Contoh Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem beserta Penjelasannya Lengkap

Contoh Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem beserta Penjelasannya Lengkap – Kamu bisa menemukannya dengan sangat mudah karena tidak lepas dari kehidupan sehari-hari.

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup yang dibedakan menjadi tiga jenis. Keanekaragaman hayati tingkat gen, spesies, hingga keanekaragaman hayati tingkat ekosistem.

Tingkat keanekaragaman hayati ini terjadi pada suatu wilayah atau daerah yang diakibatkan karena perbedaan variasi. Variasi yang dimaksud meliputi bentuk, jumlah, sifat, warna, ukuran, tekstur, dan lain sebagainya.

5 Contoh Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Getty Images/AXIO-IMAGES

Keanekaragaman ekosistem terjadi karena adanya interaksi atau hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Pada dasarnya, ekosistem dapat kamu bedakan menjadi dua komponen.

Pertama, komponen biotik atau benda-benda hidup. Kedua, komponen abiotic atau benda-benda tak hidup.

Komponen biotik dan abiotic dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Hal inilah yang membuat ekosistem satu dengan ekosistem lainnya memiliki perbedaan.

Setidaknya, ada lima contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem yang bisa kamu ketahui. Untuk lebih jelasnya, berikut ini pemaparan selengkapnya.

1. Ekosistem Pantai

Salah satu contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem, yakni pantai. Ekosistem pantai merupakan kesatuan dari komponen biotik dan abiotic yang ada di sekitar pantai.

Dimana, kedua komponen tersebut saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lain.

Komponen biotik yang hidup di lingkungan pantai antara lain: anemone laut, ikan, tumbuhan, udang, kepiting, bakau, ganggang, dan makhluk hidup lainnya.

Sedangkan komponen abiotik yang ada di lingkungan pantai seperti pasir, suhu, udara, daratan, batu, cahaya matahari, dan lain sebagainya. Umumnya, ekosistem pantai memiliki beberapa sifat.

Wilayah pantai bagian atas, merupakan wilayah yang paling sedikit terkena air, wilayah yang paling dalam dipenuhi oleh berbagai jenis makhluk hidup, dan mempunyai titik tengah yang terendam oleh air ketika pasang tinggi maupun saat pasang rendah.

2. Ekosistem Sawah

Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem selanjutnya, yakni sawah. Ekosistem sawah merupakan ekosistem lahan basah yang sengaja dibuat oleh manusia.

Ekosistem sawah memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pasalnya, berfungsi sebagai penghasil bahan pangan, yakni padi yang kemudian diolah menjadi beras.

Tidak hanya itu saja, ekosistem sawah juga memberikan dampak yang baik bagi lingkungan. Sawah menyediakan unsur hara tanaman yang bisa larut dalam pengairan atau air irigasi.

Seperti K, MG, CA, hingga silica. Ekosistem sawah dapat menjadi sumber daya air , karena lahan persawahan yang terletak di dataran tinggi mampu menyimpan air dalam bentuk genangan .

Apalagi, volume airnya cukup besar, sehingga dapat mencukupi kebutuhan air masyarakat secara luas.

Ekosistem sawah mampu menanggulangi risiko banjir karena intensitas air hujan yang berlebihan dapat ditampung dengan baik dan tidak mengalir ke perkampungan atau pemukiman penduduk.

Sama seperti ekosistem lainnya, sawah juga tersusun dari komponen biotik dan abiotic. Komponen biotik seperti padi, rumput, hama, dan lain sebagainya.

Sedangkan komponen abiotik terdiri dari tanah, udara, air, dan sebagainya. Flora maupun fauna yang ada di sawah, dapat menjaga keseimbangan alam.

3. Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem padang rumput merupakan jenis ekosistem daratan atau ekosistem terestrial. Berbeda dengan ekosistem sawah yang dibuat oleh manusia.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem ini terbentuk secara alami. Ekosistem padang rumput, dikenal sebagai grassland atau stepa.

Di Indonesia sendiri, kamu bisa menemukan padang rumput ketika berkunjung ke daerah Nusa Tenggara Timur. Padang rumput, membentang luas dari daerah beriklim tropis hingga ke subtropics.

Terletak di hamparan lahan yang datar dan sedikit perbukitan kecil. Selain itu, ekosistem padang rumput memiliki curah hujan yang cukup rendah.

Karena hal inilah, penguapan yang terjadi di padang rumput terbilang tinggi. Bahkan, tak jarang mengalami kekeringan yang parah karena tanahnya tidak dapat menyimpan air dengan baik.

Hewan yang tinggal di padang rumput, didominasi oleh hewan herbivora dan karnivora. Salah satu pohon yang paling khas adalah akasia.

Komponen biotik ekosistem padang rumput merupakan organisme autotrof dan organisme heterotrof. Contoh organisme autotrof, pepohonan dan rumput. Sedangkan contoh organisme heterotrof, jamur, dan pengurai.

Komponen abiotik ekosistem padang rumput dapat kamu bedakan menjadi dua jenis, yakni komponen fisika dan komponen kimia.

Keduanya saling berkaitan membentuk media dan substrat yang dijadikan sebagai habitat makhluk hidup.

Beberapa diantaranya, suhu, air, cahaya matahari, tanah, tingkat keasaman atau pH, angin, batu, dan lain sebagainya.

4. Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem berikutnya, yakni hutan hujan tropis.

Hutan hujan tropis merupakan suatu ekosistem ekologi yang ada di suatu wilayah berukuran luas dan didominasi oleh kumpulan pepohonan.

Pepohonan yang ada di hutan hujan tropis memiliki beragam jenis dan ukuran. Ekosistem ini memiliki tanah yang subur dan tidak kering.

Sesuai dengan namanya, hutan hujan tropis tidak pernah mengalami musim kemarau karena memiliki curah hujan yang tinggi, sekitar 1800 sampai 2000 mm per tahun.

Keanekaragaman hayati yang dimiliki sangat bervariasi.

Ada banyak jenis fauna yang bisa kamu temukan di hutan hujan tropis. Mulai dari hewan-hewan berjenis mamalia, reptil, amfibi dan serangga.

Serangga yang hidup di ekosistem ini seperti kupu-kupu, laba-laba, kepik dan jenis serangga lainnya. Ada pula jenis burung seperti kasuari dan cendrawasih.

Beberapa jenis primate, babi, rusa, tapir, ular, gajah, gorilla, dan lain sebagainya.

Sementara itu, jenis flora yang hidup di hutan hujan tropis tidak hanya pepohonan saja. Akan tetapi juga semak, rumput liar, hingga bunga anggrek.

5. Ekosistem Gurun atau Padang Pasir

Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem lainnya yang tak kalah penting, yakni gurun atau padang pasir. Tak jauh berbeda dengan ekosistem padang rumput.

Ekosistem padang pasir juga termasuk ekosistem darat atau terrestrial. Mempunyai curah hujan yang sangat rendah, yakni kurang dari 25 cm per tahunnya.

Padang pasir memiliki laju penguapan atau evaporasi yang sangat tinggi. Perubahan suhu yang terjadi sangat ekstrim.

Selain itu, tanahnya yang berupa pasir sangat kering dan tandus. Sesuai dengan namanya, padang pasir didominasi oleh pasir dan juga bebatuan.

Komponen biotik padang pasir didominasi oleh tumbuhan yang bisa bertahan hidup dengan suplai atau pasokan air sangat sedikit seperti kaktus.

Begitu pula dengan jenis binatangnya, memiliki kemampuan bertahan hidup di daerah yang kering, seperti onta.

Komponen abiotik padang pasir terdiri dari suhu, air, angin, cahaya matahari, pasir, batu, hingga tingkat keasaman atau pH.

Komponen-komponen abiotic ini dijadikan media atau substrat sebagai habitat makhluk hidup.

Itulah tadi beberapa contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem yang bisa kamu ketahui. Ekosistem ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting.

Jika salah satunya musnah atau tidak ada, maka keseimbangan di Bumi akan terganggu. Karena itulah, bentuk kepedulian yang bisa kamu tunjukkan, yakni dengan menjaga dan melestarikannya.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta