25 Contoh Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda dan Artinya
Kamu sedang mencari contoh dari karya sastra sisindiran wawangsalan Bahasa Sunda? Temukan saja berbagai contohnya di sini.
25 Contoh Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda dan Artinya – Salah satu karya sastra Sunda yang menarik dipelajari adalah sisindiran wangsalan.
Sisindiran wawangsalan sebenarnya merupakan karya sastra lisan, namun dalam perkembangannya menjadi karya sastra tulis juga.
Penasaran dengan apa saja contoh sisindiran wawangsalan Bahasa Sunda? Simak penjelasannya di artikel ini.
Pengertian Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda
Daftar Isi [hide]
- Pengertian Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda
- Apa yang Dimaksud dengan Wawangsalan
- Contoh Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda dan Artinya
- Contoh Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda Bagian 1
- Contoh Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda Bagian 2
- Contoh Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda Bagian 3
- Contoh Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda Bagian 4
- Contoh Sisindiran Wawangsalan Bahasa Sunda Bagian 5

Sebelum membahas contoh sisindiran wawangsalan Bahasa Sunda dan artinya, terlebih dahulu mari pahami apa itu sisindiran dan wawangsalan.
Sisindiran adalah sejenis karya sastra klasik atau karya sastra lama dari Tanah Sunda yang bentuknya berupa pantun.
Selayaknya pantun, sisindiran mempunyai dua bagian, yakni sampiran dan isi. Aspek puitis sisindiran terletak pada rima dan iramanya.
Sementara itu ciri-ciri dari sisindiran adalah adanya baris yang berupa sampiran dan baris yang berupa isi.
Adapun terdapat tiga wangun atau bentuk atau jenis sisindiran, yakni sisindiran paparikan, rarakitan, dan wawangsalan.
Pada artikel ini yang akan dibahas secara khusus dan diberikan contoh adalah sisindiran wawangsalan.

Advertisement
Apa yang Dimaksud dengan Wawangsalan
Seperti yang telah dijelaskan di uraian di atas, wawangsalan merupakan salah satu jenis sisindiran.
Secara sederhana, sisindiran wawangsalan merupakan sebuah kalimat bernuansa sastra yang memuat ejekan, kritikan, atau sindiran, dalam Bahasa Sunda.
Meski memiliki tujuan untuk menyampaikan ejekan, kritik, atau sindiran secara tidak langsung, wawangsalan tidak kemudian menyatakannya secara eksplisit.
Di dalam wawangsalan terdapat sindir, yang merupakan sampiran, dan isi yang disembunyikan dalam bentuk wangsal.
Wangsal memiliki makna ‘hal yang disembunyikan’, jadi untuk mengetahui apa makna atau maksud dari sebuah wawangsalan, pembaca harus menemukan isinya terlebih dahulu.
Sehingga bisa dikatakan, wawangsalan juga termasuk karya sastra yang berisikan teka-teki.
Namun, ternyata dalam penggunaannya wawangsalan tidak selamanya berisikan ejekan, kritik, atau masukan, sebab wawangsalan juga dapat berupa nasihat atau pun gurauan.
Ciri-ciri dari wawangsalan yang paling nampak adalah bahwa wawangsalan dapat terdiri dari dua baris maupun empat baris layaknya pantun, dua baris pertama merupakan kulit atau sampiran, sedangkan dua bait terakhir adalah isi yang hendak disampaikan.