15 Contoh Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia Beserta Penjelasannya yang Benar

15 Contoh Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia Beserta Penjelasannya yang Benar – Ada banyak sekali jika kamu mencari contoh predikat dalam kalimat Bahasa Indonesia.

Ini merupakan struktur bahasa wajib yang harus ada dalam setiap kalimat. Di mana struk yang benar adalah subyek-predikat-obyek. 

Umumnya merupakan kata kerja baik aktif maupun pasif. Tapi bisa juga kata sifat atau bilangan.

Penempatannya sendiri tidak selalu setelah subjek, bisa sebelumnya seperti pada kalimat perintah. Dan tidak tepat selalu bersebelahan dengan subyek, bisa disisipi kata lainnya. 

Ciri Predikat dalam Kalimat

https://www.pexels.com/@pixabay/

Ciri utama sebuah predikat adalah, menjadi sebuah jawaban mengapa serta bagaimana.

Kemudian juga dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan, dapat diikuti keterangan (akan, sesudah, sedang, hampir, selalu). 

Ciri selanjutnya yaitu dapat diikuti modalitas misalnya seharusnya, seyogianya, mesti, sebaiknya.

Tidak didahului “yang”, sebab akan merubah arti. Kata “yang” mendahului predikat justru akan memperluas subjek. 

15 Contoh Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Untuk lebih memahami penjelasan seperti apa predikat dalam kalimat Bahasa Indonesia, berikut ini kami sampaikan 15 contohnya. Sekaligus menjelaskan macam penggunaan serta fungsinya. 

1. Ari membaca buku.

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia yang pertama ini sangat singkat menjelaskan aktivitas.

Kalimat tersebut memiliki struktur inti saja yaitu S-P-O, tanpa adanya “membaca” jadi tidak bermakna. 

Jika “membaca” dihilangkan hanya ada “Ari buku”. Tidak dapat dipahami sebagai sebuah kalimat maupun frasa utuh.

Sehingga pada dasarnya kata kerja penting dalam memberikan penegasan makna. 

2. Pergi kamu!

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia di atas merupakan perintah.

Dalam kehidupan sehari-hari kamu pasti sering mendengar ucapan seperti ini. Singkat, padat, jelas, sarat makna meski tidak mengikuti struktur S-P-O. 

Penempatan kata kerja (P) sebelum S. Meski hanya terdiri dari 2 kata, tapi ini merupakan satu kalimat utuh dan bermakna. Sebab ada keterangan apa yang akan dilakukan oleh “kamu” dalam hal ini. 

Dalam penggunaannya peril dibedakan dengan kalimat minor. Di mana untuk kategori minor tidak menggunakan subjek.

Hanya berupa kata perintah seperti “diam!” “pergi!” “pulang!” “lari!”. Maksudnya memang sama dan sama-sama menggunakan tanda seru. 

3. Pencuri semalam ditangkap polisi pagi tadi.

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia tersebut menggunakan kata kerja pasif.

Menangkap adalah bentuk aktifnya, namun di sini menggunakan awalan di- yang menjelaskan dari sisi pencuri (S). 

Penulis di sini ingin memberikan informasi dari sudut pandang pencuri. Apakah penulisannya dapat dibalik dengan menggunakan kata kerja aktif?

Bisa saja, tapi akan merubah makna, di mana polisi tidak lagi sebagai O tetapi jadi S. 

Penulisannya jadi “Pagi tadi Polisi menangkap pencuri semalam”. Intinya adalah Polisi menangkap pencuri. Polisi yang melakukan pekerjaan yaitu menangkap, di sini polisi sebagai sudut pandang. 

4. Nenek membiarkan cucu-cucunya bermain sepanjang siang hari. 

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia ini menggunakan kata keterangan yang menjadi pelengkap.

Sehingga maknanya jadi lebih jelas dan utuh, sebab jika dipersingkat pada intinya saja kurang bermakna. 

Nenek membiarkan cucu-cucunya, ini mengikuti struktur dasar S-P-O. Tapi jadi kurang jelas, membiarkan untuk apa.

Lalu ditambahkan bahwa cucu-cucunya tersebut bermain. Jika ditulis “Nenek membiarkan cucu-cucunya bermain” sebetulnya sudah utuh. 

Namun ditambahkan keterangan waktu sebagai penegasan yaitu “sepanjang siang hari”. Biasanya penulisan seperti ini berhubungan dengan kondisi atau hubungan sebab-akibat setelahnya. 

5. Ibu guru menulis dengan rapi.

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia tersebut memiliki keterangan yaitu “dengan rapi”.

Ini merupakan penegasan suatu keadaan yang dialami oleh Ibu guru (S) terhadap pekerjaannya. 

Dalam hal ini penulisan tersebut menggunakan prinsip sirkumstansial. Contoh lain misalnya “Andi membaca dengan cepat”, “Ana melukis dengan penuh penjiwaan”. Intinya menegaskan keadaan suatu pekerjaan. 

Selain kata “dengan”, ada juga keterangan menggunakan “secara” “melalui”. Kurang lebih menghasilkan maksud serupa. Seperti “Ibu guru menulis secara rapi”.

6. Budi memiliki HP baru

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia tersebut tidak menggunakan kata kerja namun keterangan yaitu “memiliki”. Tapi tetap menjelaskan apa yang sedang dialami oleh Budi (S). 

Dalam penulisan ini menggunakan prinsip objek langsung. Sama seperti “Rina membaca buku baru” “Raya membawa tas kuning” “Adiba membuat lukisan besar”. Tidak menggunakan kata penghubung antara P dengan O. 

Meski tanpa penghubung tetapi maknanya tidak berubah. Justru menjadikan lebih efektif karena singkat.

Kamu juga bisa menuliskan “Budi memiliki HP yang baru” menjelaskan seperti apa HP budi, sama halnya jika tanpa penggunaan penghubung. 

7. Pak RT itu galak.

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia ini bersifat predikatif meski tidak menggunakan kata kerja melainkan sifat yaitu “galak”. Sama seperti saat menulis “Rita itu cantik” “Raka itu tinggi”. 

Maknanya ingin mengungkapkan bahwa Pak RT galak. Sama seperti analogi lainnya berarti Rita cantik dan Raka tinggi.

Jadi intinya adalah penggunaan kata kerja kopulatif atau atributif, yang berfungsi untuk menghubungkan, harus ada predikatif atau atribut. 

Jika hanya dua struktur “Pak RT galak”, maka ini membentuk kata benda. Pada saat digabungkan dengan susunan kata lain, bisa menghasilkan makna berbeda dan jauh dari maksud sebenarnya. 

8. Ibu lupa membawa belanjaan sehingga kembali lagi ke Minimarket. 

Sedikit berbeda dari 7 contoh sebelumnya. Dalam penulisan diatas terdapat 2 kata kerja dari satu subyek.

Kemudian terdapat juga penghubung atau konjungsi “sehingga”. Berarti ini merupakan kalimat majemuk. 

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia memiliki 2 struktur. Pertama “Ibu lupa membawa belanjaan”, kedua “Ibu kembali lagi ke Minimarket”.

Keduanya digabungkan jadi satu kesatuan menggunakan konjungsi yang tepat. 

Tujuan menulis seperti ini adalah supaya enak dibaca. Maknanya jelas, tidak ambigu namun menggunakan struktur yang lebih efektif, tidak mengulang menuliskan subjek. 

9. Riri tahu apa cita-citanya dan berjuang sekuat tenaga memperjuangkannya.

Ini sama seperti sebelumnya, yaitu merupakan contoh predikat verbal majemuk.

Jika diuraikan maka akan jadi seperti ini: “Riri tahu apa cita-citanya” “Riri berjuang sekuat tenaga memperjuangkannya”.

Jika diucapkan langsung tidak akan ada masalah dan sudah biasa. Apalagi untuk komunikasi tidak resmi, penggunaan kalimat tidak efektif sudah wajar. Berbeda jika itu merupakan tulisan, maka kesannya tidak nyaman dibaca. 

Meski makna sebenarnya sederhana yaitu Riri tahu cita-citanya kemudian mengejarnya.

Tapi pada saat menulis, penulis memiliki maksud sendiri misalnya memberikan kesan lebih dramatis dengan kata-kata menarik dan tetap rapi mengikuti struktur formalnya. 

10. Nasi goreng itu lezat karena mengandung banyak rempah-rempah didalamnya. 

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia di atas adalah “lezat” yaitu kata sifat.

Kemudian struktur yang digunakan majemuk dan menunjukkan sebab akibat. Sedikit berbeda dari sebelumnya yang merupakan penegasan. 

Seperti prinsipnya, di sini sebab akibat merupakan jawaban dari suatu kondisi.

Menjawab pertanyaan mengapa nasi goreng itu lezat? Jawabannya adalah karena di dalamnya mengandung rempah-rempah. 

Banyak kata sifat yang bisa digunakan sebagai penegas makna sekaligus memberikan keterangan.

Contoh enak, lembut, lunak, keras, halus, kasar, dingin, panas, basah, kering, lembab dan masih banyak lagi. 

11. Ratri tidak naik kelas sebab nilainya banyak di bawah standar kenaikan.

Ini juga merupakan hubungan sebab akibat. Jika diuraikan akan jadi “Ratri tidak naik kelas” “Ratri nilainya banyak di bawah standar kenaikan”. Strukturnya dapat dibalik saat penulisan menjadi “Karena nilainya banyak di bawah standar kenaikan maka Fitri tidak naik kelas”.

Kata kerja di sini menggunakan pengingkaran atau kebalikan suatu keadaan.

Naik/tidak naik, adalah kondisi berkebalikan. Berfungsi sebagai predikat karena memberikan keterangan suatu keadaan. 

12. Dinda menyanyi sangat merdu, membuat penonton terkesima.

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia ini juga masuk kategori majemuk.

Dimana kalimat awal atau yang pertama bisa menjadi subyek secara keseluruhan. Kemudian setelahnya menjadi predikat dan keterangan. 

Jika diuraikan akan menjadi: “Dinda menyanyi sangat merdu” “Dinda membuat penonton terkesima”.

Dalam penulisannya tidak digunakan konjungsi atau penghubung namun tetap memiliki makna yang mudah dipahami. 

13. Rumah Ramzi sangat besar, bisa dilihat dari jauh.

Ini juga memiliki hubungan bertingkat namun tidak menggunakan konjungsi atau penghubung.

Jika diuraikan sebetulnya akan menjadi 2 kondisi “Rumah Ramzi besar” “Rumah ramzi bisa dilihat dari jauh”. 

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia di atas sebetulnya bisa menambahkan konjungsi “sehingga” “maka” “oleh karenanya” dan sebagainya. Menjelaskan suatu keadaan dan sebab akibat. 

14. Kerupuk itu pedas sekali, aku tidak sanggup menghabiskannya. 

Jika diuraikan menjadi “Kerupuk itu pedas sekali” “Aku tidak sanggup menghabiskannya”.

Ini sebetulnya bisa digabungkan jadi satu kalimat menggunakan konjungsi “sehingga” “jadi” dan lainnya yang menunjukkan hubungan sebab akibat. 

Struktur pertama yang berada di awal menggunakan kata sifat untuk menjelaskan suatu keadaan yaitu makanan berupa kerupuk.

Lalu predikat kedua pada dasarnya adalah “tidak menghabiskannya” ini sudah menjelaskan maksud. 

Namun disisipi dengan “sanggup”, menegaskan bahwa keadaan sangat kuat.

Kerupuk tersebut sangat pedas, sampai tidak mungkin untuk dihabiskan. Meski hubungan sebab akibat sangat kuat namun tetap bisa dirangkai tanpa penghubung. 

15. Pekerjaan masih banyak sedangkan ayah menunggu dirumah maka sebaiknya kita segera pulang. 

Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia ini ada 2 kondisi. Pertama “Pekerjaan masih banyak”, kedua “Ayah sedang menunggu di rumah”.

Kemudian terakhir adalah merupakan saran, penegasan apa yang akan dan harus dilakukan. 

Termasuk dalam struktur majemuk menggunakan konjungsi “sedangkan”. Kondisi berkebalikan yang kemudian melahirkan sebuah solusi yaitu “segera pulang”. Secara singkat bisa juga diuraikan menjadi 3 bagian. 

Pertama “Pekerjaan masih banyak”, kedua “Ayah menunggu di rumah”, ketiga “kita segera pulang”. Satu bagian menjadi alasan atas aksi yang kemudian dilakukan. 

Dari beberapa contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia di atas bisa dibuat kesimpulan bahwa fungsi predikat cukup penting.

Maka wajib ada dalam sebuah kalimat supaya saat membacanya bisa tahu maksudnya. 

Fungsinya antara lain adalah memperjelas gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat.

Apalagi jika strukturnya adalah S-P-O secara sederhana. Apa jadinya jika hanya menggunakan struktur S dan O saja, tentu tidak akan bermakna.

Membentuk kalimat dasar, tunggal, luas, dan majemuk. Penegasan makna serta membentuk kesatuan pikiran.  Sehingga menghindari makna ambigu atau lebih dari satu dalam sebuah gagasan. 

Meski dalam bentuk sederhana, struktur kalimat utama penting apalagi untuk penulisan ilmiah.

Sehingga pembaca mampu menangkap isi pesan utama yang ingin disampaikan. Contoh predikat dalam kalimat bahasa Indonesia berguna bagi kamu yang butuh acuan. 


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta