Contoh Sistematika Penulisan Karya Ilmiah dan Penjelasannya yang Benar Lengkap
Contoh Sistematika Penulisan Karya Ilmiah dan Penjelasannya yang Benar Lengkap – Di perguruan tinggi, kamu akan sering bersinggungan dengan yang namanya karya ilmiah.
Skripsi merupakan salah contoh karya ilmiah yang menjadi syarat kelulusan.
Seperti apa cara penulisan sebuah karya ilmiah? Ada contoh sistematika penulisan karya ilmiah dalam artikel ini. Tuntaskan rasa penasaranmu dengan membaca hingga akhir, ya!
Ini Contoh Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Ini
Daftar Isi
Daftar Isi
Berikut ini contoh sistematika penulisan karya ilmiah yang wajib kamu tahu:
I. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama dari sebuah karya ilmiah. Bagian ini memaparkan apa saja yang akan dilakukan oleh penulis.
Bagi pembaca, bagian ini merupakan perkenalan apa isi dari keseluruhan karya ilmiah. Pendahuluan bisa disebut sebagai wajah yang memberikan kesan pertama.
Sebuah pendahuluan memiliki beberapa sub bab seperti:
1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini memaparkan apa yang menjadi latar belakang penulisan karya ilmiah.
Sebuah fenomena yang terjadi di kehidupan nyata harus dipaparkan di sini sehingga menjadi alasan kuat pentingnya dilakukan penelitian.
2. Identifikasi Masalah
Setelah latar belakang masalah ditulis, dalam sebuah pendahuluan ada yang namanya identifikasi masalah. Bagian ini biasanya berupa kalimat pertanyaan yang harus dijawab oleh penelitian.
3. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah merupakan sub bab yang menjadi jawaban dari Identifikasi Masalah.
Dalam praktiknya, bagian ini berisikan dua kalimat pernyataan yang merupakan jawaban dari Identifikasi masalah. Kalimat tanya dalam Identifikasi masalah diubah menjadi pernyataan.
4. Pembatasan Masalah
Agar penelitian bisa fokus, maka perlu ditentukan apa saja yang menjadi batasannya. Misal, batasannya adalah penelitian limbah pabrik di kawasan Desa Sukamelang.
Maka, karya ilmiah tersebut hanya akan meneliti limbah di lingkungan pabrik yang ada di desa tersebut.
Pembatasan Masalah adalah protokol yang akan menjaga karya ilmiah tetap pada tujuannya, tidak melebar kemana-mana.
5. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau kesimpulan sementara dari fenomena yang terjadi. Sebuah hipotesis setelah dilakukannya penelitian bisa tetap dan bisa juga berubah. Hipotesis tidak bersifat absolut namun fleksibel.
II. Landasan Teori
Bagian kedua dari contoh sistematika penulisan karya ilmiah adalah Landasan Teori.
Bagian ini merupakan Bab kedua yang berisikan berbagai teori terkait yang relevan dengan permasalahan yang ditulis pada bab pertama.
Bab Landasan Teori biasanya memiliki sub bab seperti:
1. Tinjauan pustaka
Bagian ini biasanya terdiri dari beberapa karya ilmiah yang memiliki kaitan atau persamaan dengan karya ilmiah ditulis oleh penulis. Persamaan bisa terletak pada teorinya, pada isunya, atau pun hal lainnya.
Dalam masing-masing pembahasan karya ilmiah dalam tinjauan pustaka, biasanya dibahas apa teori yang digunakan, apa fenomenanya, dan apa hasilnya.
Setelah itu, di bagian akhir tinjauan pustaka, penulis harus menuliskan persamaan dan juga perbedaan antara karya tulisnya dan karya-karya yang telah dibaca atau disematkannya.
2. Teori-teori relevan
Untuk diteliti, sebuah fenomena harus disandingkan dengan teori. Teori ini bukanlah sembarang teori namun sebuah teori yang relevan dengan fenomena yang ada.
3. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran merupakan dasar pemikiran dari sebuah penelitian yang tersusun atas fakta-fakta, hasil observasi, dan juga tinjauan pustaka.
III. Metodologi
Bagian selanjutnya dari contoh sistematika penulisan karya ilmiah adalah bagian metodologi. Ini merupakan Bab III yang berisikan metode atau metodologi bagaimana penelitian dilakukan secara mendetail.
Berikut ini beberapa sub bab yang biasanya menjadi bagian dari sebuah Bab Metodologi:
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam sub bab ini, kapan dan di mana penelitian dilakukan harus ditulis. Waktu mencakup tanggal dan juga jam dari penelitian.
Tempat mencakup nama tempat seperti laboratorium, perpustakaan, teluk, desa, perkampungan, dan lain sebagainya.
2. Bahan dan Alat
Dalam sub bab ini penulis juga wajib memberikan informasi secara mendetail. Apa saja alat dan bahan yang digunakan serta asalnya juga wajib dicantumkan.
Alat dan bahan ini bisa merupakan alat sendiri atau pun meminjam dari instansi terkait yang relevan.
3. Cara Kerja
Sub bab cara kerja memaparkan bagaimana penelitian dilakukan dari awal hingga akhir. Hal ini akan memberikan gambaran yang jelas bagi para pembaca atau penguji.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data dari hasil penelitian akan datang dalam bentuk data mentah. Maksud dari data mentah di sini adalah data tersebut masih belum diolah dan masih berupa temuan di lapangan.
Maka, data bisa diolah dengan cara dikumpulkan dahulu dan cara pengumpulannya ini yang penting.
IV. Hasil Penelitian
Contoh sistematika penulisan karya ilmiah selanjutnya adalah hasil penelitian. Dalam praktiknya biasa disebut dengan Temuan atau Findings.
Ada banyak cara hasil penelitian dipaparkan dan tergantung dari jenis penelitiannya.
Penelitian kuantitatif cenderung akan lebih baik bila disajikan dalam bentuk tabel atau bagan atau pun formula.
Sementara penelitian kualitatif biasanya dipaparkan dalam bentuk narasi deskripsi berupa teks atau naskah berparagraf.
V. Penutup
Bagian terakhir dari contoh sistematika penulisan karya ilmiah adalah kesimpulan dan saran. Ini adalah tempat bagi penulis untuk mengungkapkan apa kesimpulan dari penelitiannya.
Lalu, tidak lupa juga untuk memberikan saran kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian dalam ranah isu atau fenomena yang sama.
Penutup biasanya memiliki dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran. Berikut ini penjelasannya:
1. Kesimpulan
Kesimpulan biasa disajikan dalam bentuk poin-poin agar mudah diingat. Kesimpulan dalam redaksinya bisa merupakan bentuk lebih ringkas dari temuan atau hasil penelitian.
Bisa juga merupakan sebuah kesimpulan baru.
2. Saran
Sub bab saran berisikan saran-saran yang diberikan oleh penulis bagi para pembaca atau pun peneliti selanjutnya. Sama seperti kesimpulan, saran juga ditulis dalam bentuk poin-poin.
Itulah Contoh Sistematika Penulisan Karya Ilmiah dan Penjelasannya
Karya ilmiah merupakan sebuah karya tulis yang bersifat non-fiksi. Penulisannya selalu ditemukan di lingkungan akademis dan memang menjadi salah satu syarat kelulusan pada jenjang S1.
Sistematika penulisan karya ilmiah setiap instansi atau kampus memiliki peraturan atau struktur yang berbeda. Yang kamu baca di artikel ini merupakan contoh saja.
Bila kamu memiliki tugas untuk membuat sebuah karya ilmiah, maka sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu bagaimana sistematika penulisan yang berlaku di tempatmu belajar.
Semoga pemaparan contoh sistematika penulisan karya ilmiah di artikel ini membuatmu makin paham akan aturan atau struktur penulisan karya ilmiah, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: