3 Contoh Teks Argumentasi Singkat Bahasa Indonesia beserta Strukturnya
3 Contoh Teks Argumentasi Singkat Bahasa Indonesia Beserta
Strukturnya – Saat kamu berdebat dengan seseorang, pasti kamu akan menyampaikan
argumentasimu.
Sama halnya saat kamu sedang menulis karya ilmiah. Pasti kamu
akan menyampaikan argumentasimu.
Jadi, dalam artikel hari ini, Mamikos akan memberikan
beberapa contoh teks argumentasi singkat bahasa Indonesia yang lengkap untukmu.
Struktur Teks Argumentasi
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebelum kita membahas tentang contoh teks argumentasi singkat
bahasa Indonesia ini, kamu harus tahu terlebih dahulu mengenai strukturnya.
1. Pembuka
Dalam contoh teks argumentasi singkat bahasa Indonesia yang akan Mamikos berikan nanti, tentu ada bagian pembuka.
Bagian pembuka ini
berisi tentang penjelasan singkat mengenai topik yang akan kamu bahas dan berikan
argumentasi.
Misalnya:
Di era yang sudah
modern dan sangat maju ini, sangat mengejutkan mengetahui masih banyak ahli
yang beranggapan bahwa bumi datar. Tak hanya itu, beberapa masyarakat pun masih
ada yang percaya dengan teori tersebut.
Dari contoh di atas dapat kita ketahui bahwa topik yang hendak dibahas adalah teori bumi datar yang beredar di masa sekarang.
2. Fakta atau Data
Selanjutnya,
setelah kamu menuliskan paragraf pembuka, hal yang harus kamu cantumkan adalah
fakta atau data.
Fakta atau data
ini akan menjadi objek utama atas argumentasimu, baik itu untuk menyatakan
persetujuan ataupun tidak.
Misalnya:
Dalam artikel jurnalnya
yang berjudul “Bumi Datar: Alasan Teori Ini Lebih Masuk Akal,” ahli geografi Rangga
X menyatakan bahwa bumi pada dasarnya sebuah lempengan luas yang terbentang
dari Utara hingga Selatan. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa salah satu bukti
bahwa bumi datar adalah manusia tidak pernah bisa bergerak ke atas dan ke bawah
bumi, melainkan bergerak maju atau mundur. Hal ini berarti mustahil bumi
berbentuk bulat sebab tidak pernah ada manusia yang bergerak naik dan turun
bumi.
Dari contoh di
atas dapat kita ketahui bahwa data tentang bumi datar ini kamu ambil dari
sebuah jurnal artikel yang ditulis oleh seorang ahli.
3. Argumentasi Utama
Di paragraf
selanjutnya, hal yang perlu kamu cantumkan tentu saja argumentasi utamamu, baik
kamu setuju atau tidak dengan data-data atau fakta-fakta yang sudah kamu
sebutkan sebelumnya.
Misalnya:
Akan tetapi,
Rangga X tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai data-data pendukung teori
bumi datar tersebut, tidak juga memberikan argumentasi terkait teori-teori tentang
bumi berbentuk bulat. Rangga X hanya menyebutkan bahwa manusia tidak bisa
bergerak naik dan turun bumi, maka dari itu ia menyatakan bahwa bumi berbentuk
datar. Pada kenyataannya, Manusia bisa bergerak naik dan turun bumi apabila
kita melihat kasus pertambangan minyak dan mineral yang sudah ada sejak puluhan
bahkan ratusan tahun. Selain itu, apabila bumi berbentuk datar, maka tidak akan
mungkin terdapat perbedaan cuaca dan iklim di setiap belahannya. Jika bumi
datar, maka semua manusia di muka bumi akan merasakan cuaca dan iklim yang
sama.
4. Simpulan
Dan yang terakhir dari
struktur teks argumentatif adalah simpulan. Pada bagian ini, kamu bisa
menegaskan kembali argumentasimu terhadap topik yang diangkat.
Misalnya:
Maka dari itu, penulis
menyatakan bahwa jurnal artikel yang ditulis Rangga X masih memiliki banyak
kekurangan dan kekosongan dalam penjelasan terkait teori yang dipaparkan. Sehingga,
teori bumi datar tersebut belum bisa dinyatakan valid dan belum dapat diterima
secara ilmiah.
Unsur Dalam Teks Argumentasi
Sebelum kita masih
ke pembahasan mengenai contoh teks argumentasi singkat bahasa Indonesia di
bawah, ketahui terlebih dahulu unsur-unsur yang harus kamu perhatikan dalam
teks argumentasi.
1. Sumber Data
Sebelum kamu
menyampaikan argumentasi, kamu perlu memaparkan secara singkat topik yang hendak
dibahas dan data-data yang hendak di analisis.
Untuk itu, kamu
perlu mencantumkan sumber data yang sudah kamu peroleh secara jelas.
Kamu bisa menggunakan footnote atau bodynote sebagai sitasi sumber data tersebut. Hal ini sangat penting karena akan membuat argumentasimu semakin kuat.
2. Tidak Menggunakan Kiasan
Unsur yang tidak
kalah penting adalah tidak menggunakan kiasan atau bahasa-bahasa puitis
lainnya.
Ingatlah bahwa
teks argumentasi termasuk dalam jenis karya ilmiah. Jadi, kamu harus
menggunakan bahasa baku yang baik dan benar.
Tuliskan juga
secara jelas data-data yang kamu dapatkan dengan gamblang. Akan lebih bagus
bila kamu berhasil mendapatkan data-data kuantitatif karena data tersebut sangat
kuat dan sulit untuk diganggu gugat.
3. Kata-kata Yang Harus dihindari
Yang terakhir, ada
beberapa kata yang perlu kamu hindari saat menuliskan teks argumentasi, yaitu “dan
sebagainya” atau “dan lain-lain.”
Sebab, kata-kata
tersebut dapat membangkitkan pertanyaan-pertanyaan lain dan membuat teks
argumentasimu terkesan tidak jelas atau ragu-ragu. Contohnya seperti ini:
“Ada banyak warna
baju di toko tersebut, yaitu merah, kuning, hijau, biru, ungu, dan sebagainya.”
Jika kamu menulis
seperti di atas, maka akan timbul pertanyaan lanjutan: “Apakah ada warna putih?”
atau “Memangnya tidak ada warna pelangi?” atau “Warna hijaunya seperti apa?”
Jadi, lebih baik jika
kamu menuliskannya seperti ini:
“Ada banyak warna
baju di toko tersebut, beberapa di antaranya adalah merah, kuning, hijau, biru,
dan ungu.”
Dengan begitu,
tidak akan ada pertanyaan lanjutan yang mungkin timbul, karena pembaca sudah tahu
bahwa warna-warna yang disebutkan hanya beberapa contoh saja.
Contoh Teks Argumentasi Singkat Bahasa Indonesia
Setelah kamu memahami struktur dalam teks argumentasi, sekarang marilah pelajari contoh teks argumentasi singkat bahasa Indonesia di bawah ini!
Contoh 1
Di era yang sudah modern dan sangat maju ini, sangat mengejutkan mengetahui masih banyak ahli yang beranggapan bahwa bumi datar. Tak hanya itu, beberapa masyarakat pun masih ada yang percaya dengan teori tersebut.
Dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Bumi Datar: Alasan Teori Ini Lebih Masuk Akal,” ahli geografi Rangga X menyatakan bahwa bumi pada dasarnya sebuah lempengan luas yang terbentang dari Utara hingga Selatan. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa salah satu bukti bahwa bumi datar adalah manusia tidak pernah bisa bergerak ke atas dan ke bawah bumi, melainkan bergerak maju atau mundur. Hal ini berarti mustahil bumi berbentuk bulat sebab tidak pernah ada manusia yang bergerak naik dan turun bumi.
Akan tetapi, Rangga X tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai data-data pendukung teori bumi datar tersebut, tidak juga memberikan argumentasi terkait teori-teori tentang bumi berbentuk bulat. Rangga X hanya menyebutkan bahwa manusia tidak bisa bergerak naik dan turun bumi, maka dari itu ia menyatakan bahwa bumi berbentuk datar. Pada kenyataannya, Manusia bisa bergerak naik dan turun bumi apabila kita melihat kasus pertambangan minyak dan mineral yang sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun. Selain itu, apabila bumi berbentuk datar, maka tidak akan mungkin terdapat perbedaan cuaca dan iklim di setiap belahannya. Jika bumi datar, maka semua manusia di muka bumi akan merasakan cuaca dan iklim yang sama.
Maka dari itu, penulis menyatakan bahwa jurnal artikel yang ditulis Rangga X masih memiliki banyak kekurangan dan kekosongan dalam penjelasan terkait teori yang dipaparkan. Sehingga, teori bumi datar tersebut belum bisa dinyatakan valid dan belum dapat diterima secara ilmiah.
Contoh 2
Semenjak pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, kegiatan belajar-mengajar pun dialihkan menjadi berbasis online atau dalam jaringan. Hal ini pun berujung pada petisi masyarakat Kota X untuk mengubah seluruh buku pelajaran menjadi bentuk digital dan menutup perpustakaan.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat Kota X menganggap bahwa hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk menghemat uang kota setempat untuk pemeliharaan sarana dan prasarana. Lagi pula, buku dan perpustakaan secara fisik dirasa sudah tidak dibutuhkan kembali karena zaman yang semakin canggih, di mana kita bisa mengakses beragam jenis data dan informasi secara digital atau online.
Akan tetapi, sebuah studi yang dilakukan oleh XX pada tahun 20xx membuktikan bahwa kemampuan membaca seseorang di gadget menurun sekitar 20 sampai 30 persen dibandingkan jika membaca buku fisik. Hal ini pun membuat kemampuan seseorang untuk menangkap dan memahami suatu informasi menjadi turut menurun sekitar 20 persen dibandingkan bisa seseorang membaca informasi dari sumber fisik. Di samping itu, menatap layar gadget untuk waktu yang lama secara sudah dibuktikan secara saintifik bahwa dapat menyebabkan penglihatan menjadi kabur, pusing, mata kering, sakit kepala, ketegangan mata, nyeri bahu dan punggung, serta ketegangan otot.
Secara sekilas, menggantikan perpustakaan dengan sumber-sumber digital dan daring terlihat mudah. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah solusi yang tepat dan efektif. Sebaliknya, menutup perpustakaan dan menghentikan penerbitan buku fisik justru akan mendorong orang untuk menghabiskan lebih banyak waktu menatap layar gadget. Selain itu, menutup perpustakaan berarti menutup jaringan komunitas yang penting bagi masyarakat Kota X dan tentunya akan menghambat kehidupan sosial masyarakat. Maka dari itu, menutup perpustakaan dan menghentikan penerbitan buku fisik bukanlah solusi.
Contoh 3
Banyak orang tua yang mengeluh bahwa anak-anak pada zaman sekarang lebih sering menghabiskan waktu di depan gadget daripada bermain di luar rumah atau memainkan permainan lain.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh XX pada tahun 20xx, terdapat peningkatan yang signifikan terhadap penggunaan gadget oleh anak di bawah umur semenjak pandemi COVID-19. Tak jarang balita, atau bahkan batita, yang lebih memilih untuk menonton video di ponsel dibandingkan bermain dengan mainan atau boneka.
Akan tetapi, penulis telah melakukan penelitian mendalam dan berhasil menemukan fakta bahwa fenomena ini juga tidak lepas dari peran orang tua. Semenjak pandemi COVID-19, semakin banyak orang tua yang lebih memilih memberikan gadget kepada anak-anak mereka sebagai cara untuk “menenangkan” mereka. Tak jarang pula orang tua yang merasa kewalahan, membebaskan anaknya dalam menggunakan gadget tanpa peraturan dan batas waktu yang jelas dan tegas. Hal ini pun membentuk kebiasaan dan ketergantungan anak-anak, juga orang tua, terhadap gadget.
Oleh karena itu, orang tua tidak bisa membebankan seluruh kesalahan kepada anak yang tidak mau atau enggan bermain di luar rumah dan lebih memilih menggunakan gadget-nya. Sebab, tak sedikit anak yang sudah terpapar oleh gadget sejak masih bayi hanya karena orang tua mereka mencari solusi paling cepat untuk membuat anak-anak mereka menjadi tenang.
Penutup
Nah, itulah 3
contoh teks argumentasi singkat bahasa Indonesia yang bisa kamu pelajari sebagai
contoh atau patokan.
Setelah memahami
dengan baik struktur dan cara menyusun paragraf juga kata-kata yang benar, maka
kamu tidak akan kesulitan saat menulis teks argumentatif.
Semoga 3 contoh teks argumentasi singkat bahasa Indonesia di atas dapat membantumu ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: