Contoh Naskah Drama Keong Mas Singkat dengan Peran Beberapa Orang
Contoh Naskah Drama Keong Mas Singkat dengan Peran Beberapa Orang – Selain bisa disampaikan dalam bentuk cerita pendek atau cerita tutur, dongeng cerita rakyat dapat pula disampaikan dalam bentuk pementasan drama.
Biasanya cara ini lebih disukai anak-anak karena mereka dapat lebih memahami inti atau pesan yang ingin disampaikan cerita tersebut. Selain itu,mementaskan cerita rakyat seringkali menjadi salah satu tugas yang diberikan kepada siswa untuk mata pelajaran tertentu.
Nah, apabila kamu sedang mencari naskah drama cerita rakyat untuk dipentaskan, dalam artikel berikut Mamikos sudah menyiapkan naskah drama Keong Mas singkat yang bisa kamu gunakan sebagai referensi.
Contoh Naskah Drama Keong Mas Singkat dengan Peran Beberapa Orang
Daftar Isi
Daftar Isi
Di bawah ini adalah contoh naskah drama Keong Mas dengan beberapa peran yang bisa kamu pentaskan.
Babak I
Setting
Taman Kaputren. Galuh Ajeng dan Galuh Kirana sedang duduk santai sambil bermain bersama beberapa dayang. Tiba-tiba Raja Daha datang dengan diiringi dua orang prajurit.
Raja Daha
Para dayang dan pengawalku. Aku ingin bicara sebentar dengan dua putriku. Tolong kalian pergi tinggalkan kami sebentar.
Dayang dan Pengawal
Baik baginda raja.
Setelah dayang dan pengawal pergi, baginda raja mulai berbincang dengan kedua putrinya.
Raja Daha
Putri-putriku kalian sudah besar. Sudah tiba saatnya bagi kalian untuk membina rumah tangga. Hari ini akan ada pangeran dari Kerajaan Kahuripan yang ingin melamar putri dari Daha.
Nah, siapakah diantara kalian yang ingin menikah lebih dulu. Apakah kamu Dewi Galuh Ajeng?
Galuh Ajeng
Maaf ayahanda. Hingga sekarang hamba masih belum berkeinginan untuk menikah. Sebab, hamba masih ingin memperdalam pengetahuan dalam ilmu tari.
Raja Daha
Jika itu memang keputusanmu, baiklah. Aku tidak akan memaksa. Nah, bagaimana kalau kamu, Galuh Candra Kirana?
Galuh Candra Kirana
Ananda hanya akan mengikuti perintah ayahanda. Ananda sudah siap untuk menikah. Tetapi, hamba belum tahu seperti apa pangeran dari Kahuripan itu. Ananda takut ia memiliki watak dan hati yang kurang baik.
Raja Daha
Kamu tidak perlu takut, anakku. Pangeran dari Kahuripan yang akan datang melamar ini sudah terkenal dengan kebaikan hatinya.
Tak hanya itu, sosoknya juga sangatlah tampan. Orang-orang sering menyamakan wajahnya dengan Sri Rama.
Galuh Candra Kirana
Bolehkah ananda tahu siapa nama pangeran itu ayahanda?
Raja Daha
Pangeran itu bernama Pangeran Inu Kertapati. Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang sosoknya, dua hari lagi datanglah ke pendapa.
Pangeran itu dan rombongannya akan datang menghadap dan akan mengajukan lamaran secara resmi.
Galuh Candra Kirana
Baik, ayahanda.
Babak II
Setting
Pendapa istana kerajaan. Raja duduk di singgasananya dengan didampingi permaisuri. Di sana ada beberapa pengawal. Galuh Ajeng dan Galuh Candra Kirana juga duduk di samping raja.
Prajurit
Sembah hamba paduka raja.
Raja Daha
Katakan padaku prajurit. Kabar apa yang kau bawa?
Prajurit
Pangeran Inu Kertapati dan rombongannya sudah tiba, Paduka.
Raja Daha
Cepat suruh mereka masuk. Jangan lupa berikan sambutan yang meriah. Para emban segera keluarkan makanan dan minuman yang lezat. Berikan jamuan istimewa pada tamu kita hari ini.
Prajurit dan Eman
Baik, paduka raja. Titah paduka akan kami laksanakan.
Beberapa saat kemudian, Pangeran Inu Kertapati dan rombongan datang menghadap.
Pangeran Inu Kertapati
Sembah hormat hamba paduka raja.
Raja Daha
Bangunlah pangeran. Kuterima sembah hormatmu. Sekarang katakan maksud dan tujuanmu datang ke kerajaanku.
Pangeran Inu Kertapati
Seperti surat yang sudah hamba kirimkan tempo hari, maksud dan tujuan hamba datang ke sini adalah untuk melamar putri paduka raja.
Raja Daha
Pangeran Inu. Dua putri ini adalah permata-permata kerajaan Daha. Dewi Galuh Ajeng ini adalah putri tertuaku. Ia pandai dalam menari.
Sementara yang disampingnya adalah adiknya, Dewi Galuh Candra Kirana. Sama seperti kakaknya, ia juga mahir dalam menari. Dia inilah yang akan menjadi pasanganmu.
Pangeran Inu Kertapati
Sungguh beruntung hamba bisa mendapatkan permata dari kerajaan Daha. Hamba berjanji akan sepenuh hati dan sepenuh jiwa akan menjaganya.
Hamba rela menukar nyawa hamba demi keselamatan sang dewi. Wahai Dewi Galuh Candra Kirana, apakah sang dewi berkenan menjadi pasangan hidup hamba yang papa ini?
Galuh Candra Kirana
Dengan senang hati hamba menerima pangeran menjadi belahan nyawa saya.
Raja Daha
Berhubung keduanya sudah saling setuju, sekarang tiba saatnya untuk merayakan saat-saat berbahagia ini. Marilah kita rayakan bersama. Dayang dan emban segera keluarkanlah suguhannya.
Dayang dan Emban
Baik paduka raja.
Berbagai hidangan istimewa disajikan dan semua yang ada di pendapa istana berpesta merayakan lamaran pangeran Inu Kertapati dengan Dewi Galuh Candra Kirana.
Babak III
Setting
Kamar pribadi Galuh Ajeng.
Galuh Ajeng
Aku tidak mengira Pangeran Inu setampan itu. Kalau sedari dulu aku tahu Pangeran Inu memiliki paras yang rupawan, aku pasti mau menerima lamarannya.
Aku tidak akan merelakan Pangeran Inu dimiliki adikku. Aku akan melakukan segala cara supaya Pangeran Inu menjadi milikku. Meski cara yang harus kutempuh itu harus melenyapkan adikku sendiri. Emban…. kemarilah
Emban
Sembah hormat hamba, putri. Ada perlu apa putri memanggil hamba.
Galuh Ajeng
Aku ingin bertanya kepadamu. Apakah kamu tidak punya kenalan dukun sakti atau apapun itu yang bisa melenyapkan seseorang?
Emban
Hamba pernah mendengar di lereng gunung Kampud ada seorang dukun yang sangat sakti mandraguna.
Konon, dukun ini mampu mengubah orang menjadi batu dengan mantra saktinya.
Galuh Ajeng
Benarkah itu?
Emban
Benar tidaknya hamba belum memastikan sendiri, putri. Tetapi, kabar yang hamba dengar dari luar memang seperti itu.
Galuh Ajeng
Nah, sekarang kamu akan aku tugaskan untuk menemukan orang itu. Jika sudah ketemu, suruh dia untuk menemuiku.
Emban
Baik, putri.
Sesudah itu, emban segera pergi untuk melaksanakan tugas dari Galuh Ajeng.
Galuh Ajeng
Kuharap cara ini akan berhasil sehingga aku bisa memiliki Pangeran Inu.
Babak IV
Setting
Taman kaputren. Galuh Ajeng sedang menunggu emban suruhannya. Tak lama kemudian yang dinanti datang menghadap. Sang emban datang dengan seorang emban yang masih muda.
Emban
Sembah hamba Gusti putri.
Galuh Ajeng
Emban, bukankah engkau kutugaskan untuk mencari dukun sakti itu?
Emban
Iya, Gusti putri.
Galuh Ajeng
Lalu, apakah kau berhasil menemukannya?
Emban
Ini, sosok dukun sakti itu, Gusti Putri.
Galuh Ajeng
Kau jangan bergurau, emban. Ia terlalu muda untuk seorang dukun.
Emban
Maaf, putri. Hamba minta putri jangan tertipu dengannya. Ia sebenarnya seorang laki-laki yang dengan mantra saktinya berubah menjadi seorang emban muda.
Ia, terpaksa menyamar karena kalau ketahuan prajurit ada laki-laki yang masuk ke kaputren sudah pasti akan menimbulkan keributan besar.
Galuh Ajeng
Benarkah yang dikatakannya? Kau benar-benar dukun sakti itu?
Dukun Sakti
Benar gusti putri. Hamba terpaksa menyamar seperti ini supaya tidak ketahuan.
Galuh Ajeng
Emban, kamu pergi dulu sebentar. Aku ingin bicara berdua dengan dukun sakti ini. Nanti jika sudah selesai, aku akan memanggilmu kembali.
Emban
Baik, Gusti Putri.
Galuh Ajeng
Begini, aku memanggilmu kemari karena aku ingin kau membantuku.
Dukun Sakti
Bantuan seperti apa yang putri inginkan dari hamba?
Galuh Ajeng
Aku ingin engkau menyingkirkan adikku, Galuh Candra Kirana. Tapi, jangan kau habisi dia. Aku hanya ingin agar dia tidak menghalangiku untuk mendapatkan Pangeran Inu.
Jika engkau berhasil melakukannya, Aku akan memberimu imbalan yang besar.
Dukun Sakti
Dengan senang hati hamba akan melaksanakannya.
Babak V
Setting
Kamar pribadi Galuh Candra Kirana.
Galuh Candra Kirana
Si….siapa kamu. Mengapa kamu ada di sini? Cepat pergi atau akan kupanggilkan penjaga?
Dukun Sakti
Aku adalah orang yang membuatmu menderita. Aku akan memisahkanmu dengan kekasihmu, Pangeran Inu.
Kalau kamu ingin teriak, Cepat teriaklah sesukamu. (Dukun sakti membaca mantra.)
Galuh Candra Kirana
Aaaa…. (Suaraku….kenapa aku tidak bisa teriak.)
Dukun Sakti
Aku sudah merapal mantra supaya kamu tidak bisa teriak. Sekarang aku akan membaca mantra untuk mengubahmu menjadi Keong Mas. (Dukun lalu membaca mantra dan Galuh Candra Kirana berubah menjadi keong mas.)
Galuh Candra Kirana
Tidak……
Dukun Sakti
Sekarang kau sudah menjadi Keong Mas. Kau hanya akan menjadi manusia saat siang hari. Saat malam kau akan menjadi keong.
Kutukanku ini hanya akan hilang saat engkau bertemu dengan Pangeran Inu. Sekarang aku akan membawa dan membuangmu ke sungai.
Babak VI
Setting
Pendapa istana.
Raja Daha
Prajurit, putriku Galuh Candra Kirana hilang secara misterius. Aku memerintahkan kalian untuk mencarinya.
Pangeran Inu Kertapati
Paduka, hamba juga mohon ijin untuk mencari calon istri hamba.
Raja Daha
Baik, pangeran. Aku mengijinkanmu.
Babak VII
Setting
Rumah desa. Suasana malam. Seorang nenek sedang duduk di lincak. Di luar sedang purnama.
Nenek Tua
Kok, aneh sekali. Malam-malam begini ada keong sawah bisa sampai di sini. Padahal jarak rumahku dengan sungai jauh sekali. Tapi, tunggu. Keong ini cantik sekali.
Kau tinggal di sini saja (nenek menaruh keong di tempayan). Waktu sudah malam. Esok, aku akan pergi menggarap sawah, sekalian mencari ikan di sungai. Sekarang aku akan pergi tidur.
Esoknya, pagi-pagi sekali nenek sudah pergi ke sawah.
Galuh Candra Kirana
Kemana nenek tua yang baik hati itu? Aku akan membantu nenek itu membersihkan rumah.
Menjelang siang Galuh Candra Kirana merasa lapar. Ia ingin memasak. Tapi, tak menemukan apapun. Ia lalu membuat makanan dengan mantra saktinya. Selain untuk dirinya, makanan itu juga untuk nenek.
Saat matahari akan tenggelam, nenek pulang. Ia kaget dengan kondisi rumahnya.
Nenek Tua
Siapa yang sudah membersihkan rumah ini? Lalu, siapa pula yang membuat makanan yang masih hangat ini?
Karena sudah merasa sangat lapar, nenek langsung memakannya. Kejadian ini berlangsung beberapa hari. Merasa penasaran, lalu nenek menyelidikinya.
Nenek Tua
Si…. siapa kamu?
Galuh Candra Kirana
Aku adalah putri dari Daha, Nek. Tetapi, orang jahat suruhan saudaraku telah menyihirku menjadi Keong Mas. Aku akan berubah menjadi putri saat siang hari dan kembali menjadi keong pada malam hari.
Nenek Tua
Sungguh kasihan nasibmu, Nak. Lantas, apakah kamu akan bisa sembuh dari kutukanmu itu?
Galuh Candra Kirana
Aku akan sembuh jika sudah bertemu dengan tunanganku, Nek.
Nenek Tua
Siapa nama tunanganmu itu, Nak?
Galuh Candra Kirana
Ia adalah Pangeran Inu, Nek. Seorang pangeran dari Kahuripan.
Nenek Tua
Sembari menunggu kamu bertemu dengan tunanganmu, Kamu nenek ijinkan tinggal di sini.
Galuh Candra Kirana
Terima kasih, Nek.
Babak VIII
Setting
Goa. Pangeran Inu bertapa untuk meminta petunjuk supaya bisa bertemu dengan Galuh Candra Kirana.
Suara Gaib
Pergilah ke desa Dadapan. Kekasihmu ada di sana dan sedang butuh bantuanmu.
Pangeran Inu segera bangkit dari tapanya. Ia kemudian bergegas menuju desa Dadapan.
Pangeran Inu Kertapati
Arah desa Dadapan itu di mana, ya?
Tiba-tiba di jalan Pangeran Inu bertemu dengan seorang kakek petapa.
Pangeran Inu Kertapati
Kek, apa yang terjadi?
Kakek Petapa
Kakek sudah dua hari ini tidak makan. Kakek lapar sekali.
Pangeran Inu
Makanlah ini, Kek. Ini bekalku
Kakek Petapa
Terima kasih, Nak. Kamu kelihatannya bukan penduduk biasa. Siapakah kamu dan hendak kemanakah engkau?
Pangeran Inu Kertapati
Benar, Kek. Saya berasal dari Kahuripan. Saya adalah Pangeran Inu. Hamba sedang mencari kekasih saya yang hilang.
Menurut petunjuk yang saya terima, sekarang ia berada di desa Dadapan. Apakah, kakek tahu di mana letak desa Dadapan?
Kakek Petapa
Pergilah mengikuti aliran sungai. Nanti engkau akan menemukan desa pertama. Desa itulah yang dinamakan desa Dadapan.
Tiba-tiba usai mengatakan letak desa Dadapan, kakek petapa ini menghilang.
Babak IX
Setting
Rumah Desa
Galuh Candra Kirana
Pangeran… Kenapa pangeran bisa sampai di sini? Siapa yang sudah memberitahu pangeran?
Pangeran Inu Kertapati
Ceritanya panjang, Dewi Galuh. Aku datang ke sini untuk membebaskan kamu dari kutukan yang menimpa dirimu.
Sekarang aku akan merapal mantra. Kamu duduklah di depanku.
Galuh Candra Kirana
Baik, pangeran.
Pangeran Inu merapal mantra.
Pangeran Inu Kertapati
Sekarang kamu sudah terbebas dari kutukan, putri. Mari kita pulang. Baginda raja sudah menunggu kepulangan putri.
Ketika Pangeran Inu dan Galuh Candra Kirana akan pulang, nenek tiba-tiba datang.
Galuh Candra Kirana
Pangeran, sebenarnya aku ingin pulang. Tetapi, aku tidak bisa meninggalkan nenek yang telah menyelamatkanku.
Pangeran Inu Kertapati
Bagaimana kalau kita ajak nenek pulang ke kerajaan.
Galuh Candra Kirana
Nek, apakah nenek mau bersamaku ke kerajaan?
Nenek Tua
Dengan senang hati, putri.
Babak X
Setting
Pendapa istana.
Galuh Ajeng
Gawat… Pangeran Inu berhasil menemukan Galuh Candra Kirana. Aku harus segera kabur. Sebelum para prajurit menangkapku.
Raja Daha
Pengawal, aku sudah tahu perihal hilangnya Galuh Candra Kirana karena ulah Galuh Ajeng. Sekarang, aku perintahkan kalian untuk menangkapnya.
Prajurit
Baik, baginda raja.
Raja Daha
Selamat datang anakku. Sekarang engkau akan aku nikahkan engkau dengan Pangeran Inu. Wahai pangeran Inu, apakah kau menerima anakku sebagai istrimu?
Pangeran Inu Kertapati
Dengan senang hati hamba menerimanya, baginda raja.
Demikian contoh naskah drama singkat Keong Mas dengan peran beberapa orang yang bisa diberikan. Semoga artikel ini bermanfaat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: