14 Contoh Mad Silah Tawilah dalam Al-Qur’an beserta Penjelasannya

14 Contoh Mad Silah Tawilah dalam Al-Qur’an beserta Penjelasannya – Apa yang dimaksud dengan hukum bacaan Mad Silah Tawilah? Seperti apa contohnya?

Sebagai umat Muslim, tentu dalam membaca kitab suci Al-Qur’an tidak wajib untuk memperhatikan tajwid dan hukum bacaannya.✨

Oleh karena itu, kali ini Mamikos akan mengajak kamu untuk mempelajari tentang salah satu hukum bacaan mad dan contoh Mad Silah Tawilah dalam ayat-ayat Al-Qur’an.📖🤲

Pengertian Mad Silah

Canva/@AUDREY GIOVANNI

Sebelum membahas contoh mad silah tawilah dalam ayat-ayat Al-Qur’an, yuk, Mamikos ajak terlebih dahulu untuk mempelajari tentang pengertian mad silah.

Apa itu Mad Silah? Mad secara bahasa berarti “panjang,” sedangkan Silah berarti “hubungan.”

Oleh karena itu, Mad Silah secara istilah adalah mad yang terjadi karena adanya ha dhamir (kata ganti “hu” atau “hi”) yang berharakat dhammah (هُ / ـهُ) atau kasrah (هِ / ـهِ).

Syaratnya, huruf sebelum dan sesudah ha dhamir tersebut harus berharakat hidup (tidak berharakat sukun) dan dibaca secara wasal (bersambung).

Namun, jika sebelum atau sesudah ha dhamir terdapat huruf yang berharakat sukun, maka tidak dibaca panjang, melainkan hanya dibaca satu harakat.

Perbedaan Cara Baca Ha Dhamir (هُ / هِ)

1. Ha Dhamir Tidak Dibaca Panjang (Tidak Mad)

Jika huruf sebelum ha dhamir berharakat sukun (mati), maka tidak dibaca panjang. 

Contoh: 

  • لَيـْـعُـرَ 
  • وَكُثْـهُـنَ 

Jika ha dhamir tidak disambung dengan kata setelahnya, maka tidak dibaca panjang. 

Contoh: 

  • مَالُكُ الْهَدْيُ 
  • مَالُكُ لَهُ 

2. Ha Dhamir Dibaca Panjang (Mad)

Jika huruf sebelum dan sesudah ha dhamir berharakat hidup (tidak sukun), maka dibaca panjang (4-5 harakat). 

Contoh: 

  • أُخِـلَـهُـوا 
  • أَشَابَـتُـهُـمْ 

3. Ha yang Bukan Dhamir

Jika ha tersebut bukan dhamir, maka dibaca pendek (1 harakat). 

Contoh

  • مَا نَفَـقَـهَ 
  • تَـنَـيْـلَـهَ 

Macam-macam Mad Silah

Di dalam hukum bacaan Mad Silah sendiri terdapat dua macam mad silah, yaitu Mad Silah Qashirah dan Mad Silah Tawilah.

Mad Silah Qashirah adalah ha dhamir (kata ganti “hu” atau “hi”) yang terletak di antara dua huruf yang berharakat hidup (tidak sukun) dan tidak diikuti oleh hamzah (ء).

Selain itu, Mad Silah Qashirah termasuk dalam kelompok mad ashli atau mad asli, dan panjang bacaannya adalah 2 harakat.

Nah, untuk penjelasan tentang Mad Silah Tawilah, Mamikos akan bahas di bagian selanjutnya, ya. Jadi, pastikan kamu membaca artikel ini sampai selesai.

Pengertian Mad Silah Tawilah

Mad Silah Tawilah adalah salah satu jenis mad far’i atau mad cabang yang terjadi ketika ha dhamir (هُ / هِ) berada di antara dua huruf berharakat hidup (tidak sukun) dan bertemu dengan hamzah (ء) di awal kata berikutnya.

Dalam hukum tajwid, mad ini wajib dipanjangkan 5 harakat, seperti Mad Jaiz Munfashil. Mad Silah Tawilah juga disebut “silah” yang berarti “sambungan”, karena ha dhamir yang bersambung dengan kata berikutnya dipanjangkan bacaannya saat bertemu dengan hamzah

Syarat Mad Silah Tawilah

Selanjutnya, agar suatu bacaan tergolong sebagai Mad Silah Tawilah, maka harus memenuhi beberapa syarat berikut:

  • Terdapat ha dhamir (هُ / هِ) yang berfungsi sebagai kata ganti orang ketiga.
  • Ha dhamir tersebut berada di antara dua huruf berharakat hidup (bukan sukun).
  • Huruf setelah ha dhamir adalah hamzah (ء) yang berada di awal kata berikutnya.
  • Dibaca panjang 5 harakat, seperti Mad Jaiz Munfashil.
  • Tidak berlaku jika ha dhamir tersebut didahului oleh huruf sukun.

Berikut adalah beberapa contoh Mad Silah Tawilah dalam Al-Qur’an:

1. فِيهِ إِلَٰهٌ إِلَّا ٱللَّهُ

(Fiihi ilaahun illallah)

Ha dhamir (فِيهِ) bertemu dengan hamzah (إِلَٰهٌ).

Dibaca panjang 5 harakat.

2. عَلَيْهِ أَنْزَلَهُ

Alayhi anzalahu

Ha dhamir (عَلَيْهِ) bertemu dengan hamzah (أَنْزَلَهُ).

Dibaca panjang 5 harakat.

3. بِهِ إِيمَانًا

Bihi iimaanan

Ha dhamir (بِهِ) bertemu dengan hamzah (إِيمَانًا).

Dibaca panjang 5 harakat.

Perbedaan Mad Silah Tawilah dan Mad Silah Qashirah

Mad Silah Tawilah sering dibandingkan dengan Mad Silah Qashirah, karena keduanya melibatkan ha dhamir.

Namun, kamu harus berhati-hati karena terdapat perbedaan mendasar antara Mad Silah Tawilah dan Mad Silah Qashirah.

Berikut adalah pembeda yang mudah untuk dihafal:

Mad Silah Tawilah

  • Syarat setelah ha dhamir adalah Hamzah (ء).
  • Panjang bacaan 5 harakat.

Mad Silah Qashirah

  • Syarat setelah ha dhamir yaitu berupa huruf biasa atau bukan hamzah.
  • Panjang bacaannya adalah 2 harakat.

Jadi, jika setelah ha dhamir terdapat hamzah, maka hukumnya Mad Silah Tawilah dan harus dibaca panjang 5 harakat.

Sebaliknya jika tidak, maka termasuk Mad Silah Qashirah yang hanya dibaca 2 harakat.

Contoh Mad Silah Tawilah dalam Al-Qur’an

Pengertian tentang Mad Silah Tawilah dan syarat hukum bacaannya di bagian sebelumnya mudah untuk dipahami bukan?

Kalau begitu, Mamikos lanjutkan dengan pembahasan contoh Mad Silah Tawilah yang ada dalam berbagai ayat di Al-Qur’an, ya.

Perhatikan contoh Mad Silah Tawilah di bawah ini:

1. Al-Baqarah ayat 90

بِئْسَمَا ٱشْتَرَوْا۟ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمْ

Bi’samāsytaraw bihī anfusahum

Ha dhamir terdapat pada kata بِهِۦ (bihī), yang kemudian bertemu dengan hamzah berharakat fathah dalam kata أَنفُسَهُمْ (anfusahum).

Dikarenakan hamzah setelah ha dhamir, maka bacaan ini termasuk mad silah Tawilah dan dibaca 5 harakat.

2. Al-Baqarah ayat 93

فَٱشْرَبُوا۟ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْعِجْلَ

Fasyrabū fī qulūbihimul ‘ijla

Ha dhamir dalam kata قُلُوبِهِمُ (qulūbihimu) langsung diikuti oleh hamzah berharakat fathah dalam kata ٱلْعِجْلَ (al-‘ijla).

Oleh karena itu, kata tersebut termasuk dalam contoh mad silah Tawilah dan dibaca panjang bacaan 5 harakat.

3. Ali ‘Imran ayat 7

وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُۥٓ إِلَّا ٱللَّهُ

Wa mā ya‘lamu ta’wīlahū illallāh

Dalam kata تَأْوِيلَهُۥ (ta’wīlahū), terdapat ha dhamir yang bertemu dengan hamzah berharakat kasrah di kata berikutnya (إِلَّا) yang dibaca 5 harakat.

4. Ali ‘Imran ayat 30

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُّحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِن سُوٓءٍۭ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُۥٓ أَمَدًۭاۖ

Yauma tajidu kullu nafsim mā ‘amilat min khairim muḥḍaraw wa mā ‘amilat min sū`in tawaddu law anna bainahā wa bainahū amada

Pada kata بَيْنَهُۥ, ha dhamir bertemu dengan hamzah berharakat fathah pada kata أَمَدًۭا. Karena ada hamzah setelah ha dhamir, maka hukum mad silah Tawilah berlaku dengan dibaca sepanjang 5 harakat.

5. Ali ‘Imran ayat 36

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّى وَضَعْتُهَآ أُنثَىٰ

Falammā waḍa‘athā qālath rabbi innī waḍa‘tuhā unthā

Ha dhamir pada kata وَضَعْتُهَا (waḍa‘tuhā) langsung diikuti oleh hamzah berharakat fathah pada kata أُنثَىٰ (unthā). Oleh sebab itu, memenuhi syarat mad silah Tawilah untuk dibaca panjang 5 harakat.

6. Al-Muthaffifin ayat 12

وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا

Wa iżā tutlā ‘alaihim āyātunā

Pada kata alaihim, terdapat ha dhamir yang diikuti oleh huruf alif hamzah berharakat fathah di kata berikutnya. Hal ini menyebabkan bacaan mad silah Tawilah dengan panjang 5 harakat.

7. Al-Balad ayat 7

يَحْسَبُ أَن لَّمْ يَرَهُ أَحَدٌ

Yaḥsabu an lam yarahū aḥad

Huruf ha dhamir muncul dalam kata yarahū, kemudian bertemu dengan hamzah berharakat fathah pada kata berikutnya (أَحَدٌ).
Nah, karena ada pertemuan tersebut, maka hukum mad silah Tawilah berlaku dengan panjang bacaan 5 harakat.

8. Al-Fajr ayat 25

فَسَوْفَ يُعَذِّبُهُ اللَّهُ

Fasaufa yu‘adzdzibuhullāh

Pada kata يُعَذِّبُهُ (yu‘adzdzibuhu), terdapat ha dhamir yang langsung disusul oleh lafzul jalalah (اللَّهُ), di mana huruf pertama lafzul jalalah adalah hamzah berharakat fathah dan merupakan contoh Mad Silah Tawilah.

9. Al-Lail ayat 11

وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ

Wa mā yugnī ‘anhu mālahu

Dalam kata عَنْهُ (‘anhu), terdapat ha dhamir yang diikuti oleh mim berharakat fathah dalam kata مَالُهُ (mālahu), maka terjadi mad silah Tawilah dengan panjang 5 harakat.

10. Al-Mulk ayat 22

أَفَمَن يَمْشِي مُكِبًّا عَلَىٰ وَجْهِهِ أَهْدَىٰ

Afaman yamsyī mukibban ‘alā wajhihi ahdā

Dalam kata وَجْهِهِ (wajhihi), ha dhamir muncul dan bertemu dengan hamzah berharakat fathah di kata أَهْدَىٰ (ahdā).

11. An-Naba’ ayat 15

لِّنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا

Linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā

Kata بِهِ (bihī) mengandung ha dhamir, yang langsung diikuti oleh huruf ha dalam kata حَبًّا (ḥabbaw), yang berharakat fathah. Maka, terjadi mad silah Tawilah yang dibaca 5 harakat.

12. Al-Humazah ayat 3

يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ

Yaḥsabu anna mālahū akhladah

Pada kata مَالَهُ (mālahū), terdapat ha dhamir yang diikuti oleh hamzah berharakat fathah pada kata أَخْلَدَهُ (akhladah). Oleh karena itu, hukum mad silah Tawilah berlaku dengan panjang bacaan 5 harakat.

13. An-Nasr ayat 3

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ

Fasabbiḥ biḥamdi rabbika wastaġfirhū innahū

Ha dhamir dalam kata وَٱسْتَغْفِرْهُ (wastaġfirhū) bertemu dengan hamzah berharakat kasrah dalam kata إِنَّهُ (innahū). Karena ada hamzah setelah ha dhamir, tentunya hukum mad silah Tawilah berlaku dengan panjang 5 harakat.

14. Al-Ikhlas ayat 4

وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Wa lam yakun lahū kufuwan aḥad

Pada kata لَّهُ (lahū), terdapat ha dhamir yang bertemu dengan hamzah berharakat fathah pada kata أَحَدٌ (aḥad), maka dibaca 5 harakat.

Penutup

Sampai sini saja, ya, pembahasan Mamikos tentang pengertian, syarat, serta contoh Mad Silah Tawilah melalui artikel ini.

Semoga setelah ini, kamu bisa mengenali dan membedakan Mad Silah Tawilah ketika membaca ayat-ayat di dalam Al-Qur’an.🙏

Selain itu, apabila kamu masih ingin belajar mengenai hukum bacaan dalam Al-Qur’an yang lain, seperti Mad Tamkin, hingga Izhar Syafawi, pastikan untuk berkunjung ke blog Mamikos, ya.📲

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta