10 Contoh Persaingan Disosiatif dalam Individu atau Kelompok beserta Penjelasannya

10 Contoh Persaingan Disosiatif dalam Individu atau Kelompok beserta Penjelasannya – Sudah bukan menjadi sebuah informasi yang baru bahwa manusia merupakan makhluk sosial dan tidak bisa untuk menjalankan hidupnya sendiri.

Dari situ, terbentuk yang dinamakan dengan interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan yang dimiliki. Namun, dari interaksi sosial yang hadir di tengah masyarakat, tidak semuanya berjalan dengan lancar dan terkadang muncul permasalahan karena banyaknya faktor yang berperan.

Salah satunya yaitu melalui persaingan disosiatif. Buat kamu yang baru mendengar terkait dengan jenis interaksi sosial ini, maka perlu untuk mengetahui seperti apa contoh persaingan disosiatif yang ada di sekitar, baik secara individu maupun kelompok.

Memahami Apa Itu Persaingan Disosiatif

unsplash.com/@tristansphotography

Sebelum lebih jauh membahas mengenai apa saja contoh persaingan disosiatif yang ada, penting untuk memahami istilahnya terlebih dahulu. Hal ini akan mempermudah kamu untuk bisa mencari contoh persaingan disosiatif lainnya yang belum disebutkan nanti.

Pada dasarnya, persaingan disosiatif merupakan sebuah bentuk dari interaksi sosial yang cenderung mengarah ke adanya perpecahan serta pertentangan. Di sisi lain, persaingan disosiatif dimaknai sebagai upaya yang dilakukan oleh manusia untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidup yang dirinya miliki.

Terdapat sebanyak tiga perjuangan pokok yang dimiliki dan dilakukan oleh manusia untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidup mereka tersebut. Ketiganya yaitu perjuangan untuk melawan sesama, memberikan perlawanan ke makhluk lain, dan melawan adanya alam.

Di dalam perjuangan yang dilakukan tersebut, terdapat proses sosial yang dilakukan, termasuk juga dengan adanya persaingan, kontravensi, serta pertentangan.

Munculnya ketidaktertiban sosial atau disebut pula sebagai social disorder menjadikan adanya disintegrasi sosial karena adanya pertentangan di antara para anggota masyarakatnya itu sendiri.

Persaingan disosiatif yang hadir juga disebut pula sebagai bentuk persaingan disintegratif atau disjungtif. Bisa dibilang bahwa adanya persaingan ini memberikan hambatan akan pertumbuhan serta perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat.

Akan tetapi, perlu juga untuk diketahui dan dipahami bahwa jika persaingan disosiatif ini tidak ada, maka bisa untuk membuat kemunculan dari stagnasi masyarakat.

Secara lebih singkat, persaingan disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah ke hal yang sifatnya negatif atau berbau konflik.

Meskipun persaingan disosiatif yang muncul bisa membuat masyarakat menjadi lama untuk berkembang dan tumbuh, tetapi ada perlunya juga untuk persaingan ini muncul. Terutama karena persaingan ini memunculkan keinginan dari masyarakat untuk bisa lebih maju.

Persaingan disosiatif juga bisa hadir karena adanya perselisihan antara individu maupun kelompok untuk bisa mencapai sebuah tujuan tertentu. Bisa jadi pula terjadi karena memiliki kesulitan dalam hal komunikasi secara baik sehingga timbul kesalahpahaman di antara pihak yang terlibat.

Jenis dari Persaingan Disosiatif

Memahami contoh persaingan disosiatif perlu untuk diawali dengan mengetahui apa saja jenisnya yang ada. Terdapat sebanyak empat jenis dari persaingan disosiatif yang perlu untuk dipahami.

1. Kompetisi

Jenis pertama dari persaingan disosiatif yaitu hadir dengan kompetisi. Dalam kata lain persaingan, merupakan bentuk interaksi sosial yang terjadi karena ada individu atau kelompok yang ingin untuk mendapatkan tujuan yang sama.

Kompetisi biasanya dilakukan dengan penuh sportifitas sesuai dengan aturan yang berlaku, tanpa adanya benturan secara fisik.

Namun, persaingan baru akan berjalan saat ada beberapa pihak yang ingin untuk mendapatkan sesuatu dengan jumlah begitu terbatas.

Kompetisi bisa terjadi di berbagai ruang tanpa terkecuali, termasuk juga di sekolah maupun tempat kerja. Persaingan dilihat pula sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk bisa melakukan seleksi sosial.

Adanya kompetisi bahkan memiliki fungsi tersendiri yang cukup penting hadir di tengah masyarakat.

Kompetisi hadir dengan banyak fungsi yang dimilikinya, diantaranya:

  • Membantu untuk menyalurkan keinginan yang dimiliki oleh individu maupun kelompok yang sama-sama perlu untuk dipenuhi. Namun, semuanya sulit untuk bisa dipenuhi dalam waktu yang bersamaan.
  • Membantu untuk menyalurkan kepentingan maupun nilai yang ada di dalam masyarakat, terutama berkaitan dengan kepentingan serta nilai yang mampu untuk menimbulkan adanya konflik.
  • Membantu untuk melakukan seleksi terhadap individu yang seharusnya mendapatkan kedudukan maupun peranan yang sesuai dengan kemampuan yang dirinya miliki.
  • Menjadi jalan untuk keinginan, kepentingan, dan nilai yang ada pada masa tertentu menjadi perhatian yang bisa disalurkan dengan sebaik mungkin.
  • Menjadi alat untuk bisa mengadakan seleksi sosial.
  • Menjadi alat untuk menyaring warga dalam upaya mengadakan pembagian kerja.

Kompetisi mampu untuk menghasilkan beberapa hal seperti perubahan dari kepribadian yang dimiliki individu, kemajuan, munculnya solidaritas kelompok, dan disorganisasi.

2. Kontravensi

Jenis kedua yang penting untuk dipahami bersama dengan contoh persaingan disosiatif yaitu adanya kontravensi.

Kontravensi merupakan bentuk dari interaksi sosial yang ada di tengah persaingan serta pertentangan atau konflik.

Kontravensi dilihat sebagai sebuah bentuk persaingan disosiatif yang hadir dengan sikap seperti menentang dengan cara tersembunyi. Hal ini dilakukan supaya tidak muncul perselisihan atau konflik yang terjadi secara terbuka.

Tidak hanya itu, kontravensi juga merupakan proses sosial yang hadir dengan tanda ketidakpastian, penolakan, rasa ragu, serta penyangkalan yang pengungkapannya tidak dilakukan dengan terbuka.

3. Konflik Sosial

Jenis ketiga dari persaingan disosiatif yaitu hadir dengan konflik sosial. Sesuai dengan namanya, konflik sosial atau pertikaian merupakan interaksi sosial yang terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan paham maupun kepentingan yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.

Kehadiran dari konflik sosial biasanya ditandai dengan adanya ancaman, kekerasan, maupun kontak secara fisik antara pihak yang terlibat dalam pertentangan itu sendiri.

Konflik sosial yang hadir mampu untuk menimbulkan adanya pemisah yang berdampak pada terganggunya interaksi sosial.

Pada umumnya, konflik sosial bisa terjadi karena ada cara yang kurang umum dilakukan oleh beberapa pihak sampai bisa menimbulkan pertikaian. Bisa dalam bentuk fisik maupun kepentingan yang bisa sampai saling berusaha menjatuhkan.

4. Pertikaian

Jenis keempat dari adanya persaingan disosiatif yaitu hadir bersama pertikaian. Pada jenis yang satu ini merupakan lanjutan dari adanya kontravensi yaitu saat perselisihan yang terjadi sifatnya sudah mulai terbuka.

Pertikaian bisa terjadi karena adanya perbedaan di antara individu atau kelompok dalam masyarakat dan sifat dari perbedaan tersebut semakin tajam.

Selain itu, pertikaian bisa saja muncul karena adanya individu atau kelompok yang terus berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan yang mereka miliki dengan menentang pihak lain menggunakan ancaman maupun kekerasan.

Banyak yang menganggap bahwa kemunculan dari pertikaian membuat kerugian yang diberikan secara langsung atas realitas sosial yang muncul.

Contoh Persaingan Disosiatif dalam Individu atau Kelompok

Setelah memahami pengertian dan jenisnya, maka perlu untuk tahu apa saja contoh yang bisa ditemui di sekitar.

Berikut ini merupakan beberapa contoh dari contoh persaingan disosiatif baik secara individu maupun kelompok diantaranya:

  1. Persaingan antar peserta didik untuk bisa mendapatkan prestasi terbaik.
  2. Unjuk rasa yang dilakukan oleh buruh untuk menentang kebijakan dari pemerintah yang dianggap tidak tepat atau merugikan mereka sebagai buruh.
  3. Perbedaan pendapat yang muncul di tengah diskusi di antara peserta didik dalam ruang lingkup akademik atau sekolah.
  4. Penetapan hari raya idul fitri yang berbeda menurut kepercayaan dari umat islam.
  5. Pertikaian yang muncul di antara anggota DPR dalam pelaksanaan rapat.
  6. Pertentangan dalam sebuah debat terbuka berkaitan dengan topik fenomena sosial yang sedang terjadi.
  7. Penolakan terhadap aturan untuk menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil.
  8. Pekerja yang berusaha untuk bisa mencapai target perusahaan supaya mendapatkan promosi jabatan.
  9. Tim sepak bola yang saling bersaing untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dan mendapatkan kemenangan.
  10. Menyebarkan fitnah tentang seseorang karena tidak suka dan dengan tujuan untuk bisa menjatuhkan reputasi dari orang tersebut.

Penutup

Nah, itu tadi adalah penjelasan yang membahas beberapa contoh persaingan disosiatif yang bisa kamu temukan, baik secara individu maupun kelompok. Dari contoh yang sudah diberikan, kamu bisa mencoba untuk mencari contoh lainnya yang mungkin ada di sekitar atau pernah kamu temui sebelumnya.

Tidak hanya dengan persaingan disosiatif, tetapi masih ada banyak penjelasan dan contoh mengenai interaksi sosial lainnya yang tidak kalah penting untuk kamu ketahui. Kamu bisa membaca materi penjelasan tentang berbagai jenis interaksi sosial melalui situs blog Mamikos.

FAQ

Apa saja contoh disosiatif persaingan?

Contoh dari persaingan disosiatif seperti menghasut kelompok masyarakat tertentu yang dilakukan oleh beberapa pihak tertentu serta memberikan fitnah kepada orang lain tanpa adanya bukti yang kuat.

Apa saja contoh interaksi disosiatif?

Beberapa contoh dari interaksi disosiatif misalnya seperti konflik yang terjadi antar kelompok, bullying, perceraian yang terjadi dalam sebuah keluarga, ketegangan, merusak hubungan yang ada, adanya ketidakstabilan, menurunkan kesejahteraan yang dimiliki oleh masyarakat, mengalami kehilangan sumber daya, dan masih ada banyak lagi lainnya yang sejenis.

Apa itu disosiatif?

Persaingan disosiatif merupakan sebuah bentuk dari interaksi sosial yang cenderung mengarah terhadap adanya perpecahan serta pertentangan. Namun, proses sosial disosiatif sendiri sebenarnya mengacu kepada banyak upaya yang dilakukan oleh manusia untuk bisa mempertahankan kelangsungan dari hidup yang mereka jalani.

Apa bentuk interaksi disosiatif yang terjadi dalam kejadian tawuran pelajar?

Pada kejadian tawuran antar pelajar termasuk ke dalam interaksi sosial disosiatif, terutama untuk kategori pertentangan atau konflik. Hal tersebut karena munculnya kekerasan dan kemungkinan untuk timbul perpecahan.

Apa dampak disosiatif?

Dampak dari interaksi disosiatif bisa muncul ketidakpastian yang ada di tengah situasi sosial maupun politik. Bisa sampai ke stabilitas sosial yang bisa mengganggu kehidupan dari masyarakat secara keseluruhan.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta