Contoh Kriteria Inklusi dan Eksklusi beserta Pengertian dan Cara Menentukannya
Contoh Kriteria Inklusi dan Eksklusi beserta Pengertian dan Cara Menentukannya – Menentukan kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian adalah proses dalam menyusun skripsi.
Kriteria inklusi dan eksklusi adalah instrumen penting yang digunakan untuk memilih individu, kelompok, atau objek tertentu dalam suatu kategori atau populasi.
Agar lebih jelas, simak penjelasan di bawah ini!
Kriteria Inklusi dan Eksklusi Contoh & Definisi
Daftar Isi
Daftar Isi
Dalam menyusun sebuah penelitian, maka diperlukan objek penelitian.
Agar proses penelitian bisa berjalan dengan efektif dan efisien maka tentu saja seorang peneliti tidak mungkin meneliti seluruh objek penelitian dalam populasi.
Peneliti perlu melakukan pengambilan sampel yang dapat mewakili karakteristik dari seluruh populasi yang ada pada objek penelitian tersebut.
Misalnya saja, seorang mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang pengaruh dari pemberian vaksin A terhadap tumbuh kembang anak di desa B.
Maka, peneliti tidak mungkin akan melakukan penelitian terhadap seluruh anak dari desa B, hal ini hanya akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga.
Oleh karena itu, cara efektifnya yaitu dengan mengambil sampel penelitian dari sebagian anak dari desa B. Sampel penelitian dari sebagian anak tersebut dapat dianggap mewakili seluruh anak dari desa B.
Kemudian, agar sampel yang telah diambil merupakan representasi dari seluruh populasi maka juga diperlukan teknik khusus dalam pengambilan sampel tersebut.
Peneliti perlu menetapkan kriteria-kriteria yang akan menyaring seluruh populasi sehingga dapat ditemukan populasi yang tepat.
Nah, dalam hal ini ada ada dua jenis kriteria sampel yang digunakan dalam menentukan sampel yang akan dijadikan sebagai objek penelitian yaitu menggunakan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria Inklusi
Menetapkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi bagi peneliti adalah hal yang perlu dilakukan demi mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas.
Definisi kriteria inklusi menurut Notoatmodjo (2012) sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.
Dengan kata lain, kriteria inklusi digunakan untuk menentukan apakah sampel dapat digunakan sesuai syarat dalam penelitian.
Kriteria inklusi dapat meliputi jenis kelamin, usia, jenis penyakit, dan kondisi medis lainnya. Kriteria ini digunakan untuk membantu peneliti mengidentifikasi peserta yang sesuai.
Contohnya saja, pada kasus penelitian sebelumnya yang menetapkan kriteria inklusi yaitu anak di bawah usia 5 tahun, anak yang pernah mendapat vaksin A, dan anak yang memiliki kondisi tubuh yang sehat, dan beberapa kriteria lainnya sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti.
Kriteria Eksklusi
Sementara yang dimaksud dengan kriteria eksklusi adalah kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi individu atau objek yang tidak memenuhi syarat atau tidak termasuk dalam suatu kategori atau kelompok tertentu.
Atau dengan kata lain subjek yang tidak dapat menggantikan sampel dikarenakan tidak memenuhi syarat yang sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
Contohnya dari kasus penelitian di atas, yaitu setelah mendapat sampel sesuai kriteria inklusi, kemudian anggota sampel ini selanjutnya disaring lagi menggunakan kriteria eksklusi yang sifatnya teknis seperti apakah orang tua dari anak bersedia jika anaknya menjadi sampel penelitian, Jika ada anggota sampel yang orangtuanya tidak bersedia maka anggota sampel tersebut dapat dikeluarkan dari sampel dan dicari sampel pengganti.
Secara umum, ada beberapa keadaan yang dapat membuat sampel termasuk ke dalam kriteria eksklusi, yaitu:
- Kondisi medis yang serius yang dapat mempengaruhi hasil penelitian yang dilakukan.
- Riwayat penyakit yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
- Batasan usia untuk kelompok populasi yang ingin diteliti.
- Subjek penelitian menolak untuk berpartisipasi.
- Hambatan etis.
Apakah Kriteria Inklusi Adalah Kebalikan Dari Kriteria Eksklusi?
Dari penjelasan sebelumnya beberapa orang mungkin akan menganggap bahwa kriteria inklusi adalah kebalikan dari kriteria eksklusi, namun pada dasarnya tidak demikian dan posisinya tidak sejajar.
Pada penelitian memerlukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, sampel akan diambil dari populasi sesuai dengan kriteria inklusi terlebih dahulu, dan dianggap sebagai saringan pertama dari penelitian agar dapat memenuhi kriteria sampel.
Kemudian sampel yang berhasil melalui saringan pertama sesuai dengan kriteria inklusi dapat diproses lebih lanjut ke tahapan pengambilan data.
Namun demikian, jika ditemukan beberapa dari sampel tidak dapat dijadikan sampel dengan alasan tertentu, maka harus dikeluarkan dari sampel.
Alasan tertentu itulah yang menjadikan sampel termasuk kriteria eksklusi.
Sehingga, dengan kata lain sampel yang lolos pada saringan pertama (kriteria inklusi) harus juga melalui saringan yang kedua (kriteria eksklusi) agar dapat diproses lebih lanjut.
Mereka yang tidak lolos pada saringan kedua kemudian dikembalikan ke populasi.
Apakah Penelitian Harus Mencantumkan Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi?
Pada dasarnya, dalam penelitian, penting untuk mencantumkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi adalah kriteria yang digunakan untuk memilih peserta penelitian yang memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari studi tersebut.
Kriteria ini biasanya didasarkan pada karakteristik demografis, kondisi kesehatan, atau faktor lain yang sesuai dengan tujuan penelitian terhadap suatu objek yang sedang diteliti.
Sementara itu, kriteria eksklusi adalah kriteria yang digunakan untuk mengecualikan individu yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari penelitian.
Kriteria ini dapat mencakup kondisi kesehatan tertentu, penggunaan obat-obatan tertentu, atau faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Mencantumkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian sangat penting karena membantu memastikan bahwa sampel penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian dan memungkinkan hasil yang lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti.
Selain itu, kedua kriteria ini juga membantu memastikan keamanan dan kesejahteraan dari peserta penelitian.
Kesimpulan
Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi adalah dua konsep yang digunakan dalam penelitian yang membantu untuk memilih peserta yang akan dimasukkan atau dikecualikan dari populasi yang diteliti.
Selain itu, dari penjelasan sebelumnya juga dapat disimpulkan bahwa kriteria inklusi bukanlah lawan atau dari kebalikan kriteria inklusi.
Adanya kriteria inklusi penelitian dapat memastikan bahwa peserta memiliki karakteristik yang serupa sehingga membantu mengurangi variasi yang tidak diinginkan dalam hasil penelitian.
Kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas dan objektif dapat membantu mengurangi bias dalam penelitian.
Dengan membatasi karakteristik peserta, peneliti dapat menghindari pengaruh variabel yang tidak relevan terhadap hasil penelitian.
Dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang tepat, peneliti juga dapat memilih peserta yang paling sesuai untuk diteliti.
Hal ini dapat menghemat waktu dan tenaga yang diperlukan untuk mengumpulkan data dari peserta.
Kemudian, untuk menentukan kriteria inklusi dan eksklusi kamu terlebih dahulu harus mengetahui tujuan penelitian yang akan dilakukan.
Kemudian, mengidentifikasi populasi atau sampel dalam penelitian. Kemudian, barulah menetapkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Penutup
Demikian ulasan mengenai contoh kriteria inklusi dan eksklusi beserta pengertian dan cara menentukannya yang perlu kamu ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.
Jika kamu ingin mencari tahu informasi penting lainnya, kamu bisa mengunjungi blog Mamikos. Akan ada banyak sekali artikel menarik yang wajib kamu ketahui.
Pastikan download dan install aplikasi Mamikos di smartphone kesayangan kamu, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: