Contoh Naskah Drama Teater Pendek dan Cara Membuatnya Lengkap
Naskah drama juga bisa ditulis secara pendek, jadi tidak harus selalu panjang. Bagaimana cara menulisnya? Baca di sini selengkapnya.
Contoh Naskah Drama Teater Pendek dan Cara Membuatnya Lengkap – Kamu mendapatkan tugas untuk membuat naskah drama pendek, namun bingung tidak tahu harus mulai darimana?
Beberapa contoh naskah drama teater pendek di bawah ini bisa dijadikan referensi.
Secara umum, ada beberapa tahap pembuatan naskah drama. Selain itu, dalam proses penulisannya kamu juga harus tetap melibatkan beberapa unsur, yaitu intrinsic dan ekstrinsik. Yuk, simak terus!
Contoh Naskah Drama Teater Pendek
Daftar Isi [hide]

Pada dasarnya, membuat naskah drama teater cukup mudah. Kamu hanya harus berpegang pada 3 bagian, yaitu prolog, dialog, dan epilog yang menjadi struktur naskah secara umum.
Berikut adalah contoh naskah drama teater yang dapat dijadikan sebagai panduan:
1. Contoh Naskah Drama Teater Pendek di Sekolah SMA
Cerita ini terjadi pada sebuah sekolah menengah atas terkenal bernama SMA 1 Tunas Jaya. Di sekolah tersebut, terjalin sebuah persahabatan sangat erat dan mereka dikenal sebagai geng Jengkol.
Di ruang kelas yang berisi jajaran meja dan kursi terjadi suatu keributan dan melibatkan salah satu anggota dari geng paling populer tersebut.
Dana: Aku penasaran banget, kenapa persahabatan geng Jengkol sangat akrab? Kira-kira bagaimana caranya supaya persahabatan mereka putus? (Diam dan memikirkan sesuatu)
Dana : Ah, aku sudah menemukan ide cemerlang. Aku curi saja buku Matematika Nara, setelah itu aku letakkan dalam tas Jia. Dengan begitu, Nara dan Dona pasti akan menuduh Jia.
Terlihat semua anggota geng Jengkol masuk ke kelas sambil tertawa.
Nara : (Membuka tas dan mendadak wajahnya menjadi sangat panik)
Dona : Ada apa Nar, kok kelihatan panik banget?
Nara : Aduh gimana nih Don, buku Matematikaku hilang. Pasti kena hukum Pak Leon nih! (menepuk jidat)

Advertisement
Dona : Kok bisa, mungkin ketinggalan di rumah kamu?
Nara : Nggak mungkin lah Don, aku ingat tadi pagi sudah aku masukkan dalam tas.
(Tiba-tiba Dana datang dan memotong pembicaraan mereka dengan berlagak sok tahu)
Dana : Sebenarnya aku tahu siapa yang mencuri buku matematika kamu.
Nara : Memangnya siapa? (Memasang raut wajah penasaran)
Dona : Jangan sok tahu deh kamu!
Dana : Aku ngomong beneran lho (melirik ke arah Jia)
Nara : Siapa sih Dan? Cepetan deh kasih tahu!
Dana : Itu tuh sahabat karibmu. (Menunjuk Jia)
Dona : Nggak mungkinlah, kamu kok sotoy banget sih.
Dana : It’s ok kalau kamu nggak percaya, tapi coba aja periksa tasnya Jia.
Nara : Boleh aku lihat tasmu Ji?
Jia : Iya, ini periksa saja. Aku nggak merasa menyembunyikan buku Matematika kamu kok.
Nara dan Donna menggeledah isi tas Jia dan tidak beberapa lama kemudian menemukan buku Matematika Nara di dalamnya. Kedua sahabat tersebut memandang ke arah Jia secara bersamaan.
Jia : Hah? (Mata terbelalak lebar).
Dana : Tuh kan bener apa kataku, pasti Jia itu sirik sama kamu, makanya dia nyembunyiin buku matematika kamu supaya kena hukum.
Jia : Bukan aku Nara, sumpah!
Dona : Kamu kok segitu teganya sama Nara sih, Ji?
Jia : Bukan akun Don, kalian harus percaya sama aku.
Nara : Aku nggak nyangka kamu sejahat ini Ji.
Dona : Cukup tahu ya Ji, menyesal aku selama ini bersikap baik ke kamu.
(Nara dan Dona keluar kelas, sementara Dana tertawa tertahan menyaksikannya)