4 Contoh Puisi Kontemporer beserta Makna dan Nama Pengarangnya

4 Contoh Puisi Kontemporer beserta Makna dan Nama Pengarangnya – Pernahkah kamu mendengar istilah puisi kontemporer? Nah, jenis puisi seperti ini isinya lebih fokus memberikan kebebasan berekspresi kepada penyair.

Kerap disebut sebagai puisi masa kini, puisi kontemporer biasanya berisi tentang pemikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi penulisnya. Selain itu, puisi kontemporer juga lebih berfokus pada gagasan-gagasan baru, sehingga gaya bahasanya tidak konvensional.

Agar lebih paham, simak deretan contoh puisi kontemporer populer lengkap dengan makna dan nama pengarangnya berikut ini.

Berikut Deretan Contoh Puisi Kontemporer beserta Makna dan Nama Pengarang

unsplash.com/alvaroserrano

Sejak zaman dahulu kala, keberadaan puisi sudah ada melalui berbagai bentuk penulisan puisi. Salah satu bentuk puisi yang dimaksud adalah puisi kontemporer.

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘kontemporer’ sendiri berarti masa kini. Jika diartikan secara singkat, puisi kontemporer adalah puisi yang dibuat berdasarkan masa kini atau mengikuti arus perkembangan zaman.

Oleh karena itu, puisi kontemporer kerap dianggap sebagai salah satu puisi modern dan bisa diterima kalangan masyarakat pada zaman sekarang.

Nah, dalam artikel ini terdapat beberapa contoh puisi kontemporer yang bisa dijadikan referensi dari berbagai penyair.

Contoh Puisi Kontemporer: Doa Perahu (Karya Ismed Natsir)

Tuhanku
beritahu
kini
ke manakah
harus
kupergi
ke muara
menyongsong
laut
biru
ataukah
melawan
arus
menuju
hulu

Makna Puisi

Puisi “Doa Perahu” karya Ismed Natsir merupakan sebuah penggalan yang singkat namun penuh dengan makna.

Puisi ini menjadi sebuah penggalan yang singkat namun dalam, menggambarkan pertanyaan-pertanyaan tentang arah hidup dan hubungan dengan Tuhan.

Dengan struktur yang sederhana namun padat, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan arah hidup dan hubungan dengan Tuhan.

Penyebutan Tuhan dalam puisi ini dimulai dengan pengucapan ‘Tuhanku’ yang menunjukkan bahwa penyair berbicara kepada Tuhan.

Penyebutan Tuhan di sini memberikan dimensi spiritual yang kuat pada puisi, menyoroti hubungan yang erat antara manusia dan penciptanya.

Dalam puisi ini, penyair bertanya kepada Tuhan ke mana ia harus pergi. Ini tak hanya pertanyaan tentang arah fisik, tetapi juga tentang arah hidup.

Penyair merenungkan pilihan-pilihan yang dihadapinya, apakah ia harus pergi ke muara menuju ke laut biru, atau melawan arus menuju ke hulu.

Dalam puisi ini, laut mewakili perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian dan keputusan yang sulit.

Pilihan antara pergi ke muara atau melawan arus mencerminkan pilihan-pilihan yang harus dibuat dalam hidup, di mana setiap arah memiliki konsekuensi dan tantangannya sendiri.

Puisi ini juga mencerminkan doa penyair kepada Tuhan untuk mendapatkan petunjuk dan bimbingan dalam menghadapi pilihan-pilihan hidupnya.

Hal ini menunjukkan kepercayaan yang kuat akan kebijaksanaan dan kemampuan Tuhan untuk memberikan arahan dalam situasi yang sulit.

Dengan menghadirkan simbolisme laut dan doa kepada Tuhan, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan pentingnya memiliki keyakinan dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi.

Contoh Puisi Kontemporer: Sebab (Karya Ibrahim Sattah)

ingin kujanjikan laut jadi gurun
ikan dan sekalian hewan
pindahlah ke
bulan
sebab laut sebab pantai
sebab laut bernama laut sebab pantai bernama pantai
sebab maut bernama maut
sebab saatnya
sampai

Makna Puisi

Puisi “Sebab” karya Ibrahim Sattah merupakan sebuah karya yang penuh dengan misteri dan refleksi tentang alam semesta, perubahan, dan keabadian.

Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun dalam, Ibrahim Sattah membangun narasi yang meminta pembaca untuk merenung tentang eksistensi dan tujuan hidup.

Puisi “Sebab” dibuka dengan keinginan untuk mengubah laut menjadi gurun dan mengajak semua makhluk hidup untuk berpindah ke bulan.

Hal ini menciptakan gambaran tentang perubahan alam yang radikal dan tidak terduga. Perubahan ini juga mencerminkan perjalanan spiritual atau perubahan yang mendasar dalam kehidupan seseorang.

Kata ‘sebab’ muncul beberapa kali dalam puisi ini dan menjadi pusat dari refleksi tentang alasan atau akar dari segala sesuatu.

Penyair tampaknya ingin menyoroti bahwa setiap fenomena, baik itu laut, pantai, atau maut, memiliki sebab atau alasan yang mendasar. Hal ini mengundang pembaca untuk merenung tentang alasan di balik eksistensi dan perubahan dalam kehidupan.

Puisi ini juga menyentuh tema-tema kehidupan dan kematian dengan menyebutkan “maut” dan menekankan bahwa ‘saatnya sampai’.

Hal ini menghadirkan elemen refleksi tentang keterbatasan manusia dan siklus kehidupan yang tidak terelakkan.

Namun, puisi ini tidak memberikan jawaban atau penyelesaian yang pasti. Penutupnya yang terbuka meninggalkan ruang bagi interpretasi pembaca.

Ibrahim Sattah membiarkan makna-makna yang muncul dari puisi ini terbuka untuk ditemukan oleh pembaca sesuai dengan pengalaman dan pemahaman mereka sendiri.

Secara keseluruhan, puisi ini adalah puisi yang mendalam dan reflektif tentang alam semesta, perubahan, dan eksistensi manusia.

Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun dalam, Ibrahim Sattah mengajak pembaca untuk merenung tentang sebab-sebab di balik kehidupan dan alam semesta, serta menghadapi keterbatasan dan ketidakpastian hidup.

Contoh Puisi Kontemporer: Mengenang Asu (Karya Joko Pinurbo)

Pulang dari sekolah, saya main ke sungai.
Saya torehkan kata asu dan tanda seru
pada punggung batu besar dan hitam
dengan pisau pemberian ayah.

Itu sajak pertama saya. Saya menulisnya
untuk menggenapkan pesan terakhir ayah;

“Hidup ini memang asu, anakku.
Kau harus keras dan sedingin batu.”

Sekian tahun kemudian saya mengunjungi
batu hitam besar itu dan saya bertemu
dengan seekor anjing yang manis dan ramah.

Saya terperangah, kata asu yang gagah itu
sudah malih menjadi aku tanpa tanda seru.

Tanda serunya mungkin diambil ayah.

Makna Puisi

Puisi “Mengenang Asu” karya Joko Pinurbo menggambarkan perjalanan emosional seorang anak yang tumbuh dewasa dan merenungkan pesan terakhir dari ayahnya, yang disampaikan melalui pengalaman sederhana di sungai.

Kata ‘asu’ yang awalnya ditorehkan di batu oleh anak, menjadi simbol kehidupan yang keras dan penuh tantangan.

Ayahnya mengingatkan bahwa hidup tidak pernah mudah, dan anak harus kuat dan tangguh untuk menghadapinya. Simbolisme kata ini menggambarkan realitas kehidupan yang keras dan penuh dengan ujian.

Puisi ini mencerminkan transformasi makna kata ‘asu’ dari sekadar sebuah kata kasar menjadi pesan mendalam dari ayah kepada anaknya.

Kata ‘asu’ tidak lagi terpahat di batu, namun telah menjadi bagian dari pengalaman dan pemahaman pribadi sang anak tentang kehidupan.

Penyair juga menggambarkan momen pribadi yang sarat makna, ketika ia kembali ke sungai di mana ia pertama kali menorehkan kata ‘asu’ di batu.

Pengalaman ini menandai perjalanan spiritual dan emosional sang anak yang mencoba memahami pesan yang terkandung dalam kata tersebut dan bagaimana ia meresapi nasihat terakhir ayahnya.

Sungai dan batu dalam puisi turut menjadi simbol alam yang menghadirkan momen refleksi dan introspeksi.

Mereka menyimpan jejak kenangan dan pelajaran hidup yang berharga. Hubungan dengan alam menguatkan pemahaman sang anak akan siklus kehidupan dan perubahan yang tak terelakkan.

Puisi ini juga menyoroti konsep kehilangan dan warisan. Karena meskipun ayah telah tiada, pesannya tetap hidup dalam kata-kata dan pengalaman sang anak.

Tanda seru yang hilang menandakan perubahan dan perjalanan hidup yang terus berlanjut, namun pesan dan arahan yang ditinggalkan ayah tetap berakar dalam hati sang anak.

Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, Joko Pinurbo menyampaikan pesan tentang kehidupan, kehilangan, dan perjalanan batin seseorang melalui momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi ini mengingatkan pembaca akan kebijaksanaan yang terkandung dalam pengalaman hidup dan warisan emosional yang kita terima dari orang-orang yang kita cintai.

Contoh Puisi Kontemporer: Solitude (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

yang paling mawar
yang paling duri
yang paling sayap
yang paling bumi
yang paling pisau
yang paling risau
yang paling nancap
yang paling dekap
samping yang paling
Kau!

Makna Puisi

Puisi “Solitude” karya Sutardji Calzoum Bachri adalah contoh puisi yang menyentuh tema kesendirian.

Dengan menggunakan metafora yang kuat untuk menggambarkan kesendirian, dalam setiap baris di puisi ini terdapat kontras yang menonjol antara konsep atau objek yang memiliki sifat yang berlawanan.

Misalnya, “yang paling mawar” dan “yang paling duri” menggambarkan hubungan yang kontradiktif antara keindahan dan kepedihan dalam kesendirian.

Metafora yang berlawanan ini memperkuat pemahaman tentang kesendirian sebagai pengalaman yang kompleks dan ambigu.

Penyair juga menggunakan pengulangan kata-kata seperti “yang paling” untuk memperkuat efek puisi.

Dalam setiap baris, kata-kata tersebut digunakan dengan variasi kata benda yang berbeda, tetapi dengan struktur yang tetap.

Pengulangan ini menciptakan ritme dan intensitas dalam puisi, memperkuat kesan tentang kesendirian yang dialami oleh subjek puisi.

Di baris terakhir puisi, penyair menghadirkan “Kau” sebagai sosok yang mungkin berada di samping penyair dalam kesendirian. Penggunaan kata “Kau” ini membuka interpretasi tentang hubungan antara kesendirian dan kehadiran tuhan.

Lewat puisi “Solitude”, penyair mengajak pembaca untuk merenung tentang makna dan kompleksitas kesendirian.

Melalui penggunaan metafora dan pengulangan, puisi ini menggambarkan kesendirian sebagai pengalaman yang beragam dan terkadang bertentangan.

Puisi “Solitude” juga memberikan ruang bagi interpretasi pribadi tentang hubungan antara kesendirian dan hubungan dengan tuhan.

Nah, di atas tadi adalah deretan contoh puisi kontemporer lengkap dengan makna dan nama pengarangnya yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu.

Puisi kontemporer masuk ke dalam golongan puisi modern atau mutakhir. Puisi kontemporer adalah puisi yang meninggalkan kaidah-kaidah puisi lama dan bersifat lebih bebas.

Bagi kamu yang ingin mengulik lebih banyak lagi tentang puisi atau karya sastra lainnya, seperti Contoh Puisi Cinta tentang Hati dan Perasaan atau Contoh Puisi Satire Kritik Sosial, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.

FAQ

Apa saja contoh puisi kontemporer?

Beberapa contoh puisi kontemporer adalah Doa Perahu (Karya Ismed Natsir), Sebab (Karya Ibrahim Sattah), Mengenang Asu (Karya Joko Pinurbo), Solitude (Karya Sutardji Calzoum Bachri), dan masih banyak lagi lainnya.

Apa yang dikatakan puisi kontemporer?

Jika bisa diartikan dalam pengertian, puisi kontemporer adalah puisi yang dibuat berdasarkan masa kini atau mengikuti arus perkembangan zaman.

Apa saja contoh puisi lama?

Puisi lama terbagi menjadi tujuh jenis, yaitu mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair, dan talibun.

Apa itu tipografi dalam puisi kontemporer?

Tipografi puisi adalah seni dan praktik pengaturan visual teks puisi yang melibatkan pemilihan jenis huruf, ukuran, penempatan, dan tata letak teks untuk menciptakan efek artistik dan mengekspresikan makna dalam karya puisi.

Kapan puisi kontemporer muncul?

Puisi kontemporer berhubungan erat dengan karakteristik sastra Indonesia pasca kemerdekaan tepatnya pada awal tahun 1970 atau disebut dengan angkatan 70.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta