Contoh Teks Anekdot Singkat dan Analisisnya Lengkap, Yuk Pelajari!
Contoh teks anekdot singkat dan analisisnya sering digunakan untuk mengangkat fenomena atau isu-isu sosial di sekitar. Simak penjelasannya di sini.
Contoh Teks Anekdot Singkat dan Analisisnya Lengkap, Yuk Pelajari! – Banyak yang memahami bahwa anekdot merupakan teks sindiran namun dikemas dengan bumbu-bumbu lucu.
Anggapan tersebut tidak salah karena memang dasarnya contoh teks anekdot singkat dan analisisnya cenderung berisi kritik atau sindiran.
Hal ini tidak lepas dari sejarah namanya yang memiliki arti “tidak untuk dipublikasikan.”
Contoh Teks Anekdot Singkat dan Analisisnya
Daftar Isi [hide]
- Contoh Teks Anekdot Singkat dan Analisisnya
- Contoh Teks Anekdot 1 – DPR Kebanjiran Sampah
- Contoh Teks Anekdot 2 – Ketakutan
- Contoh Teks Anekdot 3 – Orang Kaya Pinjam Uang
- Contoh Teks Anekdot 4 – Dunia Artis
- Contoh Teks Anekdot 5 – Sinetron Abadi
- Contoh Teks Anekdot 6 – Bolos Karena Rapat
- Contoh Teks Anekdot 7 – Cita-cita Mulia
- Contoh Teks Anekdot 8 – Teman Arab

Jadi, teks anekdot berisi hal-hal yang tidak boleh diketahui umum, salah satunya aib.
Jika menuliskan aib orang untuk umum, maka artinya membongkar rahasia dengan menyindir atau mengkritiknya.
Teks anekdot umumnya mengangkat tokoh masyarakat terkenal sesuai dengan realitas yang terjadi.
Agar lebih jelas, kami akan memberikan contoh teks anekdot singkat dan analisisnya sebagai bahan referensi.

Advertisement
Contoh Teks Anekdot 1 – DPR Kebanjiran Sampah
Contoh teks anekdot singkat dan analisisnya tentang DPR kebanjiran sampah
Suatu hari di SMP Negeri Maju sedang ada kelas pelajaran Bahasa Indonesia. Di tengah-tengah penjelasan, guru bahasa Indonesia menyelipkan pertanyaan kepada murid-muridnya.
Bu Guru : “Murid-muridku sekalian, apakah kalian tahu permasalahan pemerintah Indonesia yang sering kita jumpai di televisi?”
Dono : “Banjir bu, pemerintah Indonesia sepertinya susah menyelesaikan permasalahan ini.”
Bu Guru : “Yap, tepat sekali Dono! Menurut kamu, daerah mana yang sering terjadi kebanjiran?”
Dono : “Menurut saya gedung DPR bu.”
Bu Guru : “Apa alasanmu memilih gedung DPR Dono?”
Dono : “Banjir itu biasanya karena kebanyakan sampah, dan gedung DPR sudah kebanyakan sampah yang duduk di sana!”
Analisis:
Semakin hari semakin marak kasus di mana DPR mengaku adalah wakil rakyat, namun tidak pernah mendengar suara rakyatnya.
Masyarakat menjadikan anggota DPR lelucon seperti sampah yang sebenarnya tidak ada gunanya.