kewajiban kita.
Sementara itu kewajiban ialah segala sesuatu hal yang wajib kita tunaikan dengan sebaik-baiknya serta penuh tanggung jawab jika kita ingin mendapatkan hal kita.
Nah, kalau konsep mengenai hak dan kewajiban ini sudah kamu pahami dengan baik, maka kita bisa melanjutkan pembahasan mengenai hak asasi manusia.
Sejatinya, hak asasi manusia memiliki pengertian yang tidak begitu jauh dari hak yang kita bahas di awal tadi.
Hak asasi manusia menurut Modul Pembelajaran SMA PPKN yang disusun Rizanur (2020) merupakan hak yang bersifat kodrati anugerah dari Tuhan yang melekat pada diri manusia sejak manusia dilahirkan.
Memiliki HAM bukan berarti kita bisa berlaku seenaknya sendiri lho, sebab kita juga memiliki kewajiban asasi yang sudah diatur oleh undang-undang yang wajib kita jalankan demi terlaksana dan tegaknya HAM.
Penting bagi kita memahami mengenai HAM ini bukan hanya agar kita tahu apa saja hak-hak dasar kita sebagai manusia, tapi juga agar kita paham bahwa batasan HAM kita itu adalah HAM milik orang lain.
HAM yang kita miliki tidak boleh mengintervensi HAM orang lain sehingga hak dasar orang lain sebagai manusia menjadi tidak terpenuhi.
Pengertian Pelanggaran HAM
Sebelum membahas mengenai contoh kasus Pelanggaran HAM berat di masyarakat Indonesia, ketahui dulu yuk apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM itu.
Pelanggaran HAM menurut UU No. 39 tahun 1999 mengenai Pelanggaran HAM ialah segala jenis perbuatan baik individu maupun kelompok yang melawan hukum dengan menginvasi HAM seseorang atau kelompok.
Terjadinya pelanggaran HAM menurut UU No. 39 tahun 1999 tersebut juga dikhawatirkan korbannya tidak mendapatkan keadilan sesuai dengan sistem hukum yang berlaku.
Penyebab Pelanggaran HAM
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sebuah pelanggaran HAM bisa digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal serta faktor eksternal.
Sebelum melihat contoh kasus pelanggaran HAM berat di masyarakat Indonesia, ketahui dulu yuk pada umumnya apa sih yang menyebabkan sebuah pelanggaran HAM terjadi di masyarakat.
A. Faktor Internal
Penyebab pelanggaran HAM bisa didorong oleh faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran yang didasarkan atas sebab yang dimiliki diri pelaku pelanggaran HAM. Di antaranya:
- Sikap egois atau ingin melanggengkan kepentingannya sendiri
- Tidak punya kesadaran HAM yang tentu dimiliki pula oleh orang lain.
- Memiliki sikap yang intoleran terhadap perbedaan.
B. Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang berasal dari diri manusia ternyata juga bisa menjadi alasan seseorang atau kelompok untuk melakukan pelanggaran HAM, lho.
Beberapa hal yang mendorong perilaku pelanggaran HAM secara eksternal adalah:
- Penyalahgunaan kekuatan
- Tidak tegasnya aturan serta aparat hukum
- Penggunaan teknologi secara keliru
- Terjadinya ketimpangan sosial dan ekonomi yang sangat tajam.
Bentuk Pelanggaran HAM
Kita bisa menggolongkan bentuk pelanggaran HAM menjadi beberapa jenis berdasarkan hal yang sering terjadi serta sifat pelanggarannya.
Ketahui dulu yuk bentuk-bentuk pelanggaran HAM berikut sebelum kita mempelajari contoh kasus pelanggaran HAM berat di masyarakat Indonesia.
A. Berdasarkan Kejadian yang Sering Muncul
Berdasarkan kejadian yang sering terjadi, kasus pelanggaran HAM bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Diskriminasi
Diskriminasi ialah segala perbuatan yang membatasi, melecehkan atau mengucilkan baik secara langsung maupun tidak dengan membedakan manusia atas golonga, suku, ras, agama dan faktor lainnya.
Hak korban diskriminasi akan dikurangi, dihapus oleh individu maupun kelompok dalam berbagai aspek kehidupannya.
2. Penyiksaan
Penyiksaan adalah perbuatan yang dilakukan secara sengaja sehingga menimbulkan luka atau sakit yang mendalam baik secara lahiriah maupun batiniah pada seseorang untuk mendapatkan pengakuan orang lain.
B. Berdasarkan Sifat
Jika kita tilik dari sifat pelanggarannya, maka bentuk pelanggaran HAM bisa kita bedakan ke dalam 2 kategori, yaitu:
1. Pelanggaran HAM Ringan
Pelanggaran HAM ringan didefinisikan sebagai bentuk pelanggaran HAM yang tidak mengancam nyawa manusia, tapi secara berkepanjangan dipandang berbahaya apabila tidak segera diatasi.
Contohnya: kelalaian dalam memberikan pengobatan di fasilitas kesehatan yang digunakan masyarakat, terjadinya pencemaran limbah ke lingkungan hidup.
2. Pelanggaran HAM Berat
Pelanggaran HAM berat sifatnya sangat berbahaya sehingga bisa mengancam keselamatan seorang maupun sekelompok manusia. Contohnya terjadi peristiwa perampokan, penghilangan nyawa, perbudakan dan lain-lain.
Klasifikasi Pelanggaran HAM Berat
Sebelum kita menengok apa saja sih contoh Kasus Pelanggaran HAM Berat di Masyarakat Indonesia, ketahui dulu yuk klasifikasi pelanggaran HAM berat itu apa saja.
Kita bisa mengklasifikasikan pelanggaran HAM berat ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Kejahatan Genosida
Genosida adalah perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menghabisi seluruh atau juga sebagian kelompok, bangsa, rasa atau agama dengan cara membunuh, memindahkan paksa, memberi penderitaan fisik maupun mental.
2. Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Kejahatan terhadap kemanusiaan ialah perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang lebih masiv dan sistematik di mana serangan itu ditujukan langsung pada penduduk sipil.
Serangan-serangan di atas bisa berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran, penjajahan, penyiksaan, perkosaan, penganiayaan, penghilangan orang, dan kejahatan apartheid.
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Berat di Masyarakat Indonesia
Berikut beberapa contoh kasus pelanggaran HAM Berat di Masyarakat Indonesia yang Mamikos rangkum dari laman Komnas HAM serta Kasus Besar Pelanggaran HAM di Indonesia yang disusun Basori (2018). Simak ya!
1. Kejahatan HAM di Pulau Buru (1965-1966)
Orang-orang yang ditengarai terlibat dalam Gerakan 30 September 1965 ditangkap dan dikurung di Pulau Buru yang terletak di Maluku.
Padahal, banyak dari orang-orang tersebut ditangkap tanpa adanya bukti jelas yang membuktikan keterlibatan mereka terhadap perbuatan yang pemerintah kala itu tuduhkan.
Meski tidak ada bukti jelas yang membuktikan kejahatan mereka, para tahanan mengalami pelanggaran HAM berat seperti penyiksaan, penganiayaan juga pembunuhan.
2. Peristiwa Wasior (2001)
Peristiwa di Wasior pada tanggal 13 Juni 2001 mengawali tragedi ini dengan ditemukannya 5 anggota Brimob dan satu warga sipil Wasior yang tewas.
Anggota Polres Manokwari pun diterjunkan untuk mengevakuasi korban serta mencari siapa dalang pembunuhan tersebut.
Namun, pada prosesnya, terjadi pelanggaran HAM berat pada warga sipil yang dicurigai sebagai pelaku dengan terjadinya penyiksaan saat tahanan yang awalnya ditahan di Polres Wasior dipindahkan ke Polres Manokwari.
3. Peristiwa Wamena (2003)
Peristiwa Wamena diawali dengan pembobolan gudang senjata di markas Kodim/1702 Wamena. Sebanyak 29 senjata api serta 3.500 butir peluru dilaporkan hilang.
Untuk memperkuat pasukan untuk mengejar pelaku pembobolan yang membawa lari senjata-senjata itu Dandim/1702/JWY meminta pasukan bantuan dari Kopassus dan Kostrad.
Pada proses pencarian pelaku terjadi penyiksaan, penembakan serta pembunuhan tanpa diadili terlebih dahulu terhadap penduduk sipil.
4. Komando Jihad (1977)
Komando Jihad terjadi pada era Orde Baru yang disinyalir merupakan gerakan yang dipelopori oleh pemerintah kala itu untuk melanggengkan partai Golkar maju sebagai pemenang pemilu.
Pemerintah Orde Baru melalui militer diam-diam menginisiasi pembentukan Komando Jihad yang beranggotakan masyarakat sipil yang nantinya akan ditumpas karena dituduh melakukan makar.
Bukan hanya masyarakat yang dirugikan karena terjadinya aksi kekerasan dan pengeboman di berbagai tempat melainkan orang-orang yang dituduh bergabung ke dalam Komando Jihad.
Para tahanan yang dituduh sebagai anggota Komando Jihad dirampas kebebasannya, mengalami penganiayaan serta pembunuhan tanpa mendapat pengadilan yang sesuai hukum.
5. Kasus Petrus “Penembakan Misterius” (1982)
Pada tahun 1982-1985 terjadi pembunuhan terhadap masyarakat sipil yang dituduh sebagai preman di berbagai daerah di Indonesia.
Kala itu kejadian Petrus menjadi teror bagi masyarakat baik korban dan keluarga maupun masyarakat yang tidak terlibat di dalamnya karena korban-korban penembakan misterius biasanya ditemukan di tempat umum.
Kejadian ini dalam autobiografi Soeharto diakui merupakan tindakan aparat keamanan yang dilakukan untuk memberikan shock therapy bagi pelaku kejahatan.
6. Tragedi Tanjung Priok (1984)
Tragedi Priok dimulai pada tanggal 10 September 1984 yang diawali dengan kejadian penyitaan pamphlet yang diduga berbau SARA oleh ABRI Sersan Satu Hermanu.
Umat Islam merasa tersinggung dan membakar motor Hermanu, setelahnya ditangkap 4 orang ke Kodim.
Peristiwa itu memancing kemarahan massa agar membebaskan 4 orang tersebut karena ditemukan adanya penyiksaan saat 4 orang tersebut ditahan.
Orang-orang yang berkumpul di sekitar Jalan Yos Sudarso tidak melakukan tindakan anarkis, tapi tentara justru mulai menembaki warga sipil hingga ke pemukiman sehingga korban jatuh sebanyak 400 jiwa.
7. Kasus Talang Sari (1989)
Kasus Talang sari terjadi di Desa Talangsari di Lampung Timur pada tanggal 7 Februari 1989 terhadap jamaah pengajian Warsidi yang memakan banyak korban jiwa.
Penyebab pembantaian ini adalah tidak lepas dari pemerintah Orde Baru yang pada saat itu selalu memiliki kecurigaan lebih terhadap gerakan Islam.
8. Kerusuhan Mei (1998)
Di kota-kota besar di tanah air seperti Jakarta, banyak gedung, pertokoan serta rumah yang rusak dan terbakar akibat amukan warga.
Korban kerusuhan tersebut banyak dialami oleh warga negara keturunan Tionghoa. Selain mengalami pembunuhan, banyak dari mereka yang mengalami pelecehan seksual.
Penutup
Dari contoh kasus pelanggaran HAM berat di masyarakat Indonesia di atas kita bisa belajar bahwa pelanggaran HAM merupakan tindakan yang merugikan orang lain.
Mari kita bersikap lebih toleran dengan menghormati juga HAM yang dimiliki oleh individu maupun kelompok lain agar tercipta kehidupan damai yang harmonis di Indonesia.
Apabila, kamu membutuhkan informasi tambahan mengenai pelanggaran HAM, kamu bisa menyimaknya pada FAQ berikut, ya!
FAQ
Beberapa ahli berpendapat bahwa kasus ini merupakan pelanggaran HAM berat karena bukan hanya menghilangkan nyawa seorang manusia karena Munir saat itu mengadvokasi korban kejahatan HAM serta melakukan kritik terhadap pemerintah. Kematian beliau dianggap sebagai usaha pembungkaman serta perampasan hak untuk bersuara.
Sebab pada masa itu pemerintah sering menafsirkan UUD 1945 secara sepihak sehingga pemerintah zaman itu sangat otoriter. Apabila ada individu, kelompok atau instansi yang ingin mengungkapkan kasus pelanggaran HAM yang tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah akan dicap sebagai gerakan melawan UUD 1945 sehingga bisa dihukum sesuai kebijakan Orde Baru.
HAM di masyarakat antara lain yaitu hak hidup, kebebasan dan keamanan pribadi, hak atas pendidikan, kebebasan berpendapat, hak atas kesehatan, hak atas pekerjaan dan lain sebagainya.
Hal-hal yang termasuk pelanggaran berat antara lain tindakan genosida serta kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pelanggaran HAM berat di Indonesia belum banyak yang bisa diselesaikan oleh adanya beberapa kendala, antara lain:
a. Kurangnya usaha pemerintah untuk menyelesaikan segala kasus pelanggaran HAM secara tuntas
b. Pelaku kejahatan HAM berat yang masih berkuasa sehingga masih memiliki pengaruh dan posisi strategis.
c. Belum adanya mekanisme hukum yang baik serta mandiri untuk mengadili pelaku pelanggaran HAM berat.
d. Masyarakat takut untuk bersaksi serta memberikan dukungan bagi para korban pelanggaran HAM berat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: