5 Contoh Teks Eksposisi tentang Bullying Singkat beserta Strukturnya
Dalam keseharian, teks eksposisi cukup mudah kita temukan, misalnya pada media sosial, surat kabar, majalah, dan lainnya.
Teks eksposisi berisikan fakta sehingga membuat pembaca tertarik untuk lebih menggali informasi dalam isi bacaan tersebut.
Nah, dalam artikel ini ada contoh teks eksposisi tentang bullying yang bisa jadi inspirasi kamu ketika ingin menulis teks eksposisi sendiri. 📖😊✨
Daftar Isi
- Beberapa Contoh Teks Eksposisi tentang Bullying Lengkap dengan Strukturnya
- Apa itu Teks Eksposisi?
- Bagaimana
Struktur Teks Eksposisi? - Contoh Teks Eksposisi tentang Bullying
- Contoh 1 Teks Eksposisi
- Contoh 2 Teks Eksposisi
- Contoh 3 Teks Eksposisi
- Contoh 4 Teks Eksposisi
- Contoh 5 Teks Eksposisi
- Penutup
Daftar Isi
Beberapa Contoh Teks Eksposisi tentang Bullying Lengkap dengan Strukturnya
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, tentunya kamu akan menemukan jenis teks bernama teks eksposisi. Teks bersifat nonfiksi, sehingga menyajikan fakta tentang sesuatu yang benar-benar terjadi.
Nah, teks eksposisi ini juga memiliki sejumlah informasi yang dituangkan oleh sang penulis untuk para pembacanya.
Teks eksposisi cukup mudah ditemukan karena banyak muncul dalam majalah, surat kabar, media online, dan sebagainya.
Dalam membuat teks eksposisi, kamu memerlukan pemahaman mengenai ciri-ciri dan gaya bahasa penulisan teks eksposisi yang tepat terlebih dahulu.
Umumnya, teks eksposisi disajikan secara singkat, padat, dan akurat supaya lebih mudah untuk dipahami. Agar kamu lebih memahami seputar teks eksposisi, simak artikel ini hingga bagian akhir, ya.
Apa itu Teks Eksposisi?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, teks eksposisi merupakan jenis teks yang menyajikan informasi mengenai sebuah fakta yang benar-benar terjadi.
Mengutip buku karya Dinda Husnul Hotimah berjudul Teks Laporan Hasil Observasi dan Teks Eksposisi, teks eksposisi adalah sebuah teks yang isinya mengandung informasi dan pengetahuan yang dimuat secara singkat, padat, dan jelas.
Teks eksposisi bertujuan untuk menjelaskan sebuah informasi tertentu agar ilmu dan pengetahuan pembaca bertambah.
Umumnya, fungsi teks eksposisi tersirat dalam ciri-ciri yang dimilikinya. Ketika ingin menulis teks eksposisi, kamu harus memperhatikan kaidah dan unsurnya.
Khususnya terkait memberikan informasi yang bersifat fakta dan tidak mengada-ngada.
Hal ini menjadi kunci penting yang harus dipahami jika kamu ingin menulis sebuah teks berjenis eksposisi.
Apabila penulisan teks eksposisi menggunakan kaidah dan struktur yang benar, maka informasi yang disampaikan pun bisa ditangkap dengan mudah oleh para pembaca.
Terlebih jika tulisan tersebut berisi fakta dan data yang harus dituliskan sesuai dengan kejadian nyata di lapangan.
Bagaimana
Struktur Teks Eksposisi?
Teks eksposisi memiliki struktur yang membangun. Dengan adanya struktur ini, maka teks ekposisi dapat lebih mudah dipahami dengan baik dan benar oleh pembaca.
Nah, berikut adalah struktur teks eksposisi yang perlu kamu ketahui.
- Tesis: gagasan utama tentang salah satu permasalahan berdasarkan faktanya.
- Argumentasi: pendapat yang dicurahkan dalam penjelasan secara mendalam, dan terdapat penggalian fakta berupa argumen dari penulis.
- Penegasan Ulang/Simpulan: penguat pendapat yang disertai argumen penulis ditunjang oleh fakta.
Contoh Teks Eksposisi tentang Bullying
Agar kamu lebih memahami tentang teks eksposisi, berikut ada beberapa contoh teks eksposisi bertemakan bullying yang bisa jadi bahan bacaan dan referensi.
Contoh 1 Teks Eksposisi
Tesis:
Bullying merupakan perilaku yang disengaja dengan menggunakan ketidakseimbangan kekuatan atau kekuatan. Perilaku bullying bisa dalam berbagai bentuk, misalnya mengejek, memukul, menendang, meludah, pelecehan secara verbal hingga mengancam.
Kebanyakan kasus yang terjadi, anak-anak menjadi korban bullying yang sering terjadi. Peristiwa bullying umumnya terjadi di sekolah atau lingkungan sekitar rumah.
Sebagian besar dari pelakunya sebenarnya tidak memahami betul bahwa tindakan yang dilakukan adalah bentuk bullying. Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa tindakan tersebut adalah bentuk permainan anak-anak pada umumnya.
Argumentasi:
Tindakan bullying sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu kala. Namun, banyak orang di sekitar kita tidak begitu peka dan memahaminya. Mungkin ketika kita kecil dulu juga pernah mengalami suatu tindakan bullying di sekolah atau lingkungan rumah. Mulai dari ejekan berhubungan dengan fisik, misalnya.
Ketika seseorang mengalami ejekan yang merujuk pada fisik, maka akan mengalami rasa minder. Seperti ketika diejek tentang warna kulit, bentuk tubuh hingga tinggi badan. Dalam diri kita atau orang yang dibully tentu akan merasa minder dan beranggapan bahwa Tuhan tidak adil.
Ejekan mungkin hanyalah contoh tindakan bullying dalam arti kecil. Namun, bagaimana jika tindakan bullying sudah dalam bentuk menendang, mengancam dan pelecehan verbal? Tentu psikologis korban bullying akan lebih terkena dampaknya.
Sebagian besar anak-anak korban bullying ini akan memilih untuk menyendiri. Interaksi terhadap orang lain pun mulai berkurang. Bahkan, dapat berujung pada bunuh diri jika sang korban tidak mampu menahan dampaknya.
Tentu korban bullying perlu menjadi perhatian semua pihak, mulai dari orang tua, guru, tetangga di sekitar rumah dan masyarakat harus aktif bersama. Dampak dari tindakan bullying yang besar tadi harus menyadarkan kita untuk meminimalisir bullying di sekitar kita.
Penegasan ulang:
Dampak tindakan bullying sangatlah besar terhadap para korban, baik dari anak-anak hingga dewasa. Sudah seharusnya kita menyadarkan orang-orang di sekitar kita untuk tidak melakukan tindakan bullying.
Contoh 2 Teks Eksposisi
Tesis:
Bullying sebenarnya berawal dari lingkup paling dekat, yakni keluarga. Dalam sebuah keluarga, jika seorang anak dididik dengan penuh kasih sayang dan tanpa kekerasan, maka anak tersebut cenderung tidak melakukan tindakan bullying terhadap orang lain.
Namun, apabila seorang anak dididik dengan kekerasan dan kerap dibanding-bandingkan dengan orang lain, maka anak tersebut memiliki potensi besar untuk melakukan tindak bullying terhadap teman-teman di sekitarnya.
Selanjutnya, tindakan bullying juga berawal dari pergaulan dan media. Sekarang ini, ada banyak sekali media yang menayangkan tindakan kurang bagus untuk ditiru. Melalui tontonan ini, anak-anak terdoktrin dan pada akhirnya meniru adegan tersebut karena kurangnya pengawasan keluarga dan memiliki pergaulan yang kurang benar.
Argumentasi:
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi seorang anak melakukan tindakan bullying. Salah satunya adalah karena ingin diakui, balas dendam, atau pernah menjadi korban bullying sebelumnya. Ada pula yang melakukan tindakan bullying karena ingin mencari perhatian, ingin terkenal, dan lain sebagainya.
Tindakan bullying ini tentunya memiliki akibat yang nyata dalam diri seorang anak, seperti gangguan psikologis. Gangguan psikologis yang dialami para korban bullying yang paling ringan adalah merasa cemas dan tidak aman, namun pada kasus yang paling berat adalah korban bullying bisa saja sampai melakukan bunuh diri.
Penegasan ulang:
Tindakan bullying bukanlah suatu tindakan yang baik dan tidak patut untuk ditiru. Salah satu cara untuk bisa terhindar dari tindakan bullying adalah bisa mengelola emsi yang baik. Serang individu yang memiliki kecakapan emsi yang baik cenderung dapat lebih tegas dan tegas dalam menghadapi bullying.
Contoh 3 Teks Eksposisi
Tesis:
Bullying tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya atau media sosial. Fenomena ini dikenal dengan istilah cyberbullying. Bentuknya bisa berupa komentar jahat, hinaan, ancaman, atau penyebaran informasi pribadi seseorang tanpa izin. Meskipun tidak terjadi secara fisik, dampak dari cyberbullying bisa sangat besar terhadap mental korban.
Anak muda yang aktif menggunakan media sosial sering kali menjadi sasaran karena dianggap lemah atau berbeda. Kurangnya pengawasan orang tua dan minimnya literasi digital menjadi faktor utama meningkatnya kasus cyberbullying di Indonesia.
Argumentasi:
Cyberbullying memiliki dampak yang lebih luas dibandingkan bullying konvensional. Jika dulu perundungan hanya diketahui oleh lingkup kecil seperti teman sekolah, kini melalui media sosial, jutaan orang bisa ikut menyaksikan dan bahkan turut mempermalukan korban. Hal ini dapat menimbulkan trauma mendalam dan membuat korban kehilangan rasa percaya diri.
Selain itu, pelaku cyberbullying sering kali sulit dilacak karena mereka menggunakan akun palsu atau identitas anonim. Kondisi ini membuat korban merasa tidak berdaya dan semakin terpuruk. Di sisi lain, masyarakat masih sering menyepelekan kasus cyberbullying dan menganggapnya sebagai hal biasa. Padahal, di banyak negara maju, tindakan seperti ini bisa dijerat dengan hukum pidana.
Peran keluarga, sekolah, dan pemerintah sangat penting dalam mengedukasi masyarakat tentang etika bermedia sosial. Anak-anak perlu diajarkan untuk berpikir sebelum berkomentar dan menghargai perasaan orang lain.
Penegasan ulang:
Cyberbullying adalah bentuk kekerasan modern yang dampaknya tidak kalah serius dibandingkan bullying fisik. Oleh karena itu, setiap individu harus memiliki kesadaran digital dan empati agar media sosial menjadi tempat yang aman dan positif untuk semua orang.
Contoh 4 Teks Eksposisi
Tesis:
Bullying di lingkungan sekolah menjadi salah satu masalah serius yang perlu perhatian khusus. Banyak siswa mengalami tekanan mental karena menjadi korban ejekan, pengucilan, bahkan kekerasan fisik dari teman sekelasnya. Ironisnya, sebagian besar kasus ini tidak dilaporkan karena korban merasa takut atau malu untuk berbicara.
Sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman untuk belajar dan berkembang, justru bisa berubah menjadi tempat yang menakutkan bagi sebagian siswa.
Argumentasi:
Ada beberapa penyebab utama mengapa bullying sering terjadi di sekolah. Pertama, kurangnya pengawasan dari guru atau pihak sekolah terhadap interaksi antar siswa. Kedua, adanya perbedaan status sosial, fisik, atau akademik yang membuat sebagian anak merasa lebih unggul dari yang lain. Ketiga, budaya saling mengejek yang dianggap lucu oleh sebagian siswa, padahal dapat melukai perasaan orang lain.
Dampak dari bullying di sekolah tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga oleh pelaku. Korban bisa kehilangan semangat belajar, menarik diri dari pergaulan, bahkan mengalami depresi. Sementara pelaku, jika tidak ditangani sejak dini, dapat tumbuh menjadi individu yang agresif dan tidak memiliki empati sosial.
Untuk mencegah bullying, sekolah harus aktif membangun budaya saling menghormati dan memberikan sanksi tegas bagi pelaku. Guru juga perlu berperan sebagai teladan dalam berkomunikasi dengan lembut dan penuh empati kepada siswa.
Penegasan ulang:
Bullying di sekolah bukan sekadar kenakalan anak-anak, tetapi masalah sosial yang perlu penanganan serius. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan siswa sangat diperlukan agar lingkungan sekolah kembali menjadi tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan untuk belajar.
Contoh 5 Teks Eksposisi
Tesis:
Salah satu faktor penting yang sering diabaikan dalam mencegah bullying adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian anak agar lebih berempati, jujur, dan menghargai orang lain. Sekolah maupun keluarga harus menanamkan nilai-nilai moral sejak dini agar anak tidak tumbuh menjadi pelaku bullying.
Tanpa pembentukan karakter yang kuat, anak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif dan cenderung meniru perilaku buruk dari media sosial atau teman sebaya.
Argumentasi:
Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan tentang sopan santun, tetapi juga membantu anak memahami perasaan orang lain. Anak yang memiliki empati tinggi akan berpikir dua kali sebelum menyakiti orang lain, baik secara verbal maupun fisik. Selain itu, pendidikan karakter membantu anak belajar tentang pentingnya keadilan, tanggung jawab, dan kerja sama.
Dalam konteks sekolah, pendidikan karakter bisa diterapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran kolaboratif, serta contoh langsung dari guru. Guru yang bersikap adil, sabar, dan menghargai setiap siswa akan menjadi teladan positif. Sementara di rumah, orang tua berperan penting dengan memberikan kasih sayang dan disiplin yang seimbang.
Ketika anak merasa dihargai dan didukung oleh lingkungannya, ia tidak akan mencari pengakuan dengan cara merundung orang lain.
Penegasan ulang:
Pendidikan karakter merupakan benteng utama untuk mencegah perilaku bullying di kalangan anak dan remaja. Melalui sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat, generasi muda diharapkan tumbuh menjadi individu yang berempati, beretika, dan saling menghormati satu sama lain.
Penutup
Itulah contoh teks eksposisi singkat tentang bullying yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu semua.
Semoga informasi di atas bisa menjadi referensi kamu dalam membuat teks eksposisi sendiri, ya!
Jika kamu membutuhkan informasi tentang jenis teks lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan cari informasinya di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: