5+ Contoh Studi Kasus beserta Cara Membuatnya, Pengertian, Jenis, dan Tujuannya

Menemukan contoh studi kasus tentu bukan istilah baru bagi para pelajar maupun mahasiswa, terutama ketika menyusun karya ilmiah.

Mahasiswa akhir dengan metode skripsi kualitatif pasti banyak memasukkan studi kasus dalam penelitiannya. Selain itu, pada metode penelitian kuantitatif juga sama-sama menggunakannya.

Studi kasus melibatkan langsung para peneliti dalam menganalisis kasus sehingga penelitian tersusun secara lebih akurat. 📖😊✨

Contoh Studi Kasus beserta Cara Membuatnya

unsplash.com/@joszczepanska

Contoh, beberapa bidang yang menggunakan studi kasus adalah sosial, budaya, pendidikan, kewirausahaan, pemberdayaan masyarakat, dan masih banyak lainnya.

Pastinya tiap karya ilmiah memiliki studi kasus berbeda-beda, sesuai dengan tujuan dan tema penelitiannya.

Definisi Studi Kasus yang Perlu Diketahui

Masuk ke pengertian studi kasus artinya proses penyelidikan secara terperinci dan mendalam serta detail terhadap segala peristiwa yang terjadi.

Metode penelitian bidang ilmu sosial maupun eksak pasti membutuhkan langkah ini ketika menyusun penelitiannya.

Studi merupakan cara bagaimana segala sesuatu terjadi, sementara kasus bisa merujuk pada berbagai hal.

Misal jika objeknya manusia maka kasusnya manusia perorangan atau per kelompok. Jika objeknya benda maka kasusnya ada pada benda. Bisa juga kasusnya peristiwa.

Menurut kamus Oxford, jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia maka case memiliki tiga jenis makna, diantaranya:

  1. Contoh sebuah kejadian.
  2. Kondisi aktual dari keadaan lain.
  3. Lingkungan maupun kondisi tertentu melibatkan orang maupun segala sesuatu.

Akan jauh lebih mudah memahami apa itu contoh studi kasus ketika terlibat langsung dengan alasan skripsi maupun penelitian lainnya.

Biasanya tidak perlu menunggu sampai ke bangku perkuliahan, dari SMA juga sudah bisa mulai mengenal seperti apa karya ilmiah.

Menurut Pendapat Para Ahli

Selain pengertian secara global, kami juga akan membahas pengertian studi kasus berdasarkan ahli dimana semua berpendapat beragam.

1. Bogdan dan Biklen

Bogdan dan Biklen memberikan definisi bahwa tes rinci dan detail terkait sebuah topik adalah definisinya.

Selain itu detail tersebut juga dapat dilakukan pada peristiwa tertentu serta penyimpanan dokumen berkaitan dengan karya ilmiah. 

2. Polit dan Hungler

Polit dan Hungler lebih menekankan pada individu.

Dimana mereka berpendapat bahwa fokus menentukan dinamika pertanyaan terkait alasan individu berpikir dan bertindak. Keduanya sepakat bahwa fokus adalah hal paling penting. 

3. Bimo Walgito

Bimo Walgito juga menekankan contoh studi kasus pada penyelidikan terhadap individu yang nantinya menghasilkan kesimpulan ilmiah berupa laporan.

Sebut saja biografi dan riwayat hidup sebagai bentuk hasil akhir atau laporan setelah dilakukannya penelitian.

Masih banyak lagi pendapat ahli terkait studi kasus jika dijabarkan satu per satu.

Setidaknya beberapa definisi di atas cukup membantu kamu dalam memahami secara teoritis apa itu studi kasus dan bagaimana peranan singkatnya dalam dunia pembuatan karya ilmiah.

Aplikasinya pada Beberapa Karya Ilmiah

Supaya lebih jelas terkait contoh studi kasus, kami merangkum singkat saja ilustrasi dalam beberapa jenis karya ilmiah berikut:

1. Pada Skripsi

Skripsi adalah karya ilmiah mahasiswa tingkat akhir yang melibatkan studi kasus untuk penyusunannya.

Biasanya dijabarkan singkat dalam bab pembukaan, dimana tersusun atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, dan hasil penelitian singkat.

Contoh sederhananya begini:

  1. Latar Belakang : Menurut data dari BPS tahun 2010, penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa. Berdasarkan angka tersebut, output sampah yang dihasilkan juga memiliki intensitas yang besar. Data Deputi Pencemaran KLH menyebutkan, setiap individu rata-rata menghasilkan 0,8 kilogram sampah dalam satu hari dan 15% merupakan sampah plastik, dan seterusnya….
  2. Rumusan Masalah : Bagaimana mengelola sampah di Kota Bandung?
  3. Tujuan Penulisan : Mengetahui pengelolaan sampah di kota Bandung.
  4. Manfaat Penelitian : Mengedukasi masyarakat untuk mengelola sampah menjadi barang berharga.

Nanti dari berbagai poin di atas dapat menjadi rujukan dibentuknya contoh studi kasus berupa kesimpulan ilmiah.

Berbagai data yang disebutkan dalam skripsi berdasarkan tanggung jawab keilmuan.

2. Pada Artikel Ilmiah

Untuk artikel, sebagai salah satu contoh studi kasus disusun atas pembukaan, isi, dan penutup.

Panjang artikel tergantung pada seberapa banyak materi bisa dibahas dari kasus tertentu. Semakin pelik maka seharusnya semakin panjang artikel menjabarkan kasusnya.

Contoh sederhananya seperti di bawah ini.

Sistem hukum Indonesia tentang pelecehan seksual, terutama perlindungan terhadap wanita masih minim.

Hal tersebut terbukti dengan masih adanya proses hukum mangkrak apabila ada kasus pemerkosaan, apalagi jika pelakunya adalah keluarga atau ayah sendiri.

Dibutuhkan solusi tepat dari semua pihak, paling penting peranan pemerintah dalam menetapkan aturan resmi.

Sementara lingkungan sosial juga harus mengerti dan tidak boleh mengolok-olok karena dapat menyebabkan trauma berkepanjangan pada pikiran korban.

Kamu bisa menambah narasi lagi, namun kurang lebih paparannya seperti contoh studi kasus di atas.

Intinya, ada permasalahan berdasarkan fakta kemudian dari permasalahan tersebut dicari solusi terbaik sebagai bahan masukan atau bahkan landasan kebijakan baru.

3. Pada Penelitian

Berikutnya ada penelitian yang memanfaatkan sumber penulisan melalui terjun langsung ke lapangan.

Contohnya, permasalahan bank sampah di kota Bandung dimana akar permasalahannya bersumber dari tersebarnya sampah di mana-mana dan sangat kotor.

Bicara soal detail contoh studi kasus tentu akan menghasilkan bentuk berbeda-beda. Tidak bisa satu peneliti mencontek penelitian lain dengan alasan sebagai sumber.

Sejatinya tidak ada penelitian yang sama karena karya ilmiah murni berdasarkan hasil kerja sendiri.

Tambahan Contoh Studi Kasus

1. Dampak Kecanduan Gawai terhadap Prestasi Akademik Remaja

Rafi, seorang siswa kelas XI di salah satu SMA di Bandung, mengalami penurunan drastis dalam prestasi akademiknya selama dua tahun terakhir. Sebelumnya, Rafi dikenal sebagai siswa berprestasi yang selalu berada di peringkat tiga besar. Namun, sejak memiliki ponsel pintar pribadi, ia lebih sering menghabiskan waktu untuk bermain game online dan bersosialisasi di media sosial hingga larut malam.

Guru dan orang tuanya menyadari perubahan perilakunya: ia sering mengantuk di kelas, sulit fokus saat pelajaran, dan sering lupa mengerjakan tugas sekolah. Setelah dilakukan wawancara dan observasi oleh guru BK, diketahui bahwa rata-rata waktu penggunaan gawainya mencapai 10 jam per hari.

Setelah mendapatkan bimbingan konseling dan pembatasan waktu penggunaan gawai dari orang tua, Rafi perlahan mampu mengatur kembali waktu belajarnya. Dalam waktu tiga bulan, nilainya meningkat dan ia mulai kembali aktif dalam kegiatan sekolah. Kasus Rafi menunjukkan bagaimana kecanduan gawai dapat memengaruhi prestasi akademik remaja, namun juga bagaimana dukungan keluarga dan sekolah berperan penting dalam pemulihannya.

2. Resiliensi Anak Korban Perceraian Orang Tua

Salsa, siswi kelas IX SMP di Surabaya, menjadi korban dampak perceraian orang tuanya sejak usia 12 tahun. Setelah perpisahan, ia tinggal bersama ibunya dan jarang bertemu ayahnya. Awalnya, Salsa menunjukkan perubahan perilaku signifikan: sering murung, menolak berinteraksi dengan teman, dan prestasinya menurun.

Guru BK kemudian mengajaknya mengikuti kegiatan konseling kelompok di sekolah yang membahas manajemen emosi dan penerimaan diri. Selama enam bulan, Salsa menunjukkan perkembangan positif. Ia mulai terbuka kepada teman-temannya, kembali aktif di kegiatan ekstrakurikuler, dan bahkan berhasil meraih peringkat lima besar di kelas.

Kasus ini menggambarkan bahwa resiliensi emosional pada anak korban perceraian dapat tumbuh melalui dukungan sosial yang tepat dan lingkungan sekolah yang suportif.

3. Dampak Bullying terhadap Kesehatan Mental Siswa SMP

Dina adalah siswi kelas VIII di salah satu SMP di Yogyakarta. Selama hampir satu tahun, ia menjadi korban perundungan verbal dan fisik oleh teman sekelasnya karena penampilan fisiknya. Akibatnya, Dina menjadi pendiam, kehilangan semangat belajar, dan sering izin tidak masuk sekolah.

Orang tua Dina yang menyadari perubahan perilakunya segera melapor ke pihak sekolah. Setelah dilakukan penanganan oleh guru BK, serta pelibatan psikolog anak, Dina menjalani terapi konseling mingguan. Sekolah juga mengadakan program anti-bullying yang melibatkan seluruh siswa dan guru.

Setelah enam bulan, Dina menunjukkan pemulihan signifikan. Ia kembali bersemangat belajar, bergabung dalam klub seni, dan menjadi contoh bagi teman-temannya dalam melawan perundungan. Studi kasus ini menunjukkan bahwa penanganan cepat dan dukungan lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap pemulihan korban bullying.

4. Adaptasi Mahasiswa Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi

Bayu, mahasiswa baru dari luar kota yang kuliah di universitas ternama di Jakarta, mengalami kesulitan beradaptasi pada semester pertama. Ia merasa tertekan oleh budaya kompetitif dan gaya hidup kota besar yang berbeda jauh dari daerah asalnya. Hal ini membuatnya merasa kesepian dan sulit berkonsentrasi belajar.

Setelah mengikuti program orientasi kampus dan bergabung dengan komunitas daerah, Bayu mulai menemukan teman-teman yang memiliki latar belakang serupa. Dukungan sosial yang ia dapatkan membantu meningkatkan rasa percaya diri dan motivasinya. Pada akhir semester pertama, IPK-nya meningkat dari 2,75 menjadi 3,35.

Kasus ini menunjukkan bahwa adaptasi mahasiswa baru terhadap lingkungan akademik dan sosial yang baru sangat dipengaruhi oleh kemampuan membangun jaringan sosial serta dukungan komunitas.

5. Perubahan Perilaku Anak setelah Mengikuti Program Literasi Sekolah

Anisa, siswi kelas IV SD di Semarang, awalnya memiliki minat baca yang sangat rendah. Ia lebih suka bermain di luar rumah daripada membaca buku. Namun, sejak sekolahnya menerapkan program “15 Menit Membaca Sebelum Pelajaran Dimulai”, perilakunya berubah.

Guru kelas mencatat bahwa dalam waktu dua bulan, Anisa mulai membawa buku bacaan sendiri, aktif berdiskusi mengenai isi buku, dan menunjukkan peningkatan kemampuan menulis. Nilai Bahasa Indonesianya meningkat signifikan dari 72 menjadi 90.

Kasus ini membuktikan bahwa program literasi sekolah yang konsisten mampu meningkatkan minat baca, kemampuan literasi, dan prestasi belajar siswa secara menyeluruh.

Tujuan dari Penyusunan Studi Kasus

Melirik sedikit perihal ketiga contoh di atas, kini kami beritahukan apa saja tujuan penyusunan studi kasus dalam karya ilmiah.

Karena kegiatannya meneliti maka secara tepat peneliti akan memahami objek sampai ke akarnya selama penelitian dilakukan seksama.

Peneliti tidak asal memilih objek penelitian, biasanya yang dekat dengan kehidupan sosial sehingga dampaknya juga akan terasa oleh para responden.

Contoh, dari pengelolaan sampah tadi bukan hanya membantu karya ilmiah secara teori, namun secara praktik.

Jika masyarakat bisa diajak bekerja sama untuk mengentaskan sampah di Bandung maka mudah sekali mengaplikasikan solusi dari hasil akhir penelitian tentang sampah. Jika dirangkum dalam bentuk poin maka tujuan studi kasus meliputi:

  1. Jika yang melakukan psikolog maka tujuannya mengetahui pikiran, sikap, perilaku, serta pemikiran manusia secara kognitif sebagai individu.
  2. Jika pelakunya adalah sosiolog maka objek penelitian sama, yakni manusia, namun perbedaannya dengan psikolog adalah sosiolog ini lebih mengarah ke interaksi antar manusia.
  3. Jika pelakunya seorang ilmuwan maka didapati contoh studi kasus mengenai kelahiran teori baru sesuai dengan bidangnya masing-masing. 

Jika ditelisik detail, tujuan masing-masing peneliti berbeda, namun intinya satu. Yakni, memecahkan permasalahan secara ilmiah.

Macam-macam Studi Kasus yang Perlu Diketahui

Sebagai bentuk ilmu pengetahuan, kamu bisa membedakan jenis-jenis studi kasus berdasarkan beberapa perbedaan berikut:

1. Eksplanatori

Eksplanatori digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa berdasarkan dasar pertanyaan mengapa dan bagaimana.

Meskipun kesannya seperti sebuah pendapat, namun ketika menggunakan sumber akurat maka tulisan peneliti akan diakui sebagai tulisan ilmiah.

2. Eksploratori

Eksploratori menjawab dua pertanyaan penting terkait apa dan siapa melalui wawancara, eksperimen, dan kuesioner.

Memanfaatkan narasumber langsung sebagai jawaban studi kasus merupakan hasil yang dapat sepenuhnya dipertanggungjawabkan oleh pemilik karya ilmiah.

3. Deskriptif

Terakhir ada jenis deskriptif, dimana contoh studi kasus ini menjabarkan secara rinci kejadian masa lalu, seperti contohnya sejarah.

Kamu bisa mengambil ilustrasi kejadian perang sebelum kemerdekaan dengan menjabarkan alur kejadian sesuai dengan waktunya.

Berdasarkan Permasalahan pada Penelitiannya

Masih seputar macam-macam studi kasus, hanya saja kali ini kategorinya berdasarkan permasalahan penelitian.

Adapun beberapa contoh studi kasus yang dimaksud adalah:

1. Instrumen Tunggal

Instrumental tunggal artinya hanya menelaah satu jenis kasus dalam sebuah entitas.

Dari instrumen tunggal tersebut, peneliti dapat menjabarkan detail terkait objek penelitian yang secara tertulis disusun dalam dokumentasi karya ilmiah dari pembukaan sampai penutup.

2. Instrumen Jamak

Berkebalikan dari instrumen tunggal, instrumen jamak memanfaatkan banyak kasus untuk menyelesaikan penelitian.

Biasanya tindakan seperti ini dilakukan karena dari satu instrumen saja tidak cukup menjawab pertanyaan dan permasalahan tersusun pada awal penelitian.

3. Instrumen Mendalam

Lebih dalam lagi, instrumen ini hanya membahas satu objek, namun saking mendalamnya bisa sangat panjang, namun tetap masuk akal.

Hasil akhir dijabarkan secara apa adanya dan sejelas-jelasnya untuk memudahkan pemahaman pembaca contoh studi kasus mendalam.

Beberapa Sasaran di dalam Penelitian

Sasaran penelitian ada banyak jenisnya, dari manusia sampai dokumentasi. Kami akan membedakan batasan tiap sasaran dalam penjelasan berikut:

1. Manusia

Manusia sebagai sasaran penelitian mengacu pada kondisi psikologis masing-masing orang.

Perlu dipahami bahwa kepribadian tiap orang berbeda, apapun kesamaan fisiknya. Contohnya, psikologis seorang transgender yang harus hidup di tengah keluarga agamis.

2. Peristiwa

Jika sasarannya adalah peristiwa maka kunci pertanyaan demi mencapai solusi adalah 5W+1H.

Nantinya dari rumus tersebut dapat diambil kesimpulan akhir secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga pemiliknya tidak takut ketika karya terpublikasi.

3. Latar

Sesuai dengan istilahnya, penerapan contoh studi kasus untuk jenis ini perlu memasukkan nama tempat spesifik.

Karena sebuah peristiwa pasti terjadi di suatu tempat maka fokus jenis penelitiannya lebih mengarah ke tempat atau lokasi terjadinya peristiwa tersebut.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sumber tidak langsung yang mau tidak mau harus digunakan ketika sumber langsungnya sudah tiada.

Contoh ketika akan melakukan penelitian psikoanalisis Sigmund Freud, tentu tidak mungkin menemui Freud langsung ke alam baka. Solusinya baca karyanya.

Intinya fokus kajian penelitian bisa berdasarkan berbagai bidang keilmuan. Bisa melihat dari sudut pandang sosiologi, geografi, pendidikan, bahkan psikologi sekalipun.

Selain itu masih banyak lagi dan dapat disesuaikan sendiri dengan tujuan dari penyusunan karya ilmiahnya.

Beberapa Langkah Penyusunan Karya Ilmiah

Bagi kamu para mahasiswa akhir yang bingung ketika nanti skripsi apa saja langkah tepatnya, kami rangkum beberapa langkah jitu menghasilkan karya ilmiah terbaik:

1. Tentukan Tema

Tentukan ketertarikan pada tema tertentu sebelum melakukan langkah lebih jauh.

Tema besar ini merupakan sebuah landasan awal untuk memagari tindak perilaku mencari sumber selama karya ditulis. Detail tema mempermudah kamu mencari contoh studi kasus terdahulu.

2. Cari Referensi

Selesai dengan penentuan tema, bisa langsung beralih ke pencarian referensi, seperti skripsi kakak tingkat, artikel seputar tema seragam, jurnal terkait tema, dsb.

Semua bisa didapatkan dari sumber terpercaya, pastikan saja kamu selektif dan tepat memilih sumbernya.

3. Susun Kerangka

Susun kerangka penelitian untuk mempermudah langkah menelaah objek secara seksama.

Untuk menyusun kerangka ini dibutuhkan pemahaman mendalam sehingga akan lebih banyak pertanyaan muncul dan meminta jawaban secara ilmiah dari proses panjang.

Selain itu masih ada pembagian data primer-sekunder, analisis data, validasi data, sampai akhirnya berujung pada laporan penelitian.

Sampai laporan terakhir dicetak maka peranan contoh studi kasus memegang kendali utama dalam menentukan seberapa baik kualitas karya ilmiah.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta