6 Contoh Masalah Ekonomi dalam Kehidupan Sehari-hari di Masyarakat Indonesia

6 Contoh Masalah Ekonomi dalam Kehidupan Sehari-hari di Masyarakat Indonesia – Masalah ekonomi timbul dan terjadi karena kebutuhan masyarakat yang sangat banyak, namun sumber daya terbatas.

Oleh karena permasalahan ekonomi akan sering terjadi, sehingga pemerintah harus memperhatikan  dan mampu memperkirakannya.

Dengan demikian, masalah dapat segera teratasi dan tidak terlalu lama menimbulkan keresahan di masyarakat.

Contoh Masalah Ekonomi dalam Kehidupan Sehari-hari, Optimalkan Sumber Daya Untuk Mengatasinya

https://www.freepik.com/author/freepik

Tidak dimungkiri, kemajuan zaman membuat masalah ekonomi menjadi semakin rumit. Seiring teknologi yang semakin modern, kebutuhan masyarakat semakin beragam.

Selain itu, pertumbuhan masyarakat yang kian tinggi membuat penentuan target pasar sulit ditentukan. Masalah selanjutnya yang akan Anda temukan adalah keterbatasan sumber daya.

Selama ketersediaan sumber daya tidak mencukupi kebutuhan, maka Anda pasti menemukan masalah ekonomi yang akan hadir.

Permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia sejauh ini cukup rumit, dan seringkali terjadi out of the box (di luar prediksi). Berikut adalah beberapa contoh masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari:

1. Langkanya Minyak Goreng

Salah satu contoh masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari adalah kisruhnya minyak goreng. Pada November 2021 lalu harga minyak goreng terus naik.

Persentasenya mencapai 13,38% dari bulan sebelumnya atau berada pada kisaran Rp16.000 per liter. Meski demikian, hal ini tidak menyebabkan kelangkaan.

Langkanya minyak goreng justru terjadi ketika kebijakan HET (Harga Eceran Tertinggi) ditetapkan.

Kebijakan ini dianggap bermasalah oleh beberapa pakar ekonomi, karena tak ada inflasi berlebihan di Indonesia.

Setelah pengkajian ulang dan pemerintah akhirnya mencabut kebijakan tersebut pada bulan Maret 2022, minyak goreng kembali membanjiri pasar-pasar masyarakat.

Dengan demikian para ahli semakin yakin bahwa kelangkaan minyak goreng bukan karena pelaku usaha melakukan ekspor berlebihan.

Bahkan, kebijakan larangan ekspor CPO (Crude Palm Oil) dan turunannya merupakan kebijakan terburuk sepanjang masa karena sangat merugikan.

Selain pelaku usaha, petani kelapa sawit merupakan pihak yang paling mengalami kerugian.

Para petani ini sulit pulih karena berdampak pada pemeliharaan kebun sawit, juga produktivitas kebun pada tahun berikutnya.

Di sisi lain, kerugian bagi pemerintah adalah berkurangnya sumber pemasukan devisa negara.

Oleh sebab itu, penting bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan berdasarkan analisis dampak pada pelaku usaha dan masyarakat.

2. Meroketnya Harga Sembako

Contoh masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi ‘rutinitas’ yaitu naiknya harga sembako menjelang hari raya umat muslim dan kristen.

Sebagai dua agama terbesar di Indonesia, hari raya Idul Fitri, Idul Adha, dan Natal dirayakan oleh hampir seluruh masyarakat. Efeknya akan mempengaruhi perekonomian.

Mau tak mau, Anda akan mengalaminya, meski bukan penganut kedua agama tersebut.

Saking rutinnya, kondisi ini dianggap pola tahunan oleh masyarakat. Namun menurut pakar ekonomi, kenaikan harga seharusnya mampu diantisipasi dengan baik sehingga tidak terulang.

Salah satu upaya antisipasi yaitu penambahan suplai barang di pasar.

Selain itu, pemerintah perlu mengadakan tindakan tegas pada para oknum tidak bertanggungjawab yang kerap memanfaatkan momen ini.

Terkadang, sejumlah kebutuhan pangan pokok mengalami kenaikan harga hingga 25% beberapa hari menjelang hari raya.

Kenaikan harga ini juga disebabkan kebiasaan mudik sebagian besar masyarakat ke kampung halamannya.

Hal ini menyebabkan toko, kios, warung, juga pasar-pasar tutup, karena pelaku usaha tengah mudik.

Oleh karena itu, masyarakat berbondong-bondong membeli barang selain untuk persiapan hari raya. Juga sebagai stok hingga perekonomian pulih setelah pelaku usaha kembali dari mudik.

3. Rendahnya Pendapatan

Contoh masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari lainnya ialah, rendahnya pendapatan. Hal ini akan mempengaruhi daya beli, termasuk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dalam skala kecil, rendahnya pendapatan akan menyebabkan permintaan barang dan jasa menjadi rendah, sehingga produksi pun berkurang.

Untuk selanjutnya akan mempengaruhi laju perekonomian suatu daerah, dan pembangunan di negara tersebut secara keseluruhan.

Jika dibiarkan berlanjut tanpa penyelesaian berarti dalam 5 tahun atau lebih, akan muncul berbagai masalah lainnya seperti rendahnya taraf pendidikan.

Buruknya tingkat kesehatan juga gizi, meluasnya kemiskinan, serta terpuruknya perekonomian.

Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan menabung menjadi rendah, sehingga pembentukan modal melambat, dan jalannya pembangunan tidak lancar.

Solusi tercepat adalah mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya alam dan meningkatkan sumber daya manusia dengan mencari pinjaman modal dari negara lain.

Untuk Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, modal ini dapat digunakan membangun teknologi dan mengolahnya.

Dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia, pendidikan dan kesehatan, maka kesejahteraan penduduk akan meningkat juga.

Lambat laun, pendapatan perkapita akan bertambah, dan kemampuan melunasi hutang meningkat.

Usaha lanjutan yang dapat dilakukan pemerintah setelah itu adalah mengolah dan mengelola sumber daya alam dengan sumber daya manusia lokal.

Dengan demikian, jumlah pengangguran domestik tiap tahunnya akan berkurang.

Memperbanyak hasil produksi pertanian, perindustrian, pertambangan, perdagangan juga fasilitas jasa (pelayanan), akan mengoptimalkan tingkat kesejahteraan setiap penduduk.

Hal ini kelak akan mempengaruhi tingkat pendidikan, mutu hasil produksi dan keanekaragaman kreativitas produsen.

4. Langkanya Garam

Garam bukan hanya penyedap rasa, tapi juga bahan baku utama berbagai produksi industri.

Sebagai negara kedua setelah Kanada dengan garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia mampu berproduksi hingga jutaan ton garam.

Oleh karena itu, seharusnya Indonesia tidak mengalami kelangkaan garam. Namun karena cara produksi garamnya yang masih tradisional, maka ketika curah hujan tinggi, para petani garam biasanya akan gagal panen.

Sebagaimana terjadi pada tahun 2010 sampai 2017, Indonesia mengalami kelangkaan garam karena produksi garam dalam negeri menurun.

Pada 2016 saja, produksi garam di Jawa Timur mengalami kegagalan hingga 98 ribu ton, dengan penyebab utama cuaca.

Proses produksi garam dimulai dengan cara mengalirkan air ke ladang. Setelah itu mengandalkan panas matahari untuk menguapkan air laut dan membentuk kristal garam.

Dalam proses ini, petani garam tidak menggunakan teknologi, sehingga hasil produksi sangat dipengaruhi faktor alam.

Hasil yang tak menentukan membuat masyarakat di pesisir pantai pulau Jawa dan Madura kurang berminat menjadi petani garam. 

Dengan demikian berkontribusi menambah faktor langkanya garam konsumen di pasaran pada tahun-tahun tersebut.

Krisis garam di Jawa Timur ini harusnya tidak dibiarkan berlarut-larut dan cepat diselesaikan dengan melakukan berbagai inovasi ketika memproduksi garam.

Dengan demikian pasokan garam akan selalu tersedia,  baik untuk konsumsi maupun produksi tanpa banyak terpengaruh tingginya curah hujan.

Selain itu, dengan bantuan teknologi, kualitas garam akan semakin membaik dan dapat menaikkan harga. Hal ini akan sangat efektif dalam menambah produksi garam, juga kuantitas petaninya.

Potensi Jawa Timur terutama Madura, sebagai provinsi penyumbang produksi garam terbesar kebutuhan Nasional, mencapai 60 persen.

Oleh karena itu, memaksimalkan kuantitas dan kualitas produksi garam di wilayah ini sangat penting untuk diupayakan.

5. Kenaikan Harga BBM

BBM (Bahan Bakar Minyak) sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari manusia, bahkan termasuk hal yang sangat penting.

Oleh karena itu, ketika harga BBM naik, maka bisa dipastikan semua harga di sektor lainnya akan  ikut naik.

Para pengusaha, angkutan umum, taksi, ojek online, nelayan umumnya akan menaikan tarif atau harga jual secara sepihak. Efek domino akan dirasakan seluruh lapisan masyarakat, hingga konsumen akhir.

Biasanya, di awal kenaikan BBM akan sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Namun seiring dengan waktu, Anda akan terbiasa dengan masalah ekonomi ini, dan mampu melaluinya.

6. Naiknya PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

Contoh masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari berikutnya yang akan Anda temui adalah PPN. Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) secara langsung akan membuat harga suatu barang bertambah.

Hal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 pasal 7 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). PPN naik dari 10 persen menjadi 11 persen sejak tanggal 1 April 2022.

Kenaikan ini merupakan kesepakatan antara pemerintah dan DPR. Perubahan tarif PPN ini merupakan upaya reformasi perpajakan dan konsolidasi fiskal yang mengoptimalkan penerimaan pajak.

Juga menguatkan fondasi perpajakan, dan menambah daya dorong APBN. Untuk selanjutnya meningkatkan kemampuan negara dalam menyediakan bantalan sosial.

Pendapatan dari pajak akan disalurkan oleh pemerintah pada masyarakat yang membutuhkan melalui subsidi dan berbagai program untuk masyarakat.

Contohnya, subsidi LPG 3 kg, bahan bakar, dana BOS, vaksin Covid-19, Program Keluarga Harapan juga Kartu Indonesia Pintar.

Dengan demikian, kenaikan PPN bukan untuk menyusahkan masyarakat, tapi untuk mendistribusikan secara merata perekonomian.

Disamping kenaikan PPN, pemerintah juga memberlakukan beberapa penyesuaian pajak Sebagai bagian dari reformasi perpajakan.

Penurunan tarif PPh (Pajak Penghasilan) Orang Pribadi atas penghasilan mencapai 60 juta Rupiah dari 15 persen jadi 5 persen.

Selain itu, pelaku UMKM dengan omzet mencapai dengan 500 juta Rupiah, mendapatkan pembebasan pajak.

Selanjutnya, fasilitas PPN final yang lebih kecil, mulai dari 1 hingga 3%. Terakhir, layanan restitusi PPN dipercepat hingga Rp 5 miliar tetap diberikan. Oleh karena itu, Anda tak perlu khawatir.

Kebijakan Pemerintah terkait PPN

Belum lagi kebijakan pemerintah lainnya meliputi beberapa barang dan jasa bebas PPN yang mengiringi kenaikan ini.

Pertama, barang kebutuhan pokok, yaitu beras, gabah, sagu, kedelai, jagung, garam, daging, telur, susu, sayur-sayuran, buah-buahan, dan gula konsumsi.

Selanjutnya jasa kesehatan, pendidikan, jasa sosial, asuransi, keuangan, jasa angkutan umum, juga jasa tenaga kerja.

Ketiga, jasa pemberian vaksin, kitab suci, dan buku pelajaran. Demikian juga air bersih (termasuk biaya sambung atau pasang serta biaya beban tetap).

Setelah itu, pengadaan listrik (terkecuali bagi rumah tangga dengan daya di atas 6600 VA).

Pengadaan rusunami, rusun sederhana, RS, dan RSS, termasuk jasa konstruksi pengadaan rumah ibadah dan bencana nasional.

Pengadaan mesin, bibit/benih, hasil ternak, kelautan perikanan, pakan ternak dan ikan, bahan pakan, jangat juga kulit mentah.

Selain itu bahan baku kerajinan perak, minyak bumi, gas bumi (termasuk gas melalui pipa, LNG dan CNG) serta panas bumi.

Terakhir, emas batangan atau emas granula, juga senjata/alutsista serta alat foto udara. Dengan demikian, masa depan yang lebih sejahtera dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, dan lainnya, adalah bentuk contoh masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari yang sangat penting.

Penting untuk Anda ingat, masalah-masalah ini muncul ketika sumber daya yang ada terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan.

Oleh karena itu, penuhi perluas dan optimalkan sumber daya yang ada. Dengan demikian, contoh masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari di atas akan dapat diatasi dengan mudah.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta