9 Contoh Kearifan Lokal di Bidang Pendidikan dan Sekolah beserta Penjelasannya

9 Contoh Kearifan Lokal di Bidang Pendidikan dan Sekolah beserta Penjelasannya – Indonesia memiliki budaya atau kearifan lokal yang sangat beragam karena masyarakatnya terbagi ke dalam berbagai suku dan ras.

Walau begitu, terdapat ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang telah diturunkan dari generasi ke generasi sehingga mengakar kuat dalam masyarakat. Ajaran-ajaran dan nilai-nilai ini tidak memandang suku, ras atau agama.

Semua diajarkan secara turun-temurun kepada generasi muda. Tapi, apa sih sebenarnya kearifan lokal? Nah, untuk memahaminya, yuk simak artikel berikut ini!

Pengertian Kearifan Lokal

https://unsplash.com/@mufidpwt/

Secara etimologi, kearifan lokal berarti kebijakan, pengetahuan atau kepercayaan setempat.

Secara lebih gamblangnya, kearifan lokal adalah nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang telah mengakar kuat pada suatu masyarakat.

Nilai-nilai dan ajaran-ajaran ini mengatur tentang cara menjalani hidup bermasyarakat dan bernegara yang diwariskan secara turun temurun. Dengan begitu, cara hidup tersebut pun menjadi mengakar kuat.

Kearifan lokal dapat membentuk nilai budaya nasional suatu negara atau bangsa, yang kemudian menjadi identitas khas negara atau bangsa tersebut.

Salah satu ciri unik dari kearifan lokal adalah sifatnya yang dinamis. Ini berarti bahwa ajaran-ajarannya mengikuti perkembangan zaman.

Itu sebabnya walau sekarang sudah memasuki era digital dan modern, kita tetap bisa merasakan nilai-nilai budaya Indonesia yang sudah ditanamkan sejak kecil.

Bentuk-Bentuk Kearifan Lokal

Kearifan lokal memiliki beragam bentuk. Ada yang berupa budaya, ada yang berupa filosofi hidup, ada pula yang berupa barang atau produk.

Untuk budaya, kearifan lokal dapat berupa lagu-lagu, tari-tarian daerah, adat istiadat suku, hingga dongeng-dongeng atau legenda setempat.

Sementara, untuk filosofi hidup, kearifan lokal dapat berupa cara-cara atau norma-norma yang mengatur suatu masyarakat dalam kehidupan sosialnya.

Seperti sikap toleransi, gotong royong, musyawarah untuk mufakat, dan saling menghormati.

Lalu, untuk barang atau produk, kearifan lokal dapat berupa pakaian tradisional, alat musik tradisional, bentuk arsitektur bangunan, makanan-makanan khas suatu daerah, hingga alat-alat permainan tradisional.

Peran Kearifan Lokal Dalam Dunia Pendidikan

Tentu saja terdapat banyak nilai-nilai penting yang positif dalam suatu kearifan lokal.

Tidak hanya berperan sebagai identitas suatu negara atau bangsa, kearifan lokal juga memiliki ajaran-ajaran penting bagi generasi muda.

Menanamkan nilai-nilai positif tersebut sejak dini merupakan salah satu tujuan para orang tua dan pendidik.

Maka, para guru di setiap sekolah pun menetapkan berbagai macam program dan kegiatan yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal.

Hal ini bertujuan agar murid-murid memiliki budi pekerti yang luhur, menjadi pribadi yang kuat, positif, penuh semangat dan dedikasi, sopan, santun dan pengasih juga penyayang.

Selain itu, nilai-nilai kearifan lokal juga dapat memicu dan mengasah sisi kreativitas murid-murid. Jadi, tidak hanya kecerdasan akademik yang diasah, melainkan juga kecerdasan emosional dan sosialisasi.

9 Contoh Kearifan Lokal di Bidang Pendidikan dan Sekolah

Sekolah bagaikan rumah kedua bagi murid-murid. Di sanalah mereka mulai belajar hidup bermasyarakat dan bernegara dalam unit terkecil.

Maka, banyak nilai-nilai kearifan lokal yang ditanamkan dalam berbagai kegiatan belajar dan mengajar.

Berikut adalah 9 contoh kearifan lokal di bidang pendidikan dan sekolah!

1. Musyawarah Memilih Ketua Kelas

https://unsplash.com/@isengrapher/

Salah satu kegiatan yang selalu dilakukan saat awal semester adalah memilih ketua kelas. Biasanya, guru dan murid akan berunding atau berdiskusi mengenai hal tersebut.

Pertama-tama, mereka akan menentukan cara atau metode pemilihan yang terbaik. Apakah menggunakan sistem voting atau undi secara acak?

Setelah menemukan cara terbaik, mereka akan berdiskusi lagi untuk menentukan calon-calon yang sekiranya mampu memikul tugas-tugas ketua kelas.

Kemudian, barulah acara pemilihan dilakukan hingga terpilih seorang murid yang akan menjadi ketua kelas.

Sekilas, kegiatan ini terlihat sangat sepele. Akan tetapi, terdapat nilai kearifan lokal di dalamnya, yaitu musyawarah untuk mufakat.

Melalui kegiatan memilih ketua kelas, murid-murid belajar untuk bermusyawarah hingga mencapai mufakat, saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain, juga belajar tentang tanggung jawab dan kepemimpinan.

2. Jadwal Piket dan Kerja Bakti

newsreal.id/Budi Santoso

Setiap kelas pasti memiliki jadwal piket masing-masing. Biasanya, jadwal ini akan dibarengi dengan sanksi bagi yang tidak menjalankan tanggung jawab mereka.

Sementara itu, sekolah juga biasanya akan mengadakan kerja bakti membersihkan kawasan sekolah di waktu-waktu tertentu.

Dari mulai kelas-kelas, lapangan hingga ruangan lainnya, semua akan dibersihkan bersama-sama.

Nah, tahukah kalian bahwa terselip satu nilai kearifan lokal Indonesia di dalamnya?

Ya, jadwal piket dan kerja bakti mengajarkan murid-murid untuk bergotong royong, bahu membahu dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Kegiatan tersebut juga mengajarkan murid untuk saling membantu dan berkomunikasi tanpa memandang suku, agama dan ras.

3. Salim Kepada Guru

https://sdia11surabaya.wordpress.com/

Di Indonesia, kita memiliki cara penghormatan yang unik, yaitu dengan mengecup punggung tangan orang tua yang dihormati.

Saat di rumah, kita melakukan hal ini kepada ayah dan ibu, sementara di sekolah kita melakukannya kepada guru-guru.

Gestur ini lebih dikenal dengan sebutan salim. Tujuannya sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan para murid kepada guru.

Di samping itu, salim juga mengajarkan murid untuk tidak menjadi pongah atau sombong. Walaupun mereka sudah menjadi pintar, bahkan mungkin lebih pintar dari sang guru, mereka tetap harus merendah.

Secara tidak langsung, salim mengingatkan murid-murid bahwa “di atas langit masih ada langit.” Itu sebabnya mereka tidak boleh bersikap sombong. Sebab, pasti masih ada yang lebih (hebat atau cerdas) dari kita.

4. Seragam Batik

https://almasoem.sch.id/

Indonesia memiliki bermacam-macam kain batik. Semuanya dibedakan berdasarkan asal daerah, cara pembuatan dan jenis batik.

Ada batik Mega Mendung dari Cirebon, batik Keraton dari Yogyakarta, batik Gentongan dari Madura, batik Sogan dari Solo, batik Simbut dari Banten, dan masih banyak lagi.

Batik sudah menjadi pakaian nasional Indonesia yang hingga saat ini masih dilestarikan. Sekolah-sekolah di Indonesia biasanya memiliki satu hari khusus di mana murid-murid mengenakan seragam batik.

Tak hanya itu, ada pula Hari Batik Nasional pada 2 Oktober, di mana murid dan guru biasanya akan dianjurkan untuk mengenakan batik.

Seragam batik ini juga merupakan salah satu bentuk kearifan lokal Indonesia dalam bidang pendidikan dan sekolah.

Hal tersebut tentu untuk mengajarkan para murid ragam jenis batik sekaligus mencintai keindahan dan melestarikannya.

5. Pakaian Tradisional di Hari Kartini

https://www.tkityabis.sch.id/

Khusus di Hari Kartini pada 21 April, sekolah-sekolah biasanya akan mengadakan acara khusus. Di acara ini, murid-murid perempuan dan guru-guru wanita akan mengenakan kebaya.

Hal ini untuk melestarikan pakaian wanita khas Indonesia tersebut. Di samping mengenakan kebaya, guru-guru juga akan mengajarkan tentang sejarah pejuang-pejuang wanita dari Indonesia.

Akan tetapi, selain kebaya, banyak pula murid-murid dan guru-guru yang mengenakan pakaian adat dari berbagai suku di Indonesia. Seperti pakaian adat Madura, Aceh, Jambi, Bali, dan masih banyak lagi.

Nilai kearifan lokal yang berusaha diajarkan dari acara ini adalah bahwa dibalik penampilan lembut dan anggun seorang perempuan, terdapat kekuatan, kecerdasan dan keberanian.

Dan bahwa lelaki dan perempuan memiliki peranan yang sama pentingnya dalam kehidupan. Oleh sebab itu, pria dan wanita harus diperlakukan setara.

6. Pelajaran Bahasa Daerah

https://pmb.brin.go.id/

Kearifan lokal lainnya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah adalah pelajaran bahasa daerah.

Bahasa daerah yang dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran tentu saja disesuaikan dengan lokasi daerah sekolah.

Misalnya, bahasa Sunda dipelajari oleh murid-murid di sekolah daerah Jawa Barat, sementara bahasa Jawa dipelajari oleh murid-murid di sekolah daerah Yogyakarta, dan bahasa Banjar dipelajari oleh murid-murid di sekolah daerah Kalimantan Selatan.

Hal ini tentu saja untuk mengajarkan murid-murid bahwa Indonesia memiliki kebudayaan berupa bahasa dari berbagai suku yang beragam.

Mempelajarinya juga mengajarkan murid tentang keberagaman dan toleransi. Bahwa, walau berbeda-beda, namun mereka tetap satu sebagai putra-putri bangsa Indonesia.

7. Perlombaan 17 Agustus

unsplash.com

Kegiatan yang paling ditunggu oleh masyarakat Indonesia adalah perlombaan di tanggal 17 Agustus. Tak terkecuali di sekolah.

Pada hari kemerdekaan Indonesia ini, biasanya murid-murid dan guru-guru akan merencanakan beberapa jenis perlombaan yang memiliki filosofi tersendiri.

Contohnya adalah balap karung yang terinspirasi dari kehidupan sulit masyarakat Indonesia pada zaman penjajahan.

Namun, seberapa sulitnya keadaan, selama kita berusaha dan pantang menyerah, maka pasti bisa mencapai tujuan.

Selain itu, perlombaan seperti tarik tambang dan panjat pinang mengajarkan murid-murid tentang kerja sama, gotong royong dan solidaritas.

Bahwa jika berjuang bersama-sama, maka mereka bisa memperoleh kemenangan.

Balap egrang mengajarkan murid-murid untuk tidak ragu dalam melangkah ke depan dan mengambil keputusan, dengan tetap berhati-hati dan memperhitungkan pergerakan.

8. Kegiatan Ekstrakurikuler

https://pixabay.com/id/users/masbebet-5633372/

Salah satu program atau kegiatan yang diadakan sekolah untuk mengasah kreativitas murid-murid adalah kegiatan ekstrakurikuler.

Nah, tak jarang pula di sekolah-sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler dengan kearifan lokal di dalamnya. Seperti pencak silat, tarung derajat, tari Ratoh Jaroe, tari Bali, tari Jaipong dan masih banyak lagi.

Kegiatan-kegiatan ini tentu saja mengajarkan murid-murid berbagai macam filosofi khas leluhur bangsa Indonesia.

Contohnya, pencak silat dan tarung derajat mengajarkan nilai-nilai kesatria yang berpihak pada kebajikan, tari Ratoh Jaroe mengajarkan tentang semangat, jiwa pemberani dan pantang menyerah bagi para wanita.

Sementara tari Jaipong mengajarkan tentang para wanita yang lincah, berani, genit, namun pantang menyerah, cerdik dan santun.

9. Permainan Tradisional

https://id.wikipedia.org/

Mungkin kalian tidak menyadari bahwa di dalam permainan tradisional Indonesia yang kerap dimainkan saat waktu istirahat menyimpan nilai-nilai kearifan lokal.

Sekilas, memang terlihat seperti permainan anak semata. Namun, terdapat filosofi dan nilai-nilai penting terkandung di dalamnya.

Permainan bola bekel mengajarkan ketekunan dan kesabaran. Permainan congklak mengajarkan kejujuran dan menabung, sekaligus membantu anak-anak kecil belajar mengenal angka.

Permainan bentengan dan gobak sodor mengajarkan tentang kerja sama tim dan kekompakan. Permainan lompat tali mengajarkan tentang keberanian untuk menghadapi rintangan hidup sampai berhasil.

Nah, itu adalah beberapa contoh kearifan lokal di bidang pendidikan dan sekolah yang dapat kalian temukan di sekolah.

Semuanya tentu saja mengajarkan nilai-nilai yang telah diwariskan oleh para leluhur bangsa Indonesia.

Dengan adanya kearifan lokal di bidang pendidikan dan sekolah, murid-murid juga bisa belajar bahwa nilai-nilai dan filosofi nasional tidak harus tergerus oleh kemajuan zaman.

Justru sebaliknya, kearifan lokal sangat dinamis dan bisa menyesuaikan dengan era yang sudah lebih kekinian.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta