55 Contoh Majas Alegori Dilengkapi Pengertian dan Ciri-cirinya
55 Contoh Majas Alegori Dilengkapi Pengertian dan Ciri-cirinya – Alegori merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu dengan perumpamaan. Contoh majas alegori yang dapat membantu memahami bedanya dengan lainnya.
Secara umum terdapat empat jenis majas, yaitu perbandingan, perumpamaan, pertentangan dan penegasan.
Salah satu jenis majas perumpamaan adalah alegori. Penyampaian inti pembahasan dengan kalimat panjang agar mudah dipahami.
Pengertian, Ciri, dan Contoh Majas Alegori
Daftar Isi
Daftar Isi
Majas alegori merupakan sebuah majas yang menyampaikan sesuatu secara tidak langsung tetapi menggunakan perumpamaan.
Ungkapan biasa disampaikan dengan cerita panjang agar lawan bicara mudah mengerti. Kadang bahasa yang digunakan terlalu tinggi atau tidak biasa digunakan sehingga perlu menjelaskan lanjutan.
Pengertian Majas Alegori
Secara umum, majas alegori adalah sebuah majas yang menggunakan kiasan dalam penyampaian. Ciri utamanya adalah penggunaan retorika untuk menarik perhatian lawan bicara.
Menurut Nurgiyantoro (2007)
Berdasarkan pakar bahasa Nurgiyantoro (2007), majas mengungkapkan bahwa alegori adalah sebuah cerita kiasan yang maknanya tersembunyi pada makna literal. Sehingga terkandung dua makna dalam satu teks, makna literal dan makna kontekstual (yang dimaksudkan).
Keraf (2010)
Keraf memberikan pengertian majas alegori sebagai sebuah cerita singkat dengan mengandung perumpamaan atau kiasan. Makna pesan terselip dalam rangkaian cerita tersebut.
Biasanya untuk menyamarkan, penulis menggunakan nama binatang sebagai pengganti tokoh. Sehingga bentuknya abstrak. Sebagai contoh binatang diumpamakan manusia yang bisa bicara dengan jenis lainnya.
Menurut KBBI
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majas alegori merupakan sebuah lambang atau kiasan dalam bentuk cerita panjang. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan moral atau pendidikan tentang nilai kehidupan.
Biasanya isi dari majas ini merupakan petuah, nasihat, gagasan dan cita-cita. Dapat juga berisi nilai kehidupan, kesetiaan dan kejujuran. Biasanya majas alegori diucapkan oleh orang tua kepada yang lebih muda.
Ciri-ciri Majas Alegori
Masing-masing majas mempunyai ciri sendiri. Begitu juga dengan majas alegori. Sesuai dengan pengertiannya, kiasan atau perumpamaan sangat terlihat di dalam rangkaian kalimatnya. Berikut cirinya:
- Seringkali menggunakan kalimat yang berupa retorika.
- Dibanding dengan majas simile, lebih kompleks. Pengaplikasiannya pada uraian atau runtutan cerita.
- Biasanya berisi sebuah kiasan atau penggambaran suatu keadaan.
Jenis Majas Alegori
Majas alegori dapat digunakan dalam berbagai kesempatan. Seorang sastrawan biasa menggunakan ketika menulis puisi atau cerita. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari juga biasa digunakan ketika bertutur.
Majas jenis ini bisa digunakan pada kalimat yang diucapkan dalam situasi formal maupun non formal. Namun dalam pengucapan sehari-hari, kalimat yang dipilih lebih pendek. Berikut jenisnya
Dalam Sebuah Kalimat
Ketika berbicara pada, seseorang dapat saja menggunakan kalimat yang berupa majas alegori. Sebagai contoh majas alegori diucapkan seorang bapak pada anaknya ketika memberinya nasihat.
Dalam Sebuah Puisi
WS. Rendra dan Tere Liye pernah menulis puisi dalam bentuk alegori. Dengan pemilihan kata yang tepat ternyata dapat menghasilkan karya sastra berupa contoh majas alegori.
Dalam sebuah cerita
Cerita merupakan rangkaian kata yang mengandung pesan moral bagi pembacanya. Contoh majas alegori dalam sebuah cerita membuatnya semakin indah dan mudah untuk memahaminya.
Contoh Majas Alegori
Untuk mendapatkan contoh sangat mudah. Jenis majas ini sudah dikenalkan pada pelajar SLTP. Penggunaan ungkapan dalam sebuah kalimat sangat variatif. Berikut contohnya:
Majas Alegori dalam Kalimat
Ketika menyampaikan sebuah informasi atau menasehati seseorang, tidak jarang disampaikan dengan kiasan. Tujuannya selain agar lebih mudah dipahami juga supaya menarik. Berikut contoh majas alegori:
- Bagi banyak orang, perpisahan merupakan awal upaca penyambutan hari penuh rindu sepanjang masa.
- Sebuah kitab suci diturunkan sebagai rambu lalu lintas dalam kehidupan. Selama mengikutinya, maka kita akan selamat dalam kehidupan sekarang dan alam yang akan datang.
- Kenikmatan di alam semesta merupakan fatamorgana. Hal ini dapat membuat seseorang terlena dan akhirnya terjerumus dalam kesusahan.
- Kehidupan seorang bayi bisa diibaratkan sebuah kertas putih yang masih kosong, orang tualah yang akan menghiasinya dengan lukisan kehidupan. Entah wujudnya seperti apa.
- Kehidupan di alam ini ibarat sebuah tumbuhan. Awalnya hanya kecil, kemudian menjadi besar, menguning, dan akhirnya mati.
- Huruf dapat saja disusun menjadi ukiran yang sangat indah. Apakah akan ada makna jika tidak ada jeda? Akankah penting jika tidak jika tanpa spasi? Bukankah dalam kehidupan, manusia baru bergerak ketika merasakan jarak?
- Kehidupan seorang manusia ibarat gemericik air. Berasal dari tebing yang curam, melewati lembah yang berkelok dan penuh rintangan. Kemudian bermuara di laut yang penuh ketenangan.
- Banyak orang yang menganggap ajaran agama seperti berdagang. Ibadah adalah tempat berjualan, pahala yang merupakan balasan dianggap sebagai keuntungan.
- Perempuan ibarat lebah yang hanya makan dan menghasilkan hal baik. Mereka tidak pernah melakukan perusakan pada tempat yang ditinggali.
- Persahabatan itu ibaratnya kepompong. Dapat mengubah sesuatu yang biasa, yaitu ulat, menjadi kupu-kupu yang indah.
Contoh Majas Alegori dalam Puisi
Puisi merupakan karya sastra. Isinya rangkaian kata indah dan bermakna. Seorang sastrawan membuat puisi dengan maksud tertentu.
Alegori sangat tepat digunakan karena dapat berupa kata-kata menarik. berikut contoh majas alegori:
Contoh 1
Bahagia itu Biasa
Tidak dipungkiri
Kebahagiaan kadang datang dari hal biasa
Mengagumi, memandangi dan menatapnya dari kejauhan tanpa dia sadari
Namun hati ini terasa tersiram sebongkah es dan secangkir madu
Mereka yang tidak pernah berkenalan dengan asmara
Tidak pernah tahu bagaimana rasanya
Mengerami rasa yang tidak pernah ada ujungnya.
Contoh 2
Panggilan Terakhir
Tuhan, aku mendengar suara itu. Panggilan yang biasa didengungkan agar aku bersujud.
Tapi aku tidak pernah melakukan. Hiruk pikuk kehidupanku sayang jika harus kutinggalkan meski beberapa menit saja.
Tuhan, bagiku apa yang sudah menjadi candu tidak mungkin aku lepaskan. Bukankah aku sudah punya segalanya, lantas untuk apa aku bersujud meminta?
Namun Tuhan, kali ini panggilan itu berbeda
Suaranya diiringi tangis pilu keluargaku, orang yang tidak pernah aku pedulikan
Mereka mengelilingi tubuhku, Tuhan
Dan pakaianku sudah berganti kain kafan
Panggilan itu, panggilan terakhis agar aku segera memasuki rumah baruku, rumah keabadian.
Contoh 3
Jendela Nelangsa
Jangan jatuh cinta saat hujan
Karena ketika besok lusa kamu patah hati
Setiap hujan turun kamu akan terkenang dengan kejadian
yang menyakitkan itu
saat orang lain bahagia menatap hujan
kamu justru nelangsa melihat keluar jendela.
Contoh 4
Bisikan Cinta
Engkau yang telah dibisikkan bahwa hidup adalah kegelapan dan
dengan penuh ketakutan
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu penuh
kebimbangan.
Kutawarkan padamu bahwa hidup adalah kegelapan jika tidak dselimuti oleh kehendak,
dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan,
dan segala macam pengetahuan akan kosong bila tidak diiringi
kerja,
dan segala macam kerja hanyalah kehampaan kecuali disertai cinta
Contoh 5
Lentera
Wahai malam, jika sekiranya gelapmu tidak akan sirna
Biarkan aku menyalakan lentera
Namun jika gelapmu adalah pembawa bahagia, segera buka tabir dan biarkan aku melihatnya
Aku hanya insan yang tidak berdaya
Namun malam, aku percaya akan kekuatan-Nya
Dan aku yakin kau datang, bukan tidak akan pernah kembali
Maka, biarkan aku menanti Mentari setelah kau pergi.
Contoh Majas Alegori dalam Bentuk Cerita
Cerita, hikayat, roman merupakan karya sastra yang biasa menggunakan majas alegori untuk menyampaikan pesan. Hal ini yang menguatkan isinya sehingga mudah diterima oleh lawan bicara. Berikut contohnya:
Tikus dan Gajah
Tikus kecil itu terus saja menggerogoti tumpukan kacang yang sejatinya milik para gajah besar.
Gajah yang berbadan besar itu, justru tidak menyadari bahwa mereka mempunyai kekuatan.
Mereka justru meminta tikus-tikus kecil untuk menjaga hartanya. Sedangkan sejatinya tikus adalah musuh yang telah mereka undang dan diberi kepercayaan. Hewan berukuran kecil itu tidak pernah mempedulikan gajah, sang majikan.
Sebenarnya mereka hanya mengurus perutnya sendiri. Namun, gajah pun tanpa alasan melakukannya. Badan besarnya tidak pernah merugikan orang lain.
Keinginannya adalah hidup damai, berdampingan dengan semua makhluk di dunia.
Pun tidak luput dengan tikus, atau binatang lainnya. Gajah ingin semua saling bergandengan tangan, hidup saling menjaga dan membina. Jangan sampai merugikan atau meresahkan.
Sayangnya, tidak semua hati terbuat dari bahan yang sama dengan milik gajah. Tikus-tikus itu contohnya. Mereka tidak mau menghormati Amanah dari sang gajah.
Mereka justru menghancurkan kepercayaan hanya dalam satu kejapan mata.
Gajah pun sebenarnya sangat paham dan berjiwa besar. Kucing, sahabatnya mengerti bahwa perkawinan gajah dengan tikus sedang diuji. Sang kucing, bukan hanya sahabat baik, namun dialah penjaga keseimbangan alam tikus.
Sahabat baik ini tidak akan tinggal diam. Segera memburu dan menyingkirkan tikus, yang tidak pernah mengerti arti persahabatan dan kepercayaan.
Cerita di atas merupakan contoh majas alegori dalam bentuk fabel. Isinya adalah pesan, bahwa dalam suatu tatanan, ada aturan yang digunakan agar semua tertib dan terjaga. Namun sayangnya tidak semua berjalan seperti yang diinginkan.
Banyak pemimpin yang tidak menjalankan kewajibannya dengan Amanah. Bahkan justru memanfaatkan untuk kepentingan sendiri yang merugikan orang yang telah memberinya kepercayaan.
Dalam cerita di atas, gajah yang diumpamakan kekuatan rakyat, tidak lantas mengambil aksi dengan melakukan tindakan anarki. Namun mereka menyerahkan permasalahan pada aturan yang berlaku. Mereka tidak main hakim sendiri.
Contoh Tambahan Majas Alegori
- Hidup ini ibarat roda yang terus berputar, kadang di atas, kadang di bawah, tapi tak pernah berhenti bergerak.
- Cinta itu seperti pelangi setelah hujan, penuh warna setelah badai.
- Persahabatan layaknya pohon besar, akarnya kuat menancap ke dalam bumi, sementara daunnya memberi teduh.
- Pendidikan adalah lentera di tengah kegelapan, yang menuntun kita ke arah yang benar.
- Waktu ibarat air sungai, mengalir tanpa henti, membawa segala yang ada di jalurnya.
- Kepercayaan itu seperti kaca, sekali retak, sulit untuk diperbaiki seperti semula.
- Kebahagiaan itu seperti kupu-kupu, semakin dikejar, semakin jauh. Tapi jika kau diam, ia mungkin akan hinggap di pundakmu.
- Kesabaran itu seperti gunung, tegak kokoh walaupun diterpa angin dan hujan.
- Hati manusia ibarat cermin, jika dipoles dengan kejujuran, ia akan memantulkan keindahan.
- Keadilan itu seperti timbangan, seimbang hanya jika kedua sisinya diberi beban yang sama.
- Harapan itu seperti lilin di tengah malam, meskipun kecil, cahayanya bisa mengusir kegelapan.
- Pikiran itu seperti taman, jika ditanami dengan hal-hal baik, akan tumbuh bunga-bunga indah.
- Kesehatan itu seperti mahkota yang hanya bisa dilihat oleh orang yang sedang sakit.
- Kemarahan itu ibarat api yang berkobar, jika tidak segera dipadamkan, ia akan membakar segalanya.
- Rasa malu itu seperti pakaian, jika terlalu sedikit, kita akan merasa telanjang; jika terlalu banyak, kita akan tercekik.
- Ketekunan itu seperti air yang menetes, lambat laun akan melubangi batu yang paling keras sekalipun.
- Hati yang terluka itu seperti gelas yang pecah, meskipun bisa direkatkan, bekasnya takkan hilang.
- Impian itu seperti bintang di langit, terlihat jauh namun bisa dijangkau dengan usaha yang keras.
- Kesetiaan itu seperti pelabuhan, tempat seseorang berlabuh setelah lama mengarungi lautan.
- Kebijaksanaan itu ibarat pohon yang tinggi, akarnya kuat di bumi namun cabangnya mencapai langit.
- Kebenaran itu seperti mentari, meski tertutup awan, ia tetap bersinar di baliknya.
- Kehidupan ini ibarat sebuah buku, setiap hari adalah halaman baru yang harus ditulis dengan bijak.
- Kekayaan itu seperti air laut, semakin diminum, semakin membuat haus.
- Keberanian itu seperti kapal di tengah badai, teguh menghadapi ombak besar.
- Pengetahuan itu seperti kunci, membuka pintu-pintu yang sebelumnya tertutup rapat.
- Cinta seorang ibu ibarat matahari, selalu memancarkan kehangatan tanpa pernah menuntut balasan.
- Kesuksesan itu seperti gunung es, orang lain hanya melihat puncaknya, tapi tidak tahu perjuangan di bawahnya.
- Kehormatan itu ibarat mahkota, mudah hilang jika tidak dijaga dengan baik.
- Kebebasan itu seperti burung yang terbang tinggi, tak terbatas oleh ruang dan waktu.
- Keberhasilan itu seperti anak panah, harus ditarik mundur sebelum melesat jauh ke depan.
- Kegagalan itu seperti hujan, sementara menyulitkan, tapi diperlukan untuk membuat tanah subur.
- Rasa takut itu seperti bayangan, semakin dikejar, semakin besar dan menakutkan.
- Kebahagiaan itu ibarat bunga di taman, perlu dirawat dengan cinta dan perhatian agar mekar sempurna.
- Kesedihan itu seperti malam, gelap namun selalu diikuti oleh fajar yang cerah.
- Keyakinan itu seperti kompas, yang selalu menuntun kita meski tersesat di jalan.
- Keadilan itu seperti cermin, memantulkan kembali apa yang kita lakukan.
- Kebijaksanaan itu seperti air di danau yang tenang, dalam namun tidak pernah sombong.
- Kehidupan ini ibarat sebuah perjalanan panjang, dan kita semua adalah pengembara yang mencari tujuan.
- Kebaikan itu seperti benih, ditanam kecil namun bisa tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat.
Penutup
Majas alegori menyampaikan sesuatu dengan cara yang lebih lembut, tidak berupa sindiran kasar. Namun semua pesan, meskipun berupa sesuatu yang tidak menyenangkan, disampaikan dengan kata-kata yang tidak menyinggung.
Salah satu jenis majas ini juga termasuk cukup banyak digunakan dalam karya sastra. Oleh karena itu para sastrawan terkenal seperti WS. Rendra dan Kahlil Gibran sering membuat puisi dalam bentuk majas alegori.
Ungkapan sehari-hari puisi, pantun dan cerita fabel yang mengandung majas alegori terkesan lebih sopan dan lembut. Dalam setiap untaian kata, meski merupakan protes, ketidaksukaan pada sesuatu atau berlawanan disampaikan dengan halus.
Dengan demikian, majas ini jarang menimbulkan konflik. Bisa dikatakan alegori merupakan lawan dari sinisme yang menyatakan sesuatu dengan vulgar, bahkan terkesan kasar.
Contoh di atas dapat menjelaskan bagaimana pembaca harus menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya sastra.
Agar bisa lebih mudah memahami dan membedakan, contoh majas alegori dapat menjadi acuan. Mempraktikkannya secara langsung akan lebih memudahkan untuk memahami salah satu jenis majas perumpamaan ini.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: