Contoh Konflik Vertikal di Indonesia beserta Penjelasannya Lengkap
Contoh Konflik Vertikal di Indonesia beserta Penjelasannya Lengkap – Dalam kehidupan masyarakat bisa dipastikan akan timbul konflik sosial di lingkungan.
Sebagai masyarakat Indonesia, pasti kamu juga sudah pernah mendengar dan melihat konflik di sebuah negara termasuk Indonesia.
Contoh konflik vertikal juga dapat dilihat dari lingkungan keluarga sekalipun. Agar lebih jelas berikut ini ada beberapa penjelasan tentang konflik dan contohnya. Yuk, simak!
Contoh Konflik Vertikal di Indonesia beserta Penjelasannya
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebenarnya untuk konflik di Indonesia sendiri sudah cukup banyak. Salah satunya konflik sosial yang ada di negara ini, yaitu konflik vertikal. Konflik vertikal biasanya terjadi antara dua golongan berbeda.
Kondisi ini bisa saja terjadi di mana saja. Konflik vertikal akan sering terjadi dilingkungan masyarakat majemuk. Konflik vertikal cukup mudah untuk ditemui sehingga kamu akan lebih mudah untuk memahaminya.
Biasanya konflik vertikal terjadi antara individu yang memiliki status dan peran berbeda. Sehingga, dalam konflik ini setidaknya ada 2 pihak memiliki kedudukan lebih kuat dan ada yang lemah.
Berbeda dengan contoh konflik horizontal. Dengan adanya perbedaan kedudukan inilah, yang memicu munculnya konflik dan biasanya untuk penyelesaian konfliknya ada salah satu pihak yang dirugikan.
Agar lebih jelas, berikut ini ada beberapa contoh konflik vertikal yang sering muncul di indonesia lengkap dengan pembahasannya.
1. Kasus OPM (Organisasi Papua Merdeka)
Indonesia maupun negara-negara lain tentu memiliki konflik yang berbeda-beda.
Di Indonesia sendiri konflik vertikal cukup mudah ditemukan. Contoh konflik vertikal di Indonesia salah satunya adalah kasus OPM.
Gerakan separatisme yang satu ini bertujuan ingin melepas diri dari NKRI. OPM menjadi organisasi gerakan pro kemerdekaan Papua. Reaksi masyarakat Papua terhadap sikap pemerintah sejak tahun 1963.
Perlawanan bersenjata yang pertama kali terjadi sejak tanggal 26 Juli 1965 di Manokwari.
Ada banyak akibat yang ditimbulkan dari terjadinya konflik, salah satunya yaitu terbunuhnya seorang polisi yang tertembak di Mimika pada bulan November 2017.
2. Konflik Buruh dengan PT Megariamas Sentosa
Contoh konflik vertikal di Indonesia selanjutnya ini sudah terjadi pada tahun 2008. Tepatnya berada di tanggal 23 September. Konflik ini terjadi di Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara.
Konflik ini terjadi akibat para buruh yang menuntut untuk pemerintah agar mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan PT Megariamas Sentosa.
Perusahaan telah mangkir untuk memberikan THR atau Tunjangan Hari Raya pada semua karyawan.
Padahal pemerintah sendiri mengatakan jika pemberian THR untuk para karyawan adalah kewajiban perusahaan.
Seperti hanya yang sudah tercatat pada ketentuan Peraturan Menteri, Negara Kerja No.4 tahun 1994 tentang THR.
Setiap konflik yang terjadi tentu diakibatkan oleh beberapa faktor sehingga di lingkungan masyarakat pun sering tidak dalam satu kesatuan.
Hal ini yang mengakibatkan beberapa contoh konflik vertikal dan horizontal terjadi.
3. Penembakan Mahasiswa Trisakti Tahun 1998
Selain 2 contoh konflik vertikal sebelumnya, masih banyak yang bisa menjadi contoh lain. Seperti halnya penembakan mahasiswa Trisakti tahun 1998 yang mengakibatkan konflik besar di Indonesia.
Contoh konflik vertikal di Indonesia yang satu ini mungkin sudah diketahui oleh masyarakat secara luas. Kerusuhan yang terjadi karena aparat yang berwenang saat menggelar aksi unjuk rasa telah melakukan tembakan.
Konflik sosial vertikal ini melibatkan banyak mahasiswa dan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia.
Saat itu, pemerintah Indonesia masih dalam masa pimpinan Presiden Soeharto. Karena konflik yang terjadi tersebut presiden Soeharto harus lengser dari jabatannya selama 32 tahun.
4. Konflik Aceh
Sejarah panjang juga mencatat adanya konflik Aceh yang berkaitan erat dengan hubungan masalah kekuasaan. Pemerintah pusat dengan rakyat dan elit sosial berseteru.
Masalah ini sifatnya ekonomi politik dan sosial politik dimana masyarakat enggan untuk bergabung dengan NKRI.
Aceh sendiri telah menyumbangkan 2 pesawat komersial dan sejumlah dana operasional untuk negara. Namun setelah penangkapan Soekarno-Hatta oleh Belanda, Aceh mulai tidak bersemangat.
Konflik terus terjadi terhadap pemerintah dan masyarakat. Bahkan hingga tahun 1976 muncul GAM atau Gerakan Aceh Merdeka yang telah didirikan oleh Hasan Datuk di Tiro.
Adanya GAM menjadi katup pelepasan rangkaian faktor pendorong konflik Aceh. Manifestasi konflik yang bersifat vertikal ini diresentasikan antara GAM vs ABRI.
GAM sendiri sebagai gerakan bersenjata yang memiliki tujuan untuk bisa lepas dari Indonesia.
Konflik ini termasuk contoh konflik vertikal di Indonesia sebab terjadi permasalahan antara pemerintah dengan masyarakat.
Konflik terus bergulir karena pendapat dan keinginan yang berbeda. Bahkan dari konflik yang terjadi ini tercatat 15.000 orang menjadi korbannya.
5. Konflik Buruh dengan PT Tjiwi Kimia Sidoarjo
Konflik vertikal selanjutnya juga datang dari masyarakat dengan sebuah perusahaan. Konflik ini terjadi antara buruh dengan pengusaha mulai dari terjadinya PHK secara sepihak oleh perusahaan pada tahun 2012.
Total buruh yang di PHK sekitar 72 orang yang diputuskan secara sepihak. Sehingga mengakibatkan ara buruh menuntut haknya, meski hal ini tetap tidak ditanggapi oleh pihak perusahaan atas tuntutan mereka.
6. Konflik Maluku
Ada banyak hal yang bisa terjadi dilingkungan masyarakat. Konflik Maluku pun menjadi contoh vertikal, hanya saja berbeda dengan konflik Aceh.
Konflik Maluku bernuansa agama dan ideologi yang direpresentasikan konflik RMS dengan pemerintah pusat.
Hal ini terjadi sejak tahun 1949 dimana pemerintahan Indonesia membentuk RIS yang hanya bertahan beberapa minggu saja. Beberapa warga Maluku terintegrasi dengan administrasi kolonial Belanda.
Pemerintah RIS Indonesia Timur dipercaya sebagai dalang terjadinya konflik tersebut. Memiliki tujuan untuk membubarkan negara-negara yang tergabung dalam NKRI.
Apalagi ketika Maluku mengumumkan proklamasi kemerdekaan, pemerintah langsung melakukan serangan politik dan militer.
Karena ketidakmampuannya untuk melawan, mau tidak mau Maluku harus tetap bergabung bersama NKRI.
Namun, tidak sedikit dari masyarakat yang lari ke Belanda dan Eropa. Inilah salah satu contoh konflik vertikal di Indonesia.
Ciri-Ciri Konflik Vertikal
Mengingat konflik vertikal sering dijumpai, kamu pun bisa melihat dari ciri-cirinya. Sebab untuk konflik vertikal maupun horizonta bisa dibedakan secara jelas. Berikut ini ciri ciri dari konflik vertikal:
- Terjadinya pertentangan antara 2 pihak untuk mencapai tujuan dengan adanya norma dan nilai berlawanan.
- 2 pihak perorangan atau kelompok yang terlibat dalam interaksi saling bertentangan.
- Munculnya ketidakadilan akibat usaha masing-masing yang terkait dengan kedudukan, pangkat harga diri dan yang lainnya.
- Munculnya gejala perilaku dalam interaksi saling menekan pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan.
Indonesia menjadi negara dengan penduduk yang cukup banyak. Karena itulah lingkungan masyarakatnya juga semakin beragam pula. Hal ini juga mengakibatkan munculnya konflik, terutama konflik vertikal.
Setelah kamu tau contoh konflik vertikal di Indonesia dan ciri-cirinya, membantu membedakan dengan konflik horizontal yang umum terjadi.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: