Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah dan Beramal dalam Islam

Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah dan Beramal dalam Islam – Contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah menjadi topik yang banyak diperbincangkan di bulan Ramadhan.

Pasalnya, hampir setiap menunaikan ibadah di bulan suci ini, imam akan memberikan ceramah atau kultum singkat. Sebut saja ketika tarawih atau selesai jamaah shalat subuh.

Tujuannya tentu untuk meningkatkan keteguhan hati para jamaah, dalam menunaikan ibadah wajib semata-mata karena Allah Ta’ala.

Inilah Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah

unsplash.com/@rakadwiwicaksana

Ikhlas menjadi dasar penting dalam melakukan suatu ibadah apapun agamanya. Karena dengan keikhlasan, hati menjadi lebih senang, tenang, tentram, dan ringan melakukannya tanpa ada paksaan.

Sehingga, tujuan utamanya adalah berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, tanpa peduli ada atau tidaknya sanjungan di dunia fana ini.

Poin keikhlasan sendiri kerap kali menjadi tema menarik dalam materi kultum atau ceramah. Nasihat-nasihat yang tersampaikan umumnya lebih menarik atensi para pendengar ketimbang tema lainnya.

Meski demikian, banyak penceramah yang terkadang kesulitan membuat materi menarik.

Padahal, pembuatan materi menjadi kunci utama agar penyampaian mudah dicerna audiens.

Tak perlu khawatir! Karena pada ulasan kali ini, kita akan membahas beberapa contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah untuk berbagai hal seperti berikut.

1. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah secara Umum

Ikhlas beribadah merupakan bentuk kesucian hati untuk meraih rahmat Allah SWT. Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari membuat manusia akan jauh lebih tenang.

Berikut contoh teks kultum tentang ikhlas beribadah secara umum.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Para jamaah yang senantiasa dirahmati Allah SWT. Marilah kita sama-sama bersyukur atas segala rahmat serta hidayah yang tak putus-putusnya Allah limpahkan sampai detik ini.

Entah dalam hal kesehatan, rezeki, serta kebahagian yang datang silih berganti.

Tak lupa kita syukuri karena bisa mengenal Rasulullah SAW, sang pembawa kebajikan yang namanya akan senantiasa terkenang sebagai panutan dunia dan akhirat.

Semoga kelak di kehidupan kekal abadi, kita akan dikumpulkan bersama orang-orang mukmin yang termasuk ke dalam golongan Nabi Muhammad SAW. Aamiin ya Robbal ‘Aalamiin.

Selama menjalani kehidupan di dunia fana ini, mungkin kita kerap mendengar atau mengatakan kata-kata tentang ikhlas. “Aku sudah ikhlas!” atau “Sudahlah ikhlaskan saja” atau kalimat serupa lainnya yang memiliki makna kurang lebih sama dengan itu.

Namun hal yang menjadi pertanyaan, apakah kalimat itu sudah benar-benar mencerminkan keikhlasan sebenarnya.

Karena tidak bisa dipungkiri, ternyata keikhlasan menjadi amalan yang paling sulit manusia terapkan. Bahkan yang memiliki sifat sabar sekalipun.

Dalam kitab suci Al-Quran, keikhlasan tercermin pada surah Al-Ikhlas. Menariknya, ayat-ayat yang terkandung dalam surah ini bahkan tidak satupun menyebutkan kata “Ikhlas”.

Analogi ini menjadi perumpamaan unik, supaya kita senantiasa menanamkan keikhlasan tanpa menampakkan bentuk keikhlasannya.

Biarlah Allah SWT yang menilai dan membalas, sebagaimana keikhlasan itu telah kita upayakan dalam beribadah.

Para jamaah yang dirahmati Allah, Setiap kegiatan ibadah yang didasari dengan keikhlasan, harus bersih dari hal-hal yang bisa membuatnya rusak.

Seperti ria atau maksud pamer dengan tujuan mendapat sanjungan, sum’ah, dan masih banyak lagi.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan jalan kepada kita semua, agar bisa menjadi hamba yang ikhlas dalam melakukan ibadah apapun.

Sekaligus selalu menerima semua ketetapan-Nya. Karena sebaik-baiknya takdir adalah milik Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

2. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah dan Beramal

Contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah di atas berlaku secara umum.

Sementara contoh berikutnya ini jauh lebih spesifik, yaitu ceramah tentang ikhlas dalam beribadah dan beramal.

Maksud beramal dalam hal ini merujuk pada aktivitas bersedekah atau memberikan sebagian harta kita kepada orang yang lebih membutuhkan.

Supaya semakin memahami, silahkan simak contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah berikut.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Para jamaah yang berbahagia. Marilah kita sama-sama bersyukur atas limpahan rahmat serta hidayah yang tak henti-hentinya Allah curahkan hingga saat ini.

Baik berupa rahmat kesehatan, rezeki, serta keberkahan hidup yang datang silih berganti.

Tak lupa kita junjung tinggi nama Rasulullah SAW, sang pembawa kebaikan yang namanya akan senantiasa terkenang sebagai panutan baik di dunia maupun akhirat.

Semoga kelak di kehidupan kekal abadi, kita akan berkumpul bersama orang-orang muslim yang termasuk ke dalam golongan Nabi Muhammad SAW. Aamiin ya Robbal ‘Aalamiin.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak jamaah sekalian untuk sama-sama memperbaiki diri.

Terutama yang berkaitan dengan perintah dan anjuran dalam agama Islam secara lahir dan batin.

Mari kita obati hati dan pikiran dengan senantiasa patuh pada perintah Allah SWT. Dengan meneladani perbuatan Rasulullah SAW.

Salah satu perbuatan yang paling penting dalam kehidupan adalah beramal shaleh.

Meski demikian, beramal tidak sekedar memberikan sumbangan ke masjid-masjid, pondok pesantren, atau menyantuni anak yatim dan piatu saja.

Namun perbuatan kebaikan itu harus senantiasa didasari dengan keikhlasan lahir dan batin.

Tidak akan sah hukum beribadah apabila dilakukan dengan maksud riya, atau berharap memperoleh sanjungan di dunia yang fana.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Bayyinah Ayat 5

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Mereka tidak diperintahkan (beramal) kecuali untuk menyembah Allah serta memurnikan ketaatan kepada-Nya.”

Dalam potongan ayat tersebut sudah jelas bahwa segala bentuk beribadah khususnya beramal, tidak seharusnya dilakukan dengan tujuan lain, selain untuk menunaikan perintah Allah SWT.

Apabila suatu amalan dilakukan untuk mengharap pujian sesama manusia, maka Allah tidak akan menerimanya. Mereka justru akan mendapat dosa akibat dari perbuatan riyanya.

Jamaah yang berbahagia, riya menjadi salah satu penyakit hati yang benar-benar merusak.

Oleh karena itu, mari sama-sama mengobati dan membersihkan hati dari penyakit merusak ini. Selalu niatkan ibadah semata-mata untuk mengharapkan ridha Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

3. Kultum Singkat tentang Ikhlas Beribadah Shalat

Contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah selanjutnya adalah perihal shalat.

Materi ini bermanfaat untuk memberi anjuran kepada audiens tentang keutamaan shalat sebagai tiang agama Islam.

Melakukannya harus dengan niat ikhlas, bukan semata-mata agar memperoleh sanjungan atau sekedar membiasakan diri saja.

Supaya semakin jelas, silahkan simak contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah shalat berikut ini.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jamaah yang dirahmati Allah, melaksanakan shalat tidak sekedar kewajiban yang harus dikerjakan selama 5 waktu. Namun, shalat merupakan bukti keimanan seseorang terhadap Allah SWT.

Sungguh ada banyak sekali saat ini manusia yang tanpa merasa menyesal meninggalkan shalatnya.

Padahal tiang agama ini seharusnya tetap ditunaikan dalam kondisi apapun.

Bahkan sebuah hadis shahih, menjabarkan beberapa perbedaan antara orang mukmin dengan kafir dan salah satunya dari ibadah shalatnya.

“Maka celakalah orang yang shalat” Q.S. Al-Ma’un ayat 4

“(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya” Q.S. Al-Ma’un ayat 5

Dalam kandungan surah ini, Allah SWT telah memberi peringatan dengan kata “celaka”. Bagi orang-orang yang lalai terhadap kewajiban shalatnya.

Kata “celaka” sendiri kerap Allah pakai untuk memberi peringatan kepada orang-orang kafir sehingga orang yang lalai terhadap kewajiban shalat, kedudukannya sejajar dengan para kafir.

Hadirin yang dirahmati Allah, Sebagaimana telah dijelaskan tentang keutamaan shalat seperti di atas.

Hendaknya sebagai umat muslim melakukan kewajiban tersebut dengan keikhlasan semata-mata karena Allah Ta’ala.

Bukan untuk mencari sanjungan atau hanya sekedar membiasakan diri agar terlihat tertib saja.

Selain itu, upayakan menjalankan ibadah shalat dengan penuh rasa syukur dan keistiqomahan.

Sehingga, ibadah menjadi semakin menyenangkan, ringan dan konsisten. Shalat yang benar akan melindungi kita dari perbuatan-perbuatan tercela.

Sekian kultum singkat tentang ibadah shalat dengan ikhlas. Semoga makna dari kultum ini bisa membuat kita senantiasa saling memberi nasihat baik.

Sekaligus berupaya menjadi manusia beriman dan sama-sama menjauhi larangan-Nya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

4. Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah Puasa

Selanjutnya kita akan membahas contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah puasa.

Amalan wajib satu ini juga harus dilakukan dengan niat ikhlas, semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala sehingga aktivitas berpuasa semakin ringan, lancar dan menyenangkan.

Berikut contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah puasa, yang bisa kamu gunakan sebagai referensi ketika mendapat kesempatan ceramah suatu hari nanti.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Para jamaah yang senantiasa dirahmati Allah SWT. Marilah kita sama-sama bersyukur atas segala rahmat serta hidayah yang tak putus-putusnya Allah limpahkan sampai detik ini.

Entah dalam hal kesehatan, rezeki, serta kebahagian yang datang silih berganti.

Tak lupa kita syukuri karena bisa mengenal Rasulullah SAW, sang pembawa kebajikan yang namanya akan senantiasa terkenang sebagai panutan dunia dan akhirat.

Semoga kelak di kehidupan kekal abadi, kita akan dikumpulkan bersama orang-orang mukmin yang termasuk ke dalam golongan Nabi Muhammad SAW. Aamiin ya Robbal ‘Aalamiin.

Menjadi anugerah yang begitu luar biasa, ketika kita semua masih diberikan kesempatan untuk bisa berjumpa kembali dengan bulan suci Ramadhan.

Mari kita sama-sama bersyukur, karena bisa kembali menjalankan sejumlah ibadah di bulan penuh kenikmatan ini.

Anjuran berpuasa di Bulan Ramadhan disebutkan dalam QS. Al-Baqarah Ayat 183 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Dari potongan ayat tersebut, sudah terlihat jelas bahwa ibadah puasa hukumnya wajib bagi semua orang yang beriman.

Melalui ibadah puasa Ramadhan, orang-orang memiliki tujuan sama yakni kembali menjadi hamba bertaqwa.

Untuk dapat meraih ketaqwaan, mereka yang menjalankan ibadah puasa wajib menahan segala nafsunya. Seperti menahan amarah, dahaga dan rasa lapar.

Kelak di akhir Ramadhan, manusia yang berhasil melakukan puasa dengan baik akan mendapat makna utuh.

Meski demikian, terdapat modal utama yang harus kita miliki dalam menjalankan ibadah wajib ini.

Modal tersebut yakni keikhlasan dan niat tulus, bahwa kita melakukannya semata-mata karena berharap ridha Allah Ta’ala.

Bukan karena ingin mendapat sanjungan, atau hanya ikut-ikutan agar tidak diolok-olok teman.

Puasa yang didasari niat dan keikhlasan akan jauh lebih mudah dijalankan. Semua rasa lapar, dahaga serta lelah akan terbayar tuntas di kemudian hari.

Bahkan Allah SWT menjanjikan pahala yang begitu besar di bulan Ramadhan ini. Bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh meraihnya.

Sekian, materi kultum tentang keikhlasan puasa.

Semoga apa yang disampaikan bisa menjadi bekal bagi kita semua, agar senantiasa melakukan sesuatu karena keimanan dan ketaqwaan. Bukanlah bertujuan untuk pamer atau riya’.

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh.

5. Contoh Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah dan Dalilnya

Terkadang, untuk menyampaikan contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah, seseorang harus tahu perihal dalilnya.

Sehingga, audiens yang mendengarkan bisa lebih memahami makna serta anjuran yang terdapat di dalamnya.

Mereka juga akan semakin mempercayai, dan menganggap pembicara tidak asal-asalan dalam memberikan sebuah materi.

Supaya semakin jelas, silakan simak contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah dan dalilnya berikut ini.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jamaah rahimakumullah, puji dan syukur marilah sama-sama kita panjatkan ke hadirat Allah Swt.

Karena berkat limpahan rahmat dan karunianya, kita bisa berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat.

Tak lupa shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, segenap keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya.

Jamaah rahimakumullah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang keikhlasan dalam melakukan ibadah.

Sebagaimana sudah disebutkan dalam firman-Nya QS. Az-Zumar Ayat 65 yang berbunyi:

وَلَـقَدۡ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ وَاِلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكَۚ لَٮِٕنۡ اَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوۡنَنَّ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ
“Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.”

Maka dengan melaksanakan ibadah sesuai syariat islam, serta menjauhi segala larangan-Nya, manusia tidak akan tersesat di jalan yang keliru.

Namun, berbeda halnya ketika beribadah dengan maksud riya atau sombong, maka laknat Allah begitu nyata.

Umat muslim yang mengerjakan ibadah dengan hati ikhlas ibarat sedang membersihkan beras dari bebatuan kecil.

Ketika bersih beras yang akan dimasak menjadi sebuah kenikmatan.

Sementara saat kerikilnya dibiarkan begitu saja, tentu akan mengganggu dan mengurangi kenikmatan nasinya.

Demikianlah dengan ibadah yang penuh keikhlasan. Mungkin kita akan merasa sulit, lelah bahkan hampir menyerah.

Namun saat berusaha menjalani dengan sepenuh hati, maka hasil akhirnya pun tidak akan menghianati.

Rasulullah bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit.”

Kemudian hadits lain menyebutkan sabda Rasulullah yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”

Kedua dalil tersebut menjadi bukti nyata, bahwa hal yang paling utama dalam menjalankan ibadah adalah keikhlasannya.

Sedikit saja ibadah dinodai dengan perbuatan riya atau tujuan pamer, maka Allah Ta’ala tidak akan menerima sebesar apapun ibadah seseorang.

Sahabat nabi yakni Imam Syafi’i pernah memberikan sebuah nasihat baik kepada seorang temannya, “Wahai Abu Musa, apabila engkau berijtihad dengan sebenar-benar dengan kesungguhan untuk membuat manusia ridha (suka), maka itu tidak akan pernah terjadi. Ikhlaskan amalmu hanya lantaran Allah Azza wa Jalla.”

Bahkan Ibnul Qoyyim membuat sebuah perumpamaan yang berbunyi, “Amal ibadah tanpa keikhlasan layaknya musafir yang tengah mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya namun tidak memberikan manfaat apapun.”

Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kultum kali ini.

Mudah-mudahan memberikan ilmu bermanfaat, billahi taufiq wal hidayah, Wa ‘alaikumus salam Wa rahmatullahi Wabarakatuh.

Itulah beberapa contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah untuk berbagai hal, seperti ibadah shalat, puasa hingga bersedekah lengkap dengan dalil-dalilnya.

Semoga ulasan contoh kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah ini bermanfaat!


Klik dan dapatkan info kost di dekat mu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Malang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah