Contoh Modul Ajar Berdiferensiasi untuk Siswa SD SMP SMA/SMK dan Cara Membuatnya

Contoh Modul Ajar Berdiferensiasi untuk Siswa SD SMP SMA/SMK dan Cara Membuatnya – Salah satu aspek penting dalam Kurikulum Merdeka yaitu pembelajaran berdiferensiasi, yaitu mengakui perbedaan individual siswa dan memberikan pengalaman belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. 

Pada pembelajaran berdiferensiasi, siswa diberikan kebebasan dan pilihan yang bervariasi dalam hal materi, metode pengajaran, hingga penilaian. 

Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, maka guru perlu menyusun terlebih dahulu modul ajar berdiferensiasi. Tujuannya agar proses belajar dan mengajar bisa efektif dan terarah. Simak selengkapnya!

Modul Ajar Berdiferensiasi

freepik.com/stockking

Para guru perlu menyimak informasi mengenai modul ajar berdiferensiasi, pasalnya ini merupakan alat bantu yang dirancang untuk mendukung guru dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, serta potensi siswa.

Dengan modul ajar ini, guru bisa menentukan berbagai strategi yang akan digunakan untuk memenuhi variasi kemampuan belajar setiap siswa di kelas.

Melalui pembelajaran berdiferensiasi, siswa tidak hanya diajar untuk aktif dalam proses pembelajaran, tetapi juga akan terlibat dalam memilih cara belajar yang sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka.

Modul ajar berdiferensiasi umumnya mencakup beberapa komponen penting, misalnya saja tujuan pembelajaran yang berbeda dengan tingkat kemampuan siswa, materi ajar yang akan cukup bervariasi, hingga metode pengajaran yang fleksibel.

Selain itu, evaluasi dan penilaian juga dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai cara, hal ini memungkinkan setiap siswa akan menunjukkan pemahamannya melalui cara yang paling sesuai bagi mereka.

Manfaat Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang memungkinkan para guru untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa di kelas. Pada prakteknya, guru akan menghadirkan berbagai materi dan aktivitas yang disesuaikan dengan pemahaman serta gaya belajar masing-masing siswa.

Untuk itu, perlu menguasai cara menyusun modul ajar pembelajaran berdiferensiasi serta mengetahui manfaat dari pembelajaran berdiferensiasi. Adapun manfaat dari pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:

Meningkatkan partisipasi siswa

Manfaat pertama yang dirasakan pada pembelajaran ini, siswa akan cenderung merasa dihargai dan juga didengarkan karena materi dan aktivitas akan disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Dalam artian, materi akan disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka, sehingga dalam kelas semua siswa akan memahami materi yang akan disampaikan guru. Hal ini juga akan meningkatkan motivasi siswa untuk terus berpartisipasi aktif dalam kelas.

Mempercepat perkembangan siswa

Dengan menyediakan materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman serta kebutuhan siswa, maka pembelajaran berdiferensiasi juga disisi lain akan mendorong perkembangan siswa dengan lebih cepat.

Siswa dengan kemampuan yang baik akan memperdalam pemahaman mereka, semantara siswa yang kesulitan akan mendapatkan bantuan tambahan dari guru hingga teman mereka.

Meningkatkan pemahaman konsep

Setiap siswa memiliki kecepatan dan gaya belajar yang berbeda. Pada pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat merancang berbagai metode serta strategi pembelajaran untuk memastikan bahwa konsep yang diajarkan dapat dipahami oleh semua siswa dengan mendalam.

Misalnya saja, guru bisa menggunakan cerita untuk siswa dengan kemampuan audio visual, bahkan kegiatan praktek untuk siswa dengan kemampuan kinestetik.

Meningkatkan keterlibatan semua siswa

Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan setiap siswa untuk memiliki kontrol yang lebih besar atas proses pembelajaran mereka dalam kelas.

Dengan beberapa perhatian khusus dari guru seperti preferensi pembelajaran siswa, sehingga gaya belajar maka siswa akan merasa lebih termotivasi untuk lebih terlibat dalam setiap mata pelajaran di dalam kelas.

Mendorong pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran berdiferensiasi sering kali akan melibatkan kerja kelompok kecil yang terdiri dari siswa dengan latar belakang dan kemampuan berbeda. Interaksi ini memungkinkan bagi setiap siswa untuk bisa berkolaborasi dan belajar dari teman sekelas yang memiliki perspektif dan keahlian yang beragam.

Hal ini membantu siswa mengasah keterampilan sosial, seperti komunikasi dan kerjasama dalam tim.

Meningkatkan rasa percaya diri

Ketika siswa merasakan perhatian dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, mereka akan bisa menjadi lebih percaya diri terhadap kemampuan belajar mereka.

Kemudian secara bertahap, kepercayaan diri ini akan membantu siswa siap menghadapi tantangan akademik yang lebih tinggi dengan keyakinan yang lebih besar.

Cara Membuat Modul Ajar Berdiferensiasi

Modul ajar berdiferensiasi pada dasarnya disusun oleh guru dengan memperhatikan berbagai kebutuhan setiap siswa di dalam kelas. Adapun cara membuat modul ajar berdiferensiasi yaitu:

Mulai dengan melakukan asesmen diagnostic

Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh para guru yaitu dimulai dengan melakukan asesmen diagnostic agar guru dapat memahami kondisi serta kebutuhan dari setiap siswa di dalam kelas.

Hal ini mencakup beberapa aspek penting misalnya saja dari kemampuan akademik hingga beberapa aspek non-kognitif seperti kesiapan mental, minat, dan juga bakar dari siswa.

Menentukan dimensi profil pelajar Pancasila

Setelah melakukan asesmen tahap awal, selanjutnya yaitu dengan melakukan identifikasi dan menetapkan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan dicapai melalui mata pelajaran yang akan diajarkan.

Yaitu dengan cara, pertama pahami dulu apa tujuan dari mata pelajaran dan karakteristik dari tiap mata pelajaran yang akan diajarkan. Kemudian selanjutnya yaitu dengan menentukan dimensi, elemen, sub-elemen profil pelajar Pancasila yang akan di kembangkan oleh guru dalam modul ajar berdiferensiasi.

Menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai

Berdasarkan capain belajar yang sudah ada, kemudian selanjutnya pilihlah tujuan pembelajaran yang sesuai agar dapat dikembangkan menjadi modul ajar. Tujuan pembelajaran ini perlu mencerminkan hasil yang ingin dicapai siswa setelah melalui proses pembelajaran.

Merencanakan asesmen yang akan digunakan 

Tahap perencanaan asesmen merupakan Langkah penting yang perlu diperhatikan saat menyusun modul ajar berdiferensiasi.

Pada tahap ini, guru perlu menjelaskan berbagai jenis, Teknik, dan instrumen asesmen yang akan digunakan. Baik itu asesmen yang sifatnya formatif maupun sumatif, untuk menilai kemajuan siswa. Ini termasuk penilain harian, UTS, dan juga UAS.

Susun modul ajar sesuai dengan format yang telah ditetapkan

Langkah terakhir yaitu menyusun modul ajar sesuai dengan format yang sebelumnya telah ditentukan. Format modul ajar ini biasanya mencakup beberapa bagian penting, yaitu:

  • Informasi umum ( identitas, kompetensi awal, profil pelajar Pancasila, sarana dan prasarana, target peserta didik)
  • Kompetensi inti (tujuan pembelajaran, pemahaman bermakna, pertanyaan pemantik, kegiatan pembelajaran, asesmen, pengayaan dan remedial, refleksi)

Lampiran (lembar kerja peserta didik, bahan bacaan guru dan peserta didik, glosarium, daftar Pustaka).

Contoh Modul Ajar Berdiferensiasi untuk Siswa SD SMP SMA/SMK

Contoh modul ajar di bawah ini dapat digunakan oleh para guru sebagai referensi dalam menyusun modul ajar berdiferensiasi. Berikut contohnya.

Contoh Modul Ajar Berdiferensiasi untuk Siswa SD

Identitas Modul

Penyusun: –

Instans: –

Tahun: 2024

Jenjang: Sekolah Dasar

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Fase/kelas: A/2

Tema: Tugasku sehari-hari

Alokasi: 3 pertemuan

Kompetensi awal:

  1. Siswa dapat memberi  beberapa contoh  tugas yang dapat dilakukan di sekolah, ketika ditanya guru.
  2. Siswa dapat mengetahui kosakata berkaitan dengan lingkungan sekitarnya.

Profil pelajar Pancasila: 

  • Mandiri
  • Bernalar kritis
  • Berkebinekaan global
  • Gotong royong

Sarana dan Prasarana:

Sumber belajar dari buku panduan

Persiapan: gambar ilustrasi dan flashcard

Target peserta didik: Peserta didik reguler

Komponen Inti

Tujuan pembelajaran:

  1. Siswa dapat menyebutkan dengan jelas tugas yang dilakukan di sekolah melalui mengamati gambar dan membaca teks di buku pelajaran.
  2. Siswa dapat mengetahui dengan tepat makna kosakata tentang lingkungan geografis, kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi di sekolah melalui diskusi kelompok.

Kegiatan inti: 

Pengamatan (Pertemuan 1):

Siswa membaca teks “Sekolah Dasar Negeri Nusantara 01” dan mengamati gambar pada buku pelajaran.

  1. Siswa menjawab pertanyaan di buku pelajaran terkait teks dan gambar.
  2. Siswa mengamati lingkungan sekolah dengan cermat secara berkelompok.
  3. Siswa dapat menggambarkan letak sekolahnya.

Bermain (Pertemuan 2):

  1. Siswa mengamati petunjuk permainan Kendhi Gerl.
  2. Siswa bekerjasama melakukan permainan bersama teman kelas secara berkelompok.

Asesmen: Hasil observasi, hasil diskusi, dan presentasi

Pengayaan dan remedial: Mengerjakan tugas isian

Refleksi: Guru mengajar peserta didik untuk menarik kesimpulan bersama-sama saat materi pelajaran telah diselesaikan.

Lampiran

Lembar kerja peserta didik: terlampir

Bahan bacaan guru dan peserta didik: Buku Bahasa Indonesia kelas II

Contoh Modul Ajar Berdiferensiasi untuk Siswa SMP

Identitas Modul

Penyusun: –

Instansi: –

Tahun: 2024

Jenjang: Sekolah Menengah Pertama

Mata Pelajaran: Matematika

Fase/kelas: D/8

Tema: Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi: 3 pertemuan

Kompetensi Awal:

1.Siswa mampu memahami konsep dasar persamaan linear satu variabel.

2. Siswa dapat menyusun model matematika dari permasalahan sederhana dalam bentuk persamaan linear satu variabel.

Profil Pelajar Pancasila:

  • Bernalar kritis
  • Kreatif
  • Gotong royong
  • Mandiri

Sarana dan Prasarana:

  • Sumber belajar dari buku panduan Matematika Kelas VIII
  • Media pembelajaran digital (aplikasi simulasi)
  • Alat tulis, papan tulis, dan proyektor

Target Peserta Didik:

Peserta didik reguler dengan kemampuan belajar beragam (dibagi dalam kelompok sesuai kemampuan).

Komponen Inti

Tujuan Pembelajaran:

  1. Siswa mampu menyelesaikan persamaan linear dua variabel melalui penerapan langkah-langkah sistematis.
  2. Siswa dapat menginterpretasikan solusi dari persamaan linear dua variabel dalam konteks masalah sehari-hari.

Kegiatan Inti:

Pengamatan (Pertemuan 1):

  1. Siswa diajak mengamati contoh permasalahan sehari-hari yang melibatkan persamaan linear dua variabel melalui video interaktif.
  2. Siswa bekerja secara individu untuk menemukan pola dalam penyelesaian persamaan linear sederhana.
  3. Diskusi kelas mengenai langkah-langkah penyelesaian persamaan linear dua variabel.

Diskusi Kelompok (Pertemuan 2):

  1. Siswa dibagi dalam kelompok yang heterogen untuk membahas soal-soal persamaan linear dua variabel yang lebih kompleks.
  2. Setiap kelompok berdiskusi tentang cara menyelesaikan soal dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas.

Pemecahan Masalah (Pertemuan 3):

  1. Siswa diberikan permasalahan kontekstual, seperti perhitungan biaya dan pendapatan dalam sebuah usaha, yang diselesaikan menggunakan persamaan linear dua variabel.
  2. Siswa secara mandiri mencoba menyelesaikan soal, dan guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan.

Asesmen:

Hasil pengamatan guru terhadap diskusi kelompok, pemecahan masalah, dan hasil kerja individu.

Pengayaan dan Remedial:

Pengayaan: Siswa dengan pemahaman lebih lanjut diberikan soal-soal yang lebih menantang terkait penerapan persamaan linear dua variabel dalam berbagai konteks.

Remedial: Siswa yang kesulitan akan diberikan tugas tambahan dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah untuk memperkuat pemahaman konsep dasar.

Refleksi:

Guru bersama siswa menyimpulkan konsep persamaan linear dua variabel dan cara penyelesaiannya setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai.

Lampiran

Lembar kerja peserta didik: terlampir

Bahan bacaan guru dan peserta didik: Buku Matematika Kelas VIII

Contoh Modul Ajar Berdiferensiasi untuk Siswa SMA

Identitas Modul

Penyusun: –

Instansi: – 

Tahun: 2024

Jenjang: Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran: Bahasa Inggris

Fase/kelas: E/11

Tema: Expressing Opinions and Arguments

Alokasi: 3 pertemuan

Kompetensi Awal:

Siswa dapat mengidentifikasi struktur teks argumentatif dalam Bahasa Inggris.

Siswa mampu menyampaikan pendapat dengan menggunakan ungkapan yang tepat secara lisan dan tertulis.

Profil Pelajar Pancasila:

  • Bernalar kritis
  • Berakhlak mulia
  • Kreatif
  • Mandiri

Sarana dan Prasarana:

  • Sumber belajar dari buku panduan Bahasa Inggris kelas XI
  • Audio-visual media (video diskusi dan debat)
  • Alat tulis, papan tulis, dan proyektor

Target Peserta Didik:

Peserta didik reguler dengan berbagai tingkat pemahaman bahasa Inggris (dibagi berdasarkan kemampuan bahasa).

Komponen Inti

Tujuan Pembelajaran:

  1. Siswa mampu mengungkapkan pendapat secara jelas menggunakan ekspresi yang tepat dalam Bahasa Inggris.
  2. Siswa dapat menyusun teks argumentatif dengan mengikuti struktur yang benar.

Kegiatan Inti

Pengamatan dan Diskusi (Pertemuan 1):

  1. Siswa diajak mengamati video tentang diskusi dan debat dalam Bahasa Inggris, memperhatikan ekspresi yang digunakan untuk menyampaikan pendapat.
  2. Diskusi kelas tentang ekspresi yang tepat untuk menyatakan opini dan memberikan argumen, seperti “In my opinion,” “I strongly believe,” dan sebagainya.
  3. Siswa mencoba mempraktikkan ungkapan tersebut melalui percakapan singkat dengan teman sekelas.

Menulis Teks Argumentatif (Pertemuan 2):

  1. Siswa diajarkan struktur teks argumentatif yang terdiri dari pendahuluan, argumen utama, dan kesimpulan.
  2. Siswa bekerja secara berkelompok untuk menyusun teks argumentatif sederhana dengan topik yang disediakan oleh guru.
  3. Setiap kelompok mempresentasikan argumen mereka di depan kelas dan mendapatkan umpan balik dari guru serta teman sekelas.

Debat Kelas (Pertemuan 3):

  1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok untuk melakukan debat formal tentang topik yang telah ditentukan.
  2. Masing-masing kelompok menyampaikan argumen mereka dengan menggunakan ungkapan yang telah dipelajari, sementara kelompok lain menanggapi dengan kontra-argumen.
  3. Guru memfasilitasi proses debat dan memberikan penilaian terhadap keterampilan berbicara dan argumen yang disampaikan.

Asesmen:

Penilaian dilakukan berdasarkan partisipasi siswa dalam diskusi, teks argumentatif yang ditulis, serta kemampuan berbicara saat debat.

Pengayaan dan Remedial:

Pengayaan: Siswa dengan kemampuan tinggi diberikan topik yang lebih kompleks untuk debat lanjutan atau latihan menulis esai argumentatif.

Remedial: Siswa yang kesulitan akan diberikan latihan tambahan berupa dialog pendek dan teks sederhana untuk memperkuat keterampilan mereka dalam menyampaikan opini.

Refleksi:

Guru bersama siswa menarik kesimpulan mengenai penggunaan ungkapan opini dan argumen, serta pentingnya struktur teks dalam menyampaikan pendapat.

Lampiran

Lembar kerja peserta didik: terlampir

Bahan bacaan guru dan peserta didik: Buku Bahasa Inggris kelas XI

Penutup

Demikianlah pembahasan mengenai contoh modul ajar berdiferensiasi untuk siswa SD SMP SMA/SMK dan cara membuatnya. 

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasanmu tentang contoh modul ajar berdiferensiasi. Jika kamu mencari informasi tambahan atau artikel bermanfaat lainnya, jangan ragu untuk mengunjungi blog Mamikos. Temukan berbagai informasi dan tips menarik lainnya di sana.

FAQ

Apa itu metode pembelajaran eksperimen?

Siswa perlu untuk mencoba dan mempraktikkan eksperimen tersebut secara langsung berdasarkan materi yang sedang dipelajari. Pada umumnya, kamu bisa melakukan eksperimen ini dalam ruangan khusus seperti laboratorium.

Apa itu discovery learning?

Berdasarkan informasi yang Mamikos dapat melalui modul Kemdikbud, strategi dasar pembelajaran dari discovery learning adalah berupa penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan dan pengolahan data hingga perumusan kesimpulan.

Apa itu gaya belajar auditory?

Siswa yang memiliki tipe gaya belajar ini tidak akan masalah dengan tampilan visual saat belajar. Sebab yang penting bagi mereka adalah mendengarkan pembicaraan guru dengan baik.
Tak mengherankan jika tipe auditori biasanya paling peka dan hafal dari setiap ucapan yang pernah mereka dengar bukan apa yang mereka lihat.

Apa itu pembelajaran interaktif?

Pembelajaran interaktif sendiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran interaktif, siswa diharapkan bisa aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, seperti berdiskusi atau sekedar bertanya.

Apa itu pendidikan inklusif?

Dikutip dari laman resmi kemendikbud.go.id, pendidikan inklusif dalam Kurikulum Merdeka adalah pendekatan yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang terbuka dan menerima semua siswa tanpa memandang perbedaan seperti latar belakang, kondisi fisik, kepribadian, atau kesenjangan status sosial.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta