Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Singkat

Ketika menduduki jenjang pendidikan SMA, biasanya akan ditemukan berbagai contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan. Atau malah dimintai guru Bahasa Indonesia untuk menyusun naskah jenis ini dengan tema tertentu.

Jenjang pendidikan SMA dimaksud, tepatnya adalah kelas 12. Mungkin banyak orang sudah mendengar istilah kritik serta esai, tapi masih sedikit dari mereka memahami betul apa pengertian keduanya.

Supaya lebih paham, simak pembahasan sekilas mengenai kedua jenis teks yang akan kamu temukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ini.

Selain itu akan dibahas juga beberapa contoh dengan beragam tema yang bisa dijadikan sebagai bahan referensi untuk pembuatan.

Memahami Sekilas Tentang Apa Itu Kritik serta Esai

https://unsplash.com/@historyhd

Sebelum membahas contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan, akan lebih baik bila memahami kedua istilah ini terlebih dahulu. Kritik merupakan kegiatan menilai, memberikan tanggapan maupun saran terhadap suatu hal, contohnya karya sastra.

Dari kritikan, pihak dituju bisa menjadikannya bahan untuk evaluasi supaya lebih baik.

Sedangkan esai merupakan karya sastra karangan seseorang yang isinya tentang suatu fenomena atau hal berdasarkan perspektif pribadinya.

Pembuatan naskah keduanya perlu disertai riset serta didukung fakta jelas. Jadi, bukan hanya sekadar opini belaka saja karena apa yang diungkapkan harus bisa dipertanggungjawabkan dalam proses pembuatannya.

Struktur Teks Kritik Beserta Esai Harus Dipenuhi

Ketika melihat contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan, kamu akan menemukan strukturnya yang menjadi pembeda dengan jenis teks lain. Terdapat tiga struktur penting perlu ada dalam teks kritik serta esai.

Tiga struktur dimaksud meliputi, pernyataan pendapat, argumentasi serta penegasan ulang. Ketiga hal ini perlu ada supaya membentuk satu kesatuan naskah kritik serta esai secara utuh.

Pendapat merupakan pandang penulis terhadap fenomena dibahas, argumentasi adalah alasan logis dengan sifat subjektif.

Sedangkan penegasan ulang atau reiterasi merupakan ringkasan terhadap apa yang sudah disampaikan pada bagian argumentasi.

Kaidah Kebahasaan Teks Kritik serta Esai

Bila berkenan mencermati, dalam contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan akan kamu temukan kaidah kebahasan yang digunakan. Antara lain, pernyataan persuasif, fakta, menilai, istilah teknis serta kata kerja mental.

Dari pernyataan persuasif yang disampaikan berdasarkan ulasan data maupun kalimat logis, mempunyai tujuan supaya pembaca sepemikiran, lalu setuju dengan ide tersebut.

Untuk pernyataan fakta, digunakan sebagai pendukung pendapat serta memperjelasnya.

Pernyataan menilai, isinya mengomentari lebih serta kurangnya fenomena dibahas untuk nantinya dijadikan sebagai bahan evaluasi.

Istilah teknis adalah kosa kata yang berhubungan dengan bidang pengetahuan tertentu supaya penjelasannya lebih mendetail.

Dari sekian banyaknya contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan mungkin kamu temukan, akan ada penggunaan kata kerja mental.

Kata kerja ini melibatkan perasaan maupun respons terhadap peristiwa serta bisa diamati fisiknya, contoh merasakan.

Inilah Beragam Ciri Teks Kritik serta Esai

Setiap jenis teks Bahasa Indonesia memiliki karakteristiknya masing-masing. Hal ini juga berlaku dengan teks kritik serta esai yang juga memiliki beragam ciri pembeda dengan jenis lainnya.

Bagi pemula yang hendak menyusun kedua jenis teks ini berdasarkan contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan, seringkali kebingungan membedakan.

Supaya lebih paham apa beda keduanya, inilah beragam ciri masing-masing teks, pertama adalah kritik:

  1. Sifatnya objektif.
  2. Tidak melihat siapa yang melakukannya atau penulisnya.
  3. Tidak memiliki prasangka.
  4. Memaparkan tanggapan serta argumen terhadap sebuah hasil karya maupun fenomena tertentu.
  5. Memberikan opsi untuk memperbaiki atau mengoreksi terhadap hal yang dikritik.
  6. Menjelaskan bagaimana kesan pribadi dari pihak kritikus.

Sebenarnya dari contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan bila dicermati secara mendetail harusnya mudah untuk memahami beda keduanya. Tapi, supaya lebih paham bedanya, berikut ciri-ciri teks esai:

  1. Bentuknya berupa prosa.
  2. Naskah selalu tidak dalam bentuk utuh.
  3. Mempunyai gaya pembeda.
  4. Isinya singkat serta bisa dibaca dalam waktu dua jam secara santai.
  5. Cenderung bersifat personal atau memiliki nada pribadi.
  6. Memenuhi standar keutuhan penulisan.

Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Singkat Bagian 1

Pada bagian 1 ini, akan dibahas mengenai contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan singkat bertemakan permasalahan politik.

Untuk teks kritik, membahas tentang korupsi, sedangkan esai mengenai ketidakperdulian pemuda terhadap politik di Indonesia.

Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Bagian 1, Judul “Korupsi yang Masih Marak di Indonesia” (Kritik Politik)

Seperti wasiat haram tanpa adanya surat wasiat, itulah korupsi yang masih marak terjadi di negara Indonesia tercinta. Masih banyaknya pelaku korupsi, membuat perekonomian negara semakin lama terbunuh.

Ada banyak penyebab mengapa kasus korupsi ini sulit dibasmi, salah satunya Indonesia kurang memiliki orang amanah.

Pemimpin harusnya jujur serta bertanggung jawab terhadap kekuasaannya, tapi kenyataannya malah tidak memanfaatkannya dengan baik.

Dibandingkan mengutamakan kepentingan rakyat, pemimpin koruptor lebih mementingkan urusan pribadi serta kelompoknya.

Bisa terlihat korupsi merupakan musuh nyata ada hingga sekarang serta sudah seharusnya diberantas bersama-sama.

Upaya pemberantasan tidak bisa dilakukan oleh seorang saja, tapi memerlukan kerja sama berbagai pihak. Pihak yang bertanggung jawab terhadap upaya pemberantasan korupsi bernama KPK.

Meskipun banyak permasalahan, terutama yang berhubungan dengan tindakan korupsi, KPK perlu tetap bekerja keras. Sangat diperlukan pendekatan secara tuntas serta sistematik dalam upaya pemberantasan korupsi.

Kita semua pasti berharap pemimpin alias para petinggi harusnya bisa diandalkan tanggung jawabnya. Selain itu benar-benar menepati janjinya yang mengatakan ingin menyejahterakan rakyat.

Selain itu, mengenai hukuman bagi para pelaku korupsi sebaiknya dibuat lebih tegas supaya mereka takut serta jera untuk melakukannya. Perlu adanya peningkatan pendidikan moral bagi para pemimpin yang menjabat.

Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Bagian 1, Judul “Banyak Pemuda Tidak Peduli dengan Kondisi Politik Indonesia” (Esai Politik)

Sekarang ini banyak pemuda tampak tidak perduli dengan kondisi politik yang ada di Indonesia. Hal ini bisa terjadi karena mindset mereka terhadap dunia politik sudah sangat negatif.

Ditambah lagi, tidak jarang media memberikan sajian informasi berhubungan dengan praktik politik. Di mana dalam berita tersebut, kesan negatif kerap muncul, lalu membuat pemuda memutuskan untuk menarik diri dari dunia politik.

Bahkan pada momen pemilihan umum, beberapa di antara mereka memilih untuk tidak ikut berkontribusi alias golput. Mereka memiliki anggapan bahwa politik merupakan virus mematikan sekaligus sudah sepatutnya dijauhi.

Contoh Kritik dan Esai Singkat Bagian 2, Tema Sosial 

Pada contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan bagian 2, tema bacaannya adalah sosial. Contoh naskah kritik membahas pentingnya adaptif pada kondisi sosial desa dengan kota, sedangkan esai dampak pemberian ponsel mengganggu hubungan sosial.

Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Bagian 2, Judul “Pentingnya Adaptif Terhadap Perbedaan Hubungan Sosial di Desa dengan Kota” (Kritik Sosial)

Pada situasi tertentu, seperti menempuh pendidikan atau bekerja, banyak orang memilih untuk merantau ke daerah ibu kota. Sebagaimana kita tahu bahwa aspek sosial di desa dengan kota itu berbeda.

Memang sebagai pendatang baru perlu bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Mau tidak mau harus mampu menyesuaikan kondisi sosial masyarakat kota yang sifatnya lebih individual.

Sedangkan di desa, secara sosiologis lebih bersifat kekeluargaan serta mempunyai tingkat kepekaan sosial tinggi. Jangan heran bila nantinya setelah pindah, akan menemukan kondisi sosial sangat berbeda.

Walaupun harus beradaptasi dengan lingkungan baru, bukan berarti melupakan lingkungan lama. Banyak orang awalnya merantau, akhirnya terpengaruh dengan kehidupan sosial di kota.

Ketika pulang di desa, enggan untuk mempunyai hubungan sosial dengan orang lain yang sifatnya kekeluargaan. Padahal harusnya mereka mampu untuk membiasakan diri mudah beradaptasi apapun kondisi lingkungan yang sedang dijalani.

Kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan terjadi begitu saja bila menginginkan hubungan sosial di manapun tempatnya berjalan dengan baik. Terganggunya hubungan sosial memunculkan ketidakharmonisan.

Bila yang merantau anak, sebaiknya orang tua selalu mengingatkan pentingnya adaptif terhadap perbedaan lingkungan sosial. Perlu adanya pembekalan terhadap anak supaya mereka tidak melupakan perbedaan kondisi sosial di kota maupun desa. 

Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Bagian 2, Judul “Pemberian Ponsel Kepada Anak Mengganggu Hubungan Sosial” (Esai Sosial)

Adanya ponsel yang diberikan kepada anak, membuat hubungan sosial mereka dengan teman sepermainannya terganggu. Mereka yang harusnya aktif bersosialisasi dengan teman sepermainan, malah cenderung lebih memilih untuk bermain gadget di rumah.

Padahal sangat penting menanamkan dalam diri anak bahwa manusia termasuk makhluk sosial yang perlu berhubungan dengan orang lain. Baiknya jalinan hubungan sosial memberikan banyak dampak positif.

Beberapa diantaranya terbentuk solidaritas dalam masyarakat, memunculkan kerja sama serta bisa membantu merubah perilaku diri menjadi lebih baik. Selain itu, mereka akan membantu ketika anak mengalami sebuah kesulitan yang tidak bisa dikerjakan sendiri.

Contoh Kritik dan Esai Singkat Bagian 3, Tema Budaya

Contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan bagian 3 temanya tentang budaya. Pada naskah kritik, isinya tentang pengaruh budaya asing, sedangkan esai membahas tersisihnya budaya lokal Betawi akibat globalisasi.

Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Bagian 3, Judul “Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Berpakaian Remaja” (Kritik Budaya)

Kini budaya asing semakin mempengaruhi gaya berpakaian remaja Indonesia akibat dari globalisasi. Di mana segala jenis informasi bukan hanya dari dalam negeri saja, tapi juga mancanegara sangat mudah dijangkau oleh masyarakat, terutama remaja.

Banyak remaja akhirnya berpakaian dengan kiblat budaya asing serta cenderung kurang sesuai dengan budaya Timur. Di mana mereka berpakaian yang cenderung terlalu minim, juga terbuka dengan anggapan mengikuti perkembangan zaman. 

Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting dalam mendidik anak supaya mampu menyaring budaya asing yang ada. Sebab, tidak sedikit orang tua kurang perduli dengan bagaimana anak mereka berpakaian, apakah masih sopan atau sebaliknya.

Sedangkan bila gaya berpakaian tersebut ada dilingkup sekolahan, pihak sekolah perlu menindak tegas. Salah satu caranya dengan menerapkan aturan tegas bagi siswa pelanggar aturan berpakaian. 

Bila gaya berpakaian remaja dibiarkan terbuka dengan mengikuti budaya asing, berpotensi terkena pelecehan seksual yang membahayakan. Jadi, dalam hal ini, sebaiknya peran orang tua serta sekolah perlu saling bersinergi untuk bersama-sama mengawasinya.

Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Bagian 3, Judul “Budaya Lokal Betawi Tersisih Akibat Globalisasi” (Esai Budaya)

Budaya lokal yang harusnya dilestarikan semakin terkikis oleh globalisasi. Bahkan di beberapa wilayah, akan sangat jarang dijumpai masyarakat yang masih mempertahankan budaya warisan leluhurnya.

Salah satu contohnya ketika melihat DKI Jakarta, yang terlintas di pikiran serta mampu menggambarkan pasti budaya masyarakat mewah, modern, gedung tinggi bertingkat serta sejenisnya.

Banyak masyarakat, apalagi yang bukan tinggal di wilayah DKI Jakarta tidak tahu bahwa masih ada penduduk asli alias suku Betawi berdomisili di sana. Walaupun daerah tempat tinggal penduduk asli tersebut bisa dikatakan terpojok.

Masyarakat Betawi yang hidup di era dulu dengan sekarang tentu sudah beda dari berbagai aspek. Mulai dari desain rumah, gaya bicara maupun aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain aspek tersebut, budaya yang pada dulunya kerap disajikan, seperti lenong, kini sudah jarang ditampilkan. Padahal, pada zaman dulunya sering ditemukan acaranya di setiap wilayah di Jakarta.

Contoh Kritik dan Esai Singkat Bagian 4, Tema Pendidikan

Terakhir adalah contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan singkat bertemakan pendidikan.

Pada teks kritik, membahas pemanfaatan aplikasi pembelajaran oleh guru, sedangkan esai tentang pentingnya ketepatan penerapan metode pembelajaran online.

Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Bagian 4, Judul “Kompetensi Guru dalam Memanfaatkan Aplikasi Pembelajaran Terbatas” (Kritik Pendidikan)

Di era digital seperti sekarang, sangat berpengaruh hampir di segala aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Bukan hanya berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa, tapi juga metode mengajar guru.

Tapi, pada kenyataannya masih banyak guru yang memiliki keterbatasan kompetensi dalam mengoperasikan aplikasi pembelajaran. Memang sebuah hal wajar bila masih awam dengan teknologi terbaru.

Apalagi bagi tenaga pengajar dengan usia sudah tidak muda, biasanya cenderung gaptek. Walaupun demikian, bukan berarti tidak berupaya untuk beradaptasi mengingat teknologi yang berhubungan dengan pembelajaran akan terus update.

Ketika tidak update dengan aplikasi pembelajaran yang sedang marak dioperasikan, nantinya bisa tertinggal. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya seluruh guru, terutama yang tidak melek tentang IT diberikan workshop atau seminar khusus.

Tujuannya supaya guru bisa ikut berpartisipasi dalam menggunakan aplikasi pembelajaran.

Jadi, seluruh guru di berbagai sekolah bisa ikut beradaptasi menghadapi sistem pembelajaran yang terkadang perlu dilakukan secara daring.

Contoh Kritik dan Esai Tentang Politik, Sosial, Budaya, dan Pendidikan Bagian 4, Judul “Pentingnya Metode Pembelajaran Online yang Tepat” (Esai Pendidikan)

Maraknya penggunaan teknologi untuk metode pembelajaran online harus dilakukan dengan tepat. Bukan sekadar memindahkan muka ke dalam aplikasi digital disertai pemberian tugas menumpuk.

Ketika hanya sekadar menyampaikan materi sebagai penggugur kewajiban serta memberikan tugas, apalagi berjumlah banyak, hanya akan dirasakan beban bagi para siswa.

Padahal sangat penting bagi siswa memperoleh pembelajaran online yang efektif.

Bukan hanya sekadar mendengarkan materi, tapi mereka juga memahaminya. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan ujian yang nantinya mereka laksanakan.

Selain menjadi lebih lancar, juga memberikan nilai memuaskan. Dengan penerapan sistem pembelajaran online yang tepat, tidak akan menjadi penghambat proses belajar para siswa.

Bila beberapa contoh sebagaimana sudah disebutkan dirasa kurang, bisa mengakses internet untuk memperoleh lebih banyak.

Nantinya contoh kritik dan esai tentang politik, sosial, budaya, dan pendidikan yang sudah dicari bisa dijadikan sebagai bahan referensi.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta