20 Contoh Perubahan Iklim di Indonesia beserta Penyebab dan Dampaknya

Ingin tahu apa saja contoh perubahan iklim di Indonesia yang dilengkapi dengan penyebab dan dampaknya? Yuk, cari tahu informasi dengan membaca artikel berikut hingga selesai!

18 April 2024 Zuly Kristanto

Penyebab Perubahan Iklim di Indonesia

1. Emisi Gas Rumah Kaca

Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri menyebabkan peningkatan emisi GRK, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O).

Emisi yang ditimbulkan gas ini mempercepat efek pemanasan global, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan iklim di Indonesia.

2. Penggundulan Hutan

Penyebab terjadinya perubahan iklim selanjutnya adalah karena adanya deforestasi hutan atau terjadi penggundulan hutan untuk berbagai keperluan.

Setiap tahunnya jutaan hektar hutan di Indonesia lenyap karena untuk keperluan pembangunan infrastruktur, pertanian, dan kegiatan lainnya menyebabkan hilangnya penyerap CO2 alami.

3. Polusi Udara

Peningkatan aktivitas industri, transportasi, dan pembakaran sampah menghasilkan polusi udara yang membuat kualitas udara semakin buruk.

Selain itu polusi udara juga menjadi salah satu penyebab menipisnya lapisan ozon. Hal ini menjadi salah satu penyebab mencairnya es di kedua kutub bumi.

4. Penggunaan Bahan Bakar Fosil

Ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam untuk kebutuhan energi menyebabkan pelepasan GRK ke atmosfer.

Penggunaan energi fosil ini juga dapat menyebabkan pencemaran udara dan kerusakan lingkungan lainnya.

5. Aktivitas Pertanian Tak Berkelanjutan

Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk kimia dan alat berat, serta perubahan pola tanam, dapat menyebabkan pelepasan gas berbahaya seperti nitrogen oksida (NO2) dan lachrymatory gas (NH3) ke atmosfer.

6. Penggunaan ODS (Ozone Depleting Substances)

Penggunaan zat-zat yang merusak lapisan ozon seperti chlorofluorocarbons (CFCs) dalam industri dan kegiatan konsumsi dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan juga memiliki potensi pemanasan global.

7. Pertambangan yang Serampangan

Kegiatan pertambangan seperti penambangan batu bara, minyak, gas alam, dan tambang emas dapat menyebabkan pencemaran air dan udara serta kerusakan habitat alami, yang semuanya berkontribusi pada perubahan iklim.

8. Urbanisasi yang Tidak Terkendali

Pertumbuhan kota yang cepat dan tidak teratur menyebabkan peningkatan emisi GRK dari transportasi, industri, dan konsumsi energi rumah tangga. Selain itu, pembangunan kota yang tidak berkelanjutan dapat mengurangi luasan lahan hijau yang dapat menyerap CO2.

Close