3 Contoh Peristiwa Sejarah di Indonesia yang Populer dan Lengkap

3 Contoh Peristiwa Sejarah di Indonesia yang Populer dan Lengkap – Jika kamu menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sejarah, tentu kamu tahu apa saja peristiwa yang paling bersejarah di Indonesia.

Peristiwa sejarah Indonesia sendiri tidak lepas, dari perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan.

Nah, buat kamu yang ingin mengenang kembali peristiwa sejarah Indonesia, di bawah ini Mamikos telah merangkum peristiwa sejarah Indonesia yang populer dan lengkap. Simak selengkapnya!

Contoh Peristiwa Sejarah Indonesia 

techmetaver.com

Sejarah merupakan rangkaian kejadian yang terjadi di masa lalu, khususnya berkaitan dengan manusia. Tanpa kejadian di masa lampau, maka tidak dapat disebut dengan sejarah. 

Peristiwa sejarah Indonesia sendiri perlu untuk selalu dikenang, terlebih sejarah mengenai kemerdekaan bangsa.

Seperti yang diutarakan sang proklamator presiden pertama Indonesia bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan-pahlawannya.

Peristiwa bersejarah di Indonesia memang hal menarik untuk dibahas, selain mengingat jasa para Pahlawan hal tersebut juga dapat membuat kita lebih cinta terhadap tanah Air.

Oleh karena itu, kamu dapat membaca beberapa sejarah atau peristiwa yang terjadi di Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan di bawah ini.

1. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa adalah salah satu pertempuran yang terjadi antara Tentara Indonesia dengan Tentara Inggris.

Peristiwa dari pertempuran ini terjadi pada 20 Oktober sampai dengan 15 Desember 1945 di Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh insiden yang terjadi di Magelang. Saat itu militer Inggris mendarat di Semarang dan dipimpin oleh Brigadir Bethell.

Pihak Indonesia pun, memberikan izin kepada Bethel untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang.

Bethell dan pasukannya juga diperbolehkan mengevakuasi sebanyak 19.00 interniran sekutu (APW) yang saat itu berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang. 

Namun, nyatanya pasukan Inggris tersebut diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration) yang tidak lain adalah orang-orang dari Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.

Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Jepang.

Kemudian, pada 20 Oktober 1945 pecahlah insiden pertempuran ini di Magelang, antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan tentara Inggris.

Pertempuran sempat terhenti setelah Presiden Soekarno datang ke Magelang untuk melakukan perundingan gencatan senjata dengan melakukan beberapa perjanjian.

Namun, sayangnya pihak Inggris mengingkari perjanjian yang telah disepakati.

Kemudian pertempuran kembali pecah antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan pasukan Inggris hingga 22 November 1945.

Pasukan TKR saat intu melakukan berbagai serangan termasuk melakukan serangan fajar yang bertujuan memukul pasukan Inggris mundur yang saat itu berkedudukan di Desa Pingit.

Hingga pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan pada komandan sektor.

Berdasarkan laporan dari par5a komandan sektor, saat itu disimpulkan bahwa kondisi pasukan Inggris sudah terjepit dan terkepung. Pasukan TKR mengepung kedudukan musuh di  dalam kota hingga empat malam.

Pasukan Inggris yang terdesak akhirnya berusaha memutus pertempuran, lalu pada 15 Desember 1945 pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang.

2. Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia dimana Presiden Soekarno dan Moh Hatta diculik oleh golongan muda tepat sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa ini terjadi pada 16 Agustus 1945 pada pukul 03.00 WIB. Hingga kemudian Soekarno dan Hatta dibawa menuju Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Peristiwa penculikan oleh golongan muda ini untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa ini diawali ketika Jepang menyerah dan melakukan penyerahan kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Saat ini keadaan Jakarta bagaikan kota yang tak bertuan.

Melihat kondisi tersebut, kemudian kalangan Golongan Muda yang saat itu dipimpin oleh Chaerul Saleh melakukan rapat untuk mendesak Soekarno dan Hatta untuk mendeklarasikan proklamasi tanpa adanya campur tangan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Saat itu Soekarno dan Hatta tidak setuju dengan rencana para pemuda dan terjadi perbedaan pendapat antara Golongan Tua dan Golongan Muda mengenai pelaksanaan proklamasi.

Kemudian tanggal 15 Agustus para pemuda mendatangi kediaman Soekarno dan mengancam jika Soekarno tidak segera mengeluarkan pengumuman malam tersebut maka kemungkinan akan terjadi pertumpahan darah.

Perdebatan berlangsung saat itu, bersama tokoh lainnya yang mendampingi Soekarno seperti Hatta, Soebarjo, Iwa Kusumawati, Sudiro, dan Djokopranoto.

Dan tidak lama kemudian Hatta menyampaikan keputusan bahwa mereka akan menolak usulan dari golongan pemuda dengan pertimbangan bahwa perlu perhitungan yang cermat.

Mendengar keputusan tersebut, para golongan muda tidak puas dan kembali ke markas lalu menyiapkan rencana baru, yaitu penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok yang dipimpin Shodanco Singgih. 

Peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta saat itu membuat Jakarta panik, apalagi di hari tersebut akan diadakan rapat pertama PPKI.

Soebarjo yang saat itu hadir pada pertemuan antara golongan tua dan muda kemudian berusaha mencari Soekarno dan Hatta. Ia mencarinya hingga markas Jepang, namun tidak menemukannya disana.

Ia kemudian merasa curiga bahwa para pemudalah yang melakukan penculikan. Segera, Soebarjo menghubungi Wikana saat itu dan kemudian mendapat info bahwa Soekarno dan Hatta disekap di Rengasdengklok.

Segera Soebardjo menuju ke Rengasdengklok dan bertemu para pemuda. Saat itu pemuda bersikeras tidak ingin melepas Soekarno dan Hatta kecuali adanya jaminan kemerdekaan.

Hingga Soekarno dan Hatta akhirnya dilepas dan tiba di Jakarta dan segera mengadakan sebuah rapat di kediaman Laksamana Tadashi Maeda.

Setelah melakukan pertemuan, teks proklamasi akhirnya selesai dibuat pada dini hari.

Proklamasi yang awalnya akan dilangsungkan di lapangan IKADA, namun dengan pertimbangan keamanan kemudian diputuskan dibacakan di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 pada 17 Agustus 1945.

3. Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api, menjadi salah satu momen penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada 23 Maret 1946. 

Peristiwa ini ditandai dengan pengosongan dan pembakaran Bandung saat itu oleh rakyat dan tentara agar Bandung tidak dijadikan markas oleh pasukan sekutu dan NICA (Belanda).

Menghanguskan Bandung saat itu dinilai sebagai taktik yang ideal karena pasukan Indonesia saat itu belum mampu menyaingi kekuatan sekutu dan NICA.

Dalam sejarahnya, peristiwa ini bermula ketika pasukan NICA  yaitu Inggris datang ke Indonesia pada 12 Oktober 1945, beberapa pekan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI.

Awal kedatangan sekutu saat ini hanya untuk membebaskan tentara sekutu dari tahanan Jepang.

Namun, ternyata Belanda dan NICA ternyata mempunyai niat untuk menguasai Indonesia sekali lagi.

Niat, NICA dan sekutu kemudian diketahui oleh masyarakat, hingga bertolaklah perlawanan dari rakyat Indonesia atas kehadiran Belanda.

Pasukan sekutu saat itu kemudian mulai melancarkan propaganda. Rakyat Indonesia saat diperingatkan untuk meletakkan senjata dan menyerahkannya kepada sekutu.

Namun, rakyat Indonesia tidak menggubris sama sekali peringatan tersebut.

Angkatan perang RI kemudian merespon dan melakukan penyerangan ke markas-markas sekutu yang ada di Bandung bagian utara, termasuk hotel-hotel yang dijadikan markas besar sekutu.

Pad 27 November 1945, sekutu sekali lagi menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat, yaitu Mr. Datuk Djamin agar rakyat mengosongkan wilayah Bandung bagian utara hingga 29 November 1945.

Jika tidak, sekutu akan bertindak keras.

Ultimatum kedua nyatanya tidak sama sekali membuat rakyat gentar. Beberapa pertempuran masih terjadi di Bandung Utara pada pos-pos sekutu.

Tanggal 17 Maret 1946, Panglima Tertinggi AFNEI di Jakarta, Letnan Jenderal Montagu Stopford, memperingatkan kepada Sutan Syahrir selaku Perdana Menteri RI agar militer Indonesia segera meninggalkan Bandung Selatan sampai radius 11 kilometer dari pusat kota.

Hanya pemerintah sipil, polisi, dan penduduk sipil yang diperbolehkan tinggal.

Menindaklanjuti ultimatum tersebut, pada 24 Maret 1946 pukul 10.00, Tentara Republik Indonesia (TRI) di bawah pimpinan Kolonel A.H. Nasution memutuskan untuk membumihanguskan Bandung.

Rakyat akhirnya mulai diungsikan, sebagian besar bergerak dari selatan rel kereta api menuju ke arah selatan sejauh 11 km. 

TRI merencanakan pembakaran total pada 24 Maret 1945 pukul 24.00, namun rencana ini tidak berjalan mulus karena pada pukul 20.00 dinamit pertama telah meledak di Gedung Indische Restaurant.

Lantaran tidak sesuai rencana, pasukan TRI melanjutkan aksinya dengan meledakkan gedung-gedung dan membakar rumah-rumah warga di Bandung Utara.

Peristiwa malam itu, kemudian dikenal dengan Bandung Lautan Api.

Penutup

Demikian ulasan mengenai contoh peristiwa sejarah di indonesia yang populer dan lengkap yang perlu kamu ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu. 

Jika kamu ingin mencari tahu informasi penting lainnya, kamu bisa mengunjungi blog Mamikos. Akan ada banyak sekali artikel menarik yang wajib kamu ketahui. 

Pastikan download dan install aplikasi Mamikos di smartphone kesayangan kamu, ya!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta