7 Contoh Naskah Monolog Bertema Sedih dan Kemarahan Singkat

7 Contoh Naskah Monolog Bertema Sedih dan Kemarahan Singkat – Contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan berikut ini bisa menjadi acuan jika memang kamu sedang belajar untuk membuat teks monolog.

Sebelum membahas mengenai contohnya, kita akan membahas mengenai apa itu monolog.

Untuk kamu yang memang belum memahaminya, pastikan untuk menyimak pembahasan ini hingga tuntas.

Pengertian Monolog

https://www.freepik.com/author/racool-studio

Kata monolog sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu terdiri dari kata mono dan legein.

Mono memiliki arti satu sedangkan katar legein berarti berbicara. Dengan begitu maka monolog artinya hanya satu orang saja yang berbicara.

Monolog bisa dikatakan sebagai seseorang yang berbicara sendiri. Teks monolog merupakan sebuah teks yang hanya terdiri dari dialog diri sendiri namun memiliki emosi dan juga pesan yang mendalam.

Seluruh emosi dan pesan mendalam tersebut juga akan disampaikan langsung kepada para pembacanya.

Beberapa Contoh Naskah Monolog Bertema Sedih dan Kemarahan

Monolog biasanya sering digunakan dalam seni teater dan seni peran. Nantinya sang pelaku dalam pertunjukan seni tersebutlah yang akan mengutarakan teks monolog ini.

Sesuai dengan pengertiannya, nantinya sang pemeran akan berbicara mengenai pemikiran dan juga perasaannya sendiri tanpa campur tangan orang lain.

Naskah monolog terbaik juga memiliki banyak jenis yang berbeda-beda. Misalnya yaitu monolog naratif biografis yang menceritakan kembali peristiwa aktual yang terjadi di masa lampau.

Namun, sang narator tidak boleh menonjolkan karakter tokoh lain dalam ceritanya dan hanya menceritakan dirinya sendiri.

Selanjutnya ada monolog fictional character driven yang membebaskan sang narator untuk menceritakan naskah monolog berdasarkan daya imajinatifnya.

Nantinya narator bisa menonjolkan lebih dari satu karakter serta bebas dalam mengekspresikannya. Narator bisa menceritakan imajinatif waktu masih kecil, bukan hanya masa sekarang saja.

Kemudian ada monolog topical yang menekankan kumpulan naskah monolog peristiwa sehari-hari.

Namun, selain bisa menceritakan mengenai cerita keseharian yang dialami, boleh juga menceritakan mengenai pengamatan yang telah dilakukan.

Jenis selanjutnya monolog karakter biografis yang mana narator bisa menceritakan lebih dari satu karakter tokoh, bahkan bisa lebih dari 10 karakter sekaligus.

Ada pula monolog storytelling yang menceritakan dengan mengikuti perubahan ekspresi yang diceritakan. Terakhir monolog berbasis realitas yang mengacu pada pengalaman dan cerita nyata.

Nah, berikut ini adalah contoh kumpulan naskah monolog yang bertemakan kemarahan dan sedih.

1. Pencuri Puisi

Contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan pertama ini akan menceritakan mengenai seseorang yang merasa bahwa puisinya dicuri oleh orang lain.

Ia pun merasa sangat marah dan berniat untuk membalas sang pelakunya. Berikut contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan selengkapnya:

Seorang gadis itu masih berdiri di depan papan pengumuman sejak bermenit-menit yang lalu.

Di sana, terpajang lima lembar kertas berisikan puisi pemenang lomba yang diselenggarakan minggu lalu. Fokusnya terpusat pada kertas di urutan ketiga dengan puisi berjudul “Cinta Ibu”.

Itu adalah puisi karyanya, Ia ingat betul setiap kata yang tertulis di sana. Bukannya bangga, Ia malah merasa marah dan hatinya kian panas karena melihat nama orang lain tercantum di sana.

Siapa gerangan yang berani mengakui hasil karyanya?

“Curang! Berani-beraninya dia mencuri puisiku. Kalau tidak punya bakat mending tidak usah ikut-ikutan lomba puisi. Kalau begini hasilnya aku yang rugi!” ujarnya penuh emosi.

“Lagi pula bagaimana bisa dia melakukannya? Bagaimana dia bisa tahu kumpulan puisi buatanku?

Padahal semua hasil karyaku selalu ku simpan baik-baik. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali diriku sendiri dan juga Mei, sahabatku. Lalu bagaimana bisa nama Ria tertulis di sana?”

“Oh aku tahu, Mei ya? Jangan-jangan ia yang bersekongkol dengan gadis menyebalkan itu dan mencuri puisiku.

Aku berjanji akan ku buat kalian berdua mendapat balasannya, tunggu saja tanggal mainnya!”

Lantas, Ia pun bergegas untuk pergi meninggalkan area sekolah yang sudah sepi sejak beberapa menit yang lalu.

2. Insecure

Contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan kedua merupakan naskah monolog tentang insecure.

Tokohnya merasa sangat sedih karena merasa dirinya berbeda dengan teman-teman lain di sekolahnya.

Berikut cerita kumpulan naskah monolog selengkapnya:

Pagi itu, seorang anak duduk termenung di atas tempat tidurnya. Ia hanya diam dan tak melakukan apa-apa pada pagi hari Senin yang cerah ini.

“Tidak mau, aku tidak ingin pergi ke sekolah lagi.” ungkap si anak yang masih terduduk.

“Sebenarnya aku malu dengan semua teman-teman di sekolah. Kenapa aku bisa sangat berbeda dengan mereka? Apa karena aku jelek, miskin dan tidak punya baju yang bagus?”

“Teman-temanku memiliki seragam sekolah yang sangat bagus. Sedangkan aku datang dengan seragam usang bahkan warna saja sudah pudar.

Mereka menggunakan sepatu yang bagus sedangkan aku menggunakan sepatu bekas yang sudah rusak.” air matanya yang menumpuk pun mulai menetes.

“Kenapa aku merasa jika aku tidak pantas bersekolah dan berteman dengan mereka? Rasanya kita berada dalam level yang jauh berbeda dan aku yang tak bisa bergabung dengan mereka.”

“Aku merasakan ada tembok tak kasat mata yang kokoh berdiri diantara kami. Tapi, aku ingin berjalan di samping mereka.

Berjalan dengan bangga, dengan seragam yang bersih dan sepatu yang bagus. Tapi kapan aku bisa mewujudkannya? Bisakah aku mewujudkannya? Kapan waktunya? “

3. Pertengkaran

Contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan selanjutnya akan mengisahkan seorang anak yang mana kedua orang tuanya selalu bertengkar.

Ia pun selalu merasa sedih dan menginginkan keluarganya kembali seperti dulu lagi. Berikut naskah monolog terbaik:

Suara teriakan itu masih terdengar jelas di kepalaku. Ayah dan ibu terus berdebat dengan suara lantang sambil meninggikan ego masing-masing.

Ini bukan yang pertama kalinya, bahkan minggu lalu mereka juga berdebat hebat.

Aku tidak mengerti, apa mereka tidak malu didengar tetangga sekitar?

Apa mereka tidak takut menjadi bahan gunjingan ibu-ibu saat belanja sayur? Dan apakah mereka lupa ada aku di rumah yang sama?

Sering terjadi, mereka terus berdebat di sepanjang waktu. Dan aku hanya bisa diam, bersembunyi di balik selimut sambil menyembunyikan rasa takut.

Mereka terus berteriak, saling melontarkan kalimat yang tak seharusnya di dengar anak-anak.

Aku selalu menangis saat mereka mulai berdebat hanya karena permasalahan kecil.

Suara barang terlempar dan bantingan pintu membuatku semakin terisak. “Ayah, Ibu kenapa kalian selalu bertengkar? Apa yang membuat kalian saling bermusuhan satu sama lain?”

“Dulu kalian tidak begini. Kita bahagia, tidak pernah ada satu hal yang membuat kita saling bertengkar.

Lalu kenapa semuanya jadi begini? Apa sebenarnya yang membuat kalian berubah?” ujarnya sambil terus terisak.

“Ayah, Ibu mari kembali membangun keluarga kecil yang bahagia. Apakah kalian tidak merindukan momen untuk makan bersama sambil bercanda?.

Aku rindu, sangat rindu. Karena itu ayo kembali ke masa dimana kedamaian masih menyelimuti keluarga kita.”

“Dimana tidak ada pertengkaran dan tidak ada air mata kesedihan yang terus mengalir dari kedua mataku.”

4. Sekolah

Contoh naskah monolog singkat tentang kemarahan berikut ini menceritakan mengenai seseorang yang ingin melanjutkan sekolah ke suatu SMA.

Namun, ia tidak mendapat dukungan dari sang ibu. Berikut selengkapnya naskah monolog singkat tentang kemarahan:

Ujian kelulusan SMP tinggal beberapa minggu lagi. Teman-temanku sudah menentukan apa rencana mereka setelah lulus nanti.

Sebagian ada yang ingin memasuki SMA dan SMK yang jaraknya tidak terlalu jauh. Ada pula yang ingin memasuki SMA dan SMK unggulan yang jaraknya memang lumayan jauh.

Dan aku juga sudah memutuskan sekolah mana yang selanjutnya aku pilih. Salah satu SMA unggulan yang jaraknya memang lumayan jauh dari rumah sudah menjadi tujuan utamaku.

Bahkan, sudah kujadikan motivasi selama mengikuti ujian agar bisa lolos dan masuk ke SMA tersebut.

SMA impianku dan aku berharap bisa segera menginjakkan kaki di sana.

Namun ibu berkata lain, Ia sama sekali tak mendukungku. Siang itu, aku mengutarakan niat untuk melanjutkan sekolah di sana. Dan ibu menolakku keras.

Ia mengatakan bahwa lokasi sekolah itu terlalu jauh dan tidak ada yang bisa mengantarku selama bersekolah.

Aku marah, kenapa ibu tidak mendukung? Hati ku terus terasa panas mendengar alasannya yang sebenarnya masuk akal. Tapi bagaimana dengan mimpiku?

Sekolah itu satu-satunya mimpi dan harapan yang aku punya. Apakah aku harus benar-benar merelakannya.

“Tidak bu! Aku mau sekolah di sana! Nilai-nilai ku bagus bahkan guru-guru juga mendukungku. Kenapa Ibu tidak?” ucapku tersulut emosi.

“Tidak bisakah ibu mendukungku kali ini saja? Aku hanya ingin bersekolah di tempat impianku, sama seperti anak-anak yang lainnya!

Kenapa ibu tidak mengerti dan terus memaksakan kehendak ibu?”

“Aku punya hak untuk menentukan pilihan ku sendiri dan seharusnya ibu mendukungku.

Apalagi karena apa yang aku pilih itu baik. Kecuali jika aku memang malah tidak ingin melanjutkan sekolah!”

Dengan emosi yang masih penuh, aku beranjak dari hadapan ibu. Berlari menuju kamar, menutup pintunya keras-keras dan menguncinya dari dalam.

5. Ayah

Kumpulan naskah monolog selanjutnya ini menceritakan mengenai seseorang yang sudah ditinggal ayahnya pergi sejak kecil.

Ia pun merasa sangat iri dengan anak-anak lain yang memiliki banyak kisah dengan ayah mereka.

Berikut adalah naskah monolog terbaik tentang kesedihan selengkapnya:

Cerita-cerita manis tentang ayah selalu berhasil membuatku merasa iri dan bersedih. Tentang kasih sayangnya dan juga segala perhatian yang seorang ayah berikan pada anak-anaknya.

Aku iri dan selalu menangis saat membayangkannya sebab aku tidak pernah merasakannya.

Ayah sudah meninggalkan aku dan ibu sejak usiaku menginjak 6 tahun. Hingga 11 tahun telah berlalu dan aku hanya sedikit mengingat hal tentangnya.

Selama aku tumbuh mulai dari SD, SMP dan SMA banyak sekali rasa penasaran.

Penasaran tentang bagaimana rasanya pulang pergi sekolah diantarkan oleh ayah sama seperti anak-anaknya. Bagaimana rasanya diambilkan rapor oleh ayah.

Bagaimana rasanya bisa pergi, bercanda bahkan liburan bersama dengan keluarga yang lengkap?

Aku sangat iri dan tidak adil dengan teman-temanku. Mengapa mereka bisa bersenang-senang dengan ayahnya masing-masing sedangkan aku tidak?

Kenapa tuhan mengambilnya sebelum aku bisa merasakan kasih sayangnya yang sesungguhnya?

Bahkan kini pun aku tidak bisa mengingat dengan jelas bagaimana wajahnya, sifatnya, rambutnya dan cara tertawanya.

Rasa rindu selalu datang dan menyerangku yang lemah ini. Air mata tak pernah berhasil ku bendung kala mencoba mengingat sosoknya.

Kapan perasaan yang sangat menyiksa ini akan berakhir? Kapan rasa rindu dan penasaranku akan kasih sayang ayah terbalas?

6. Sampah

Contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan ini akan menceritakan tentang seseorang yang merasa marah karena banyak orang membuang sampah sembarangan.

Akibatnya alam menjadi sangat kotor. Berikut naskah monolog singkat tentang kemarahan:

Saat liburan, aku dan keluargaku pergi ke hutan untuk bersenang-senang. Hutan tersebut sangat ramai dengan pengunjung yang juga berlibur dan berkemah.

Namun, aku sedikit terkejut sebab banyak sekali sampah berserakan di mana-mana.

Ada puntung rokok yang terbuang sembarangan, plastik bekas, kertas dan sampah-sampah sejenisnya.

Aku tak habis pikir, kenapa orang-orang bisa membuang sampah sembarangan? Tidakkah mereka tahu bahwa tindakan mereka itu hanya akan merusak bumi yang kita tinggali ini?

Aku kian merasa marah saat melihat ada beberapa tong sampah yang masih kosong.

Kenapa orang-orang itu tidak mau membuang sampah pada tempatnya? Padahal jaraknya juga tidak terlalu jauh dan tidak akan memuat kaki pegal.

Mereka benar-benar egois, mau menikmati alam namun tidak mau merawatnya.

Buang sampah pada tempatnya yang merupakan kebiasaan baik kecil pun tidak mereka lakukan. Jika terus-terusan begini, bagaimana jika alam kita rusak?

Bagaimana jika alam marah dengan segala perbuatan manusia yang semena-mena? Bisa saja alam benar-benar rusak dan ingin membalas manusia dengan ancaman bencana.

Jika benar terjadi tentu nasib manusia menjadi taruhannya, orang yang tidak ikut bersalah pun bisa saja kena batunya.

Rasa amarah ku ini rasanya juga tidak berguna sebab tidak bisa mengubah perilaku mereka. Karena hal yang bisa mengubah kebiasaan buruk mereka juga hanya diri mereka sendiri.

7. Keserakahan Manusia

Contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan terbaik ini akan menceritakan seseorang yang merasa sedih dengan sikap serakah manusia.

Bagaimana manusia terus memanfaatkan alam bahkan merusaknya tanpa merasa puas. Berikut contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan:

Alam memberikan banyak sekali manfaat untuk manusia. Ia memberikan tanah, air, batu,udara hingga tanaman yang semuanya bisa dimanfaatkan oleh manusia.

Keindahannya juga sangat bagus dan dan memanjakan mata manusia. Semua yang berasal dari alam memang tidak percuma dan selalu bermanfaat.

Namun aku selalu berpikir, semakin kemari alam dan bumi semakin rusak. Pelakunya bukan lain, yaitu manusia itu sendiri.

Mereka merampas semua kekayaan alam. Manusia menebang pohon hingga gundul, terus mengeruk tanah dan mengambil semua sumber daya di dalamnya.

Perburuan liar hingga hewan-hewan keberadaannya terancam bahkan hampir punah. Hutan gundul juga akhirnya merebut tempat tinggal mereka.

Namun, kerusakan juga bukan hanya manusia lakukan di daratan saja, namun juga di perairan.

Manusia membuang sampah dan limbah sembarangan ke sungai-sungai. Akibatnya ikan-ikan sungai terganggu dan akhirnya mati karena sampah.

Belum lagi sampah terbawa ke lautan lepas. Menciptakan kerusakan yang lebih besar lagi.

Sampah merusak ekosistem laut, terumbu karang dan ikan-ikan laut juga turut terganggu. Namun, manusia tak pernah berhenti membuat kerusakan.

Meskipun alam sudah memperingatkan dengan berbagai tanda seperti tanah longsor dan banjir namun manusia tidak pernah berhenti merusak.

Aku tidak tahu bagaimana cara agar perbuatan merusak ini bisa berhenti. Apakah kita harus menunggu hingga alam benar-benar tidak bisa kita tinggali lagi?

Demikianlah pembahasan mengenai beberapa contoh naskah monolog bertema sedih dan kemarahan. Semoga contoh ini bisa kamu pahami dengan mudah dan bisa bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta