Contoh Saham Biasa dan Saham Preferen beserta Perbedaannya yang Harus Dipahami oleh Pemula
Contoh Saham Biasa dan Saham Preferen beserta Perbedaannya yang Harus Dipahami oleh Pemula – Kalau kamu baru mulai belajar investasi saham, pasti sering ketemu istilah dunia saham dari jenis saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Nah, dua jenis saham ini sekilas mirip, sama-sama jadi bukti kepemilikan di perusahaan.Â
Tapi kalau diteliti lebih dalam, keduanya memiliki karakteristik dan hak yang berbeda. Mulai dari hak suara, pembagian dividen, sampai prioritas kalau perusahaan mengalami kebangkrutan. Nah, pemahaman soal perbedaan ini bisa menentukan strategi investasimu ke depan.
Nah, agar tidak salah kaprah, yuk mari bahas secara lengkap apa itu saham biasa dan saham preferen, contoh perusahaannya di Indonesia, serta perbedaan yang wajib dipahami pemula sebelum mulai investasi. Yuk, belajar bersama! 💰 📉 💲
Daftar Isi
Daftar Isi
Mengenal Saham Biasa atau Common Stock
Saham adalah tanda kepemilikan seseorang atau suatu pihak (bisa individu maupun institusi) terhadap suatu perusahaan. Jadi kalau kamu beli saham, sebenarnya kamu ikut memiliki bagian kecil dari perusahaan tersebut.
Perusahaan biasanya menerbitkan saham untuk mendapatkan modal tambahan. Nah, saham ini kemudian diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga kamu bisa membelinya lewat broker atau aplikasi sekuritas.
Saham sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah saham biasa dan saham preferen. Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang paling sering diperdagangkan di pasar modal.
Bisa dibilang, kalau kamu buka aplikasi sekuritas dan beli saham BCA, Telkom, atau Indofood, biasanya itu termasuk saham biasa.
Ciri-ciri Saham Biasa:
Berikut ciri – ciri dari saham biasa:
1. Hak suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) → Pemegang saham biasa bisa ikut voting dalam keputusan penting, seperti pemilihan direksi atau kebijakan dividen.
2. Dividen tidak tetap → Dividen saham biasa bisa besar, kecil, atau bahkan nggak dibagikan sama sekali, tergantung kinerja perusahaan.
3. Potensi keuntungan besar → Kalau harga saham naik, pemegang saham biasa bisa dapat capital gain (keuntungan dari selisih jual-beli).
4. Risiko lebih tinggi → Kalau perusahaan bangkrut, pemegang saham biasa dapat giliran paling terakhir setelah kreditur dan pemegang saham preferen.
Contoh Saham Biasa di Indonesia
Nah, kalau kamu penasaran, apa saja contoh saham biasa di Indonesia?
- BBCA (Bank Central Asia) – bank swasta terbesar di Indonesia.
- TLKM (Telkom Indonesia) – perusahaan telekomunikasi milik negara.
- ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur) – produsen mie instan Indomie.
- ASII (Astra International) – perusahaan otomotif dan multifinance besar.
Semua saham yang kamu lihat dan bisa kamu beli di BEI umumnya adalah saham biasa. Jadi, kalau kamu pemula dan sudah punya akun sekuritas, kemungkinan besar kamu sudah pernah bertransaksi saham biasa.
Mengenal Saham Preferen atau Preferred Stock
Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memberikan hak istimewa kepada pemegangnya dibandingkan dengan saham biasa.
Disebut “preferen” karena pemilik saham ini mendapatkan prioritas tertentu, terutama dalam pembagian dividen dan klaim aset ketika perusahaan mengalami kebangkrutan.
Karakteristiknya menjadikan saham preferen sebagai instrumen investasi yang berada di antara saham biasa dan obligasi. Dari sisi return, dividen yang diterima biasanya bersifat tetap, sehingga banyak dianggap lebih stabil dibandingkan saham biasa.
Berbeda dengan saham biasa yang umumnya diperdagangkan luas di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham preferen jarang tersedia untuk investor ritel.
Biasanya, jenis saham ini diterbitkan untuk tujuan pendanaan khusus dan lebih sering ditawarkan kepada investor institusi atau pihak-pihak tertentu.
Inilah sebabnya saham preferen di Indonesia kurang populer dibanding saham biasa, meskipun di luar negeri, terutama di Amerika Serikat, saham jenis ini cukup banyak beredar dan dimanfaatkan oleh investor yang mengutamakan pendapatan tetap.
Ciri-ciri Saham Preferen:
Berikut ciri – ciri dari saham preferen:
1. Prioritas pembagian dividen → Pemegang saham preferen mendapat dividen lebih dulu sebelum saham biasa. Bahkan, dividennya sering bersifat tetap (mirip bunga obligasi).
2. Tidak selalu punya hak suara → Berbeda dengan saham biasa, pemegang saham preferen umumnya tidak ikut voting dalam RUPS.
3. Lebih aman saat perusahaan bangkrut. → Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen akan mendapat hak atas aset perusahaan lebih dulu dibanding pemegang saham biasa.
4. Gabungan karakter saham dan obligasi → Karena dividennya tetap, saham preferen sering dianggap punya sifat seperti obligasi. Tapi karena tetap saham, dia tetap bagian dari kepemilikan perusahaan.
Contoh Saham Preferen di Indonesia
Saham preferen tidak umum diperdagangkan di BEI untuk investor ritel. Biasanya, saham jenis ini diterbitkan oleh perusahaan tertutup atau ditawarkan khusus untuk investor institusi.
Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika Serikat, banyak perusahaan besar yang menerbitkan saham preferen, seperti:
- Bank of America Preferred Stock
- General Electric Preferred Stock
- Ford Motor Preferred Stock
Kalau di Indonesia, beberapa bank juga pernah menerbitkan saham preferen untuk tujuan pendanaan, tetapi aksesnya terbatas dan tidak tersedia di pasar ritel seperti saham biasa. Berikut beberapa perusahaan yang pernah menerbitkan saham preferen:
- PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI) → Perusahaan ini bergerak di bidang properti dan perhotelan. MAMI pernah menerbitkan saham preferen sebagai alternatif sumber modal tambahan.
- PT Bayer Indonesia → Perusahaan farmasi multinasional ini juga pernah menawarkan saham preferen dalam rangka pendanaan khusus. Namun, aksesnya lebih terbatas dibandingkan saham biasa.
- PT Century Textile Industry Tbk (CNTX) → Perusahaan tekstil ini pernah mengeluarkan saham preferen sebagai bagian dari restrukturisasi keuangan.
Karena sifatnya yang lebih khusus, saham preferen dari perusahaan-perusahaan di atas tidak banyak diperdagangkan di bursa untuk ritel. Biasanya, saham ini hanya ditawarkan ke kalangan tertentu, seperti investor institusi atau pihak strategis.
Mana Jenis Saham yang Cocok untuk Pemula?
Setelah mengetahui apa saja contoh saham biasa dan saham preferen beserta perbedaannya dan juga plus minusnya, jadi apa pilihan saham untuk pemula?
Kalau kamu masih pemula di dunia saham, biasanya kamu akan lebih banyak berinteraksi dengan saham biasa. Alasannya sederhana, karena saham jenis ini mudah dibeli lewat aplikasi sekuritas yang sekarang banyak tersedia dan user-friendly.
Kamu bisa langsung buka akun, setor modal, lalu mulai membeli saham biasa dari berbagai perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Selain itu, pilihan saham biasa sangat beragam. Ada yang berasal dari sektor perbankan, telekomunikasi, energi, hingga consumer goods.
Variasi ini memberi kesempatan untuk pemula untuk belajar sekaligus menentukan sektor mana yang paling sesuai dengan minat atau strategi investasinya. Adanya analisis yang tepat, saham biasa juga bisa memberikan potensi keuntungan yang menarik.
Di sisi lain, saham preferen biasanya lebih cocok untuk investor institusi atau investor besar. Hal ini karena fokus utama saham preferen bukan pada capital gain dari jual-beli saham, melainkan pada dividen tetap yang sifatnya lebih stabil.
Jadi, kalau kamu masih di tahap awal belajar investasi, lebih baik fokus dulu ke saham biasa sebelum mempertimbangkan instrumen seperti saham preferen.
Tips Pemula yang Mau Mulai Investasi Saham
Kalau kamu masih pemula, kamu bisa cek tips berikut!
1. Kenali dulu tujuan keuangan
Sebelum mulai membeli saham, coba tanyakan dulu ke dirimu, apa sih tujuan investasimu?
Kalau kamu ada target jangka panjang, misalnya untuk dana pensiun atau biaya pendidikan anak, maka saham biasa bisa jadi pilihan karena meski harganya fluktuatif, potensi pertumbuhannya besar dalam jangka waktu panjang.
Namun, kalau kamu tipe orang yang lebih suka kepastian pendapatan, misalnya ingin ada pemasukan rutin tiap tahun, saham preferen sebenarnya bisa dipertimbangkan. Sayangnya, di Indonesia saham preferen jarang tersedia untuk investor ritel.
Alternatifnya kamu bisa melirik instrumen lain seperti obligasi atau reksa dana pendapatan tetap yang lebih sesuai dengan kebutuhanmu.
2. Diversifikasi portofolio
Salah satu kesalahan klasik pemula adalah menaruh semua uang hanya di satu saham. Padahal, ini sangat berisiko karena kalau harga saham itu anjlok, seluruh modalmu bisa ikut tergerus. Makanya, penting untuk menyebar investasi ke beberapa saham berbeda.
Diversifikasi bisa dilakukan dengan membeli saham dari sektor yang berbeda, misalnya gabungan antara perbankan, telekomunikasi, dan consumer goods.
Bahkan, kalau kamu ingin lebih aman, portofolio juga bisa dicampur dengan instrumen lain seperti obligasi, reksa dana, atau deposito.
3. Belajar analisis
Investasi saham bukan sekadar ikut-ikutan atau menebak-nebak. Kamu perlu memahami analisis fundamental, seperti membaca laporan keuangan, menilai kinerja perusahaan, dan memperhatikan prospek industrinya.
Selain itu, ada juga analisis teknikal yang menggunakan grafik harga dan volume perdagangan untuk memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun kelihatan rumit di awal, semakin sering kamu belajar dan praktik, semakin mudah juga kamu mengenali pola-pola yang bisa membantu mengambil keputusan.
4. Mulai dari nominal kecil
Banyak pemula merasa butuh modal besar untuk bisa investasi saham, padahal sebenarnya tidak.
Di BEI, kamu bisa beli saham mulai dari 1 lot atau 100 lembar. Kalau satu lembar harganya Rp1.000, berarti satu lot cuma Rp100 ribu. Jadi, kamu bisa mulai investasi tanpa harus menunggu punya dana besar.
5. Pilih saham blue chip dulu
Buat pemula, saham blue chip biasanya jadi pilihan paling aman. Saham-saham seperti BBCA, TLKM, BBRI, atau UNVR berasal dari perusahaan besar, stabil, dan ada kinerja keuangan yang solid.
Kamu bisa belajar memahami dinamika pasar dengan risiko yang lebih terkendali. Setelah merasa lebih percaya diri, barulah kamu bisa mencoba saham-saham lain yang lebih fluktuatif tapi berpotensi memberi keuntungan lebih besar.
Penutup
Nah, itulah contoh saham biasa dan saham preferen beserta perbedaannya sebagai langkah awal yang penting buat siapa pun yang baru terjun ke dunia investasi.
Meskipun sama-sama jadi bukti kepemilikan perusahaan, keduanya punya karakteristik berbeda, baik dari segi hak suara, dividen, maupun tingkat risiko yang perlu dipertimbangkan.
Pilihan jenis saham terbaik kembali lagi pada tujuan finansial masing-masing. Apakah kamu lebih tertarik mengejar pertumbuhan modal lewat saham biasa, atau stabilitas dividen dari saham preferen, yang jelas kunci utamanya ada pada pemahaman, kesabaran, dan konsistensi.
Referensi:
Kenali Jenis Saham – saham dan Keuntungannya [Daring]. Tautan: https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/gayahidup/jenis-jenis-saham/
Memahami Perbedaan: Saham Biasa vs Saham Preferen [Daring]. Tautan: https://finex.co.id/blog/mempelajari-jenis-jenis-saham-yang-penting-saham/
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Murah
Kost Jakarta Murah