3 Contoh Konflik Interpersonal dan Intrapersonal dalam Kehidupan Sehari-Hari
3 Contoh Konflik Interpersonal dan Intrapersonal dalam Kehidupan Sehari-Hari – Dalam kehidupan, kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya konflik. Entah itu konflik interpersonal maupun intrapersonal.
Hal tersebut wajar terjadi, terlebih jika kita mengingat manusia adalah makhluk sosial.
Interaksi mereka seringkali menimbulkan gesekan tersendiri sehingga memicu berbagai konflik.
Yuk, simak ulasan selengkapnya mengenai contoh konflik interpersonal dan intrapersonal berikut!
Contoh Konflik Interpersonal dan Intrapersonal, Simak Penjelasan, serta Pahami Perbedaannya!
Daftar Isi
- Contoh Konflik Interpersonal dan Intrapersonal, Simak Penjelasan, serta Pahami Perbedaannya!
- Konflik Interpersonal
- Jenis Konflik Interpersonal
- Konflik Intrapersonal
- Aspek Penting dalam Konflik Intrapersonal
- Hubungan Konflik Interpersonal dan Intrapersonal
- Kesimpulan Perbedaan Konflik Intrapersonal dan Interpersonal
- Contoh Konflik Interpersonal dan Intrapersonal dalam Kehidupan
Daftar Isi
- Contoh Konflik Interpersonal dan Intrapersonal, Simak Penjelasan, serta Pahami Perbedaannya!
- Konflik Interpersonal
- Jenis Konflik Interpersonal
- Konflik Intrapersonal
- Aspek Penting dalam Konflik Intrapersonal
- Hubungan Konflik Interpersonal dan Intrapersonal
- Kesimpulan Perbedaan Konflik Intrapersonal dan Interpersonal
- Contoh Konflik Interpersonal dan Intrapersonal dalam Kehidupan
Bagi orang awam, konflik interpersonal dan Intrapersonal dianggap sama. Namun pada kenyataanya, dua hal tersebut sangatlah berbeda. Contoh konflik interpersonal dan Intrapersonal pun tidak sama.
Hal ini sekaligus menentukan cara penyelesaian, tergantung masalah yang tengah dihadapi. Agar semakin jelas, silahkan simak uraian berikut.
Konflik Interpersonal
Merupakan suatu perseteruan antara dua orang atau lebih. Contoh konflik interpersonal dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali.
Umumnya, hal ini bisa terjadi karena adanya kepribadian, sikap, nilai serta harapan yang saling bertentangan.
Walaupun tidak selalu memberi dampak serius, kamu perlu tahu cara mengatasi konflik ini. Agar hubungan tetap terjalin dengan baik.
Ketika kamu berinteraksi maupun bekerja dengan pemilik pendapat serta tujuan berbeda, maka konflik pun tak dapat dihindari.
Nasib maupun kelanjutan dalam hubungan biasanya ditentukan dari bagaimana kamu serta orang yang ada dalam konflik tersebut menyelesaikan masalah.
Jenis Konflik Interpersonal
Konflik ini terbagi atas beberapa jenis. Setiap jenisnya memiliki latar belakang masalah yang tentunya berbeda. Baik secara verbal maupun non-verbal. Agar semakin jelas, silahkan simak uraian berikut ini.
1. Pseudo conflict
Jenis konflik interpersonal ini terjadi karena ada kesalahpahaman. Orang yang terlibat merasa memiliki tujuan berbeda, padahal pada dasarnya sama.
Cara menyelesaikan tidak sulit, mereka yang terlibat cukup duduk bersama, kemudian saling mengklarifikasi sebab kesalahpahaman.
2. Fact conflict
Konflik ini bisa terjadi ketika 2 orang atau lebih, memiliki perbedaan pendapat tentang sebuah informasi.
Guna mengatasi hal tersebut, cukup memeriksa kembali sumber informasi kredibel. Serta mencari informasi terkait yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Value conflict
Value conflict bisa terjadi akibat perbedaan nilai-nilai, dalam diri pribadi yang memicu ketidak sepakatan bersama. Konflik ini tidak memiliki penyelesaian pasti.
Karena setiap orang berhak mempunyai nilai serta pandangan dalam dirinya. Salah satu hal yang baik, adalah saling toleransi dan tidak memaksakan kehendak.
4. Policy Conflict
Terjadi ketika kamu mempunyai pendapat berbeda dengan pihak lain. Tentang sebuah rencana, tindakan, atau strategi penyelesaian masalah tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perbedaan ini antara lain pendidikan dan kepribadian.
5. Ego conflict
Konflik yang satu ini bisa terjadi saat salah satu pihak tidak bersedia mengalah, dalam menangani suatu masalah. Parahnya, konflik ini bisa merambah ke aspek lain.
Kemudian memunculkan masalah baru yang semakin sulit terselesaikan. Akhirnya justru bisa menimbulkan contoh konflik interpersonal dan intrapersonal secara bersamaan.
6. Meta conflict
Meta conflict ini, adalah perseteruan yang timbul karena komunikasi satu orang dengan pihak lain, tidak berjalan dengan baik. Cara mengatasinya cukup mudah, yakni dengan memperbaiki komunikasi.
Apabila tetap tidak menemui titik terang, cari pihak ketiga yang bisa menjadi penengah.
7. Trust conflict
Ketidakpercayaan satu orang dengan pihak lain dalam suatu kelompok, rupanya juga bisa memicu terjadinya konflik.
Bahkan, hal ini bisa memberi contoh konflik interpersonal dan intrapersonal. Dalam waktu yang bersamaan.
Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal merupakan suatu ketidaksepakatan seseorang dengan dirinya. Bisa terjadi karena faktor tindakan, emosi, keyakinan serta nilai individu. Konflik ini ikut melibatkan psikologis di dalam diri seorang.
Terkadang, konflik intrapersonal berkaitan erat dengan keharusan dan keinginan. Permasalahan utama didorong nilai-nilai dan keyakinan dalam diri seseorang. Sedangkan keinginan didorong oleh lingkungan sekitar.
Konflik intrapersonal merupakan kondisi wajar, yang umum terjadi pada diri seseorang. Konflik ini, seringkali muncul ketika memasuki tahap pengambilan keputusan.
Keadaannya bisa memicu timbulnya contoh konflik interpersonal dan intrapersonal, secara bersamaan.
Aspek Penting dalam Konflik Intrapersonal
Seperti sudah disebutkan diatas tadi, konflik intrapersonal terjadi dalam diri seorang individu.
Umumnya dipicu keyakinan seseorang yang bertentangan dengan nilai-nilai atau budaya masyarakat sekitar. Bisa juga dipengaruhi keinginannya, yang tidak sesuai dengan kemampuan.
Dalam hal ini, konflik intrapersonal memiliki 3 aspek penting yang wajib dilatih. Sehingga upaya meminimalisir terjadinya bentrok dalam pemikiran bisa terwujud secara maksimal.
Agar semakin jelas, silakan simak penjelasannya berikut ini.
1. Kesadaran Diri
Kesadaran diri ini bisa diartikan tentang sejauh mana, seorang individu mampu menyadari keadaan dirinya.
Serta sebaik apa mereka berinteraksi dengan orang lain, di dalam sebuah lingkungan masyarakat.
2. Persepsi Diri
Persepsi diri merupakan pandangan atau evaluasi pada diri sendiri. Hal ini bisa diperoleh dari proses belajar atau pengalaman.
Sehingga, mampu mempengaruhi seorang individu dalam berinteraksi atau berperilaku dengan lingkungan sekitar.
3. Harapan
Terdapat beberapa pengertian dari istilah “harapan” yang bisa kamu ketahui. Namun kaitannya dengan konflik, harapan dapat diartikan sebagai upaya, dalam proses mencapai suatu tujuan.
Harapan ini juga disesuaikan dengan kemampuan individu, serta lingkungan pendukungnya.
3 aspek ini bisa membantu seseorang untuk mengambil langkah-langkah positif. Terlebih dalam menghindari adanya konflik dalam diri sendiri.
Sehingga, apabila seseorang telah paham betul pada dirinya, maka perilaku, sikap serta tindakannya akan selalu sejalan.
Hubungan Konflik Interpersonal dan Intrapersonal
2 jenis konflik ini nyatanya penting untuk memberi peluang perbaikan diri. Konflik yang bisa diselesaikan secara sehat, selalu mampu memberikan pemahaman lebih baik tentang diri seorang individu.
Hal ini secara tidak langsung juga bisa membangun hubungan yang dapat dipercaya antar individu.
Selain itu, bisa mendongkrak keterampilan resolusi yang jauh lebih optimal, dan menghindari kerusakan atau perpecahan.
Konflik intrapersonal bisa membawa depresi hingga sikap agresif, apabila individu tidak mampu memahami kebutuhan dan ekspektasinya.
Karena itu, menjadi hal yang sangat penting untuk memahami perasaan diri sendiri.
Proses memahami perasaan diri sendiri ini, juga dapat meminimalisir terjadinya konflik interpersonal. Terlebih saat mereka mampu mengambil langkah negosiasi dengan bijak.
Satu hal yang wajib ditingkatkan adalah mengelola stress. Mengatur pola pikir agar tidak stress juga mampu menghindari konflik antarpribadi dan intrapersonal.
Kesimpulan Perbedaan Konflik Intrapersonal dan Interpersonal
Dari uraian lengkap di atas, konflik intrapersonal dan interpersonal selain memiliki hubungan erat, juga memiliki beberapa perbedaan.
Perbedaan utama antara konflik interpersonal dan intrapersonal, terletak pada individu yang terlibat.
Konflik interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih, sedangkan konflik intrapersonal terjadi di dalam diri seorang individu.
Kesadaran, persepsi, serta harapan merupakan 3 aspek penting dari konflik intrapersonal.
Sedangkan komunikasi tertulis, verbal hingga proses negosiasi internal, merupakan aspek utama dalam konflik interpersonal.
Konflik intrapersonal seringkali, melibatkan rasa emosi, nilai hingga keyakinan diri.
Berbeda dengan konflik interpersonal yang lebih mengutamakan pola pikir strategis, perhitungan, analisis, dan pembicaraan bersama.
Dampak yang terjadi pada konflik intrapersonal adalah pemikiran berlebihan, rasa bingung tak berkesudahan, bahkan bisa depresi.
Diperlukan peran pihak ketiga yang netral dan bijak, untuk mengatasi konflik intrapersonal, misalnya orang tua, keluarga, teman dekat, saudara, atau konselor seseorang.
Sebaliknya, konflik interpersonal umum terjadi di antara teman, keluarga, kolega hingga tetangga. Konflik ini bisa menimbulkan permusuhan, perpecahan dalam masyarakat hingga aksi saling protes.
Cara menyelesaikannya adalah dengan penyesuaian dan berkompromi. Saling memahami dan toleransi, merupakan cara paling tepat untuk menyelesaikannya.
Keberadaan pihak ketiga sangat dibutuhkan, terlebih jika konfliknya semakin parah. Seperti misalnya melibatkan tetua desa, kepala suku dan masih banyak lagi.
Contoh Konflik Interpersonal dan Intrapersonal dalam Kehidupan
Setelah memahami lebih dalam tentang pengertian, perbedaan, hubungan serta aspek dan jenis dari 2 konflik tersebut.
Kamu juga perlu mengetahui beberapa contoh konflik interpersonal dan intrapersonal, dalam kehidupan sehari-hari. Berikut uraian lengkapnya.
1. Adu Argumen
Contoh konflik interpersonal dan intrapersonal yang pertama adalah adu argumen.
Dalam suatu forum diskusi atau musyawarah untuk mencapai mufakat, pastinya selalu ada perbedaan pendapat.
Contoh konflik interpersonal dalam organisasi ini, tentu bisa menimbulkan gesekan seseorang dengan pihak lain.
Misalnya saja, A dan B berseteru mempertahankan pendapatnya masing-masing. Perseteruan ini bisa menimbulkan konflik interpersonal.
Apabila nantinya pendapat A yang dipilih sebagai pemenang keputusan, sedangkan pihak B tidak terima, maka bisa timbul perasaan kurang suka bahkan dendam.
Rasa dendam, kurang senang dan tidak terima tersebut bisa menimbulkan konflik dalam diri si B sehingga timbulah konflik intrapersonal.
Jika tidak segera diatasi dengan rasa toleransi dan kesadaran diri, konflik tersebut bisa semakin panjang. Selain dapat merusak kehidupan masyarakat, konflik itu juga menjadi penghambat diri bagi si B.
2. Perang Pendapat dengan Orang Tua
Perang pendapat antara anak dengan orangtua, juga bisa menjadi salah satu contoh konflik interpersonal dan intrapersonal.
Misalnya saja, seorang anak ingin melanjutkan sekolah ke daerah A. Hal tersebut didasari karena teman-temannya juga akan bersekolah di tempat tersebut.
Namun, orangtua memberi arahan agar anak itu sekolah di tempat B saja. Selain jarak dari rumah cukup dekat, orang tua paham jika sang anak lebih cocok di lingkungan sekolah B.
Hal ini bisa menimbulkan konflik interpersonal antara anak dan orangtuanya.
Sekaligus memicu konflik intrapersonal dalam diri sang anak. Merasa keinginan tidak didukung dengan baik, anak tersebut bisa menjadi tidak semangat.
Menjalani dan melakukan pembelajaran dengan setengah-setengah. Karena merasa ini bukanlah pilihannya. Apabila tidak diatasi dengan baik, konflik ini bisa berdampak buruk bagi psikologis anak.
3. Konflik Seorang Individu dengan Teman di Kelas
Contoh konflik interpersonal dan intrapersonal juga bisa terjadi di lingkungan pertemanan sekolah.
Misalnya saja, Budi tidak menyukai Ani karena suatu hal. Budi seringkali mengajak beberapa temannya untuk membully Ani.
Contoh konflik interpersonal di sekolah antara Budi dan Ani. Tentu bisa menimbulkan perpecahan. Sedangkan Ani yang lebih lemah, tidak bisa melakukan apa-apa.
Perempuan itu pasrah saja ketika Budi membullynya. Namun bisa jadi, timbul konflik dalam diri Ani.
Keinginan untuk membalas, namun tidak tahu harus berbuat apa. Membuatnya memiliki beban psikologi tersendiri.
Dampak yang bisa terjadi dari konflik intrapersonal dalam diri Ani seperti, pemikiran berlebihan, perasaan bingung tak berkesudahan, bahkan depresi.
Apabila dua individu tersebut tidak mampu mencari jalan tengah. Maka perlu adanya peran pihak ketiga dalam proses penyelesaiannya. Misalnya saja, wali kelas, guru BK atau orangtua masing-masing.
Demikian ulasan tentang contoh konflik interpersonal dan intrapersonal, dalam kehidupan sehari-hari.
Lengkap dengan cara penyelesaian masalah yang bisa kamu pahami. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: