6 Contoh Sosialisasi Formal dan Informal dalam Kehidupan Sehari-hari di Masyarakat

6 Contoh Sosialisasi Formal dan Informal dalam Kehidupan Sehari-hari di Masyarakat – Dalam KBBI dijelaskan maksud dari sosialisasi yaitu suatu usaha untuk memasyarakatkan sesuatu sehingga dapat dikenali atau dipahami oleh orang lain baik itu perorangan maupun kelompok.

Sementara dalam ilmu sosiologi atau sosial, pengertian dari sosialisasi adalah suatu topik yang biasanya dijadikan pembahasan pada bidang sosial.

Mengenal Apa Itu Sosialisasi

https://jatengprov.go.id/

Sosialisasi dapat pula dianggap sebagai suatu cara atau media yang dianggap penting dalam menyebarkan informasi atau membudidayakan suatu hal yang sifatnya umum dan khusus pada kehidupan masyarakat luas.

Hal ini dikarenakan suatu perkara yang disosialisasikan itu dianggap penting untuk segera dilakukan supaya memberikan dampak baik bagi mereka yang melakukannya.

Dampak yang mungkin ditimbulkan bukan hanya untuk mereka yang melakukannya, namun kadang dampaknya akan berpengaruh pada kelestarian ekosistem pada suatu daerah.

Apabila dilihat dari pengertiannya sosialisasi ini dapat mempunyai banyak arti dan banyak ditafsirkan oleh banyak ahli.

Namun, yang jelas tujuan dari sosialisasi ini semuanya hampir sama yakni ingin memunculkan kebiasaan baru dalam masyarakat untuk mengubah sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik.

Mengenai kebiasaan baru yang dimaksud di sini diantaranya adalah tradisi, etika, nilai-nilai, peraturan, etika, dan adat-istiadat yang ada di suatu kelompok masyarakat tertentu.

Dua Jenis Sosialisasi

Jika dilihat dari bentuknya sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua yakni sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.

1. Sosialisasi Primer

Pengertian sosialisasi primer yakni suatu proses pemasyarakatan atau pembudidayaan tentang kebiasaan nilai-nilai, adat istiadat, kebiasaan, dan peraturan yang kali pertama didapat seseorang atau individu ketika masih ada dalam asuhan keluarga atau lingkungan keluarga.

Pada tahapan ini seseorang atau individu akan melakukan proses pembelajaran dengan bimbingan atau asuhan secara langsung oleh orang tua, kerabat, atau keluarga besarnya.

Pembelajaran yang diberikan ini diharapkan dapat menjadikan seorang individu akan menjadi paham akan nilai-nilai yang harus dipatuhi di lingkungan keluarganya.

Serta menjadi penghubung atau sosok yang dapat mewariskan nilai yang diterimanya kepada generasi yang akan datang atau generasi penerus.

Dalam proses sosialisasi primer ini peran orang tua atau lingkungan keluarga sangatlah penting karena tanpa ada campur tangan dari orang tua proses ini tidak akan dapat berjalan.

2. Sosialisasi Sekunder

Sementara yang dianggap sebagai sosialisasi sekunder merupakan tindak lanjut atau kelanjutan dari sosialisasi primer.

Setelah mendapatkan ‘warisan’ berupa nilai-nilai, adat istiadat, maupun norma dan peraturan yang harus dipatuhi, seseorang individu akan mendapat proses ‘warisan’ nilai-nilai, adat istiadat, maupun norma dan peraturan dari hasil interaksinya dengan lingkungannya.

Pada tahapan ini seorang individu akan memperoleh atau mengalami proses resosialisasi atau mendapatkan identitas baru dari masyarakat tempat tinggalnya, serta proses desosialisasi yakni proses penghapusan identitas lama dari seorang individu.

Kemudian jika dibagi berdasarkan tipenya, sosialisasi dibedakan menjadi dua macam yakni sosialisasi formal dan sosialisasi informal.

Pengertian Sosialisasi Formal

Sosialisasi formal merupakan suatu pengenalan sekaligus pembudidayaan terhadap sesuatu yang dianggap penting dan perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Biasanya sosialisasi ini dilakukan oleh beberapa instansi atau lembaga milik pemerintahan yang mempunyai kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sosialisasi ini contohnya dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan, dinas kesehatan, dinas pertanian dan masih banyak contoh lainnya.

Tujuan diadakan sosialisasi ini adalah agar masyarakat mengetahui tata nilai atau peraturan baru yang telah disahkan oleh pemerintah.

Pengertian Sosialisasi Informal

Sosialisasi informal merupakan suatu tindakan pengenalan atau pembudidayaan mengenai segala hal yang dilakukan oleh kelompok tertentu atau lembaga tertentu yang berada di luar naungan pemerintah.

Sosialisasi jenis ini dapat terjadi di lingkungan keluarga, lingkungan komunitas dan kelompok sosial yang ada pada suatu kelompok masyarakat.

Perbedaan Sosialisasi Formal dan Sosialisasi Informal

Selain memiliki perbedaan mendasar yakni pihak yang melakukan sosialisasi. Perbedaan antara sosialisasi formal dan sosialisasi informal dapat dilihat dari tata cara pelaksanaannya.

Jika sosialisasi formal sifatnya mengikat dan harus dijalankan secara tegas serta apabila tidak dilakukan akan ada sanksi bagi para pelanggarnya.

Sosialisasi informal bisa dikatakan lebih longgar karena dalam penerapannya pada kehidupan sehari-hari lebih mengutamakan etika, adab, dan sopan santun.

Hal inilah yang kemudian menyebabkan sosialisasi dapat berlangsung tanpa adanya konflik serta dapat menciptakan suatu keadaan tata hidup masyarakat yang damai dan rukun.

Contoh Sosialisasi Formal

1. Sosialisasi Bencana Alam

Sosialisasi jenis ini biasanya disampaikan oleh pejabat daerah dan pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan penanggulangan bencana alam.

Biasanya sosialisasi jenis ini disampaikan para masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana alam seperti mereka yang tinggal di dekat gunung berapi, sungai yang sering banjir, dan daerah yang rawan longsor.

Tujuan diadakannya sosialisasi ini adalah agar warga menjadi waspada terhadap segala kemungkinan bencana alam yang datang tak terduga.

Selain itu dengan kesiapan dan kesigapan warga dalam mengantisipasi datang bencana dapat memperkecil terjadinya korban jiwa pada saat terjadinya bencana.

2. Sosialisasi Pemilihan Umum

Sosialisasi jenis ini biasanya dilakukan menjelang pemilihan umum dan dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan Komisi Pemilihan Umum.

Tujuan dilakukannya sosialisasi ini adalah agar masyarakat dapat menggunakan suaranya dengan baik dalam pemilu yang digelar dan mencegah agar warga tidak golput dalam pemilu.

Selain itu dengan diadakannya sosialisasi ini diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam pemilu yang jujur dan bersih.

Sehingga tidak ada kecurangan-kecurangan dalam pemilu yang bisa merugikan masyarakat itu sendiri.

Sosialisasi ini menjadi penting karena dengan adanya sosialisasi ini tidak hanya dapat membuat masyarakat menyalurkan atau memberikan suaranya dengan baik dan benar, tetapi juga menghindarkan masyarakat dari kabar hoax yang sering membuat masyarakat resah.

3. Sosialisasi Keluarga Berencana

Beberapa tahun belakangan ini angka pernikahan di bawah umur di beberapa daerah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dan mirisnya banyak diantara yang menikah ini sudah hamil duluan.

Hal inilah yang kemudian membuat sosialisasi keluarga berencana mulai marak dilancarkan pada lingkungan sekolah.

Memang tidak ada yang salah dengan menikah apabila dilakukan dan dipersiapkan dengan baik dan dilandasi oleh persiapan yang matang.

Sebab, tanpa adanya hal tersebut pernikahan bisa jadi hancur atau kandas di tengah jalan. Sehingga akan menyebabkan banyak hal yang kurang baik.

4. Sosialisasi Bahaya Narkoba

Bahaya narkoba adalah suatu yang nyata. Narkoba tidak hanya dapat merusak diri dan membuat nyawa melayang, namun dapat pula merusak ketahanan dan kedaulatan sebuah negara.

Makanya, supaya generasi muda terhindar dari bahaya narkoba, pihak-pihak yang bersangkutan dengan hal ini seperti BNN, Kemenkes, Kemen Polhukam, Kepolisian Nasional, dan lain-lain sering memberikan sosialisasi tentang bahaya narkoba.

Tujuan dilakukannya sosialisasi ini adalah supaya masyarakat utamanya generasi muda dapat tahu bahaya narkoba sehingga dapat menjauhinya.

Contoh Sosialisasi Informal

Contoh sosialisasi sosialisasi informal ini biasanya mudah ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam lingkungan keluarga. Contohnya adalah sebagai berikut

1. Adab Saat Makan

Di beberapa daerah ada anggapan bahwa makan sambil berkecap serta berbicara merupakan suatu perilaku yang kurang sopan.

Sehingga banyak keluarga yang melarang anaknya untuk makan sambil berbicara maupun dengan berkecap.

Selain itu banyak di masyarakat yang memegang adat ketimuran yang menganggap bahwa makan harus memakai tangan kanan.

Sosialisasi ini diberikan ketika anak masih kecil dan karena dilakukan secara terus-menerus maka kebiasaan ini pun pada akhirnya terbawa hingga anak dewasa.

2. Adab Menundukkan Badan Saat Lewat di Depan Orang

Contoh sosialisasi informal berikutnya. Bagi masyarakat Jawa ada suatu kebiasaan yang mengharuskan seseorang untuk berjalan dengan sedikit menundukkan badan ketika sedang lewat di depan orang yang lebih tua.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan yang dilakukan oleh mereka yang lebih muda kepada mereka yang lebih tua.

Demikian contoh sosialisasi formal dan informal beserta dengan penjelasannya. Semoga dengan artikel ini dapat membuat kamu lebih paham apa itu sosialisasi.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta