Contoh Mitigasi Struktural dan Mitigasi Non Struktural beserta Perbedaannya
Contoh Mitigasi Struktural dan Mitigasi Non Struktural beserta Perbedaannya – Indonesia merupakan negara yang rawan mengalami bencana alam, maka dari itu sudah seharusnya jika kita memiliki pengetahuan mengenai cara manajemen bencana guna mengawasi bencana alam. Salah satu cara agar dapat menanggulangi bencana tersebut dengan mitigasi.
Mitigasi sendiri merupakan upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat bencana. Mitigasi sendiri dibedakan menjadi dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.
Agar lebih jauh mengetahui mitigasi, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya!
Pengertian Mitigasi Bencana
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebelumnya Mamikos menyebutkan bahwa Indonesia rawan mengalami bencana alam, namun tahukah kamu apa penyebabnya?
Hal ini tidak lepas dari letak Indonesia, dimana berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.
Ditambah lagi berada pada zona ring of fire dari lingkaran api pasifik. Kedua hal tersebutlah yang menyebabkan Indonesia rawan terjadi bencana alam.
Oleh karena itu, diperlukan penanggulan bencana alam atau mitigasi bencana.
Berdasarkan Pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana merupakan rangkaian upaya mengurangi risiko dari bencana alam.
Upaya tersebut dilakukan melalui pembangunan fisik maupun penyadaran, dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Sedangkan definisi bencana merupakan peristiwa yang dapat mengancam kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Penyebabnya, bisa disebabkan oleh faktor alam, non alam, hingga faktor manusia yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian, dan dampak psikologis. Hal yang termasuk bencana berupa kebakaran, gempa bumi, banjir, letusan gunung api, dan lainya.
Ada empat hal penting yang perlu diperhatikan dalam mitigasi bencana, yaitu informasi peta dan kawan rawan bencana untuk setiap kategori bencana, sosialisasi guna meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat, mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari serta cara penyelamatan diri jika terjadi bencana, dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.
Tujuan Mitigasi Bencana
Bencana alam dapat terjadi kapanpun dan dimanapun itu yang dapat menimbulkan kerugian hingga merenggut korban jiwa.
Secara umum mitigasi bencana bertujuan untuk mengurangi risiko serta dampak bencana. Selain itu ada tujuan lain dari mitigasi yang perlu kamu ketahui. Berikut diantaranya:
- Menekan atau meminimalisir dampak dari suatu bencana. Misalnya, korban jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan sumber daya alam.
- Upaya mitigasi juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Hal ini dilakukan dengan melatih keterampilan dan pengetahuan darurat ketika menghadapi bencana.
- Mitigasi bencana juga dijadikan sebagai landasan perencanaan pembangunan bagi pemerintah dengan mempertimbangankan kemungkinan bencana yang dapat terjadi.
Jenis-Jenis Mitigasi Bencana dan Perbedaannya
Secara garis besar, mitigasi bencana dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Berikut penjelasan keduanya dan perbedaannya:
Mitigasi Struktural
Mitigasi struktural merupakan usaha mengurangi bencana dengan pembangunan berbagai sarana dan prasarana fisik dengan memanfaatkan penggunaan teknologi.
Salah satu contohnya yaitu pembangunan waduk guna mencegah banjir, pembuatan alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, pembuatan early warning system untuk mendeteksi tsunami, dan masih banyak lagi.
Secara umum mitigasi bencana struktural upaya mengurangi kerentanan bencana dengan rekayasa teknis bangunan yang tahan bencana.
Bangunan tersebut merupakan bangunan yang telah memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga dapat bertahan meski jika terjadi bencana.
Mitigasi Non Struktural
Sedangkan mitigasi non struktural merupakan jenis mitigasi yang dilakukan selain pembangunan prasarana fisik.
Jenis mitigasi ini lebih melalui pembentukan peraturan atau kebijakan yang diterbitkan pemerintah dan sebagainya.
Upaya mitigasi bencana non-struktural umumnya dilakukan di daerah yang memang rawan bencana.
Sehingga, masyarakat tetap mampu berkegiatan dan beraktivitas tanpa merasa takut yang berlebihan dan lebih merasa aman dan nyaman.
Perbedaan Mitigasi Struktural dan Non Struktural
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui perbedaan keduanya. Mitigasi struktural berfokus pada pembangunan dan penggunaan struktur fisik untuk mengurangi dampak bencana.
Sedangkan, mitigasi non struktural melibatkan upaya mengurangi dampak bencana tanpa pembangunan fisik.
Contoh mitigasi bencana Struktural dan Non Struktural
Agar lebih mengetahui terkait kedua jenis mitigasi di atas berikut contoh mitigasi bencana struktural dan nonstruktural yang biasa dilakukan oleh pemerintah di berbagai negara.
Contoh Mitigasi Struktural
- Pembangunan tanggul laut raksasa di Jakarta yang bertujuan mencegah luapan air laut t yang dapat merusak infrastruktur dan rumah penduduk di sekitarnya.
- Pembangunan gedung yang kokoh dan tahan gempa di Jepang dengan konstruksi kuat dan aman untuk mencegah kerusakan parah ketika terjadi gempa bumi.
- Pembangunan taman kota dan lahan hijau di berbagai kota di Indonesia untuk mengurangi risiko banjir dan perbaikan saluran drainase di perkotaan.
Mitigasi Non Struktural
- Penyuluhan dan sosialisasi tentang risiko bencana alam kepada masyarakat agar lebih memahami dan siap menghadapi situasi darurat.
- Pembuatan peta risiko bencana alam dan peta zona bahaya sebagai acuan dalam menentukan tata ruang dan pembangunan pada wilayah yang rawan bencana.
- Pelatihan keterampilan oleh pemerintah untuk bertahan hidup seperti pertolongan pertama, evakuasi, hingga penggunaan alat-alat darurat.
Strategi Mitigasi Bencana
Agar dapat memaksimalkan upaya mitigasi bencana, maka juga diperlukan strategi yang tepat agar mitigasi bencana dapat berjalan dengan maksimal dan baik.
Berikut ini beberapa strategi mitigasi bencana yang perlu dilakukan:
Pemetaan
Pemetaan merupakan langkah awal dan sangat penting, khususnya bagi daerah yang rawan bencana. Pemetaan digunakan sebagai acuan dalam mengambil setiap keputusan dan antisipasi ketika terjadi bencana.
Pemantauan
Setelah melakukan pemetaan, agar dilanjutkan dengan pemantauan hasil pemetaan agar mengetahui tingkat kerawanan bencana di setiap wilayah, sehingga akan membantu memprediksi bencana.
Penyebaran Informasi
Penyebaran informasi merupakan upaya menyampaikan kepada masyarakat untuk waspada terhadap bencana di kawasan tertentu.
Penyampaian informasi menggunakan pamflet atau poster kepada tiap seluruh pemerintahan kota/kabupaten/provinsi di seluruh Indonesia.
Sosialisasi dan Penyuluhan
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, dan beberapa lapisan masyarakat kemungkinan tidak dapat mengakses informasi mengenai bencana.
Maka dari itu, aparat pemerintah bertugas mengoptimalkan sosialisasi kepada masyarakat.
Peringatan Dini
Peringatan dini dilakukan dengan memberikan hasil pengamatan di daerah rawan bencana agar masyarakat bisa bersiaga.
Peringatan dini biasanya disosialisasikan langsung oleh pemerintah setempat. Hal ini bertujuan memberikan kesadaran masyarakat untuk menghindar dari daerah rawan bencana.
Tahapan Penanganan Bencana
Setelah mengetahui strategi dari mitigasi bencana, kamu juga perlu memahami tahapan yang lebih lanjut mengenai penanganan bencana. Berikut tahapannya:
- Mitigasi : Merupakan kegiatan sebelum terjadinya bencana.
- Kesiapsiagaan : Merupakan perencanaan terhadap cara merespon bencana.
- Respon : Upaya mengurangi bahaya yang dapat diakibatkan dari bencana.
- Pemulihan : Merupakan tahapan pasca bencana yang bertujuan mengembalikan kondisi masyarakat seperti sebelumnya dengan membangun prasarana yang rusak.
Penutup
Demikian ulasan mengenai contoh mitigasi struktural dan mitigasi non struktural beserta perbedaannya yang benar yang perlu kamu ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.
Jika kamu ingin mencari tahu informasi penting lainnya, kamu bisa mengunjungi blog Mamikos. Akan ada banyak sekali artikel menarik yang wajib kamu ketahui.
Pastikan download dan install aplikasi Mamikos di smartphone kesayangan kamu, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: