Contoh Soal Payback Period dengan Pembahasan dan Cara Menghitungnya

Dalam proses menilai kelayakan sebuah investasi, perusahaan tidak hanya melihat besarnya modal atau potensi keuntungan saja, lho, tetapi juga memperhatikan seberapa cepat dana tersebut bisa kembali.

Di sinilah metode Payback Period menjadi salah satu alat analisis yang paling sering digunakan karena perhitungannya sederhana dan hasilnya mudah dipahami. 🧐

Nah, agar kamu lebih mudah memahami tentang analisis investasi tersebut, Mamikos menyediakan berbagai contoh soal payback yang bisa kamu jadikan latihan di rumah. Namun sebelum itu, yuk, pahami terlebih dahulu tentang apa itu payback period! 🧮💰

Pengertian Payback Period

Canva/valiantsin suprunovich

Dalam dunia investasi, salah satu hal pertama yang biasanya ingin diketahui perusahaan adalah “Kapan modal yang keluar bisa kembali lagi?” Nah, Payback Period hadir sebagai indikator sederhana untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Dikutip dari Mekari Jurnal, konsep Payback Period menghitung berapa lama sebuah proyek membutuhkan waktu untuk menutup seluruh biaya awal yang sudah dikeluarkan. Naik itu untuk membeli aset, memasang peralatan, maupun kebutuhan operasional di periode awal.

Berbeda dengan metode penilaian jenis investasi yang memakai banyak komponen rumit, Payback Period fokus pada aliran kas bersih yang masuk setiap periode. Selama arus kas tersebut terus mengalir dan akumulasinya sudah menyamai modal awal, proyek dianggap mencapai titik balik modal.

Oleh karena itu, semakin cepat periode pengembaliannya, suatu investasi akan dipandang semakin menarik. Efisiensi waktu ini juga berkaitan dengan tingkat risiko dan proyek dengan payback yang terlalu lama biasanya dinilai lebih berisiko.

Indikator Payback Period

Dalam praktiknya, Payback Period dipakai sebagai acuan awal untuk menentukan apakah sebuah rencana investasi layak dijalankan. Perusahaan biasanya menetapkan batas waktu tertentu sebagai standar. Dari situlah, periode pengembalian tiap proyek akan dibandingkan dengan batas tersebut.

Keputusan tersebut biasanya mengacu pada beberapa pertimbangan, nih, seperti:

  • Pengembalian lebih cepat dari batas waktu perusahaan
    Jika modal bisa kembali sebelum atau tepat pada waktu standar yang sudah ditetapkan, maka proyek tersebut biasanya dinilai layak untuk diteruskan karena dianggap mampu mengembalikan investasi dengan cepat.
  • Pengembalian lebih lama dari batas yang ditentukan
    Saat periode pengembalian justru melewati standar waktu perusahaan, proyek cenderung dipandang kurang menarik. Risiko dinilai lebih besar karena dana tertahan terlalu lama.
  • Terdapat beberapa pilihan proyek
    Ketika perusahaan membandingkan beberapa alternatif, proyek dengan Payback Period paling singkat biasanya menjadi prioritas. Alasannya simpel, yaitu semakin cepat modal kembali, semakin cepat perusahaan bisa memutar dana ke kegiatan lainnya.

Rumus Payback Period

Nah, untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan sebuah investasi hingga mencapai titik impas, Payback Period dihitung menggunakan rumus dasar yang cukup sederhana.

Rumus ini bekerja dengan melihat seberapa besar arus kas bersih yang diterima setiap periode dibandingkan dengan total modal yang sudah dikeluarkan. Nantinya kita akan memakai rumus ini untuk mengerjakan contoh soal payback period di bagian selanjutnya.

Berikut penjelasan lebih lengkapnya:

1. Rumus Payback Period dengan Arus Kas Konstan

Jika arus kas yang diterima setiap tahun jumlahnya sama, maka perhitungannya menggunakan bentuk paling dasar berikut:

Payback Period = Investasi Awal / Arus Kas Bersih Tahunan

Rumus ini mengasumsikan bahwa aliran kas masuk bersifat tetap dari tahun ke tahun, sehingga waktu pengembalian dapat langsung diperoleh dari hasil pembagian tersebut.

2. Rumus Payback Period dengan Arus Kas Tidak Konstan

Sayangnya, tidak semua investasi menghasilkan arus kas yang stabil. Ketika jumlah kas masuk berbeda setiap tahunnya, perhitungan Payback Period pun perlu disesuaikan.

Caranya adalah dengan melihat akumulasi arus kas hingga modal hampir kembali, lalu menghitung sisa waktunya menggunakan rumus berikut:

Payback Period = n + (Sisa Investasi / Arus Kas Tahun Berikutnya)

Keterangan:

  • n : tahun terakhir ketika akumulasi arus kas belum sepenuhnya menutup modal awal
  • Sisa Investasi : jumlah modal yang belum kembali pada akhir tahun ke-n
  • Arus Kas Tahun Berikutnya : nilai arus kas pada tahun ke-(n+1)

Pembahasan Contoh Soal Payback Period

Di bagian ini selanjutnya Mamikos akan mengajakmu untuk menerapkan rumus payback periode ke dalam contoh soalnya. Setiap contoh soal payback period berikut juga sudah disertai dengan jawabannya, sehingga lebih mudah untuk kamu pelajari.

1. Sebuah perusahaan mengeluarkan investasi awal sebesar Rp120.000.000 untuk membeli mesin baru. Mesin tersebut diperkirakan menghasilkan arus kas bersih Rp30.000.000 per tahun. Hitung Payback Period-nya.

Pembahasan:

Karena arus kas masuk sama setiap tahun, gunakan rumus dasar [Payback Period=Investasi AwalArus Kas Bersih Tahunan][=120.000.00030.000.000=4 tahun]

Jadi, investasi akan balik modal dalam waktu 4 tahun.

2. Sebuah proyek membutuhkan modal awal Rp75.000.000. Proyek ini menghasilkan arus kas bersih Rp15.000.000 setiap tahun. Tentukan Payback Period-nya.

Pembahasan:

[PP=75.000.00015.000.000=5 tahun]

Artinya, proyek baru mencapai titik impas setelah 5 tahun.

3. Investasi awal sebuah proyek adalah Rp200.000.000. Proyek menghasilkan arus kas sebagai berikut:

  • Tahun 1: Rp60.000.000
  • Tahun 2: Rp70.000.000
  • Tahun 3: Rp50.000.000
  • Tahun 4: Rp40.000.000

Hitunglah Payback Period.

Pembahasan:

Hitung akumulasi arus kas:

  • Tahun 1: 60.000.000
  • Tahun 2: 60.000.000 + 70.000.000 = 130.000.000
  • Tahun 3: 130.000.000 + 50.000.000 = 180.000.000
  • Tahun 4: 180.000.000 + 40.000.000 = 220.000.000

Pada akhir tahun ke-3, modal belum kembali (baru 180 juta).
Pada tahun ke-4, modal baru tertutupi.

Sisa modal pada akhir tahun ke-3: 200.000.000 – 180.000.000 = 20.000.000

Rumus arus kas tidak tetap [PP=n+Sisa InvestasiArus Kas Tahun Berikutnya][=3+20.000.00040.000.000=3+0,5=3,5 tahun]

Jadi, Payback Period proyek ini adalah 3,5 tahun.

4. Sebuah perusahaan menginvestasikan Rp150.000.000 untuk membuka lini produk baru. Perkiraan arus kasnya:

  • Tahun 1: Rp40.000.000
  • Tahun 2: Rp45.000.000
  • Tahun 3: Rp50.000.000
  • Tahun 4: Rp55.000.000

Carilah waktu balik modal dari perusahaan tersebut.

Pembahasan:

Akumulasi arus kas:

  • Tahun 1: 40.000.000
  • Tahun 2: 85.000.000
  • Tahun 3: 135.000.000
  • Tahun 4: 190.000.000

Pada akhir tahun 3, modal belum kembali (135 juta).
Sisa modal:

[150.000.000 – 135.000.000 = 15.000.000]

Arus kas tahun berikutnya (tahun 4): 55.000.000

Hitung:

[PP=3+15.000.00055.000.000]
[=3+0,27=3,27 tahun (dibulatkan 3,3 tahun)]

Jadi, proyek ini balik modal dalam sekitar 3,3 tahun.

5. Dua proyek (A dan B) sama-sama membutuhkan investasi awal Rp100.000.000.
Arus kas masuknya:

Proyek A

  • Tahun 1: 40 juta
  • Tahun 2: 30 juta
  • Tahun 3: 30 juta

Proyek B

  • Tahun 1: 20 juta
  • Tahun 2: 40 juta
  • Tahun 3: 50 juta

Tentukan Payback Period masing-masing dan proyek mana yang lebih cepat balik modal.

Pembahasan:

Proyek A:
Akumulasi kas:

  • Th1: 40
  • Th2: 70
  • Th3: 100 → modal kembali di akhir th3

PP A = 3 tahun

Proyek B:
Akumulasi kas:

  • Th1: 20
  • Th2: 60
  • Th3: 110 → modal kembali pada th3, tapi sebelum selesai tahun

Sisa modal akhir th2: 100 – 60 = 40

Hitung fraksi tahun:

PP=2+4050=2+0,8=2,8 tahun

Jadi, Payback Period proyek A adalah 3 tahun dan B 2,8 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek B lebih cepat balik modal.

6. UMKM kopi “Harum Rasa” berencana membeli mesin pengering biji kopi otomatis untuk meningkatkan kapasitas produksi. Selama ini proses pengeringan masih mengandalkan sinar matahari, sehingga membutuhkan waktu lama dan cuaca sering tidak menentu.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemilik ingin membeli mesin pengering seharga Rp36.000.000. Setelah dihitung, mesin ini dapat mempercepat proses produksi dan berpotensi menambah keuntungan bersih sekitar Rp9.000.000 setiap tahun karena kapasitas panen yang bisa dijual meningkat signifikan.

Pemilik ingin memastikan apakah investasi tersebut layak dengan menghitung Payback Period. Berapa waktu yang dibutuhkan agar modal pembelian mesin ini kembali?

Pembahasan:

Gunakan rumus dasar:
PP = Investasi awal / Arus kas bersih tahunan

Masukkan angka:
PP = 36.000.000 / 9.000.000
PP = 4 tahun

Dibutuhkan waktu 4 tahun untuk menutup biaya pembelian mesin. Jika masa pakai mesin lebih panjang dari 4 tahun, investasi ini tergolong layak.

Kelebihan dan Kekurangan Payback Period

Setelah tadi kita mempelajari berbagai contoh soal metode payback dan cara menghitungnya, sekarang saatnya memahami sisi lain dari metode ini.

Payback Period ternyata memiliki karakteristik tertentu yang membuatnya cocok atau justru kurang tepat digunakan dalam situasi tertentu. Untuk itu, penting memahami apa saja kelebihan dan keterbatasannya sebelum kamu menerapkannya dalam analisis investasi. Berikut penjelasan lengkapnya:

Kelebihan

  • Membantu memperkirakan berapa lama dana yang ditanamkan akan kembali, terutama untuk proyek dengan tingkat ketidakpastian tinggi.
  • Berguna saat membandingkan dua proyek yang punya tingkat pengembalian dan risiko serupa, sehingga kamu bisa memilih mana yang menawarkan waktu balik modal lebih cepat.
  • Proses perhitungannya simpel sehingga mudah diterapkan saat menyeleksi beberapa pilihan investasi.
  • Analisisnya mudah dipahami karena langsung menunjukkan berapa lama modal bisa kembali digunakan.
  • Memberikan gambaran awal mengenai kapan proyek mencapai titik impas atau Break Even Point (BEP).
  • Dapat menjadi indikator risiko: semakin singkat periode pengembaliannya, semakin kecil potensi kerugian yang harus ditanggung.

Kekurangan

  • Tidak mempertimbangkan arus kas yang masuk setelah periode pengembalian berlalu.
  • Mengabaikan konsep Time Value of Money, sehingga nilai uang di masa depan dan saat ini dianggap sama.
  • Tidak memberikan informasi apakah proyek tersebut bisa meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang.
  • Tidak memasukkan faktor likuiditas perusahaan secara keseluruhan dalam penilaiannya.
  • Hanya fokus pada cepat lambatnya pengembalian modal tanpa menilai seberapa besar keuntungan proyek secara total.
  • Tidak membedakan proyek yang membutuhkan besaran modal awal yang berbeda.
  • Tidak memasukkan biaya penunjang yang mungkin muncul selama periode pengembalian.
  • Nilai sisa (residual value) dari aset atau investasi tidak menjadi bahan pertimbangan.

Penutup

Setelah membahas mulai dari konsep dasar, rumus, sampai berbagai contoh soal payback period, sekarang kamu sudah bisa menilai sendiri bagaimana metode ini bekerja dan kapan sebaiknya digunakan.

Kalau kamu ingin mencari materi lanjutan, latihan soal tambahan, atau topik serupa lainnya, kamu bisa menemukan banyak artikel bermanfaat di Blog Mamikos! 😉

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta